RESERVOIR
PROPOSAL
Oleh
ABIE WINATHAMA
RESERVOIR
PROPOSAL
Oleh
ABIE WINATHAMA
071001600116
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
makalah ini dengan baik. Dalam makalah ini membahas mengenai Peranan Minyak
dan disertai dengan bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan
makalah ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang
terdapat kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………..........……....... i
DAFTAR ISI………………………………………………................. ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………….... iv
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
(Lanjutan)
Gambar Halaman
I. PENDAHULUAN
Minyak dan gas bumi merupakan bahan tambang yang sangat bernilai
ekonomis sebagai salah satu sumber devisa negara. Jenis barang tambang sumber
energi dan bahan bakar ini berasal dari mikro- organisme plankton, seperti
radiolaria, poraminifera, globigerina, dan diatomea yang hidup di wilayah perairan
laut dangkal berjuta-juta tahun yang lalu. Minyak bumi Indonesia terletak di
lapisan-lapisan batuan sedimen yang terbentuk pada zaman tertier, sekitar 600 ribu–
70 juta tahun yang lalu.
Plankton merupakan jenis hewan yang pendek sekali umurnya, setiap hari
terjadi penumpukan bangkai-bangkai plankton di wilayah laut dangkal. Lama
kelamaan tumpukan bangkai plankton ini semakin tebal dan bercampur dengan
materi dasar laut berupa lumpur dan sebagainya. Karena pengaruh tekanan dan suhu
yang tinggi di lingkungan tumpukan bangkai plankton tersebut, lama kelamaan
terjadi proses metamorfosis atau perubahan wujud menjadi butiran- butiran protein,
dan pada akhirnya menjadi lumpur minyak bumi.
Daerah persebaran minyak bumi dunia terutama terletak di kawasan yang
dulunya merupakan jalur Laut Tethys, di sekitar Timur Tengah (Jazirah Arab dan
sekitarnya), dan Afrika Utara. Laut Tethys merupakan wilayah laut dangkal yang
memisahkan benua purba, yaitu Laurasia dan Gondwana. Selain itu, terdapat juga
di Alaska, Kanada, beberapa negara Amerika Tengah dan Selatan, Indonesia,
dan Brunei Darussalam.
1
2
3.2. Manfaat :
Menambah pengalaman praktek di lapangandan mampu mengaplikasikan
semua teori kuliah dengan di lapangan yang sebenarnya, sehingga pada
nantinya dapat digunakan sebagai bekal di kemudian hari.
Mengetahui secara langsung semua aspek yang terkait dalam eksplorasi
maupun eksploitasi minyak bumi dan beberapa metoda peningkatan laju
produksi minyak bumi.
Dapat mengaplikasikan teori dan konsep-konsep dalam perkuliahan
Teknik Reservoir, Teknik Pemboran, Teknik Produksi, Ekonomi Migas,
dan seluruh praktikum yang telah diberikan.
f. Migrasi
g. Kondisi reservoir (tekanan dan temperature)
Gambar 4.1.1.
Petroleum System
2. Permeabilitas
Adalah kemampuan batuan untuk meloloskan fluida.Permeabilitas ini
didasarkan dari percobaan H. Darcy menggunakan sampel
batuan.Dalam percobaan Henry Darcy menggunakan batupasir tidak
kompak yang dialiri air. Batupasir silindris yang porous ini 100%
dijenuhi cairan dengan viskositas µ (cp), dengan luas penampang A
(cm2), dan panjangnya L (cm). Kemudian dengan memberikan tekanan
masuk P1 (atm) pada salah satu ujungnya maka terjadi aliran dengan
laju sebesar Q (cm3/sec), sedangkan P2 (atm) adalah tekanan
keluar.Dengan mengatur laju Q sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
aliran turbulen, maka diperoleh harga permeabilitas absolute batuan.
Adapun dia melakukan percobaan dengan menggunakan beberapa
asumsi yaitu Resevoir homogen, fluida satu fasa, incompressiblefluid,
aliran laminar, fluida steady state flow, dan kondisi aliran yang
isothemal.
3. Saturasi
Adalah perbandingan volume pori yang diisi oleh fluida dengan volume
pori total (Hawkins, B.C. Craft M. , Applied Petroleum Reservoir
Engineering Second Edition, 1991, hal 11). Saturasi oil ini dinyatakan
dengan fraksi atau persen. Saturasi minyak ini selanjutnya akan
menggambarkan hubungannya dengan tekanan kapiler, permeabilitas
dan pengaplikasiannya dalam perhitungan cadangan.
4. Kompresibilitas
Adalah kemampuan batuan untuk ditekan atau menggambarkan
perubahan volume dalam perubahan tekanan.
