Anda di halaman 1dari 37

MODUL PRAKTIKUM

AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK


REFLEKSI

Disusun Oleh:

Tim Penyusun Laboratorium Geofisika

Telah Disahkan Oleh:

Dosen Pengampu Mata Kuliah Akuisisi Dan Pengolahan Data Seismik Refleksi

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNOLOGI DAN PRODUKSI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
LAMPUNG SELATAN

2019
PANDUAN SEBELUM MEMULAI PRAKTIKUM

Pelaksanaan Praktikum
a. Berpakaian rapih dan sopan.
b. Tidak diperkenankan melakukan aktivitas diluar agenda praktikum (seperti
makan, ngobrol, dan lainnya) kecuali mendapatkan ijin dari asisten terkait.
c. Telat pada pelaksanaan praktikum lebih dari 5 menit pertama mendapatkan
sangsi dari pihak asisten sesuai dengan keputusan asisten.
d. Praktikum dilaksanakan selama 2 jam terhitung saat jadwal praktikum telah
dimulai.
e. Pembagian waktu praktikum dilaksanakan seperti dibawah ini:
a. 5 menit persiapan praktikum (termasuk pengumpulan tugas
pendahuluan)
b. 10 menit tes awal
c. 90 menit praktikum
d. 15 menit menjelaskan analisa laporan pada modul tersebut dan
mempersiapkan berkas (screenshot dan lainnya) untuk laporan
praktikum
*bersifat perkiraan, pelaksanaan tergantung keputusan asisten

Format Tugas Pendahuluan (TP)


a. Tugas pendahuluan ditulis tangan dengan pena berwarna tinta biru di
kertas HVS ukuran A4 dengan garis tepi diseluruh sisi masing-masing
berjarak 1,5 cm.
b. Tambahkan daftar pustaka di bagian akhir untuk setiap kutipan yang
diambil dan sertakan pula kutipan di kalimat yang dikutip.
c. Sertakan cover yang dicetak dengan kertas HVS A4 sesuai dengan
kesepakatan asisten di bagian depan TP.
d. Asisten dapat menambahkan soal yang terdapat selain di modul
tersebut.

Format Tes Awal (TA)


Format TA disesuaikan dengan keputusan para asisten.

Format Laporan
a. Laporan diketik dengan kertas HVS A4 dengan margin atas 3, bawah 3,
kanan 3, dan kiri 4. Times New Roman spasi 1.5 ukuran 12. Adapun format
penulisannya berikut ini:
i. Halaman Judul
ii. Tujuan
iii. Dasar Teori (max 2 lbr) Setiap referensi ditulis kutipan dan
disertakan di daftar pustaka.
iv. Langkah Pengerjaan (sertakan diagram alir dan daftar langkah
perlangkah dilengkapi dengan screenshot pada setiap pengerjaan)
Tidak diperbolehkan menyalin/serupa dengan tulisan yang ada
di modul.
v. Hasil dan Pembahasan
vi. Kesimpulan (max 1 lbr)
vii. Daftar Pustaka
MODUL 1

AKUISISI DATA SEISMIK AKTIF DI LAPANGAN

Tujuan
a. Memahami cara kerja akuisisi 2D di lapangan secara sederhana.
b. Memahami perilaku rekaman gelombang seismik refleksi dengan
menganalisa hubungan waktu dan jarak (T-X).
c. Membedakan antara noise yang tidak diinginkan pada rekaman dan sinyal
yang diinginkan pada rekaman gelombang seismik.

Tugas Pendahuluan
a. Jelaskan perbedaan akuisisi data seismik di darat dan di laut!
b. Jelaskan jenis-jenis noise apa saja yang terdapat di dalam pengukuran data
seismik!
c. Jelaskan perbedaan pengukuran single channel dan multi channel!
d. Gambarkan konfigurasi akuisisi untuk single ended (end on dan inline
offset), split spread, dan fan shooting!

Alat dan Bahan


a. 1 set alat perekam seismik 2D.
b. 1 laptop (yang telah diatur untuk siap menerima data rekaman).

