Anda di halaman 1dari 24

GEOMORFOLOGI (GL3111)

PEMETAAN GEOMORFOLOGI
UNTUK GEOLOGI
DOSEN PENGAMPU :
1. Alfend Rudyawan, S.T., M.T., Ph.D.
2. Dicko Rizky Febriansanu, S.T., M.Eng.

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
ADA APA DENGAN PEMETAAN GEOMORFOLOGI?

Permasalahan atau isu yang muncul


adalah:
1. Adanya berbagai persepsi tentang
pemetaan geomorfologi
2. Adanya berbagai klasifikasi satuan
peta geomorfologi
3. Penyajian peta geomorfologi yang
beragam
4. Kejelasan manfaat atau kegunaan
peta geomorfologi
Lalu, bagaimana?

Persepsi tentang pemetaan


geomorfologi harus didekati
dengan pemahaman yang baik
dan benar mengenai konsep
dasar geomorfologi.
Lalu, bagaimana?
Klasifikasi satuan peta
geomorfologi tentunya harus:

1. Mencakup aspek-aspek
utama di dalam geomorfologi
2. Sesuai dengan kondisi
dominan yang berlangsung di
Indonesia.
Lalu, bagaimana?

Penyajian peta geomorfologi


harus didasarkan pada tujuan
pembuatan peta dan skala peta
yang akan digunakan
Lalu, bagaimana?

Manfaat peta geomorfologi


tergantung pada tujuan
pembuatan peta dan latar
belakang si pembuat peta
PEMETAAN GEOMORFOLOGI
Kegiatan pemrosesan data survey
sampai menyajikannya menjadi
geo-informasi.

Jadi pemetaan geomorfologi dapat


dilakukan langsung di lapangan
(pengukuran dan pengamatan)
atau di studio (interpretasi peta
topografi atau citra foto).
Jadi, apa itu peta geomorfologi?
Peta tematik yang menggambarkan per-
mukaan bumi dalam satuan-satuan ben-
tuklahan dng selalu mempertimbang -
bangkan faktor jenis litologi, proses en-
dogen dan eksogen dlm berbagai skala

Caranya?
Mengenal, memeri, melokalisir, meng-
gambarkan setiap aspek bentuklahan
berdasarkan kesamaan sifat dan perwa-
takan yang dicerminkan oleh struktur
geologi dan kesan topografi.
PENELITI DASAR KLASIFIKASI
Dana, 1863 Topografi mengarah deskripsi fisiografi
Davis, 1884 Struktur geologi dan tingkat erosi
Powel, 1895 Genesa: volkanisme, distrophisma, dan
gradasi
Davis, 1899- Genesa: struktur horisontal dan
1900 terganggu (perlipatan/pensesaran)
Johnson,1904 Genesa:konstruksional & destruksional
Herberton, Penutup permukaan struktur geologi
1911 dan bentuk permukaan
Lobeck, 1939 Genesa: konstruksional & destruksional
Desaunnetes, Sistem pembentukan lahan, proses, dan
1977 topografi
Verstappen, Mengkaitkan struktur geologi & proses
1985 secara bersama disertai keterangan mor
fometri, morfografi, morfogenesa, dan
morfokronologi
Widyanto dan Suprapto D. (1991)
Evaluasi berbagai dasar klasifikasi
bentuklahan
1. Dasar klasifikasi ada yang sama, berbeda-
beda, dan saling melengkapi
2. Mempunyai tujuan sama, yaitu
mempermudah dengan membagi kedalam
satuan-satuan bentuklahan
3. Satuan bentuklahan mencakup tiga sifat
perwatakan yang sama, yaitu struktur
geologi, proses, dan kesan topografi
4. Bentuklahan dipengaruhi oleh tiga faktor
utama, yaitu jenis litologi, proses endogen
dan eksogen. Kenyataan di lapangan dapat
terjadi salah satu faktor mendominasi faktor
yang lain.
Lalu menggunakan klasifikasi
yang mana?

Klasifikasi yang diajukan oleh Verstappen


(1970), Verstappen & Zuidam (1975), Zuidam &
Cancelado (1979), Zuidam (1983), Verstappen
(1985) mempunyai ciri:
1. Klasifikasi bersifat terbuka
2. Mencakup berbagai aspek geomorfologi
3. Penelitian banyak dilakukan di Indonesia
4. Penekanan satuan bentuklahan berdasarkan
genesa
5. Sistem klasifikasi memungkinkan diterapkan
dalam berbagai skala dan tujuan kegunaan.
Klasifikasi ITC

Merupakan klasifikasi gabungan,


yaitu mengakomodasi aspek kualitatif
(genetik) dan kuantitatif (morfometri).

