TINJAUAN PUSTAKA
Metode seismik inversi merupakan suatu metode untuk membuat model bawah
permukaan dengan menggunakan data seismik sebagai data masukan dan data sumur
sebagai kontrol. Metode inversi dapat dianggap sebagai kebalikan dari metode
bumi. Pada metode seismic inversi penampang seismic dikonversi kedalam bentuk
impedansi akustik yang merepresentasikan sifat fisis batuan sehingga lebih mudah
sesmik inversi model based dapat menggambarkan impedansi akustik Dengan baik
karena didapat dari membangun model geologi dan mencocokan secara iteratif untuk
mendapat hasil yang optimal mendekati model riilnya (Tabah dkk, 2010).
tanah dan juga aliran muatan (arus listrik) ataupun arus fluida pada batuan berpori
adalah contoh-contoh proses geofisika. Data lapangan tak lain merupakan refleksi dari
kompleksitas sistem geofisika yang sedang diamati, yang dikontrol oleh distribusi
Tujuan utama dari kegiatan eksplorasi geofisika adalah untuk membuat model bawah
permukaan bumi dengan mengandalkan data lapangan yang diukur bisa pada
permukaan bumi atau di bawah permukaan bumi atau bisa juga di atas permukaan bumi
dari ketinggian tertentu. Untuk mencapai tujuan ini, idealnya kegiatan survey atau
Seringkali –bahkan hampir pasti– terjadi beberapa kendala akan muncul dan tak bisa
dihindari, seperti kehadiran noise pada data yang diukur. Ada juga kendala
ketidaklengkapan data atau malah kurang alias tidak cukup. Namun demikian, dengan
analisis data yang paling mungkin, kita berupaya memperoleh informasi yang relatif
valid berdasarkan keterbatasan data yang kita miliki. Dalam melakukan analisis,
sejumlah informasi mengenai kegiatan akuisisi data juga diperlukan, antara lain:
berapakah nilai sampling rate yang optimal? Berapa jumlah data yang diperlukan?
Berapa tingkat akurasi yang diinginkan? Selanjutnya –masih bagian dari proses
analisis– model matematika yang cocok mesti ditentukan yang mana akan berperan
ketika menghubungkan antara data lapangan dan distribusi parameter fisis yang hendak
dicari. Setelah proses analisis dilalui, langkah berikutnya adalah membuat model
bawah permukaan yang nantinya akan menjadi modal dasar interpretasi. Ujung dari
rangkaian proses ini adalah penentuan lokasi pemboran untuk mengangkat sumber
percuma. Dari sini terlihat betapa pentingnya proses analisis apalagi bila segala
Dalam masalah inversi, kita selalu berhubungan dengan parameter model (M) dan data
(N); yang mana jumlah dari masing-masing akan menentukan klasifikasi permasalahan
inversi dan cara penyelesaiannya. Bila jumlah model parameter lebih sedikit
dibandingkan data observasi (M < N), maka permasalahan inversi ini disebut
fit ) terhadap data observasi. Dalam kondisi yang lain dimana jumlah parameter yang
ingin dicari (M) lebih banyak dari pada jumlah datanya (N), maka masalah inversi ini
disebut underdetermined. Dalam kasus ini terdapat sekian banyak model yang dapat
sesuai kondisi datanya. Inilah yang disebut dengan masalah non-uniqness. Bagaimana
cara untuk mendapatkan model yang paling mendekati kondisi bawah permukaan?
Menurut Meju, 1994 persoalan ini bisa diselesaikan dengan model yang parameternya
berbentuk fungsi kontinyu terhadap posisi. Kasus yang terakhir adalah ketika jumlah
data sama atau hampir sama dengan jumlah parameter. Ini disebut evendetermined.
Pada kasus ini model yang paling sederhana dapat diperoleh menggunakan metode
inversi langsung. Pada bab ini, saya mencoba menyajikan dasar teknik inversi yang
diaplikasikan pada model garis, model parabola dan model bidang. Uraian aplikasi
tersebut diawali dari ketersediaan data observasi, lalu sejumlah parameter model
(unknown parameter) mesti dicari dengan teknik inversi. Mari kita mulai dari model
model dan parameter model berdasarkan data yang diamati model dan parameter model
berdasarkan data yang diamati di permukaan bumi. Dalam beberapa referensi istilah
model tidak hanya menyatakan representasi kondisi geologi oleh besaran fisis tetapi
mencakup pula hubungan matematik atau teoritik antara parameter model dengan
Gambar 2.1 Ilustrasi hubungan antara model, parameter model dan respons model
(Grandis, 2009):
a. Pemodelan ke depan
yang secara teoretis akan teramati di permukaan bumi jika diketahui harga
konsep fisika yang mendasari fenomena yang ditinjau. Dalam pemodelan data
geofisika, dicari suatu model yang menghasilkan respons yang cocok atau fit
dengan data pengamatan atau data lapangan. Dengan demikian, model tersebut
b. Pemodelan Inversi
diperoleh secara langsung dari data. Menke (1984) mendefinisikan teori inversi
sebagai sesuatu kesatuan teknik atau metode matematika dan statistika untuk
fenomena yang kita tinjau, hasil observasi terhadap system adalah data
sedangkan informasi yang ingin diperoleh dari data adalah model atau
parameter model.
