Anda di halaman 1dari 5

Abstrak.

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui kecepatan merambat fluida


kebatuan antara batu bata utuh dengan batu bata terbelah. pada penelitian ini kami
menggunakan sampel dua buah batu bata putih. Sampel pertama batu bata putih di
masukkan kedalam baskom yang berisi air yang sudah terlarut oleh garam, dan sampel
kedua batu batanya dibelah menjadi dua lalu diikat tali rapiah selanjutnya di celupkan ke
air yang mengandung air garam. Dari percobaan ini di dapat data Batuan utuh yang tidak
dipotong akan memiliki kecepatan rambat air yang lebih lambat daripada batuan yang
dipotong memiliki sudut. Batuan yang dipotong dengan sudut tertentu kemudian diikat
akan memiliki kecepatan merambat air yang lebih cepat, hal ini dikarenakan batuan tersebut
memiliki bekas belahan atau ruang untuk fluida dapat mengalir daripada batuan yang tidak
dibelah.

Kata Kunci: batu bata, kapilaritas, salinitas

Abstract. Research has been carried out to determine the velocity of fluid propagation
between intact bricks and split bricks. in this study we used a sample of two white bricks.
The first sample of white bricks is inserted into the basin containing water that has been
dissolved by salt, and the second sample of the bricks is split into two and then tied to a
neat rope then dipped into water containing salt water. From this experiment data can be
obtained that intact rock that is not cut will have a water velocity that is slower than the cut
rock has an angle. Rocks that are cut at certain angles are then bound to have a faster speed
of water propagation, this is because these rocks have hemispheric traces or space for fluid
to flow rather than rock that is not cleaved.

Keywords: bricks, capillary, salinity.

BAB I

PENDAHULUAN

Kapilaritas sendiri merupakan proses DASAR TEORI


naik turunya fluida pada pipa-pipa
kapilar. Pada percobaan ini digunakan 2.1 Salinitas
bata putih yang mana memiliki pori-pori
didalamnya. Pori-pori tersebut Salinitas adalah tingkat keasinan atau
diasumsikan sama dengan pipa-pipa kadar garam terlarut dalam air. Salinitas
kapiler. Ada beberapa yang juga mengacu pada kandungan garam
mempengaruhi kapilaritas diantaranya dalam tanah. Garam adalah senyawa
densitas cairan, gravitas, jari-jari pipa alami yang berada di tanah dan air. Proses
kapiler dan sudut pipa kapiler terhadap peningkatan kadar garam disebut dengan
permukaan air. salinisasi. Kadar garam berlebih pada
permukaan tanah disebabkan oleh
BAB II perpindahan garam melalui proses
kapilaritas dari bagian di dalam tanah
yang mengandung air dengan garam
terlarut, ke permukaan. Proses evaporasi
menarik air dari dalam tanah ke
permukaan, dan air yang menguap
meninggalkan garam di permukaan tanah.
Garam yang terkonsentrasi juga bisa
berasal dari pupuk kimia.
Gambar 1 Proses perpindahan garam ke
Salinisasi adalah proses yang diakibatkan permukaan akibat kapilaritas
oleh:
Peristiwa kapilaritas disebabkan
 tingginya kadar garam pada perairan adanya gaya adhesi dan gaya kohesi yang
menentukan tegangan permukaan zat
 fitur lanskap yang menyebabkan
cair. Tegangan permukaan akan
garam berpindah melalui pergerakan
mempengaruhi besar kenaikan atau
air tanah
penurunan zat cair pada pipa kapiler.
 faktor iklim yang menyebabkan Tegangan permukaan bekerja sepanjang
akumulasi garam keliling pipa kapiler yang menarik zat
cair dengan gaya. Dinding akan
 aktivitas manusia seperti tebang mengadakan reaksi sebagai balasan atas
habis, irigasi, akuakultur, dan aksi dan menarik zat cair ke atas dengan
penggaraman untuk melelehkan salju gaya yang sama besar. Pada keadaan
dan es. setimbang, komponen vertikal gaya tarik
dinding sebanding dengan berat air yang
Salinasi yang berlebihan dapat naik. Naik turunnya zat cair pada pipa
menimbukan beberapa efek negatif kapiler dapat dinyatakan dengan rumus :
seperti efek yang merusak bagi
pertumbuhan tanaman hingga
menyebabkan kematian tanaman
kerusakan infrastruktur yang berada di
atas (jalan, bangunan) dan bawah tanah Dimana y adalah naik turunnya zat cair
(korosi perpipaan), penurunan kualitas dalam kapiler (m), 𝛾 adalah tegangan
air tanah dan permukaan, dan erosi tanah. permukaan (N/m), 𝜃 adalah sudut kontak
Karena efek yang ditimbulkan oleh
(o), 𝜌 adalah massa jenis zat cair (kg/m3),
salinitas terhadap infrastruktur seperti
jembatan yang berada diatas laut, maka g adalah percepatan gravitasi (m/s2), dan
penting adanya penelitian mengenai r adalah jari-jari penampang pipa (m).
pengaruh salinitas terhadap kecepatan
kenaikan air pada batuan. BAB III
METODOLOGI
2.2 Kapilaritas 3.1 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam
Kapilaritas adalah fenomena naik atau
percobaan ini adalah 2 buah batu bata
turunnya permukaan zat cair dalam suatu
putih, air tawar, garam, baskom,
pipa kapiler (pipa dengan luas
stopwatch, dan mistar.
penampang yang sempit) atau pada
batuan berupa pori. Kapilaritas dapat
3.2 Cara Kerja
menyebabkan perpindahan garam dari
Langkah pertama, ditentukan kadar
dalam tanah yang mengandung air
garam untuk praktikum ini. Garam
dengan garam terlarut ke permukaan.
ditimbang kemudian dilarutkan dengan NO t(s) h(m) h(tengah)
1L air di baskom. Setelah itu, dimasukkan
batu bata pertama pada larutan air garam
dan diamati kenaikan airnya. 1 600 0 0
Untuk bata kedua, batu bata dibelah
menjadi dua. Kemudian 2 belah bata tadi
2 840 0.01 0.015
diikatkan dengan tali rafia menjadi satu
lagi. Lalu dimasukkan ke dalam baskom
larutan air garam yang tadi dan diamati 3 4200 0.03 0.03
kenaikan airnya.

