Anda di halaman 1dari 8

GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN KUTAI

Cekungan Kutai merupakan cekungan terluas (165.000 km2) dan


terdalam (12.000 – 14.000 meter) di Indonesia yang terletak di pantai timur
Kalimantan dan daerah paparan sebelahnya. Cekungan Kutai merupakan
cekungan hidrokarbon yang berumur Tersier dimana minyak dan gas bumi
terperangkap pada batupasir berumur Miosen dan Pleistosen.
Cekungan ini terbentuk dan berkembang akibat proses-proses pemisahan diri
akibat regangan di dalam lempeng Mikro Sunda yang menyertai interaksi antara
lempeng Sunda dengan lempeng Pasifik di sebelah Timur, lempeng Hindia –
Australia di selatan, dan lempeng Laut Cina Selatan di utara.

KERANGKA TEKTONIK CEKUNGAN KUTAI


Cekungan Kutai meliputi suatu area seluas 60.000 km2, terletak di pantai
timur Kalimantan, terdiri dari sediment Tersier yang berkembang setebal 14 km.
cekungan ini dibatasi oleh Semenanjung Mangkalihat di sebelah utara, suatu
tinggian yang memisahkan Cekungan Kutai dengan Cekungan Tarakan,
paparan Paternoster dan Tinggian Meratus di sebelah selatan, Tinggian
Kuching di sebelah barat, dan paparan benua Selat Makassar di sebelah
timur . Lapangan Semberah berlokasi di Cekungan Kutai Bawah pada tepi bagian
barat area cekungan yang terbukti menghasilkan minyak. Proses tektonik yang
berkaitan dengan sejarah pembentukan Cekungan Kutai adalah rifting Selat
Makassar sepanjang Eosen Tengah sampai Oligosen Awal (Asikin, 1995). Pada
periode ini gaya berarah SE, yang merupakan manifestasi proses tumbukan 13
India dengan lempeng benua Asia, memacu rifting Selat Makassar sepanjang
rangkaian strike-slip fault parallel yang merupakan reaktifasi struktur sebelumnya
yaitu Adang Fault, Mangkalihat Fault, dan lain-lain. Proses ini merupakan inisiasi
pembentukan Cekungan Kutai sebagai rift basin. Trend cekungan mengikuti arah
rezim rekahan teraktifasi yang merupakan faktor pendorong bagi terbentuknya
Cekungan Melawi,Cekungan Ketungau, dan Cekungan Kutai. Katili (1984)
berpendapat bahwa Cekungan Kutai adalah sebuah aulakogen, yaitu cekungan
yang terbentuk akibat system rekahan segitiga (Triple junction rifting), yang
berkaitan dengan rifting Selat Makassar pada awal Tersier. Pendapat ini didukung
pula oleh Van De Weerd dan Armin (1992) yang menjelaskan bahwa Cekungan
Kutai terbentuk pada Kala Eosen Tengah sebagai cekungan ekstensional. Awal
pengendapan yang terjadi di Cekungan Kutai adalah sepanjang rentang Eosen
Akhir – Oligosen, dimana pada kala itu proses transgresi mencapai maksimum,
terutama di Cekungan Kutai Bawah (Lower Kutai Basin). Sepanjang rentang
Miosen Awal, cekungan mulai terisi oleh sediment Delta Mahakam. Proses ini
mengalami peningkatan dan sangat intensif pada Kala Miosen Tengah dimana
terjadi pembalikan tektonik pertama (first major tectonic inversion) berupa
pengangkatan Kompleks
Orogenik Kuching dan dimulainya proses regresi (Van de Weerd dan Armin,
1992). Proses pembalikan tektonik ini menyebabkan aliran Sungai Mahakam
purba tertutup dan beralih menjadi aliran yang berlaku hingga saat ini (Resen),
dan diikuti oleh intensifikasi progradasi Delta Mahakam. Pembalikan tektonik
kedua terjadi pada masa Mio – Pliosen, yaitu pada saat terjadi tumbukan
(collision) antara Banggai – Sulawesi. Proses ini membentuk pola struktur geologi
dengan dominasi arah NNE – SSW yang merupakan arah struktur umum
Cekungan Kutai yang tersingkap saat ini (Van de Weerd dan Armin, 1992) yaitu
berupa rangkaian antiklin dengan dan jalur thrust fault di bagian selatan barat.
Rangkaian antiklin ini dikenal sebagai Antiklinorium Samarinda.
KESEBANDINGAN STRATIGRAFI CEKUNGAN BARITO, KUTAI, DAN TARAKAN
(SATYANA, ET AL., 1999)
Cekungan kutai memiliki luas sekitar 43.680 km2 . cekungan ini
merupakan salah satu cekungan tersier terbesar dan terdalam di Indonesia.
Cekungan ini termasuk dalam klasifikasi paleogene continental fracture-neogene
passive margin. Secara geografis, cekungan kutai terletak dibagian timur pulau
Kalimantan pada koordinat 1030 LU -20 LS. Dan 113-1180 BT. Batuan dasar dari
cekungan kutai tersusun oleh kerak kontinen yang diinterpretasikan sebagai
bagian dari kraton sunda dan akresi dari lempeng mikro. Adang flexure dengan
arah umum barat laut- tenggara (batas patahan paternosfer) membatasi bagian
selatan dari cekungan ini dengan cekungan barito. Di utara, arah utara baratlaut
busur mangkalihat memisahkan cekungan kutai dengan cekungan tarakan.
Cekungan kutai berdampingan dengan cekungan lariang di bagian timur dan
tinggian kuching di sebelah baratnya.