Langkah Pengerjaan
a. Mempersiapkan alat yang digunakan untuk akuisisi data seismik 2D.
b. Setting alat dengan pengaturan yang telah disesuaikan oleh para asisten di
lapangan.

Analisa Laporan
a. Tandai (picking) sinyal gelombang refleksi setiap trace pada penampang
rekaman data seismik (bukti dengan hasil screenshot penampang rekaman
dan tanda waktu tiba gelombang refleksi)! Sertakan tabel nomor trace
(geophone) versus jarak geophone terhadap sumber versus nilai waktu tiba
gelombang refleksi!
b. Gambarkan kurva waktu versus jarak geophone (T-X) pada setiap
perlapisan yang diketahui dari hasil pengamatan!
c. Hitung kecepatan rms (Vrms) pada setiap perlapisan berdasarkan informasi
CDP Gather (jika dilakukan penembakan sebanyak 3 kali atau lebih)!
d. Tandai informasi jenis sinyal (direct wave, headwave, dan reflect wave) dan
jenis noise yang diketahui berdasarkan penampang data hasil rekaman serta
berikan keterangan (alasan) setiap informasi yang didapatkan! (Sertakan
bukti hasil screenshot yang telah ditandai)
MODUL 2

SIMULASI AKUISISI DATA 2D DENGAN MENGGUNAKAN


SOFTWARE TESSERAL PRO

Tujuan
a. Pengaruh model penampang geologi sintetik dengan rekaman data seismik.
b. Mempersiapkan data rekaman dalam bentuk format SEGY untuk dilakukan
pengolahan data seismik.

Tugas Pendahuluan
a. Apa yang dimaksud dengan Zero Offset, Common Offset, Fold, dan Seismic
Spreads?
b. Bagaimana pengaruh/efek Shot Skips pada hasil Stack?
c. Jelaskan dan gambarkan sort data untuk Common shot, Common midpoint
(CMP), Common receiver, dan Common offset!
d. Jelaskan perbedaan antara CMP (Common Midpoint) dan CDP (Common
Depth Point) dan gambarkan ilustrasinya!

Alat dan Bahan


a. Software Tesseral Pro

Langkah Pengerjaan
a. Buka program Tesseral Pro
b. Lalu, pilih create new model. Pilih simple model. Atur panjang penampang
800 m dan kedalaman 1000 m. Atur compressional velocity pada base
polygon sebesar 1500 m/s.

c. Tambahkan beberapa poligon baru dengan menggunakan ikon hingga


membentuk 3 perlapisan masing-masing bernilai V1 = 2750 m/s, V2 = 3000
m/s, dan V3 = 2250 m/s (pada kotak dialog polygon properties, yang
dicentang manual hanyalah kecepatan). Adapun model perlapisannya
adalah sebagai berikut:
Model 1

Model 2

d. Setelah selesai membuat kedua model tersebut, aktifkan frame model 1,


pilih menu Model, tekan submenu Acquisition Geometry
e. Pada kotak dialog, pilih Move receivers with source lalu Next. Pilih All
Parameters, isikan pada kotak dialog source untuk number 20, step 30 m,
from 19,5 m, dan to 589,5 m lalu Next. Pada kotak dialog receivers
(geophones), pilih all parameters dan isikan number 60, step 13 m, from -
383 m dan to 384 m. Tekan Finish.
f. Pilih menu Run -> 2D Run Modeling. Apabila diminta untuk menyimpan
model, maka simpan model terlebih dahulu. Setelah kotak dialog General
sudah muncul, pada shotgather record, isikan start 0 ms, stop 1200 ms, dan
step 2 ms lalu tentukan lokasi penyimpanan untuk hasil rekaman ke dalam
direktori yang diinginkan, klik Next. Pada kotak dialog Wavelet, masukkan
nilai frekuensi 100 Hz, klik Next. Pada kotak dialog Addition, centang kotak
Attenuation, lalu klik Finish. Setelah muncul kotak dialog Run Modeling,
klik tombol Run Modeling. Tunggu hingga proses selesai.

g. Lakukan hal serupa untuk model 2.


h. Hasil rekaman sudah siap untuk dilakukan proses pengolahan data.

