“ Pembuatan Santan Kemasan dengan Penambahan CMC dan Natrium Benzoat ”
Disusun Oleh :
NAMA : ANDI DARMAWANTO
NIM : Q1B1 16 065
KELOMPOK : 2 (DUA)
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018 A. HASIL
Hasil pada praktikum pembuatan santan kemasan kali ini dapat dilihat
pada tabel 1.
Hari Warna Aroma Kemasan
Putih, krim dan skim Aroma khas Tidak
Hari-0 menyatu santan segar mengembang
Putih, krim dan skim Aroma khas Tidak
Hari-1 masih menyatu santan segar mengembang
Putih, krim dan skim Aroma kurang Tidak
Hari-2 tidak menyatu sedap mengembang
Putih, krim dan skim Aroma santan
Hari-3 Mengembang tidak menyatu agak tengik
Putih, krim dan skim Aroma santan
Hari-4 Mengembang tidak menyatu tengik
Putih, krim dan skim Aroma santan
Hari-5 Mengembang tidak menyatu sangat tengik
B. PEMBAHASAN
Santan kelapa merupakan cairan putih kental hasil ekstraksi dari
kelapa yang dihasilkan dari kelapa yang diparut dan kemudian diperas bersama air. Santan mempunyai rasa lemak dan digunakan sebagai perasa yang menyedapkan masakan menjadi gurih. Dahulu, untuk memperoleh santan dilakukan dengan cara diperas dengan tangan dari kelapa yang diparut dan menambahkan air panas sehingga santan yang dihasilkan lebih baik. Akan tetapi, saat ini sudah terdapat mesin pemeras santan yang dalam penggunaannya kelapa yang diparut tidak perlu dicampurkan dengan air dan pati santan yang dihasilkan murni 100%. Saat ini juga banyak dijual santan instan atau siap saji dengan cara pemakaiannya hanya menambahkan air lalu dimasak. Penggunaan santan di Indonesia sangat luas, diantaranya digunakan dalam pembuatan makanan seperti rendang, opor, dodol, agar-agar, dan lain sebagainya. 1. Santan Kelapa (Cocos nucifera) merupakan komoditas yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Buah kelapa dapat dibuat menjadi berbagai macam olahan pangan, salah satunya adalah santan kelapa.
Gambar 1. Kelapa untuk santan
Kingdom : Plantae Klas : Dicotyledonae Ordo : Arecales Famili : Araceae Genus : Cocos Spesies : Cocos nucifera L Santan adalah emulsi minyak dalam air yang berwarna putih susu yang diperoleh dengan cara pemerasan parutan daging kelapa dengan atau tanpa penambahan air. Santan kental merupakan hasil olahan santan kelapa yang telah diberi emulsifier, sehingga emulsinya lebih stabil. Namun, santan kental mudah rusak dan berbau tengik, karena itu perlu diupayakan produk santan kental siap pakai yang mempunyai daya simpan cukup. Untuk memperpanjang masa simpan santan kental diperlukan perlakuan pemanasan (Ramdhoni, et al., 2009). Pemarutan merupakan tahap pendahuluan dalam memperoleh santan. Pemarutan bertujuan untuk menghancurkan daging buah dan merusak jaringan yang mengandung santan sehingga santan mudah keluar dari jaringan tersebut. Pemerasan dengan menggunakan tangan untuk memberikan tekanan pada hasil parutan dan memaksa santan keluar dari jaringan. Mengekstraksi santan dapat dilakukan pemerasan dengan tangan dan selanjutnya dilakukan penyaringan. Dalam industri makanan, peran santan sangat penting baik sebagai sumber gizi, penambahan aroma, cita rasa , flavour dan perbaikan tekstur bahan pangan hasil olahan. Pemanfaatan santan dalam produksi makanan olahan sering menghadapi permasalahan yaitu terjadi pemecahan santan ketika dipanaskan. Pecahnya santan dapat dilihat dari terbentuknya gumpalan-gumpalan putih di permukaan, rasa gurih dari santan berkurang menyebabkan cita rasa produk olahan berubah dan penampilannya menjadi kurang menarik. Hal ini bisa dicegah dengan melakukan pengadukan selama santan tersebut dipanaskan dan penggunaan api kecil selama pemasakan santan. 2. Emulsi Emulsi dapat didefinisikan sebagai suatu sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan emulgator atau surfaktan yang cocok. (Depkes RI, 1979). Emulsi juga merupakan suatu dispersi dimana fase terdispersi terdiri dari bulatan-bulatan kecil zat cair yang terdistribusi keseluruh pembawa yang tidak bercampur. (Ansel, 1989) Dari kedua sumber diatas maka emulsi dapat pula diartikan sebagai sistem dua fase dalam (terdispersi) yang berupa batas-batas kecil terdistribusi keseluruh fase luar (pembawa) dengan bantuan emulgator yang cocok sebagai komponen penunjang emulsi. 3. Stabilitas Emulsi Stabilitas suatu emulsi adalah suatu sifat emulsi untuk mempertahankan distribusi halus dan teratur dari fase terdispersi yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas emulsi yaitu Pengaruh viskositas , Pemakaian alat khusus dalam mencampur emulsi , dan Perbandingan optimum fase internal dengan fase kontinu (Voigt. R, 1995). 4. Hasil Praktikum Berdasarkan tabel hasil pengamatan diatas dimana pada hari-0,, kemasan santan tidak mengembang, santan memiliki aroma khas santan segar dengan warna putih, serta krim dan skim yang menyatu, hal ini karena emulsi dari minyak dan air masih kuat dengan tingkat viskositasnya msih tinggi. Hasil pada hari-1 kemasan santan tidak mengembang, santan masih memiliki aroma khas santan segar dengan warna putih, serta krim dan skim masih menyatu, stabilizer emulsi pada hari ini masih stabil dengan tingkat viskositas masih normal. Lalu hasil pada hari-2 kemasan santan masih tidak mengembang, tetapi santan telah memiliki aroma kurang sedap dengan warna putih, serta krim dan skim sudah tidak menyatu, penyebabnya yaitu kemungkinan telah tumbuhnya bakteri pembusuk yang ada dalam kemasan, selain itu factor eksternal juga berpengaruh mulai dari pembuatan kemasan yang bisa saja kurang baik atau masih terdapat rusak atau cacat sedikit. Hasil pada hari-3 kemasan santan telah mengembang, santan memiliki aroma agak tengik dengan warna putih, serta krim dan skim tidak menyatu. Hasil pada hari-4 kemasan santan mengembang, santan memiliki aroma agak tengik dengan warna putih, serta krim dan skim tidak menyatu. Hasil pada hari-5 kemasan santan tetap mengembang, santan memiliki aroma yang sangat tengik dengan warna putih, serta krim dan skim yang tidak menyatu, hal ini karena bakteri sudah mulai banyak sehingga tingkat viskositas dan stabilizer emulsi pada santan telah rendah santan sudah tidak dapat dikonsumsi mulai dari sampel hari-2. Hal yang dapat di lakukan untuk memperpanjang masa simpannya dengan menambahkan kuantitas dari pengawet ang digunakan dalam hal ini natrium benzoate bisa menjadi pilihan.