MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Fisika Modern
Oleh:
SANDRA IBRAHIM
NIM 441416040
Sa
JURUSAN KIMIA
PRODI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat,
hidayah dan petunujuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Fisika Modern.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Modern di Jurusan
Kimia Prodi Pend Kimia Universitas Negari Gorontalo.
Pada kesempatan ini kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penyusunan makalah ini terutama Nita Suleman S.T., MT. selaku
dosen mata kuliah Fisika Modern yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan mengenai fisika modern. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan
saran demi perbaikan makalah selanjutnya, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya.
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.
PENDAHULUAN
Seratus tahun lalu, Albert Einstein muda membuat karya besarnya. Tak tanggung-
tanggung, ia melahirkan tiga buah makalah ilmiah yang menjadikan dirinya ilmuwan
paling berpengaruh di abad ke-20. Tahun itu dianggap annus mirabilis atau Tahun
Keajaiban Einstein. Salah satu makalah itu adalah tentang efek fotolistrik. Oleh panitia
Hadiah Nobel Fisika, makalah itu dianugerahi Hadiah Nobel Fisika pada 1921.
Apa hubungan Max Planck dan Albert Einstein? Pada 1990, Max Karl Ernst
Ludwig Planck (1858-1947), ilmuwan dari Universitas Berlin, Jerman, mengemukakan
hipotesisnya bahwa cahaya dipancarkan oleh materi dalam bentuk paket-paket energi
yang ia sebut quanta. Ia memformulakannya sebagai hv. Penemuan Planck itu
membuatnya mendapatkan Hadiah Nobel Bidang Fisika pada 1918.
Gagasan ini diperluas oleh Einstein lima tahun setelah itu. Dalam makalah ilmiah
tentang efek fotolistrik, menurut Einstein, cahaya terdiri dari partikel-partikel yang
kemudian disebut sebagai foton. Ketika cahaya ditembakkan ke suatu permukaan logam,
foton-fotonnya akan menumbuk elektron-elektron pada permukaan logam tersebut
sehingga elektron itu dapat lepas. Peristiwa lepasnya elektron dari permukaan logam itu
dalam fisika disebut sebagai efek fotolistrik.
Einstein menyelesaikan paper yang menjelaskan efek ini pada tanggal 17 Maret
1905 dan mengirimkannya ke jurnal Annalen der Physik, persis 3 hari setelah ulang
tahunnya yang ke 26. Di dalam paper tersebut Einstein untuk pertama kalinya
memperkenalkan istilah kuantum (paket) cahaya. Pada pendahuluan paper ia
berargumentasi bahwa prosesproses seperti radiasi benda hitam, fotoluminesens, dan
produksi sinar katode, hanya dapat dijelaskan jika energi cahaya tersebut tidak
terdistribusi secara kontinyu.
Pada kenyataanya, inilah ikhwal lahirnya fisika modern yang menampik asumsi
teor-teori mapan saat itu. Salah satunya adalah teori Maxwell yang berhasil memadukan
fenomena kelistrikan dan kemagnetan dalam satu formula serta menyimpulkan bahwa
cahaya merupakan salah satu wujud gelombang elektromagnetik. Jelas dibutuhkan waktu
cukup lama untuk meyakinkan komunitas fisika jika cahaya memiliki sifat granular.
Pada saat itu Einstein mempublikasikan paper lain berjudul Teori Kuantum
Cahaya. Di dalam paper ini ia menjelaskan proses emisi dan absorpsi paket cahaya dalam
molekul, serta menghitung peluang emisi spontan dan emisi yang
diinduksi yang selanjutnya dikenal sebagai koefisien EinsteinA danB. Kedua koefisien
ini bermanfaat dalam menjelaskan secara teoretis penemuan laser di kemudian hari.
Tujuh tahun kemudian Arthur Compton berhasil membuat eksperimen yang
membuktikan sifat kuantum cahaya tersebut dengan bantuan teori relativitas khusus.
