Oleh
Risma Anggita Sinaga
2015051014
ii
EDITING
Oleh
Risma Anggita Sinaga
ABSTRAK
Telah dilakukan praktikum Metode Seismik yang dilaksanakan pada hari kamis
tanggal 18 April 2023 dilaksanakan secara online melalui Google Meet di
kediaman masing-masing mengenai tahapan editing. Editing merupakan proses
yang dilakukan sebagai bagian dari quality control yang dimana pada proses edit
ini trace yang memiliki kualitas data kurang baik akan dihilangkan, disini juga
melakukan muting atau pemotongan data yang kurang baik yang terletak diatas
first break. Seleksi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu Killing dan Muting.
Killing merupakan proses menghilangkan suatu trace karena trace tersebut kurang
baik atau rusak. Sedangkan muting merupakan proses memotong data seismik
pada batas atas (top), tengah (surgical), dan bawah (bottom) agar data yang tidak
baik tidak terbawa sehingga data seismik menjadi lebih baik. Pada praktikum kali
ini dilakukan pengolahan data pada tahapan Editing menggunakan ProMAX yang
meliputi Killing dan Muting. Dalam pengolahan ini terdapat beberapa parameter
yang perlu diperhatikan yaitu Disk Data Input, Trace Display, Trace Kill/Reverse,
Trace Muting, dan Disk Data Output. Tujuan dari praktikum yang dilakukan kali
ini adalah agar mahasiswa agar mahasiswa dapat mengerti mengenai proses
editing, killing, dan muting.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBARv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Praktikum 1
II. TEORI DASAR
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan 4
B. Diagram Alir 4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Praktikum 6
B. Pembahasan 6
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Diagram Alir 4
Gambar 2. Hasil Pengolahan Editing 9
v
I .PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era modern ini, terdapat beberapa metode geofisika yang dapat
digunakan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan bumi salah satunya
adalah metode seismik. Perkembangan teknologi akuisisi dan pengolahan data
seismik saat ini telah memungkinkan untuk mendapatkan citra kondisi bawah
permukaan dengan lebih baik dan akurat. Metode seismik merupakan salah
satu metode yang memanfaatkan gelombang elastik yang dapat merambat
dalam bumi dimana bumi sebagai medium gelombang yang terdiri dari
beberapa lapisan batuan yang mempunyai sifat fisis yang berbeda. Dalam
metode seismik, pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber seismik
seperti ledakan, vibroseis, airgun, watergun tergantung pada area atau lokasi
pengambilan data. Pada metode seismik, terdapat tiga tahapan untuk akhirnya
mendapatkan hasil yang dalam bentuk peta, model, atau lainnya, tahapan
tersebut antara lain akuisisi data, pengolahan data, dan interpretasi.
Pengolahan data seismik dilakukan melalui serangkaian tahapan-tahapan.
Pada praktikum ini dibahas mengenai tahapan pengolahan data seismik atau
processing yaitu yang disebut sebagai editing. Tahapan editing merupakan
tahapan untuk mengkoreksi amplitudo-amplitudo yang dianggap buruk pada
setiap trace seismiknya. Praktikum ini dilakukan dengan melakukan killing
trace dan muting trace yang dianggap kurang baik dengan menggunakan
Software ProMAX. Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar
mahasiswa dapat mengerti mengenai proses editing, killing, dan muting.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat
mengerti mengenai proses editing, killing, dan muting.
II. TEORI DASAR
Pra-pengolahan data mengutamakan persiapan data yang akan diproses pada tahap
selanjutnya. Persiapan ini misalnya mengubah data lapangan menjadi format yang
sesuai dengan sistem atau perangkat lunak yang akan digunakan untuk
pengolahan data tersebut. Pemindahan data geometri dari laporan lapangan
menjadi data yang akan dibaca pada tahap selanjutnya. Tahap ini juga meliputi
pengeditan trace seismik, misalnya muting dan kill trace (Mukaddas, 2005).
