6. Nilai faktor amplifikasi dapat diketahui dari tinggi puncak frekuensi dominan spektrum kurva HVSR.
dimana 𝐴 adalah frekuensi natural (Hz), 𝐴𝐴 adalah kecepatan gelombang S di lapisan permukaan (m/s),
dan 𝐴 adalah ketebalan lapisan (m) (Lachet dan Brad, 1994).
Gambar 7.1. Ilustrasi tegangan geser pada deformasi lapisan permukaan tanah
7.2.4. Amplifikasi
Amplifikasi merupakan penguatan gelombang akibat adanya perbedaan yang signifikan antar
medium. Nilai faktor amplifikasi tanah berkaitan dengan perbandingan kontras impedansi lapisan
permukaan dengan lapisan di bawahnya. Bila perbandingan kontras impedansi kedua lapisan tersebut
tinggi, maka nilai faktor amplifikasi nya juga tinggi
Ada dua penyebab terjadinya amplifikasi gelombang gempa. Pertama, adanya gelombang yang
terjebak di lapisan lunak, sehingga terjadi superposisi antar gelombang. Jika gelombang tersebut memiliki
frekuensi yang relatif sama, maka terjadi proses resonansi gelombang gempa, yang membuat gelombang
tersebut saling menguatkan. Kedua, adanya kesamaan frekuensi natural gempa dengan frekuensi natural
geologi setempat (Nakamura, 2000).
Amplifikasi berbanding lurus dengan nilai HVSR. Nilai amplifikasi bisa bertambah, jika batuan telah
mengalami deformasi (pelapukan, pelipatan, atau pesesaran) yang mengubah sifat fisik batuan. Pada
batuan yang sama, nilai amplifikasi dapat bervariasi sesuai dengan tingkat deformasi dan pelapukan pada
tubuh batuan tersebut (Marjiyono, 2010).
Faktor amplifikasi dapat dituliskan sebagai persamaan berikut
𝐴𝐴
𝐴𝐴 = (7.3)
𝐴𝐴
dengan 𝐴𝐴 adalah kecepatan gelombang S di lapisan basement (m/s). Apabila persamaan 7.3.
disubstitusi dengan persamaan 7.2., maka didapatkan persamaan frekuensi dominan
𝐴𝐴 (7.4)
𝐴=
4𝐴. 𝐴𝐴
7.3. Akuisisi
7.3.1. Alat
- Berat : 1,4 kg
- Power supply : 12 V
- Format pembacaan data : SEG-2 (standar), BIN (dalam perekaman mode Continuous)
- Lama akuisisi : 512 sampai 21504 sampel (215 sec setiap 100 c/s atau 10,7 s setiap
2000 c/s atau tergantung kapasitas memori SD yang
digunakan)
- Amplifikasi : 1, 6, 12, 18, 24, 30, 36 dB (konfigurasi untuk setiap channel atau
komponen)
b. Seismometer
(a) (b)
Gambar 7.4. Seismometer tipe S3S (a) tampak samping; (b) tampak atas
- Bahan : Alumunium
(a) (b)
Gambar 7.5. (a) Port kabel penghubung (fiber optic) (b) Port pada seismometer dan vibralog
Pasangkan kabel pada seismometer dan vibralog dengan mencocokkan port kabel (lingkaran kuning)
dengan port pada alat (seismometer dan vibralog). Apabila telah cocok, kemudian putar dan
sedikit tekan searah jarum jam.
9. Apabila seluruh kabel telah terhubung dengan baik, nyalakan panel power pada vibralog
sehingga dalam posisi ON. Akan muncul menu utama.
10. Pilih menu DIAGNOSTIC untuk mengidentifikasi kesiapan alat. Menu ini menampilkan informasi
sisa tegangan baterai, koneksi memori, dan waktu. Kesiapan alat diindikasikan dengan tulisan
STATUS : READY .
11. Pilih menu CONFIGURATION pada menu awal untuk pengaturan pengambilan data sesuai
ketentuan user.
12. Selanjutnya kembali ke menu utama untuk melakukan pengaturan AMPLIFICATION. Pilih menu
AMPLIFICATIONS untuk mengatur nilai gain factor sesuai dengan referensi tabel 7.1.
Gambar 7.9. Tampilan menu AMPLIFICATION
0 dB 0,500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000
AMPLIFI
C 6 dB 0,250 0,500 0,750 1,000 1,250 1,500 1,750 2,000 2,250 2,500
A
T 12 dB 0,125 0,250 0,375 0,500 0,625 0,750 0,875 1,000 1,125 1,250
I
O18 dB 0,063 0,125 0,188 0,250 0,313 0,375 0,438 0,500 0,563 0,625
N
24 dB 0,031 0,062 0,094 0,125 0,156 0,187 0,218 0,250 0,281 0,312
30 dB 0,016 0,013 0,020 0,027 0,034 0,040 0,047 0,054 0,060 0,067
36 dB 0,008 0,016 0,023 0,031 0,039 0,047 0,055 0,062 0,070 0,078
13. Pilih menu CONTINUOUS RECORDING pada menu utama untuk memulai pengukuran.
14. Atur waktu lama perekaman yang diinginkan. Penambahan atau pengurangan durasi pengukuran
menggunakan tombol atas untuk menambah atau tombol bawah untuk mengurangi waktu
perekaman.
16. Tekan ENTER untuk langkah selanjutnya. Langkah selanjutnya adalah penamaan data
pengukuran. Penamaan atau pemilihan huruf digunakan tombol menu.