Analisa Laporan
a. Apa saja perbedaan yang terlihat pada hasil rekaman seismik pada kedua
model tersebut? Jelaskan analisa yang mendukung hal tersebut! (Sertakan
bukti hasil screenshot yang telah ditandai)
b. Tandai informasi jenis sinyal (direct wave, headwave, dan reflect wave)
serta berikan keterangan (alasan) setiap informasi yang didapatkan!
(Sertakan bukti hasil screenshot yang telah ditandai)
c. Buat ilustrasi akuisisi pada pengolahan tersebut beserta susunannya dalam
Common Midpoint Method (CMP Method) dan Foldnya (dalam bentuk
grafik)!
Contoh:

Lalu lokalisir mana saja yang termasuk Shotpoint gather, Common source-
receiver offset gather (COS) dan Common midpoint gather!
MODUL 3

PENGOLAHAN DATA SEISMIK REFLEKSI BAGIAN 1: INPUT DATA,


DISPLAY, DAN PENAMBAHAN DATA GEOMETRI

Tujuan

a. Mengaplikasikan hasil rekaman data seismik ke dalam aplikasi pengolahan


data seismik ProMAX.
b. Menambahkan informasi geometri ke dalam rekaman data seismik.
c. Menampilkan rekaman data seismik dalam bentuk shot gather dan CMP
gather.

Tugas Pendahuluan

a. Jelaskan masing-masing tipe data penyimpanan rekaman data seismik!


(SEG-Y, SEG-D, SEG-2, dll)
b. Apa yang dimaksud dengan Near Offset dan Far Offset?
c. Jelaskan yang dimaksud dengan Geophone-Group pada akuisisi data
seismik!

Alat dan Bahan

a. Aplikasi ProMAX (via Virtual Box dengan sistem operasi CentOS)

Langkah Pengerjaan

a. Buka aplikasi ProMAX dengan cara open Terminal (klik kanan pada layar
desktop –> open Terminal) lalu ketikkan perintah “./promax” -> Enter.
b. Pada ProMAX, dikenalkan istilah MB1 (klik kiri), MB2 (klik tengah), dan
MB3 (klik kanan).
c. Setelah muncul tampilan ProMAX, pada bagian Area, tambahkan label
“Area A” dengan cara klik MB1 dengan mouse tanpa digeser, ketikkan label
tersebut. MB1 label Area A.
d. Setelah muncul bagian Line, tambahkan label “Line A” dengan melakukan
hal yang sama seperti di langkah c. MB1 label Line A.
e. Pada bagian Flows, tambahkan label “1. Input Data” dengan melakukan hal
yang sama seperti langkah c atau d. Setelah muncul bagian “Editing Flow:
1. Input Data”, masukkan subflow berdasarkan gambar dibawah ini:

Dengan cara MB1 pada pilihan yang diinginkan dari database yang berada
di bagian kanan layar.
f. MB2 pada subflow “SEG-Y Input”, pada bagian “Type of storage to use”
ganti Tape menjadi Disk, lalu pada bagian “Browse for DISK file path
name(s)” klik Browse, dan cari lokasi penyimpanan data segy pada
praktikum modul 2. Lalu, pada “MAX trace per ensemble” ketikkan 999.