Untuk menguji teori kuantum yang dikemukakan oleh Max Planck, kemudian
Albert Einstein mengadakan suatu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki bahwa
cahaya merupakan pancaran paket-paket energi yang kemudian disebut foton yang
memiliki energi sebesar hf. Percobaan yang dilakukan Einstein lebih dikenal dengan
sebutan efek fotolistrik. Peristiwa efek fotolistrik yaitu terlepasnya elektron dari
permukaan logam karena logam tersebut disinari cahaya.
Ketika seberkas cahaya dikenakan pada logam, ada elektron yang keluar dari
permukaan logam. Gejala ini disebut efek fotolistrik. Efek fotolistrik diamati melalui
prosedur sebagai berikut. Dua buah pelat logam (lempengan logam tipis) yang terpisah
ditempatkan di dalam tabung hampa udara. Di luar tabung kedua pelat ini dihubungkan
satu sama lain dengan kawat. Mula-mula tidak ada arus yang mengalir karena kedua plat
terpisah. Ketika cahaya yang sesuai dikenakan kepada salah satu pelat, arus listrik
terdeteksi pada kawat. Ini terjadi akibat adanya elektron-elektron yang lepas dari satu
pelat dan menuju ke pelat lain secara bersama-sama membentuk arus listrik.
1. hanya cahaya yang sesuai (yang memiliki frekuensi yang lebih besar dari frekuensi
tertentu saja) yang memungkinkan lepasnya elektron dari pelat logam atau
menyebabkan terjadi efek fotolistrik (yang ditandai dengan terdeteksinya arus listrik
pada kawat). Frekuensi tertentu dari cahaya dimana elektron terlepas dari permukaan
logam disebut frekuensi ambang logam. Frekuensi ini berbeda-beda untuk setiap
logam dan merupakan karakteristik dari logam itu.
2. ketika cahaya yang digunakan dapat menghasilkan efek fotolistrik, penambahan
intensitas cahaya dibarengi pula dengan pertambahan jumlah elektron yang terlepas
dari pelat logam (yang ditandai dengan arus listrik yang bertambah besar). Tetapi,
Efek fotolistrik tidak terjadi untuk cahaya dengan frekuensi yang lebih kecil dari
frekuensi ambang meskipun intensitas cahaya diperbesar.
3. ketika terjadi efek fotolistrik, arus listrik terdeteksi pada rangkaian kawat segera
setelah cahaya yang sesuai disinari pada pelat logam. Ini berarti hampir tidak ada
selang waktu elektron terbebas dari permukaan logam setelah logam disinari cahaya.
Karakteristik dari efek fotolistrik di atas tidak dapat dijelaskan menggunakan teori
gelombang cahaya. Diperlukan cara pandang baru dalam mendeskripsikan cahaya dimana
cahaya tidak dipandang sebagai gelombang yang dapat memiliki energi yang kontinu
melainkan cahaya sebagai partikel.
Konsep penting yang dikemukakan Einstein sebagai latar belakang terjadinya efek
fotolistrik adalah bahwa satu elektron menyerap satu kuantum energi. Satu kuantum
energi yang diserap elektron digunakan untuk lepas dari logam dan untuk bergerak ke
pelat logam yang lain. Hal ini dapat dituliskan sebagai
E = W0 + Ekm
hf = hf0 + Ekm
Ekm = hf – hf0
Gerakan elektron yang ditandai sebagai arus listrik pada gejala efek fotolistrik
dapat dihentikan oleh suatu tegangan listrik yang dipasang pada rangkaian. Jika pada
rangkaian efek fotolistrik dipasang sumber tegangan dengan polaritas terbalik (kutub
positif sumber dihubungkan dengan pelat tempat keluarnya elektron dan kutub negatif
sumber dihubungkan ke pelat yang lain), terdapat satu nilai tegangan yang dapat
menyebabkan arus listrik pada rangkaian menjadi nol.
