Anda di halaman 1dari 11

GEOLOGI INDONESIA

CEKUNGAN KUTAI,
KALIMANTAN

GL-2

Kelompok 10:
 
Aulia Ainun Najib (101217106)
Ghafirly Armada (101217111)
Fachri Fathlan (101217112)
Sukma Karmita (101217113)
1. Fisiografi Cekungan Kutai

Cekungan Kutai berbatasan di sebelah utara dengan


Tinggian Mangkalihat, Zona Sesar Bengalon, dan
Sangkulirang. Di sebelah selatan berbatasan dengan
Zona Sesar Adang yang bertindak sebagai zona sumbu
cekungan sejak akhir Paleogen hingga sekarang (Moss
dan Chamber, 1999). Di sebelah barat berbatasan
dengan Central Kalimantan Range yang dikenal
sebagai Kompleks Orogenesa Kuching, berupa
metasedimen kapur yang telah terangkat dan telah
terdeformasi. Di bagian timur berbatasan dengan Selat
Makassar.

Gambar 1. Letak Cekungan Kutai dan Kerangka


Tektonik Pulau Kalimantan (Bachtiar, A. 2006).
2.a. Struktur Geologi Cekungan Kutai
Cekungan Kutai terbentuk sebagai bagian dari bagian
tenggara dari Kraton Sunda yang dipengaruhi oleh tiga
lempeng utama yakni Eurasia, India-Australia, dan
Pasifik. Struktur batuan dasar dari Cekungan Kutai
merupakan produk tektonik Mesozoik Akhir hingga
Tersier Awal. Pada kala Paleosen hingga Eosen Awal
pada wilayah ini terjadi pengangkatan dan juga erosi
dari Paparan Sunda. Aktivitas tektonik ini berlanjut
dengan peregangan dan penipisan kerak pada tepian
benua dan pemekaran lantai samudra di Laut Sulawesi.
Episode ini membentuk rift terisi sedimen sungai dan
danau, pensesaran bongkah pada tepi bukaan, serta
intrusi gunungapi pada bagian tengah bukaan.

Gambar 2. Elemen struktur regional Cekungan Kutai


(van de Weerd dan Armin, 1992).
2.b. Evolusi Tektonik Cekungan Kutai

Gambar 3. Rekonstruksi pergerakan lempeng pada Kapur Gambar 4. Rekonstruksi lempeng pada Eosen-
Akhir (80-60 jtl), memperlihatkan tahap pertama dari Oligosen Awal (40-32 Juta tahun y.l). (Asikin dkk.,
membukanya Laut Cina Selatan yang memisahkan Kalimantan 1995).
dari Daratan Cina (Asikin dkk., 1995).
2.b. Evolusi Tektonik Cekungan Kutai

Gambar 5. Rekonstruksi lempeng pada Oligosen Akhir- Gambar 6. Rekonstruksi lempeng pada Miosen Tengah-
Miosen Tengah (32-16 jtl). Tahap kedua membukanya Laut sekarang. (Asikin dkk., 1995).
Cina Selatan (Asikin dkk., 1995).
2.b. Evolusi Tektonik Cekungan Kutai

Gambar 7. Rekonstruksi penampang pada Paleosen-Eosen Tengah (60-40


Gambar 8. Rekonstruksi penampang pada: 
jtl). a) Pada Paleosen, Upper Kutai merupakan suatu cekungan busur
depan, dan Lower Kutai merupakan Oceanic Basin b) pada Paleosen A) Oligosen-Miosen Tengah (32-16.2 jtl)
hingga Eosen Tengah, Cekungan Kutai berkembang menjadi cekungan B) Miosen Tengah-Sekarang (16.2-0 jtl)
busur belakang (Asikin dkk., 1995).  
 