Tampilan pada klik browse


g. Selanjutnya, MB2 pada subflow “Disk Data Output” lalu pada bagian
“Output Dataset Filename” MB1 pada INVALID dan tambahkan label “1.
Raw data” klik MB1 pada label tersebut.
h. Kembali ke “Editing Flow” MB1 pada perintah Execute hingga pada di
statusbar tertuliskan “Completed 1inputdata Normally”. MB1 pada Exit.
i. Tambahkan pada bagian Flows label “0. Trace Display” seperti langkah e.
Masukkan subflow berikut ini:

j. Pada “Disk Data Input” pilih “1. Raw data” sedangkan pada “Trace
Display” tidak ada perubahan. Lalu, MB1 pada perintah Execute. Tunggu
hingga muncul tampilan berikut ini:

k. Kembali ke “Flows”, tambahkan “2. Geometry” dan masukkan beberapa


subflow berikut ini:

l. MB3 pada selain “2D Land Geometry Spreadsheet” (bertanda nonaktif) dan
MB1 “Execute”. Tunggu hingga muncul “ProMAX 2D Land Geometry
Assignment 5000”.

Lalu klik Setup. Masukkan informasi berikut dan MB1 Ok:


Nominal Receiver Station Interval: 13
Nominal Source Station Interval: 30
First Live Station Number: 1
Last Live Station Number: 60
m. Selanjutnya, MB1 Receiver sehingga muncul jendela “SRF Ordered
Parameter File”. MB1 pada kolom Station kemudian MB3 pada kolom
Mark Block paling akhir. Lalu MB1 menu Edit  Insert  Number of
record to insert: (62 dikurang angka terakhir yang ada di kolom Mark Block)
 MB1 OK.

n. MB1 pada kolom Station kembali dan MB3 pada kolom Mark Block baris
paling akhir (62) untuk memblok lalu MB2 pada kolom Station hingga
muncul jendela Fill a markes column dan isikan Starting Value: 1 dan
Increment: 1  MB1 OK.
o. Blok kolom X seperti langkah n, lalu isikan Starting Value: 0 dan Increment:
13  MB1 OK. Lakukan hal yang sama dengan kolom Y namun Starting
Value: 0 dan Increment: 0  MB1 OK. Lakukan hal serupa dengan kolom
Elev namun Starting Value: -100 dan Increment: 0  MB1 OK.
p. Kembali ke “ProMAX 2D Land Geometry Assignment 5000” lalu MB1
pada Sources. Blok kolom Source dan Mark Block dan tambahkan baris
hingga mencapai 20 (lihat langkah m).
a. Blok kolom Source kembali hingga baris terakhir, lalu isikan
Starting Value: 1 dan Increment: 1,
b. Pada kolom Station isikan dengan titik Station yang berdekatan
dengan titik tembakan (dapat dilihat di Tesseral)
c. pada kolom X isikan Starting Value: 19,5 dan Increment: 30,
d. pada kolom Y isikan Starting Value: 0 dan Increment: 0,
e. pada kolom Z isikan Starting Value: -100 dan Increment: 0,
f. pada kolom FFID isikan Starting Value: 1 dan Increment: 1,
g. pada kolom Skid isikan Starting Value: 0,5 dan Increment: 0,
h. pada kolom Pattern isikan Starting Value: 1 dan Increment: 0,
i. pada kolom Num Chn isikan Starting Value: 60 dan Increment: 0,
j. pada kolom 1st Live Station isikan dengan station ke berapa yang
pertama kali aktif di setiap tembakan (dapat dilihat di Tesseral),
k. pada kolom 1st Live Channel isikan Starting Value: 1 dan
Increment: 0,
l. pada kolom Gap Chan Dlt isikan Starting Value: 0 dan Increment:
0,
q. Kembali ke “ProMAX 2D Land Geometry Assignment 5000” lalu MB1
pada Patterns. Isikan maksimum record channel 60. Lalu, pada tampilan
sheet, isi baris pertama dengan nilai seperti berikut ini:

File  Save.
r. Kembali ke “ProMAX 2D Land Geometry Assignment 5000” lalu MB1
pada Bin. Lakukan ketiga tahapan berikut ini dengan setiap tahapan klik
OK.