BAB IV 4 11100 0.04 0.03


ANALISA DATA DAN
PEMBAHASAN
5 27900 0.045 0.03
4.1 Analisa Data
Tabel 4.1 Data waktu dan ketinggian pada batu
bata (yang tidak terbelah). 6 29400 0.05 0.03

NO t(s) h(m)
7 36600 0.05 0.05

1 600 0
8 43800 0.06 0.05

2 840 0.01
9 51000 0.06 0.05

3 4200 0.03
10 58200 0.06 0.05

4 11100 0.04 4.2 Grafik

5 27900 0.055

6 29400 0.055

7 36600 0.055

8 43800 0.055
Gambar 4.1 Grafik waktu dan ketinggian pada
batu bata yang tidak terbelah
9 51000 0.055

10 58200 0.055

Tabel 4.2 Data waktu dan ketinggian untuk batu


bata (terbelah)
terkena fluida, maka lama-kelamaan
batuan tersebut akan mengalami
pelapukan dan akan membuat batuan
akan lebih rapuh dan mudah patah. Air
garam memiliki kecepatan merambat
naik yang lebih cepat dibandingkan air
tawar, sehingga hal ini lah yang membuat
batuan akan lebih cepat rapuh daripada
batuan yang terendam air tawar. Air
Gambar 4.2 Grafik waktu dan ketinggian pada
garam juga memiliki ion-ion yang dapat
batu bata yang terbelah menghatarkan listrik sehingga batuan
tersebut akan memilki nilai resistivitas
yang rendah.

Pengaruh sudut batuan juga sangat


mempengaruhi kecepatan merambat
naiknya fluida ke batuan. Batuan utuh
yang tidak dipotong akan memiliki
kecepatan rambat air yang lebih lambat
Gambar 4.3 Grafik waktu dan ketinggian pada
daripada batuan yang dipotong memiliki
batu bata yang terbelah dihitung ditengah.
sudut. Batuan yang dipotong dengan
sudut tertentu kemudian diikat akan
memiliki kecepatan merambat air yang
lebih cepat, hal ini dikarenakan batuan
tersebut memiliki bekas belahan atau
ruang untuk fluida dapat mengalir
daripada batuan yang tidak dibelah.

Dengan kata lain, batuan yang telah


dibelah kemudian diikat akan memiliki
Gambar 4.4 Grafik perbandingan nilai permeabitas yang lebih besar
4.3 Pembahasan daripada batuan yang tidak dibelah.
Batuan yang tidak dipotong akan
Berdasarkan perconaam diatas dapat memiliki kecepatan rambat air yang lebih
diamati bahwa kecepatan merambat air cepat ketimbang batuan yang dipototong
pada batuan memiliki respon yang dengan sudut 45ᵒ. Hal ini disebabkan
berbeda-beda. Batuan yang direndam karena fluida lebih mudah merambat di
dengan air garam akan lebih cepat tempat yang memiliki sudut lebih besar
merambat naik kebatuan. Hal ini ketimbang sudut lancip.
dikarenakan air garam memiliki tekanan
kapiler dan konsentrasi yang lebih tinggi Selain itu, dalam praktikum ini juga
dibandingkan air tawar. Tekanan kapiler sangat dipengaruhi oleh parameter fisis
dapat menjelaskan tentang vertical porositas dan permeabilitas. Batuan yang
saturation distribution. memiliki nilai porositas yang lebih besar
dan terhubung akan memiliki nilai
Air garam juga lebih bersifat korosif permeabilitas yang besar juga, sehingga
daripada air tawar. Ketika batuan terus batuan tersebut akan memiliki kecepatan
rambat air yang lebih cepat ketimbang
batuan yang massif.

Anda mungkin juga menyukai