3. Stratigrafi Cekungan Kutai

Stratigrafi daerah Cekungan Kutai


merupakan endapan-endapan sedimen
Tersier sebagai hasil dari siklus transgresi
dan regresi laut dan memiliki kesebandingan
dengan cekungan Barito serta Cekungan
Tarakan (Satyana et al., 1999 dalam Rienno
Ismail, 2008). Urutan transgresif dapat
ditemukan dengan baik di sepanjang daerah
pinggiran cekungan tanpa endapan klastik
yang berbutir kasar dan serpih yang
diendapkan pada lingkungan paralis hingga
laut dangkal

Gambar 9. Stratigrafi dan Kerangka Tektonik


Cekungan Kutai (Satyana, et.al., 1999)
4. Petroleum System Cekungan Kutai

Gambar 10. Model seismic Cekungan Kutai (Satyana, 2006)

Cekungan Kutai merupakan salah satu penghasil hidrokarbon yang cukup besar di Kalimantan. Berdasarkan stratigrafi, diketahui pengendapan di daerah
Kutai adalah sedimen yang terakomodasi pada zaman Tersier, dengan jenis lingkungan pengendapan berupa laut dalam pada saat Transgresi (Eocene -
Miocene awal) dan deltaic-fluvial pada saat Regresi (Miocene tengah - sekarang). Sedimen delta mendominasi gaya sedimentasi Cekungan Kutai.
Antiklinorium Samarinda terutama terdapat di bagian daratan, membentuk lapangan-lapangan seperti Lapangan Mutiara. Ke arah laut, struktur didominasi
oleh sesar ekstensi yang berhubungan dengan progradasi delta (Satyana, 2006).
5. Model Lingkungan Pengendapan Cekungan Kutai

Berdasarkan kolom stratigrafi,


lingkungan pengendapan Cekungan Kutai 
pada waktu Miocene Awal merupakan
pengendapan laut dalam, laut dangkal, zona
transisi(delta), hingga fluvial. Pola
pengendapan pada masa itu adalah
progradasi tinggi. Endapan turbidit laut
dalam dan supply sedimen yang mengisi
lembahan berasosiasi dengan kondisi
lowstand pada zona waktu N4-N7. Tipe delta
Miocene Awal pada bagian selatan adalah
wave-dominated, sementara bagian tengah
dan utara merupakan tipe delta tidal-
dominated dan fluvial-dominated.
Gambar 11. Model Lingkungan Pengendapan Cekungan Kutai
6. Tabel Cekungan Kutai

Gambar 12. Tabel analisis Cekungan Kutai


Referensi
 
Burrus, J., Brosse, E., Choppin de janvry,G., Grosjean, Y., Oudin, J.L.,1992, Basin Modelling In The Mahakam
Delta Based On the Integrated 2D Model Temispack. Indonesian Pet. Assoc., 21st Annual Convention
Proceeding I.
Courteney, S., Cockcroft, P. Lorentz, R. A. Miller, R. Ott, H. L. Prijosoesilo, P. Suhendan, A. R.
& Wight, A. W. R. 1991. Indonesia-Oil and Gas Field Atlas. Volume 2 Central Sumatra. Indonesian
Petroleum Association.
Duval, B.C., G.C. de Janvry, and B.Loiret, 1992, Detailed Geoscience Re-Interpretation of Indonesia’s
Mahakam Delta Score, Oil and Gas Journal, 10 Agustus 1992.
Marks, E.L., Sujatmiko, L. samuel, H. Dhanutirto, T. Ismoyati, dan B.B. Sidik, 1982, Cenozoic stratigraphic
nomenclature in East Kutei Basin, Kalimantan, Indonesian Pet. Assoc., 11th Annual Convention
Proceeding.
Oudin, J.L., dan P.F. Picard, 1982, Genesis of Hydrocarbons in the Mahakam Delta and the Relationship
Between their distribution and the overpressured zones. , Indonesian Pet. Assoc., 11th Annual Convention
Proceeding

Anda mungkin juga menyukai