s. Kembali ke jendela “Editing Flow”, aktifkan selain “2D Land Geometry


Spreadsheet”. Atur “Disk Data Input” sehingga pada “Select Dataset”
dipilih “1. Raw data”. Atur “Disk Data Output” sehingga pada “Output
Dataset Filename” dibuat “2. Geom” (lihat langkah g). Klik “Execute” dan
tunggu hingga proses selesai.
t. Setelah memasukkan geometri pada data seismik, lihat tampilan “2D
Stacking Chart” untuk memberikan informasi geometri posisi data CDP
dengan cara kembali ke jendela “Flows”  MB1 Database hingga muncul
jendela DB Tools  Klik menu View  Predefined  2D Stacking Chart
hingga muncul jendela tersebut.
u. Untuk melihat bentuk data seismik pada CDP Gather, buka Flow “0. Trace
Display”, ganti dataset pada “Disk Data Input” menjadi “2. Geom”, “Trace
read option” menjadi “Sort”, “Interactive Data Acccess” menjadi Yes, dan
“Select primary trace header entry” menjadi “CDP bin number”. Adapun
pada “Trace Display”, “Primary trace LABELING header entry” diganti
menjadi “CDP bin number” dan “Secondary ... “ diganti menjadi “OFFSET
– Signed source-receiver offset”. Lalu, klik Execute.
v. Lakukan langkah-langkah diatas pada Model 2 dengan menambahkan
label “Line B” di bagian Line (lihat langkah d)

Analisa Laporan

a. Jelaskan peran masing-masing flow pada praktikum modul ini!


b. Jelaskan peran masing-masing menu yang terdapat di “ProMAX 2D Land
Geometry Assignment 5000” (yang ditandai saja):

c. Apa perbedaan masukan 1st Live Station dan 1st Live Channel pada menu
Sources di “ProMAX 2D Land Geometry Assignment 5000”? Berikan
ilustrasinya sesuai dengan data praktikum yang ada!
d. Jelaskan cara membaca “Stacking Chart” dan informasi apa saja yang dapat
diambil dari gambar tersebut!
e. Tampilkan screenshot Shot gather dan CDP gather dan jelaskan informasi
yang didapat dari tampilan tersebut!
Lampiran

Daftar Lengkap Masukan Data SIN (sumber) pada Geometry


Daftar Lengkap Masukan Data SRF (Penerima) pada Geometry

Tampak Awal Tampak Akhir


Hasil Stacking Chart Data Setelah Masukan Geometry
Tampilan untuk CDP versus Offset (pada CDP ke 42)
MODUL 4

PENGOLAHAN DATA SEISMIK REFLEKSI BAGIAN 2:


PREPROCESSING (SIMPLIFIED)

Tujuan

a. Memahami cara mempersiapkan data seismik agar dapat dilakukan


pengolahan data utama (Main Processing) seperti Editing, Dekonvolusi, dan
True Amplitude Recovery.

Tugas Pendahuluan

a. Jelaskan fungsi dari proses Killing pada data seismik!


b. Jelaskan fungsi beserta macam-macam dari proses Muting pada data
seismik!
c. Jelaskan fungsi beserta macam-macam dari proses Dekonvolusi pada data
seismik!
d. Jelaskan fungsi dari proses True Amplitude Recovery (TAR)!

Alat dan Bahan

a. Aplikasi ProMAX (via Virtual Box dengan sistem operasi CentOS)

Langkah Pengerjaan

a. Kembali ke Flow “0. Trace Display”, ganti dataset pada “Disk Data Input”
menjadi “2. Geom”, “Trace read option” menjadi “Sort”, “Interactive Data
Acccess” menjadi Yes, dan “Select primary trace header entry” menjadi
“Live Source Number”. Adapun pada “Trace Display”, “Primary trace
LABELING header entry” diganti menjadi “Live Source Number” dan
“Secondary ... “ diganti menjadi “Recording Channel Number”. Lalu, klik
Execute hingga muncul jendela baru.
b. Pilih Menu Picking  Pick Top Mute...  Masukkan nama “topmute1” 
OK  Pada “Trace Header Entries” pilih CHAN  OK
c. Lakukan proses dibawah ini untuk menentukan daerah yang termasuk data
refleksi dan nonrefleksi (ex: directwave dan headwave) pada setiap shot
gather:

Setelah selesai, Pilih menu File  Save Picks


d. Buat Flow baru yaitu “3. Editing”. Masukkan beberapa subflow seperti
dibawah ini:

Nonaktifkan selain 3 baris pertama (diatas --- Add Flow Comment---).