Editing merupakan salah satu tahapan pada pengolahan data seismik yang
bertujuan untuk menentukan batas-batas yang digunakan dalam proses
autocorrelation dan deconvolution. Proses autocorrelation dan deconvolution
termasuk dalam tahap preprocessing. Pemilihan batas dilakukan untuk
memfokuskan pengolahan data seismik (Wulandari dkk, 2015). Pada tahap trace-
editing dilakukan beberapa tahapan yang diantaranya adalah trace muting, trace
kill, trace length dan bandpass filter. True Amplitude Recovery (TAR) bertujuan
untuk mengembalikan nilai amplitudo sinyal dari sumber getar ke nilai aslinya
akibat adanya atenuasi amplitudo (Pertiwi dkk, 2018).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
B. Diagram Alir
Adapun diagram alir pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
Mulai
Hasil editing
Selesai
A. Data Pengamatan
Adapun data pada praktikum ini merupakan data seismik yaitu sebagai
berikut.
B. Pembahasan
Praktikum Metode Seismik mengenai Editing telah dilakukan pada hari
Kamis, 18 April 2023. Praktikum ini dilakukan secara online melalui Google
Meet di tempat kediaman masing-masing. Praktikum ini dilakukan dengan
melakukan pengolahan Editing menggunakan ProMAX yang pada tahapan
Editing ini memiliki urutan subflows yang diolah antara lain Disk Data Input,
Trace Display, Trace Kill/Reverse, Trace Muting, dan Disk Data Output.
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengerti mengenai proses
editing, killing, dan muting.
Editing merupakan proses yang dilakukan sebagai bagian dari quality control
yang dimana pada proses edit ini trace yang memiliki kualitas data kurang
baik akan dihilangkan, disini juga melakukan muting atau pemotongan data
yang kurang baik yang terletak diatas first break. Pada flow ini akan dilakukan
seleksi
7
terhadap trace data seismik dengan kualitas yang kurang baik atau rusak yang
terjadi pada saat akuisisi data sehingga tidak dipergunakan dalam proses
selanjutnya. Seleksi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu Killing dan
Muting. Killing merupakan proses menghilangkan suatu trace karena trace
tersebut kurang baik atau rusak. Sedangkan muting merupakan proses
memotong data seismik pada batas atas (top), tengah (surgical), dan bawah
(bottom) agar data yang tidak baik tidak terbawa sehingga data seismik
menjadi lebih baik.
Noise sering dijumpai pada saat perekaman data seismik. Noise adalah sesuatu
diluar yang diinginkan (sinyal). Noise bisa dibedakan dalam Noise koheren
dan random atau inkoheren. Noise koheren dalam perekaman di laut yaitu efek
buble, multiple, ghost dan difraksi. Sedangkan yang termasuk Noise koheren
dalam perekaman di darat adalah ground roll. Noise koheren ini dapat
dihilangkan dengan melakukan langkah-langkah khusus dalam metode
pengambilan dan pemrosesan data. Yang termasuk dalam Noise random dalam
perekaman di laut berasal dari aktivitas hewan laut, arus dan gelombang air
laut. Sedangkan noise random dalam perekaman di darat bisa berasal dari
geophone yang tidak tertanam dengan baik, atau dari aktivitas manusia, hewan
dan kendaraan. Noise random kecil pengaruhnya terhadap data karena energi
getarannya jauh lebih dibandingkan dengan energi yang berasal dari sumber.
Noise random ini bisa dihilangkan dengan cara stacking dimana Noise tersebut
akan berkurang (hilang) dan editing (scaling) bisa secara manual atau
automatic. Noise koheren memiliki pola keteraturan dari trace ke trace
sementara Noise inkoheren atau acak atau random terdiri dari noise- Noise
yang tidak memiliki pola teratur. Noise acak biasanya mempunyai frekuensi
yang lebih tinggi dan fasanya tidak sama, sedangkan pada noise koheren
frekuensi dan fasanya sama dengan sinyal seismik. Menurut Yilmaz (1987),
jenis-jenis noise yang biasanya ditemui dalam trace gather antara lain Direct
wave, yaitu gelombang yang langsung merambat dari sumber getar ke
receiver tanpa mengalami peristiwa refleksi. Gelombang bias atau refraksi,
yaitu noise koheren di daerah first arrival. Ground-roll, yaitu noise koheren
berfrekuensi rendah sering dijumpai pada data darat. Noise electro-static,
trace yang mengandung noise ini biasanya berfrekuensi tinggi. Multiple, yaitu
noise koheren dimana event seismik mengalami lebih dari satu kali refleksi
dari posisi reflektor primernya. Noise reverse polarity, yaitu pembalikan
polaritas trace seismik yang disebabkan oleh kesalahan penyambungan
konektor pada kanal detektor. Slash, yaitu gangguan pada trace seismik yang
disebabkan oleh konektor antar kabel yang kurang baik. Dan noise instrumen,
yaitu noise yang muncul karena kerusakan kanal selama akuisisi berlangsung.
