“PENGUAT TERBENAM”
NAMA : MAIRESMA
NIM : 19033105
DOSEN : Drs.Hufri,M.Si
JURUSAN FISIKA
2021
PENGUAT TERBENAM
A. Tujuan
1. Merancang titik kerja dai transistor agar berada di tengah-tengah garis beban
C. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan bagaimana cara mendapatkan titik kerja dari transistor agar berada di
tengah tengah garis beban?
Jawab :
Dalam mendesain suatu penguat common emitor perlu diperhatikan titik kerja
dari transistor. Tujuan dari titik kerja transistor dibuat berada di tengah-tengah garis
beban adalah Agar penguat dapat bekerja dengan baik. Realisasi dari ungkapan
tersebut adalah bagaimana mendapatkan nilai tegangan V CE = 0,5 VCC. Suatu
alternatif untuk mendapatkan VCE = 0,5 VCC dapat dilakukan dengan memasang RB2
dengan potensiometer. Dengan menggeser geser potensiometer akan didapatkan
nilai tegangan VCE setengah dari VCC. Dalam kondisi ini besar arus kolektor
diberikan:
2. Pada rangkaian penguat terbenam seperti gambar (1) diberikan nilai RC = 3,3KΩ,
RE1=47Ω, RE2 = 680Ω, β = 200 dan tegangan VCC = 9 Volt. Rancanglah penguat
agar titik kerja dari transistor berada di tengah-tengah garis beban.
Diketahui :
RC = 3,3KΩ
RE1=47Ω RE2 = 680Ω
VCC = 9 Volt β = 200
Jawaban :
( )
( )( )
( ) ( ) ( )
( )
( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
4. Berdasarkan nilai tahanan dan tegangan pada soal nomor 2, tentukanlah penguatan
dari penguat terbenam. Tentukan pula penguatan dari penguat jika tahanan R E1
antara emitor dengan kapasitor pintas tidak dipasang. Jelaskanlah pengaruh
penambahan tahanan RE1 antara emitor dengan kapasitor pintas terhadap
penguatan dari penguat.
Jawaban :
Penguatan Dari Penguat Terbenam
Penambahan tahanan RE1 antara emitor dengan kapasitor pintas menyebabkan nilai
tahanan Rit menjadi lebih besar. Akibatnya penguatan dari penguat menjadi
berkurang.
5. Bila tegangan masukan pada penguat soal nomor 1 divariasikan dengan tegangan
puncak 10 mV, 12 mV, 16 mV, 18 mV, dan 20 mV, tentukanlah tegangan keluaran
pada penguat terbenam dalam keadaan terbuka dan plotlah hubungan antara
tegangan keluaran dengan tegangan masukan.
Jawaban:
1) Variasi tegangan puncak 1 : 10 mV.
VO = KV . VI = 133,3 x 10 mV = 1333 mV .
2) Variasi tegangan puncak 2 : 12 mV.
VO = KV . VI = 133,3 x 12 mV = 1599,6 mV .
3) Variasi tegangan puncak 3 : 16 mV.
VO = KV . VI = 133,3 x 16 mV = 2132,8 mV .
4) Variasi tegangan puncak 4 : 18 mV.
VO = KV . VI = 133,3 x 18 mV = 2399,4 mV .
5) Variasi tegangan puncak 5 : 20 mV.
VO = KV . VI = 133,3 x 20 mV = 2666 mV .
Hubungan Antara Tegangan Keluaran
Dengan Tegangan Masukan
3000
tegangan keluaran (mV)
2500
2666
2000 2399.4
2132.8
1500
1599.6
1000 1333
500
0
10 12 16 18 20
tegangan masukan (mV)
D.TABEL DATA
Tabel 1. Data hasil pengukuran tegangan keluaran dan tegangan masukan untuk
tiga keadaan berbeda
Tabel 2. Data hasil pengukuran tegangan keluaran dan tegangan masukan untuk
tiga variasi tahanan RE1
F. RANGKAIAN
1. Tabel 1
I. Dengan RE1
ii. Tanpa RE1
iii. Tanpa CE
2.TABEL 2
Untuk RE1 = 33 Ω
Untuk RE1 = 47 Ω
Untuk RE1 = 100 Ω
G.TUGAS AKHIR
Jawab :
I. Dengan RE1 = 22 Ω
Jawab :
Dengan RE1 = 47 Ω
Jawab :
Dari data yang didapatkan dan dari grafik pada soal no 3 dapat
diketahui bahwa pemberian tahanan RE1 mempengaruhi penguatan dari
rangkaian penguat. Dimana semakin besar nilai tahanan RE1 yang diberikan
maka penguatannya akan semakin berkurang namun akan lebih stabil
penguatannya.
5. Dengan memilih data pengukuran untuk salah satu nilai tahan RE1, plotlah
hubungan antara tegangan keluaran dengan tegangan masukan yang didapat
dari hasil pengukuran dan data yang didapat dari hasil perhitungan secara
teoritis. Berikanlah analisis terhadap grafik yang didapat dari hasil pengukuran
dari perhitungan.
Jawab :
Dari grafik yang di dapatkan dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang
cukup jauh terhadap besar tegangan keluaran dari penguat secara teori dan
secara pengukuran. Hal ini dapat terjadi mungkin disebabkan oleh kesalahan
dalam membuat rangkaian atau yang lainnya yang disebakan karena kelalaian
dari praktikan.
H.Kesimpulan
Sutrisno, (1986). Elektronika Teori dasar dan penerapannya. Jilid 1, ITB Bandung, 140 – 156.
Malvino, terjemahan Barmawi (1985). Prinsip-prinsip Elektronika. Jilid 1, Erlangga, Jakarta, Hal:
168-183