Setelah itu, pada “Disk Data Input” masukkan “2. Geom” di parameter
“Select dataset”, pada “Trace Muting” masukkan “topmute1” (hasil picking
pada langkah c) di parameter “SELECT mute parameter file”, dan pada
“Disk Data Output” masukkan variabel baru “3. Edit” di “Output Dataset
Filename”. MB1 Execute dan tunggu hingga proses selesai.
e. Kembali ke flow “Trace Display” tanpa mengubah parameter untuk
melakukan muting sebelumnya (lihat langkah a) kecuali dataset pada “Disk
Data Input” menjadi “3. Edit”, MB1 Execute hingga muncul tampilan data
seismik. Pilih menu Picking  Pick Miscellaneous Time Gates... 
masukkan nama tabel baru “decon1”  OK  Pada “Trace Header Entries”
pilih CHAN  OK.
f. Picking batas atas yang akan dilakukan dekonvolusi pada setiap Source, lalu
klik kanan pada layar  New Layer hingga muncul “(2) decon1” pada kotak
kecil pojok kanan layar  picking batas bawah.

Setelah selesai, Pilih menu File  Save Picks


g. Kembali ke flow “3. Editing” dan nonaktifkan selain subflow dibawah “---
Add Flow Comment---“. Masukkan nilai 4 pada “dB/sec correction
constant” di subflow “True Amplitude Recovery”. Di subflow
“Spiking/Predictive Decon”, Masukkan nilai 100 pada “Decon operator
length(s), pilih “Yes” pada “Get decon gates from DATABASE?”, dan pilih
“decon1” (hasil langkah f) pada “SELECT decon date parameter file”. Pada
subflow “Disk Data Output” buat variabel baru “4. Prepro” di “Output
Dataset Filename”. MB1 Execute dan tunggu hingga proses selesai.
h. Lakukan langkah-langkah diatas pada Model 2.

Analisa Laporan

a. Jelaskan peran masing-masing flow pada praktikum ini!


b. Jelaskan perbedaan yang tampak pada perbandingan berikut ini pada kedua
model:
a. Data sebelum proses editing (2. Geom) dan setelah proses editing
(3. Edit)!
b. Data sebelum proses Decon-TAR (3. Edit) dan setelah proses
Decon-TAR (4. Prepro)
(Sertakan bukti hasil screenshot yang telah ditandai)
MODUL 5:

PENGOLAHAN DATA SEISMIK REFLEKSI BAGIAN 3: MAIN


PROCESSING (SIMPLIFIED)

Tujuan

a. Memahami dan melaksanakan proses analisis kecepatan pada main


processing
b. Memahami dan melaksanakan proses NMO pada main processing
c. Memahami dan melaksanakan proses Stacking kecepatan pada main
processing

Tugas Pendahuluan

a. Jelaskan langkah-langkah proses Normat Moveout (NMO) dan sertakan


rumus perhitungannya (disertai penjelasannya)!
b. Bagaimana cara menghitung Vrms pada setiap perlapisan?
c. Jelaskan tujuan dari proses Stacking!

Alat dan Bahan

a. Aplikasi ProMAX (via Virtual Box dengan sistem operasi CentOS)

Langkah Pengerjaan

a. Buat flow baru “4. Velan” dan masukkan beberapa subflow dibawah ini:
b. Nonaktifkan selain 3 baris pertama (diatas ---Add Flow Comment---
pertama). Pada subflow “Supergather Formation*” masukkan parameter
berikut ini:

Pada subflow “Velocity Analysis Precompute” masukkan informasi


parameter berikut ini:

Pada subflow “Disk Data Output” buat variabel baru “5. Supergather” di
“Output Dataset Filename”. MB1 Execute dan tunggu hingga proses selesai.
c. Nonaktifkan selain diantara kedua “---Add Flow Comment---“. Ubah
informasi parameter pada “Disk Data Input” seperti dibawah ini:
Pada “Velocity Analysis” seperti dibawah ini:

Lalu MB1 Execute hingga muncul tampilan untuk picking kecepatan.