Gambar 2.2a Proses pemodelan ke depan (forward modeling) untuk
menghitung respons (data teoritik atau data perhitungan) dari suatu model
tertentu
parameter model hingga diperoleh kecocokan antara data perhitungan dan data
lapangan
II.1.3 Metode Inversi Berdasarkan Model (Model Based)
Pada metode ini langkah yang pertama dilakukan adalah membangun model geologi,
kemudian model tersebut dibandingkan dengan data seismik, diperbarui secara iteratif
sehingga didapatkan kecocokan yang lebih baik dengan data seismik. Semakin banyak
iterasinya maka koefisien korelasi antara seismic sintetik dan seismik riilnya semakin
besar dan error semakin kecil. Hasil keluarannya berupa model yang sesuai dengan
data masukan. Hubungan antara model dengan data seismik dapat dijelaskan dengan
metode Generalized Linear Inversion (GLI). Jika terdapat sebuah data observasi
geofisika, metode GLI akan menurunkan model geologi yang paling sesuai dengan data
observasi. GLI menganalisis deviasi kesalahan antara model keluaran dan data
dengan kesalahan sekecil mungkin. Metode ini membutuhkan suatu model impedansi
akustik awal yang biasanya diperoleh dari hasil perkalian antara data log kecepatan
𝐼𝐴 = 𝑝 𝑣 (1)
Dengan,
p = Densitas (g/cm3)
v = Kecepatan (m/s)
Impedansi Akustik tersebut kemudian diturunkan untuk memperoleh harga koefisien
Sehingga
𝐼𝐴2−𝐼𝐴1
𝐾𝑅 = 𝐼𝐴2+𝐼𝐴1 (3)
Dengan,
seismogram sintetik yang sama dengan jejak seismik berdasarkan harga impedansi
Dengan,
w(t) = wavelet
Kelebihan metode inversi model based adalah hasil yang didapatkan memiliki
informasi yang lebih akurat dan jelas karena memasukkan komponen frekuensi rendah
(dari data log), dan nilai impedansi akustik yang didapat rata-rata memiliki harga
impedansi akustik yang kontras sehingga mempermudah dalam penentuan batas atas
(top) dan batas bawah (bottom) suatu lapisan reservoar. Hasil akhir dari suatu proses
inversi data seismic adalah berupa data impedansi akustik yang memiliki informasi
lebih lengkap dibandingkan data seismik. Perubahan amplitude pada data seismic
hanyalah mencenninkan suatu bidang batas antar lapisan batuan sehingga bisa
dikatakan bahwa data seismik adalah attribute dari suatu bidang batas lapisan batuan.
Sedangkan impedansi akustik mencerminkan sifat fisis dari batuan. Secara matematis
impedansi akustikbatuan adalah hasil perkalian antara harga kecepatan dengan harga
densitas suatu batuan. Impedansi akustik merupakan sifat fisis Batuan yang dengan
mudah dapat langsung dikonversikan menjadi karakter suatu batuan (reservoar) seperti
representasi suatu fenomena atau system oleh suatu model melalui pendekatan fisika
merupakan bagian penting untuk dapat melakukan prediksi “kelakuan” sistem yang
melandasi bekerjanya suatu fenomena. Hal tersebut merupakan salah satu kajian dalam
berbagai bidang ilmu dan rekayasa secara umum. Dalam bidang ilmu kebumian sistem
Dalam tataran yang lebih umum pemodelan secara lebih komprehensif mencakuo
(observed parameter) atau data dari suatu sistem dengan parameter yang
Pengukuran
Salah satu cara untuk mengkaji apakah representasi fenomena atau sistem oleh
suatu model telah sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya maka dilakukan
pengukuran data. Data merupakan respons dari fenomena atau sistem yang
sebenarnya.
