Sistem Pendidikan di Indonesia yang tercantum dalam undang-undang nomor 20 tahun
2003 menitikberatkan bahwa Pendidikan dapat mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003). Terlihat jelas bahwa Pendidikan bertujuan membentuk karaktek seseorang. Melalui dunia Pendidikan seseorang akan mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu, diharapkan Pendidikan dapat mampu menghasilkan ouyput (keluaran) yang baik, serta berkualitas. Untuk meningkatkan hasil belajar harus dibarengi dengan kualitas sumber daya manusia. Dalam proses pembelajaran, guru memegang penuh kendali. Kemudian disis lain peran guru untuk usia sekolah dasar sangat penting sebagai fasilitator, bertugas memfasilitasi kegiatan pembelajaran yang berlangsung pada peserta didik. Pendidikan harus mampu mengembangkan suasana kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan individu-individu yang lebih baik dan lebih kreatif dalam semua aspek kehidupan. Pendidikan memiliki posisi strategis dalam meningkatkan kualitas masyarakat di Indonesia baik menyangkut kehidupan sosial spiritual maupun tentang kemampuan yang kemudian dikaitkan dengan tuntutan pembangunan pada zaman sekarang yang perkembangannya begitu pesat. Hal ini sejalan dengan sebuah pendapat yang menyatakan bahwa tanggung jawab pendidikan dimaksudkan untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang semakin berperan menampilkan keunggulan dirinya (Mulyasa, 2006: 3) Untuk mendapatkan mutu pendidikan yang baik, diperlukan proses pembelajaran yang baik pula. Terdapat beberapa komponen dalam belajar mengajar yaitu: tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, model, metode, alat, sumber belajar dan evaluasi. Komponen-komponen tersebut saling terkait dan mempe-ngaruhi satu sama lain dalam rangka berlang-sungnya proses belajar mengajar, bila salah satu komponen tersebut tidak ada, maka proses belajar mengajar tidak dapat berlangsung dengan baik. Kegiatan pembelajaran secara aktif dilakukan guna mendapatkan suatu kondisi belajar mengajar yang aktif, efektif, serta menyenangkan. Hal ini belum terjadi secara maksimal dalam proses pembelajaran di kelas. Para pendidik masih perlu penyesuaian dengan kurikulum 2013, sehingga untuk mendesain pembelajaran yang bermakna masih kesulitan. Siswa hanya duduk diam dan mendengarkan apa yang disampaikan guru, tanpa guru tahu apakah siswa tersebut memahami materi yang disampaikan. Sehingga untuk mengembangkan potensi peserta didik harus terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial agak sulit.