Aktifkan tampilan NMO dengan cara pilih menu Gather  Aktifkan Apply
NMO. Lakukan picking kecepatan secara global untuk menentukan tren
kecepatan pada data seismik. Setelah selesai File  Save Picks. Tutup
jendela tersebut.
d. Ubah informasi parameter pada subflow “Velocity Analysis” seperti
dibawah ini:

Sehingga picking sebelumnya akan menjadi pemandu (guider) untuk


picking yang lebih detail. MB1 Execute dan tunggu muncul tampilan yang
serupa. Lakukan picking kecepatan secata detail untuk menentukan
kecepatan pada setiap CDP di data seismik. Setelah selesai klik menu File
 Save Picks. Tutup jendela tersebut.
e. Nonaktifkan selain subflow “Volume Viewer/Editor” lalu masukkan
informasi parameter berikut ini:

MB1 Execute hingga muncul tampilan penampang kecepatan “1. Velref”.


Lakukan hal serupa untuk “2. Velfix”. Lihat perbedaannya.
f. Buat flow baru “5. Stacking” dan masukkan beberapa subflow berikut ini:

g. Nonaktifkan selain 3 baris subflow pertama (diatas ---Add Flow Comment-


--) lalu masukkan informasi parameter untuk “Disk Data Input” seperti
dibawah ini:
Pada subflow “Normal Moveout Correction”, pilih “Yes” pada “Get
velocities from the database?” dan pilih “2. Velfix” pada “SELECT
Velocity parameter file”. Pada subflow “Disk Data Output” buat variabel
baru “6. NMObrute” di “Output Dataset Filename”. MB1 Execute dan
tunggu hingga proses selesai.
h. Nonaktifkan selain 3 baris subflow terakhir (dibawah ---Add Flow
Comment---) lalu masukkan informasi parameter untuk “Disk Data Input”
seperti dibawah ini:

Pada subflow “CDP/Ensemble Stack”, pilih “Yes” pada “Has NMO been
applied?” dan pilih “No” pada “Apply final datum statistics after stack?”.
Pada subflow “Disk Data Output” buat variabel baru “7. Brutestack” di
“Output Dataset Filename”. MB1 Execute dan tunggu hingga proses selesai.
i. Buat flow baru “0. Stack Display” dan masukkan subflow berikut:

Pada “Disk Data Input” masukkan dataset “7. Brutestack”, dan pada “Trace
Display”  ganti “Trace display MODE” menjadi “Color”. MB1 Execute.
j. Adapun untuk mengganti warna pada tampilan penampang stacking, pilih
menu “View”  “Edit Colormap...”  muncul jendela “Color Editor” pilih
menu “File”  “Open”  pilih warna yang diinginkan (ex:
blue_white_red.rgb)  OK.
k. Lakukan langkah-langkah diatas pada Model 2

Analisa Laporan
a. Jelaskan peran masing-masing flow pada praktikum ini!
b. Bagaimana cara menentukan nilai kecepatan yang mendekati benar saat
melakukan proses picking pada flow Velan?
c. Jelaskan perbedaan yang tampak pada perbandingan berikut ini pada kedua
model:
a. Penampang kecepatan Velref dan Velfix!
b. Data sebelum proses NMO (4. Prepro) dan setelah proses NMO (6.
NMObrute)  bandingkan dalam CDP gather!
(Sertakan bukti hasil screenshot yang telah ditandai)
d. Bagaimana hasil data rekaman seismik setelah stacking jika dibandingkan
dengan model (kedua model)? Berikan analisis anda!
Lampiran

Contoh Analisis Velref (Kecepatan Referensi untuk memperlihatkan tren umum)