5. Tekanan Kapiler
Didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada antara permukaan
dua fluida yang tidak tercampur (cairan-cairan atau cairan-gas) sebagai
akibat dari terjadinya pertemuan permukaan yang memisahkan
mereka.Tekanan kapiler mempunyai pengaruh yang penting dalam
reservoir minyak maupun gas, yaitu :
6
Gambar 4.1.2.
Water Drive Reservoir
7
Gambar 4.1.3.
Gas Cap Drive Reservoir
Gambar 4.1.4.
Depletion Drive Reservoir
Gambar 4.1.5.
Diagram Fasa Fluida Reservoir
Gambar 4.1.6.
Klasifikasi Fluida Reservoir
Gambar 4.1.7.
Pressure vs Kelarutan Gas dalam Minyak
10
Gambar 4.1.8.
Pressure vs Faktor Volume Formasi
3. Viskositas Oil
Dari grafik di bawah dapat dilihat bahwa pada tekanan diatas bubble
point setiap penurunan tekanan akan membuat viskositas dari oil akan
menurun sampai pada tekanan bubble point. Setelah mencapai bubble
point akan terjadi pembebasan gas dan membuat meningkatnya
viskositas setiap penurunan tekanannya karena menghilangnya fasa
ringan dari oil tersebut.
Gambar 4.1.9.
11
4. Kompresibilitas Minyak
Adalah salah satu sifat fluida, yaitu seberapa mudah volume dari suatu
massa fluida dapat diubah apabila terjadi perubahan tekanan, artinya
seberapa mampu-mampatkah fluida tersebut.
Agar lebih mengenali data lapangan yang harus diperoleh untuk penyusunan
laporan disusun sebagai berikut :
a. Data sifat fisik batuan reservoir
b. Data sifat fisik fluida reservoir
c. Sejarah produksi sumur pada lapangan tertentu
Gambar 4.2.1.
Peralatan Pemboran
a. Pemboran eksplorasi
Pemboran yang dilakukan untuk membuktikan ada tidaknya hidrokarbon
serta untuk mendapatkan data-data bawah permukaan sebanyak mungkin.
b. Pemboran deliniasi
Pemboran yang bertujuan untuk mencari batas-batas penyebaran
migas.pada lapisan penghasilnya.
c. Pemboran pengembangan
Pemboran yang akan difungsikan sebagai sumur-sumur produksi.
d. Pemboran sumur-sumur sisipan ( Infil )
Pemboran yang letaknya diantara sumur-sumur yang telah ada dengan
tujuan untuk mengambil hidrokarbon dari area yang tidak terambil oleh
sumur-sumur sebelumnya yang telah ada.
Operasi pemboran harus didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu :
a. Sulitnya pembebasan lahan, mengingat terjadinya overlaping
ataskepentingan tata guna lahan beberapa instansi, misalnya :
Daerah persawahan teknis
Daerah industri
Perkebunan dan Kehutanan
b. Kepentingan sosial ekonomi penduduk.
c. Harga lahan dan pembuatan lokasi yang cukup mahal.
d. Dan lain sebagainya.
Operasi pengeboran putar (Rotary Drilling) modern mempunyai satu tugas
utama, yaitu mengebor suatu lubang secara aman dilapisan permukaan bumi sampai
menembus formasi yang kaya akan minyak atau gas bumi (lapisan prospek).
Lubang hasil pengeboran tadi setelah bagian dalamnya dilapisi dengan casing
disebut dengan lubang sumur, menjadi penghubung antara formasi tersebut dengan
permukaan tanah. Operasi-operasi pengeboran ini dimungkinkan dengan
menggunakan kompleks pengeboran (Drilling Complex) yang bermutu tinggi, yaitu
rig pengeboran putar yang modern (Rotary Drilling Rig).
Secara umum di dunia perminyakan kita kenal ada 2 jenis pemboran yakni “
Overbalance Drilling “, di mana kondisi dari tekanan hidrostatis ( Ph ) lumpur kita
13
berada di atas tekanan formasi ( Pf ), jenis pemboran ini sering juga di sebut sebagai
pemboran konvensional. Selanjutnya yang kedua yakni “ Underbalance Drilling “,
di mana kondisi dari tekanan lumpur pemboran ( Ph ) di bawah dari tekanan formasi
( Pf ).
Rig pengeboran putar terdiri atas 5 (lima) sistem-sistem bagianutama :
1. Sistem Tenaga (Power System)
Gambar 4.2.2.
Sistem Tenaga
Gambar 4.2.3.
Sistem Pengangkatan
Sistem Pengangkat terdiri dari 2 (dua) sub bagian utama atau komponen yaitu:
a. Struktur penyangga :
Menara Pengeboran Derrick
Menara Pengeboran Mast
Structure Bawah (Substructure)
Lantai Rig (Rig Floor)
b. Peralatan pengangkatan :
Mesin Penarik (Draw work)
Alat-alat Bagian Atas (Overhead Tools):
1) Balok Mahkota (Crown Block)
2) Balok Jalan (Travelling Block)
3) Kait (Hook)
15
4) Elevator
Tali Pengeboran (Drilling Line)
Gambar 4.2.4.