Estiimasi
didasarkan pada informasi awal yang relevan, misalnya dari data pendukung
lapangan.
Validasi
Validasi dilakukan untuk menguji apakah parameter model yang dipilih dapat
dengan data yang diukur di lapangan maka parameter model harus dimodifikasi.
Proses validasi dan modifikasi parameter model dapat diulang hingga diperoleh
dilakukan terhadap perkiraan awal harga parameter model dengan asumsi bahwa
representasi fisika dari fenimena atau sistem telah dianggap benar. Dengan demikian
ketidak-sesuaian data teoritis dengan data lapangan lebih disebabkan oleh kesalahan
estimasi parameter model. Hal tersebut merupaka asumsi dasar yang menjadi landasan
Metode potensial diri (self potential/SP) pertama kali ditemukan oleh Robert Fox
ketika berusaha menemukan endapan tembaga sulfida di Cornwall, Inggris pada tahun
dihubungkan dengan suatu galvanometer. Metode SP ini mulai digunakan sejak 1920
sebagai salah satu metode untuk eksplorasi logam dasar, lebih khusus lagi untuk
mendeteksi adanyha suatu badan bijih. Beberapa mineral yang mungkin di prospeksi
dengan metode SP adalah Pirit, Pirhotit, Grafit, Kalkopirit, Kovelit, Bornit, Kalkosit,
konduktor. Sedangkan Sfalerit karena bersifat nonkonduktor maka mineral ini tidak
kadang)
Pernah)
Grafit Kalkosit
Antrasit
Potensial alami dapat terjadi akibat adanya perbedaan material, konsentrasi larutan
eletroktrolit dan atau adanya suatu aliran fluida. Beberapa kejadian lain adalah
memetakan potensial spontan tersebut. Metode SP adalah metode yang pasif, beda
potensial alami yang dihasilkan oleh suatu material geologi di suatu daerah survey
diukur diantara dua titik elektroda di permukaan tanah. Beda potensial yang terukur
mulai dari beberapa milivolt hingga lebih dari satu volt. Positif dan negatif harga beda
potensial adalah faktor yang penting di dalam interpretasi anomali SP. (Tambunan,
2015).
mineral) pada daerah kontak - kontak geologi, aktifitas bioelektrik dari material
organik, korosi, perbedaan suhu dan tekanan dalam fluida di bawah permukaan dan
Aktivitas elektrokimia dan mekanik adalah penyebab dari Potensial Diri (SP) di
permukaan bumi. Faktor pengontrol dari semua kejadian ini adalah air tanah. Potensial
ini juga berhubungan erat dengan pelapukan yang terjadi pada tubuh mineral, variasi
sifat batuan (kandungan mineral), aktivitas biolistrik dari bahan organik, karatan
(proses korosi), gradien tekanan, panas dalam permukaan cairan, serta fenomena lain
elektrokinetik atau disebut dengan streaming potential. Sedang yang lainnya adalah
proses elektrokimia, proses ini menghasilkan potensial liquid junction, potensial serpih
potential) yang bernilai kurang dari 10 mV dibentuk sebagai akibat adanya sebuah
elektrolit yang mengalir melalui medium yang berpori atau kapiler. Besarnya resultan
𝜀𝜉𝛿𝑃𝜌
𝐸𝑘 = (5)
4 𝜋𝜂
(Nm2), dan ξ potensial zeta (potensial yang muncul pada lapisan padat dan cair) (volt).
Jika konsentrasi elektrolit dalam tanah bervariasi secara lokal, maka perbedaan
potensial akan muncul sebagai akibat perbedaan mobilitas anion dan kation dalam
larutan yang konsentrasinya berbeda. Potensial ini disebut potensial difusi (liquid
Dengan Ia dan Ic adalah mobilitas anion (+ve) dan kation (-ve), R kostanta gas (8,314
JK-1 mol-1), T temperature absolut (K), n ion valensi, F kostanta Faraday (96487 Cmol-
1
), c1 dan c2 kosentrasi larutan (mol).
Potensial nerst (shale) terjadi ketika muncul perbedaan potensial antara 2 logam identik
yang dicelupkan dalam larutan yang homogen dan konsentrasi larutan masing-masing
elektroda berbeda. Besarnya potensial ini diberikan oleh interpretasi bawah permukaan.