Untuk tujuan kepentingan penelitian


geologi dan terapan, maka klasifikasi
ITC dapat dipergunakan
TAHAPAN ANALISIS BENTUKLAHAN
1. Analisis dikerjakan secara bertahap
2. Mulailah dari hal yang bersifat umum
hingga hal-hal yang bersifat khusus/
detil.
3. Lakukan analisis dari bentuk-bentuk
yang paling diketahui (mudah) hingga
bentuk-bentuk yang sulit atau belum
diketahui
Aspek Yang Diteliti Dalam Pemetaan
Geomorfologi

• Tinjauan umum
- Tinjauan Fisiografi regional
• Geomorfologi daerah Pemetaan
• Pola Penyaluran/Pengaliran
• Litologi daerah pemetaan
• Struktur Geologi daerah pemetaan
• Potensi (+) dan potensi (-)
• Slope/Kelerengan
Pembuatan Peta Kelerengan

Metode ini berdasarkan pada rangkaian bentuk kerapatan garis kontur. Kondisi lereng di lapangan akan lebih
terwakili dan lebih baik lagi bila menggunakan peta topografi berskala besar. Cara ini sangat mudah, cepat,
dan cukup representatif. Prinsipnya adalah dengan membagi variasi pola kerapatan garis kontur. Batasi
variasi kerapatan garis kontur: rapat sekali, rapat, renggang, agak renggang, hingga sangat renggang
tergantung kondisi pola garis konturnya.
Pembuatan Peta Kelerengan

• Hitung jarak A dan B


Diketahui Skala Peta 1: 50.000. Jarak A dan B di peta 4 cm, maka jarak sebenarnya di lapangan adalah 2000 meter atau ± 2 Km.
• Hitung beda tinggi
Tinggi A 125 mdpl dan tinggi B 25 mdpl (titik acuannya muka air laut), maka beda tinggi = 125 – 25 = 100 meter.
• Hitung Kemiringan lereng dalam derajat (°)
Tan α = beda tinggi/jarak A ke B
Tan α = 100/2000
Tan α = 0,05
α = 2,85°
• Hitung kemiringan lereng (%) dengan rumus berikut :
S (%) = (Beda Tinggi / Jarak A ke B) x %
S = (100/ 2000) x 100%
S=5%
Klasifikasi Lereng
Klasifikasi lain
Kelerengan
No Universal soil loss equation
(van zuidam,1979) Us soil survei manual (%)
(%)
1 0–2 Datar/hampir datar 0 –2 1–2
2 3-7 Landai 2- 6 2–7
3 8–13 Miring 6 – 13 7 – 12
4 14–20 Agak curam 13 – 25 12 – 18
5 21–55 Curam 25 – 55 18 – 24
6 56–140 Sangat curam > 55 > 24
7 >140 Tegak
Klasifikasi lereng menurut Van Zuidam dan USSE

Relief
No Satuan relief Lereng
(m)
1 Topografi datar - hampir datar 0-2 <5
2 Topografi bergelombang 3-7 5-50
3 Topografi bergelombang berlereng miring 8-13 12-78
4 Topografi bergelombang/berbukit berlereng sedang 14-20 50-200
5 Topografi berbukit terkikis dalam berlereng terjal 21-55 200-500
Klasifikasi lereng dan satuan relief (Van Zuidam,1983)
Simbol Huruf dan Warna Unit Utama Geomorfologi
Penyajian Peta Geomorfologi

1) Judul peta
2) Nama dan nomor lembar peta
3) Instansi penerbit/pimpinan instansi
4) Peta geomorfologi
5) Garis penampang geomorfologi (A-B-C)
6) Peta lokasi daerah pemetaan
7) Lokasi indek lembar peta
8) Skala peta
9) Cakupan foto udara/citra satelit
10) Nama penyusun & tahun terbitan
11) Daftar istilah toponimi
12) Penampang geomorfologi
13) Perian satuan geomorfologi
14) Simbol
15) Sumber data
16) Nama penelaah/penyunting dll
Contoh Peta Geomorfologi
Contoh Peta Geomorfologi
Contoh Peta Geomorfologi
Contoh Peta Geomorfologi

Anda mungkin juga menyukai