Sistem Pemutar
Sistem pemutar mempunyai 3 (tiga) sub komponen utama, yaitu :
a. Peralatan Putar (Rotary Assembly)
Meja Putar (Rotary Table)
Master Bushing
Kelly Bushing
Rotary Slip
b. Rangkaian Pipa Bor :
Swivel
Kelly
Drill Pipe (DP)
Drill Collar (DC)
Peralatan Khusus Bawah Permukaan (Specialized Down Hole
Tools), stabilizer, rotary reamers, dan shock absorber.
c. Mata Bor atau Pahat (Bit)
16
Drag Bit
Roller Cone Bit
Diamond Bit
Core Bit
PDC Bit
4. Sistem Sirkulasi (Circulation System)
Gambar 4.2.5.
Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi terdiri dari :
a. Lumpur Pemboan (Drilling Fluid, Mud)
Water-Base Mud
Oil-Based Mud
Air or Gas-Based Mud
b. Tempat Persiapan (Preparation Area)
Mud House
Steel Mud Pits/Tank
Mixing Hopper
Chemical Mixing Barrel
Bulk Storage Bins
17
Water Tank
Reserve Pit
c. Peralatan Sirkulasi (Circulating Equipment)
Mud Pit
Mud Pump
Pump Dischange and Return Lines
Stand Pipe
Rotary Hose
d. Tempat mengkondisikan Lumpur (Conditioning Area)
Settling Tank
Reserve Pits
Shale Shaker
Degasser
Desander
Desilter
Mud-Gas Separator
5. Sistem Pencegahan Semburan Liar (BOP System)
Sistem pencegahan semburan liar terdiri dari 2 (dua) komponen utama, yaitu :
a. Rangkaian BOP Stack
Annular Preventer
Ram Preventer
Drilling Spools
Casing Head (Well Head)
b. Accumulator Unit
c. Sistem Penunjang (Supporting System)
Choke Manifold
Kill Line
18
Gambar 4.2.6.
BOP Stack
Pada operasi pemboran ini sering juga kita hadapi berbagai masalah yang
terjadi yang sering kita kenal sebagai “ Hole Problem “.
Berikut berbagai masalah yang biasanya terjadi :
Shale Problem
Masalah ini terjadi saat kita menembus lapisan shale.Apabila lapisan
shale tidak kompak dapat menyebabkan runtuh nya formasi. Apabila
menembus lapisan shale yang sangat reaktif, maka dapat
menyebabkan “ Swelling “.
Kick
Kick ini terjadi apabila kondisi dari tekanan hydrostatic lumpur kita
di bawah tekanan formasi ( Ph< Pf ). Selain itu juga bias terjadi karena
kita menembus zona formasi “ Abnormal “.
Loss Circulation
Permasalahan ini penyebabnya berbanding terbalik dengan “ Kick “,
“ Loss “ terjadi akibat tekanan hydrostatic lumpur kita jauh di atas
tekanan rekah formasi ( Ph > Prf ). Selain itu,juga dapat terjadi jika
kita menembus lapisan yang “ Subnormal “.
19
Gambar4.3.1.
Komponen Reservoir
20
Gambar4.3.2.
Komponen Aliran dalam Pipa
Gambar 4.3.5.
Wellhead Completion
b. Tahap
c. Perforasi
22
Gambar 4.3.7.
Mekanisme Operasi Continuous Gas Lift
Intermittent gas-lift
23
Gambar4.3.8.
Siklus Operasi Intermitent Gas Lift
Pompa (Pump)
Pompa Sucker Rod
Gambar4.3.9.
Gambar 4.3.10.
Instalasi Electric Submersible Pump
Gambar 4.3.11.
Gambar 4.3.12.
Hydraulic Jet Pump
Gambar 4.3.14.
Peralatan Bawah Permukaan
26
V. WAKTU PELAKSANAAN
Setelah disesuaikan dengan jadwal akademik, waktu penelitian direncanakan
selama satu bulan pada bulan Juni - July 2019
VIII. PENUTUP
Demikian tinjauan pustaka yang diberikan merupakan tinjauan sekilas dari
literatur dan teori yang diberikan selama kuliah. Besar harapan bahwa ketiga aspek
tersebut dapat benar-benar diaplikasikan di lapangan selama kerja praktek
berlangsung dan ilmu maupun pengalaman yang sekarang dimiliki dapat
bertambah.
28
Demikian proposal Kerja Praktek ini kami ajukan, atas perhatian dan bantuan
yang diberikan kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
28