Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Belajar
dan Pembelajaran yang berisikan tentang “model pembelajaran Project Based
Learning”

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan


bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam
proses pembelajaran.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya


karena pengetahuan yang kami miliki cukup terbatas. Oleh karena itu, kami
berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih.

Gorontalo, November 2018

Penyusun

Kelompok 3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pesatnya pembangunan yang disertai dengan perkembangan Ilmu


Pengetahuan dan Teknologi dewasa ini perlu direspon oleh kinerja dunia pendidikan
yang profesional dan memiliki mutu tinggi. Pembangunan di suatu negara tidak bisa
mengabaikan kegiatan pendidikan. Masa depan suatu negara sangat ditentukan oleh
bagaimana negara itu memperlakukan pendidikan. Dunia pendidikan yang bermutu
diharapkan dapat mendukung tercetaknya generasi muda penerus bangsa yang cerdas,
terampil dan berwawasan luas sehingga mampu bersaing di era global.

Karena pada hakikatnya, fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan


kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia. Keberhasilan
pendidikan ditentukan oleh banyak aspek yang saling berkaitan. Proses pembelajaran
adalah merupakan suatu sistem Dengan demikian, pencapaian standar proses untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dari menganalisis setiap
komponen yang dapat membentuk dan memengaruhi proses pembelajaran.
Namun demikian, komponen yang selama ini dianggap sangat memengaruhi
proses pendidikan adalah komponen guru. Hal ini memang wajar, sebab guru
merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai
subjek dan objek belajar.

Guru adalah pihak yang bertugas membimbing siswa agar dapat mencapai
tujuan dalam pembelajaran sekaligus mengelola kelas agar dapat menjadi sebuah tim
yang solid, komunikatif dan kondusif selama proses pembelajaran. Dari segi
efektifitas, seorang guru diharapkan mampu mengelola pembelajaran dengan baik.
Pembelajaran yang monoton tentunya akan berpengaruh terhadap semangat belajar
siswa dan prestasi belajar siswa. Pemilihan strategi juga model pembelajaran yang
relevan dengan standar kompetensi juga dapat memacu kemampuan serta minat
belajar siswa demi tercapainya optimalisasi kualitas pembelajaran dan pembelajaran
yang bermakna.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 19 ayat 1 mengenai


Standar Nasional Pendidikan juga dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Oleh sebab itu makalah ini akan membahas tentang model Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning). Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning) adalah model pembelajaran sistematik yang mengikut sertakan
pelajar ke dalam pembelajaran teoritis dan keahlian yang kompleks, pertanyaan
otentik dan perancangan produk dan tugas. Pembelajaran berbasis proyek memiliki
potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan
bermanfaat bagi peserta didik. Dalam pembelajaran berbasis proyek, peserta didik
terdorong lebih aktif dalam belajar. Guru hanya sebagai fasilitator, mengevaluasi
produk hasil kerja peserta didik yang ditampilkan dalam hasil proyek yang
dikerjakan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Project Based Learning?
2. Apa saja ciri-ciri Project Based Learning?
3. Apa saja langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek (project based
learning) ?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis proyek (project
based learning)?
5. Bagaimana peran guru dan siswa dalam pembelajaran berbasis proyek?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Project Based Learning.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari Project Based Learning.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek (project
based learning).
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis proyek
(project based learning).
5. Untuk mengetahui peran guru dan siswa dalam pembelajaran berbasis proyek.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Project Based Learning

Project Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang sudah


banyak dikembangkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Jika
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Project Based Learning bermakna sebagai
pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan
metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya
dalam beraktivitas secara nyata. PBL dirancang untuk digunakan pada permasalahan
komplek yang diperlukan pelajaran dalam melakukan investigasi dan memahaminya.
Berikut pengertian PBL menurut beberapa ahli.