Contoh Volume Viewer pada Velref
Contoh Analisis Velfix (Kecepatan untuk memperlihatkan lebih detail pada setiap CDP)
Contoh Volume Viewer pada Velref
MODUL 6

DESAIN AKUISISI DATA SEISMIK AKTIF 3D DENGAN


MENGGUNAKAN SOFTWARE MESA

Tujuan

a. Memahami tahap pembuatan desain survei akuisisi seismik 3D


menggunakan aplikasi MESA.
b. Memahami parameter yang diperlukan dalam pembuatan survei seismik
3D.
c. Membedakan hasil dengan menggunakan Unit Template Layout dan
Line/Brick Layout

Tugas Pendahuluan

a. Jelaskan jenis-jenis sumber getar seismik!


b. Apa saja perbedaan antara survei seismik 2D dan survei seismik 3D?
Jelaskan!
c. Apa yang dimaksud dengan inline, crossline, salvo, bin (bin size), dan
Common Cellpoint? Berikan ilustrasinya!

Alat dan Bahan

a. Aplikasi Mesa Expert 10.04

Langkah Pengerjaan

a. Buka aplikasi Mesa hingga muncul tampilan berikut ini:


b. Pilih menu Layout  Units..., lalu pada kotak dialog Unit Selection pilih
Meters  OK.
c. Selanjutnya pilih menu Layout  Design Guide, lalu akan muncul jendela
Design Guide. Masukkan parameter-parameter berikut ini:
Klik Done...
d. Percobaan 1  klik Line Layout, lalu pada jendela Line/Brick Layout
buatlah ukuran akuisisi 2 km x 2 km.

Klik OK pada masing-masing jendela hingga keluar tampilan desain


akuisisi tersebut.

e. Lalu pada ikon pilih Bin Grid Settings sehingga muncul jendela Bin
Definition  OK (ukuran bin tetap 25 x 25 m).

f. Klik ikon , lalu pada jendela Shoot  centang Display template during
shoot  klik tombol Shoot. Tunggu hingga proses selesai.
g. Pilih menu Bin Analysis  Fold Calculation hingga muncul jendela Folf
Calculation  pilih Fold, Offsets, dan Azimuth pada Calculation Options
 OK.

h. Aktifkan masing-masing ikon berikut dan


lakukan analisis pada laporanmu.
i. Kembali ke menu Bin Analysis  Bin Statistics sehingga muncul
subwindow yang baru. Analisis masing-masing ikon berikut di laporanmu

dengan menekan tombolnya.

j. Tekan ikon untuk menyimpan database yang telah dibuat.


k. Percobaan 2  lakukan hal yang sama pada langkah c hingga d, namun
pilih Unit Temp, hingga muncul jendela Unit Template Window.
l. Tekan ikon hingga muncul jendela Unit Template Repeat  pilih Fill
Rectangle dengan ukuran 2 km x 2 km. Centang pada Use Full Template 
OK.

m. Klik ikon , lalu pada jendela Shoot  centang Display template during
shoot  klik tombol Shoot. Tunggu hingga proses selesai.
n. Lakukan langkah serupa untuk percobaan kedua dari langkah g hingga j.

Analisa Laporan

a. Jelaskan tujuan dari masing-masing langkah yang telah dilakukan!


b. Apasaja parameter desain yang dibutuhkan dalam pembuatan simulasi
menggunakan aplikasi Mesa? Jelaskan dari setiap parameter tersebut!
c. Jelaskan perbedaan Unit Template Layout dan Line/Brick Layout dari
praktikum ini! (Sertakan bukti hasil screenshot yang telah ditandai)
d. Informasi apa saja yang didapat dari ikon berikut ini

dan jelaskan disertai dengan hasil screenshot


pada kedua percobaan tersebut!
e. Informasi apa saja yang didapat dari ikon berikut ini

dan jelaskan disertai dengan hasil


screenshot pada kedua percobaan tersebut!
Lampiran

Desain akuisisi pada Line/Brick Layout


Desain Akuisisi pada Unit Template Layout

Anda mungkin juga menyukai