Cekungan kutai merupakan cekungan hidrokarbon terbesar kedua di


Indonesia saat ini. Cekungan kutai mengandung cadangan minyak sebesar 2,47
MMBO dan 28,1 TCF gas. Merupakan cekungan tersier yang berlokasi di
propinsi Kalimantan timur, memanjang kea rah timur menuju lepas pantai selat
Makassar.

Peta Indeks Cekungan Kutai


Cekungan kutai memiliki tebal sedimen antara 1500-12.000 m, dengan
kedalaman cekungan antara 0- 14.000 m. sebagian besar wilayah cekungan kutai
menempati wilayah daratan dengan sebagian kecil menempati wilayah perairan
selat Makassar.

Nilai anomali gaya berat yang rendah berkorelasi dengan ketebalan sedimen yang
sangat tebal. Pola distribusi anomaly gaya berat ini memperlihatkan pula
ketinggian- ketinggian batuan dasar yang diperlihatkan dengan nilai anomali gaya
berat yang tinggi.( 30-100 mgal ), yang merupakan batas terluar dari cekungan ini.

Peta Konfigurasi Batuan Dasar Cekungan Kutai

Peta Anomali Gaya Berat Cekungan Kutai


Penampang Seismic Regional Cekungan Kutai

TEKTONIK DAN STRUKTUR GEOLOGI REGIONAL

Dalam tatanan tektonik, cekungan kutai terbentuk sebagai bagian dari


bagian tenggara dari kraton sunda yang dipengaruhi oleh tiga lempeng utama
yakni Eurasia, India-Australia dan pasifik. Struktur batuan dasar dari cekungan
kutai merupakan produk tektonik mesozoik akhir hingga tersier awal.

Pada kala paleosen hingga eosen awal pada wilayah ini terjadi
pengangkatan dan juga erosi dari paparan sunda. Aktivitas tektonik ini berlanjut
dengan peregangan dan penipisan kerak pada tepian benua san pemekaran lantai
samudera di laut Sulawesi. Episode ini membentuk terban-terban rift terisi
sedimen sungai dan danau, pensesaran bongkah pada tepi bukaan, serta intrusi
gunung api pada bagian tengah bukaan. Elemen tektonik ini memisahkan bagian
barat Sulawesi dari bagian timur Kalimantan. Sementara itu, pemekaran lantai
samudera di laut Sulawesi meluas ke selat Makassar pada kala oligosen tengah.
Setelah tektonik ekstensi di sepanjang selat Makassar , terbentuk rendahan pada
cekungan kutai. Proses penurunan suhu (thermal) pada tepi benua dan poros
cekungan tersebut juga barakibat pada pengendapan ‘ post-ritf-sag’. Pada saat ini,
terjadi suatu transgresi besar yang menghasilkan lautan luas epikontinental,
pertumbuhana karbonat pada paparan dan juga pengendapan suspensif dan
massflow pada rendahan cekungan.

Evolusi tektonik di cekungan kutai menurut asikin ( 1995 ) dalam laporan internal
VICO Indonesia terdiri dari 8 kejadian utama, antara lain :

a. Berpisahnya lempeng Australia dari antartika pada masa jurasik hingga


kapur awal. Yang memulai pergerakan dari lempeng india-australia
menuju ke utara. Dalam waktu ini cekungan kutai masih bagian dari
lempeng kontinen eurasa yang dipisahkan dari gondwana oleh lautan tetys.
b. Terbukanya laut china selatan selama kapur akhir untuk pertama kali yang
diikuti oleh pemekaran samudera ( spreading ) yang terjadi pada masa
eosin tengah. Dalam kurun waktu ini, Kalimantan berada disebelah pulau
Hainan yang terpisah dari daratan cina dan berkembang kearah selatan
yang mengakibatkan terbentuknya cekungan pre-laut cina selatan.
c. Subduksi dari kerak samudera india-australia terhadap kerak kontinen
sunda yang membentuk kompleks subduksi meratus pada kapur akhir
hingga paleosen awal.
d. Subduksi lupar pada paleosen akhir hingga miosen tengah. Subduksi ini
merupakan hasil dari kelanjutan proses rifting pada laut cina selatan yang
memicu terjadinya proses pemekaran ( spreading ). Pada masa ini,
cekungan kutai merupakan atas mmerupakan busur magmatic, dan
cekungan kutai bawah merupakan suatu back arc basin, yang dicerminkan,
yang dicerminkan oleh pengendapan formasi mangkupa dan formasi
barium.
e. Terjadinya collision antara lempeng india dengan asia pada eosin tengah
yang memicu perputaran berlawanan arah jarum jam dari Kalimantan.
f. Pemekaran di selat Makassar pada masa eosin tengah hingga oligosen
akhir. Selama masa ini, cekungan kutai didefinisikan sebagai rift basin.
Pengangkatan dan deformasi rengangan sepanjang shear pada batuan dasar
kerak kontinen telah menghasilkan pemekaran ( rifting ).
g. Tahap kedua membukanya laut cina selatan pada masa oligosen akhir
hingga mosen awal yang diikuti oleh collision antara lempeng Palawan-
Red Bank ( miosen awal ) yang diakhiri proses pemekaran ( akhir dari
miosen awal ) dan menghakhiri terjadinya rotasi dari Kalimantan
h. Collision dan kontinen banggai-sula terhadap Sulawesi dan pada saat yang
sama terjadi pengangkatan pegunungan meratus pada miosen tengah.

Diagram Evolusi Tektonik Cekungan Kutai

Anda mungkin juga menyukai