MODEL PEMBELAJARAN
a. Quantum Teaching
1. Prinsip Quantum Teaching
Segalanya yang berada dilingkungan memberikan makna tentang belajar. Bahasa tubuh
yang ada pada seseorang sesungguhnya mengirimi pesan tentang belajar.
Segalanya bertujuan
Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks yang akan
menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika
siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa mereka
pelajari.
Pada saat siswa mengambil langkah mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan
dan kepercayaan diri mereka.
Kelebihan Quantum Teaching.
Kekurangan Quantum Teaching
Memerlukan persiapan yang matang bagi guru dan lingkungan yang mendukung.
Memerlukan fasilitas yang memadai.
Model ini banyak dilakukan di luar negeri sehingga kurang beradaptasi dengan
kehidupan di Indonesia.
Kurang dapat mengontrol siswa.
alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan atau dikenal dengan singkatan TANDUR:
a. Tumbuhkan
Konsep tumbuhkan ini sebagai konsep operasional dari prinsip “bawalah dunia mereka ke
dunia kita”. Dengan usaha menyertakan siswa dalam pikiran dan emosinya, sehingga tercipta
jalinan dan kepemilikan bersama atau kemampuan saling memahami.
Secara umum konsep tumbuhkan adalah sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan
keingintahuan, buatlah siswa tertarik atau penasaraan tentang materi yang akan diajarkan.
Dari hal tersebut tersirat, bahwa dalam pendahuluan (persiapan) pembelajaran dimulai guru
seyogyanya menumbuhkan sikap positif dengan menciptakan lingkungan yang positif,
lingkungan sosial (komunitas belajar), sarana belajar, serta tujuan yang jelas dan memberikan
makna pada siswa, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu.
b. Alami
Tahap ini jika kita tulis pada rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada kegiatan inti.
Konsep “alami” mengandung pengertian bahwa dalam pembelajaran guru harus memberi
pengalaman dan manfaat terhadap pengetahuan yang dibangun siswa sehingga menimbulkan
hasrat alami otak untuk menjelajah.
Pada konsep alami guru memberikan cara terbaik agar siswa memahami informasi,
memberikan permainan atau kegiatan yang memanfaatkan pengetahuan yang sudah mereka
miliki, sehingga dapat memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengetahuan yang melekat.
c. Namai
Konsep ini berada pada kegiatan inti, yang “namai” mengandung maksud bahwa penamaan
memuaskan hasrat alami otak (membuat siswa penasaran, penuh pertanyaan mengenai
pengalaman) untuk memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan. Penamaan dalam
hal ini adalah mengajarkan konsep, melatih keterampilan berpikir dan strategi belajar.
Pertanyaan yang dapat memandu guru dalam memahami konsep “namai” yaitu perbedaan
yang perlu dibuat dalam belajar, apa yang harus guru tambahkan pada pengertian siswa,
strategi kiat jitu, alat berpikir yang digunakan untuk siswa ketahui atau siswa gunakan.
d. Demonstrasikan
Tahap ini masih pada kegiatan inti, pada tahap ini adalah memberi kesempatan siswa untuk
menunjukkan bahwa siswa tahu. Hal ini sekaligus memberi kesempatan siswa untuk
menunjukkan tingkat pemahaman terhadap materi yang dipelajari.
e. Ulangi
Tahap ini jika kita tuangkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada penutup.
Tahap ini dilaksanakan untuk memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu
bahwa aku tahu ini”. Kegiatan ini dilakukan secara multimodalitas dan multikecerdasan.
Guru memberikan ulangan tentang apa yang sudah dipelajari, strategi untuk
mengimplementasikan yaitu bisa dengan membuat isian “aku tahu bahwa aku tahu ini” hal ini
merupakan kesempatan siswa untuk mengajarkan pengetahuan baru kepada orang lain
(kelompok lain), atau dapat melakukan pertanyaan pertanyaan post tes.
f. Rayakan
Tahap ini dituangkan pada penutup pembelajaran. Dengan maksud memberikan rasa puas,
untuk menghormati usaha, ketekunan, dan kesusksesan yang akhirnya memberikan rasa
kepuasan dan kegembiraan. Dengan kondisi akhir siswa yang senang maka akan
menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar lebih lanjut.
Panduan pertanyaan dalam diri guru untuk melaksanakan adalah untuk pelajaran ini, cara
yang paling sesuai untuk merayakannya, bagaimana dapat mengakui setiap orang atas
prestasi mereka. Strategi yang dapat digunakan adalah dengan pujian bernyanyi bersama,
pesta kelas, memberikan reward berupa tepukan (De Porter, 2005: 10).
Persiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi,
sajikan gambar ditempel atau pakai OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian,
diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan
penyimpulan, valuasi dan refleksi. Examples Non Examples adalah metode belajar yang
menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan
KD
Langkah-langkah:
f. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang
ingin dicapai.
g. Kesimpulan
NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan,
buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi
bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor
siswa, tiasp siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja
kelompok, presentasi kelompok dengan nomnor siswa yang sama sesuai tugas masing-
masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa,
umumkan hasil kuis dan beri reward.
Langkah-langkah:
a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok
dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.
e. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
f. Kesimpulan.
STAD adalah salah sati model pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat
kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolabratif,
sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor
perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan
reward.
Kooperatif Tim Siswa Kelompok Prestasi (Slavin, 1995)
Langkah-langkah:
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya
sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis
tidak boleh saling membantu.
f. Kesimpulan
e. Jigsaw
Model pembeajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan sintaks seperti berikut
ini. Pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS)
yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota
kelompok bertugas membahasa bagian tertentu, tuiap kelompok bahan belajar sama, buat
kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi,
kembali ke kelompok aasal, pelaksnaa tutorial pada kelompok asal oleh anggotan kelompok
ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
Kooperatif Model Tim Ahli (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978)
Langkah-langkah:
b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu
dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.
e. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian
mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota
lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
h. Penutup.
f. Artikulasi
Langkah-langkah:
c. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
d. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari
guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti
peran. Begitu juga kelompok lainnya.
f. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa.
g. Kesimpulan/penutup.
g. Mind Mapping
Pembelajaran ini sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya
adalah: informasi kompetensi, sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk
menanggapi dan membuat berbagai alternatiu jawababn, presentasi hasuil diskusi kelompok,
siswa membuat ksimpulan dari hasil setiap kelompok, evaluasi dan refleksi.
Langkah-langkah:
b. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya
permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
c. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
e. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat
di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
f. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan
sesuai konsep yang disediakan guru.
Model pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan sintaks: Guru menyajikan
materi klasikal, berikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara
berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi kelompok (share), kuis individual,
buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.
3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan
hasil pemikiran masing-masing.
4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan
dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.
i. Debate
Langkah-langkah:
1. Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra.
2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok
diatas.
3. Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk
berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai
sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap
pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide diharapkan.
6. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat
kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.