Arus nol atau tidak ada arus berarti tidak ada lagi elektron yang lepas dari
permukaan logam akibat efek fotolistrik. Nilai tegangan yang menyebabkan elektron
berhenti terlepas dari permukaan logam pada efek fotolistrik disebut tegangan atau
potensial penghenti (stopping potential). Jika V0 adalah potensial penghenti, maka
Ekm = eV0
Persamaan ini pada dasarnya adalah persamaan energi. Perlu diperhatikan bahwa
e adalah muatan elektron yang besarnya 1,6 × 10 −19 C dan tegangan dinyatakan dalam
satuan volt (V).
Atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan
elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran
proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral. Pada tahun 1913 pakar
fisika Denmark Niels Bohr menyatakan bahwa kegagalan model atom Rutherford dapat
disempurnakan dengan menerapkan Teori Kuantum dari Planck. Model atom Bohr
dinyatakan dalam bentuk empat postulat berkaitan dengan pergerakan elektron yaitu
sebagai berikut :
1. Dalam mengelilingi inti atom, elektron berada pada kulit (lintasan) tertentu. Kulit ini
merupakan gerakan stasioner (menetap) dari elektron dalam mengelilingi inti atom
dengan jarak tertentu.
2. Selama elektron berada pada lintasan stasioner tertentu, energi elektron tetap sehingga
tidak ada energi yang diemisikan atau diserap.
3. Elektron dapat beralih dari satu kulit ke kulit lain. Pada peralihan ini, besarnya energi
yang terlibat sama dengan persamaan Planck, ΔE = h.
4. Lintasan stasioner elektron memiliki momentum sudut. Besarnya momentum sudut
adalah kelipatan dari nh/2π , dengan n adalah bilangan kuantum dan h adalah tetapan
Planck.
Semakin besar harga n (makin jauh dari inti), makin besar energi elektron
yang mengorbit pada kulit itu. Jadi tingkat energi kulit L lebih besar daripada kulit
K,tingkat energi kulit M lebih besar daripada kulit L dan seterusnya. Kulit yang
ditempati electron apakah kulit K,L,M atau yang lainnya bergantung pada energi
elektron itu.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Gejala foto listrik adalah munculnya arus listrik atau lepasnya elektron yang
bermuatan negatif dari permukaan sebuah logam akibat permukaan logam tersebut
disinari dengan berkas cahaya yang mempunyai panjang gelombang atau frekuensi
tertentu. Ditemukan seratus tahun lalu oleh Albert Einstein muda. Pada tahun itulah ia
membuat karya besarnya. Salah satunya adalah tentang efek fotolistrik. Oleh panitia
Hadiah Nobel Fisika, makalah itu dianugerahi Hadiah Nobel Fisika pada 1921.
DAFTAR PUSTAKA
1. Beiser, Arthur. 2003. Concepts of Modern Physics Sixth Edition. New York :
McGraw-Hill Companies.
2. Daton, Goris Seran, dkk. 2007. Fisika. Jakarta : PT. Grasindo.
3. Gautreau, Ronald dan Savin, William. 2006. Teori dan Soal-Soal Fisika Modern
Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
4. Krane, Kenneth S. 1992. Fisika Modern. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-
Press).
5. Oxtoby, David W, dkk. 2003. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid II.
Jakarta : Erlangga.
6. Soedojo, Peter. 2001. Asas-Asas Ilmu Fisika Jilid 4 : Fisika Modern. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
7. Surya, Yohanes. 2009. Fisika Modern. Tangerang : PT. Kandel
8. Tipler, A Paul and Ralph, A. Liewellyn. 2008. Modern Physics Fifth Eedittlion. New
York : W. H. Freeman and Company.
9. Yaz, M. Ali. 2007. Fisika 3. Yogyakarta : Yudhistira.