7
trace masukkan nama "Kill Trace" kemudian klik OK lalu pilih CHAN dan
klik OK kemudian matikan trace yang dianggap kurang bagus atau
9
mengganggu data. Setelah itu adalah pilih menu picking lalu Pick Top Mute
untuk melakukan muting pada data bagian atas, berikan nama "TopMute"
kemudian pilih CHAN lalu klik OK kemudian, mute bagian yang ingin dimute
pada data tersebut, lakukan seperti gambar di bawah ini. Lalu selanjutnya
adalah pilih menu picking lalu Pick Bottom Mute untuk melakukan muting
pada data bagian bawah, berikan nama "BottomMute" kemudian pilih CHAN
lalu klik OK kemudian mute bagian yang ingin dihilangkan pada data tersebut
yang dianggap kurang baik kemudian save picking yang telah dilakukan, close
trace display tersebut kemudian lanjut ke langkah selanjutnya. Matikan
parameter Trace Display dan hidupkan kembali parameter lainnya. Klik MB2
pada Trace Kill/Reserve lalu masukkan Trace Kill Parameter File yang telah
dilakukan pada menu picking tadi yang telah diberi nama "Kill Trace".
Selanjutnya adalah klik MB2 pada parameter Trace Muting kemudian
masukkan parameter file "TopMute" yaitu muting yang telah dilakukan pada
saat di Trace Display. Kemudian selanjutnya adalah klik MB2 pada parameter
Trace Muting lainnya untuk memasukkan Bottom Mute yang telah dilakukan
pada Trace Display sebelumnya. Setelah data diinput semua, selanjutnya
adalah membuat filename data output dari seluruh editing yang telah
dilakukan, format nama yang digunakan adalah "04. EDITING_RISMA".
Setelah itu klik EXECUTE untuk memproses tahapan pengolahan yang telah
dilakukan sehingga menghasilkan output pada file "04. EDITING_RISMA"
tersebut. Kemudian selanjutnya adalah mematikan semua parameter selain
dari Disk Data Input dan Trace Display. Masukkan data "04.
EDITING_RISMA" pada Disk Data Input untuk melihat hasil trace yang
telah dilakukan editing tadi. Setelah data dimasukkan kemudian klik
EXECUTE pada Trace Display untuk menampilkan hasil Trace yang telah
dilakukan killing dan muting.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Editing merupakan proses yang dilakukan sebagai bagian dari quality control
yang dimana pada proses edit ini trace yang memiliki kualitas data kurang
baik akan dihilangkan, disini juga melakukan muting atau pemotongan data
yang kurang baik yang terletak diatas first break.
2. Killing merupakan proses menghilangkan suatu trace karena trace tersebut
kurang baik atau rusak. Sedangkan muting merupakan proses memotong data
seismik pada batas atas (top), tengah (surgical), dan bawah (bottom) agar data
yang tidak baik tidak terbawa sehingga data seismik menjadi lebih baik.
3.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, R.N., Suardi, I., Sipayung, R. & Sianipar, D. (2018). Local seismicity
pattern around Mt. Pandan, East Java according to February 2016 earthquake
swarms activity. AIP Conference Proceedings 1987, 020034.