Kombinasi antara potensial difusi dan potensial nerst disebut potensial elektrokimia
Bila 2 macam logam dimasukkan dalam suatu larutan homogen, maka pada logam
tersebut akan timbul beda potensial. Beda potensial ini disebut sebagai potensial kontak
elektrolit. Pada daerah yang banyak mengandung mineral, potensial kontak elektrolit
dan potensial elektrokimia sering timbul dan dapat diukur dipermukaan dimana
mineral itu berada, sehingga dalam hal ini kedua proses timbulnya potensial ini disebut
juga dengan potensial mineralisasi. Potensial mineralisasi bernilai kurang dari 100 mV.
Elektron ditransfer melalui tubuh mineral dari agen pereduksi di bawah muka air tanah
menuju agen pengoksidasi di atas muka air tanah (dekat permukaan). Tubuh mineral
sendiri tidak berperan secara langsung dalam reaksi elektrokimia, tetapi bertindak
Jadi prinsip dasarnya adalah potensial mineralisasi timbul jika kondisi lingkungan
elektrokimia di bawah permukaan tanah. Pada sedimen air laut mempunyai potensial
Secara umum, peralatan yang digunakan pada metoda potensial diri ini
terbuat seperti tabung panjang yang diisi dengan larutan CuSO4 dengan porosnya
Ada dua alternative dalam melakukan pengukuran metode potensial diri yaitu
(Aguztina, 2011) :
1. Cara yang pertama adalah salah satu elektroda tetap, sedangkan yang satu lagi
2. Cara yang kedua adalah kedua elektroda bergerak bersamaan secara stimultan,
Pengertian regresi secara umum adalah sebuah alat statistik yang memberikan
penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih. Dalam
1. Variabel Respon disebut juga variabel dependen yaitu variabel yang keberadaannya
2. Variabel Prediktor disebut juga dengan variabel independen yaitu variable yang
Untuk mempelajari hubungan – hubungan antara variabel bebas maka regresi linier
Analisis regresi sederhana merupakan hubungan antara dua variabel yaitu variabel
bebas (variable independen) dan variabel tak bebas (variabel dependen). (Repositori
USU, 2011).
Sedangkan analisis regresi berganda merupakan hubungan antara 3 variabel atau lebih,
yaitu sekurang-kurangnya dua variabel bebas dengan satu variabel tak bebas. Tujuan
utama regresi adalah untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel (variabel
dependen) jika nilai variabel yang lain yang berhubungan dengannya (variabel lainnya)
sudah ditentukan.
II.3.1 Analisis Regresi Linier Sederhana
bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas tunggal dengan variable bebas
tunggal. Regresi linier sederhana hanya memiliki satu peubah yang dihubungkan
dengan satu peubah tidak bebas. Bentuk umum dari persamaan regresi linier untuk
𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑥 (8)
Di mana:
terkecil, yaitu cara yang dipakai untuk menentukan koefisien persamaan dan dari
jumlah pangkat dua (kuadrat) antara titik-titik dengan garis regresi yang dicari yang
(9)
(10)
Gambar 2.3 Garis Regresi Y karena pengaruh X, persamaan regresinya Y=2,0 + 0,5x
Jadi harga b merupakan fungsi dari koefisien korelasi. Bila koefisien korelasi tinggi,
maka harga b juga besar, sebaliknya bila koefisiennya rendah maka nilai b kecil. Selain
itu jika koefisien bernilai negative maka nilai b juga bernilai negative, begitupun
sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/55599191/Laporan-Self-Potensial-Mbuhh-
Repaired Gede Agustina, 2011
http://geofisika.net/wp-content/uploads/2015/03/buku_inversi.pdf
http://geofisika.net/wp-content/uploads/2015/03/buku_inversi.pdf
http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/sm/article/viewFile/2950/2636
http://personal.fmipa.itb.ac.id/utriweni/files/2011/08/11.-Regresi-Linear-Andat-Nov-
11.pdf
https://rufiismada.files.wordpress.com/2012/02/analisis-regresi.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/26987/Chapter%20II.pdf;jsess
ionid=39C5F4DC7533328EB619A9209818AE5D?sequence=4
http://www.fia.unipdu.ac.id/download/modul-korelasi-dan-regresi-2014-01-04.pdf
INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE SELF
POTENTIAL DAERAH BLEDUG KUWU KRADENAN GROBOGAN, Rina Dwi
Indriana, M. Irham Nurwidyanto, Kurnia W. Haryono Laboratorium Geofisika,
Jurusan Fisika, Universitas Diponegoro 2017
Pusat pengembangan sumber daya manusia geologi, mineral dan batubara, judul:
Metode Geofisika potensial diri (Self Potential), CHARLES TAMBUNAN 2015