Akbar, J., Isniarno, N. F., dan Usman, D. N. 2023. Pemodelan Geologi Pasir Besi
Menggunakan Metode Penampang Berdasarkan Data Seismik Refleksi di
Daerah Kecamatan Loloda Utara, Kabupaten Halmahera Utara Provinsi
Maluku Utara. Bandung Conference Series: Mining Engineering, 3(1), 162-
170.
Manrulu, R. H., Jambonada, N., Ashari, A., dan Suasdin, J. (2016). Studi
Pengolah Data (Processinging) Seismik dengan menggunakan Program
ProMAX, Jurnal Fisika FLUX, 13(2), 126-132.
Wulandari, I., Manik, H. M., dan Subarsyah. 2015. Penerapan Metode Common
Reflection Surface (Crs) pada Data Seismik Laut 2D di Laut Flores. Jurnal
Teknologi Perikanan dan Kelautan, 6(2), 209-217.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pretest
Lampiran 2. Tugas
Setelah itu, tambahkan beberapa subflows yang digunakan pada tahapan editing
ini antara lain Disk Data Input, Trace Display, Trace Kill/Reserve, Trace Muting,
dan Disk Data Output. Subflow Trace Muting dimasukkan dua kali untuk Top dan
Bottom.
Setelah menambahkan subflow yang akan digunakan, matikan parameter Trace
Kill/Reserve, Trace Muting, dan Disk Data Output kemudian klik MB2 pada Disk
Data Input untuk memasukkan dataset yang akan digunakan pada tahapan editing
ini, masukkan dataset yang telah dibuat pada praktikum sebelumnya yaitu "03.
FILTERING_RISMA"
Klik EXECUTE maka akan muncul tampilan trace seperti pada gambar di bawah
ini.
Selanjutnya adalah kill trace yang dianggap menggangu atau merusak data
seismik, pilih pada menu picking kemudian kill trace masukkan nama "Kill
Trace" kemudian klik OK lalu pilih CHAN dan klik OK.
Kemudian matikan trace yang dianggap kurang bagus atau mengganggu data.
Setelah itu adalah pilih menu picking lalu Pick Top Mute untuk melakukan muting
pada data bagian atas, berikan nama "TopMute" kemudian pilih CHAN lalu klik
OK.
Kemudian, mute bagian yang ingin dimute pada data tersebut, lakukan seperti
gambar di bawah ini.
Lalu selanjutnya adalah pilih menu picking lalu Pick Bottom Mute untuk
melakukan muting pada data bagian bawah, berikan nama "BottomMute"
kemudian pilih CHAN lalu klik OK.
Mute bagian yang ingin dihilangkan pada data tersebut yang dianggap kurang baik
kemudian save picking yang telah dilakukan, close trace display tersebut
kemudian lanjut ke langkah selanjutnya.
Matikan parameter Trace Display dan hidupkan kembali parameter lainnya. Klik
MB2 pada Trace Kill/Reserve lalu masukkan Trace Kill Parameter File yang
telah dilakukan pada menu picking tadi yang telah diberi nama "Kill Trace".
Selanjutnya adalah klik MB2 pada parameter Trace Muting kemudian masukkan
parameter file "TopMute" yaitu muting yang telah dilakukan pada saat di Trace
Display.
Kemudian selanjutnya adalah klik MB2 pada parameter Trace Muting lainnya
untuk memasukkan Bottom Mute yang telah dilakukan pada Trace Display
sebelumnya.
Setelah data diinput semua, selanjutnya adalah membuat filename data output dari
seluruh editing yang telah dilakukan, format nama yang digunakan adalah "04.
EDITING_RISMA" dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini.
Setelah itu klik EXECUTE untuk memproses tahapan pengolahan yang telah
dilakukan sehingga menghasilkan output pada file "04. EDITING_RISMA"
tersebut.
Kemudian selanjutnya adalah mematikan semua parameter selain dari Disk Data
Input dan Trace Display. Masukkan data "04. EDITING_RISMA" pada Disk
Data Input untuk melihat hasil trace yang telah dilakukan editing tadi.
Setelah data dimasukkan kemudian klik EXECUTE pada Trace Display untuk
menampilkan hasil Trace yang telah dilakukan killing dan muting.