a. Thomas Mergendoller dan Michaelson mengatakan PBL adalah


metodepengajaran sistematik yang mengikut sertakan pelajaran ke dalam
pembelajaran pengetahuan dan keahlian yang kompleks, pertanyaan autentik
dan perancangan produk dan tugas.
b. Baron B. mengatakan PBL adalah pendekatan cara pembelajaran secara
konstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasisriset
terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata relevan bagi
kehidupannya.
c. Blumenfeld menjelaskan bahwa PBL adalah pendekatan komprehensif untuk
pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar pelajaran melakukan riset
terhadap permasalahan nyata.
d. Boud dan Felleti mengemukakan PBL adalah cara yang konstruktif dalam
pembelajaran menggunakan permasalahan sebagai stimulus dan
berfokusaktivitas pelajar.
e. Moeslichatoen dalam bukunya “metode pengajaran di taman kanak-
kanak”mengatakan bahwa model pembelajaran berdasarkan proyek (PBL)
adalah suatu metode pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar
dengan menghadapkan anak dengan persoalan sehari-hari yang harus
dipecahkan secara berkelompok. Menurut hasil penelitian terdapat hubungan
yang erat antara proses memperoleh pengalaman yang sebenarnya dengan
pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan bagi anak harus diintegrasikan
dengan lingkungan kehidupan anak yang banyak menghadapkan anak dengan
pengalaman langsung.
B. Ciri- Ciri pembelajaran berbasis proyek

Ciri pembelajaran berbasis proyek menurut Center For Youth Development


and Education Boston (Muliawati, 2010:10) yaitu:

1) Melibatkan para siswa dalam masalah – masalah kompleks, persoalan –


persoalan dunia nyata, dimana pun para siswa dapat memilih dan menetukan
persoalan atau masalah yang bermakna
2) Para siswa diharuskan menggunakan penyelidikan, penelitian keterampilan
perencanaan, berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah saat
mereka menyelesaikan proyek.
3) Para siswa diharapkan mempelajari dan menerapkan keterampilan dan
pengetahuan yang dimilikinya dalam berbagai konteks ketika mengerjakan
proyek.
4) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dan mempraktekkan
keterampilan pribadi pada saat mereka bekerja dalam tim kooperatif, maupun
saat mendiskusikan dengan guru.
5) Memberikan kesempatan bagi para siswa mempraktekan berbagai
keterampilan yang dibutuhkan untuk kehidupan dewasa mereka dan karir
(bagaimana mengalokasikan waktu, menjadi individu yang bertanggung
jawab, keterampilan pribadi, belajra melalui pengalaman).
6) Menyampaikan harapan mengenai prestasi/hasil pembelajaran (ini disesuaikan
dengan standard an tujuan pembelajaran untuk sekolah/negara ).
7) Melakukan refleksi yang mengarahkan siswa untuk berpikir kritis tentang
pengalaman mereka dan menghubungkan pengalaman dengan pelajaran.
8) Berakhir dengan presentasi atau produk yang menunjukkan pembelajaran dan
kemudian dinilai (kriteria dapat ditentukan oleh para siswa)

C. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek. peserta didik diberikan tugas


dengan mengembangkan tema/topik dalam pembelajaran dengan melakukan kegiatan
proyek yang realistik. Di samping itu, penerapan pembelajaran berbasis proyek ini
mendorong tumbuhnya kreativitas, kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri,
serta berpikir kritis dan analitis pada peserta didik.
Secara umum, langkah-langkah Pembelajaran berbasis proyek (PBP) dapat
dijelaskan sebagai berikut:

Berdasarkan bagan di atas, kegiatan yang harus dilakukan pada setiap langkah
PBP adalah sebagai berikut:

- Penentuan proyek Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik


proyek berdasarkan tugas proyek yang diberikan oleh guru. Peserta didik
diberi kesempatan untuk memilih/menentukan proyek yang akan
dikerjakannya baik secara kelompok ataupun mandiri dengan catatan tidak
menyimpang dari tugas yang diberikan guru.
- Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek Peserta didik merancang
langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal sampai akhir beserta
pengelolaannya. Kegiatan perancangan proyek ini berisi aturan main dalam
pelaksanaan tugas proyek, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung tugas
proyek, pengintegrasian berbagai kemungkinan penyelesaian tugas proyek,
perencanaan sumber/bahan/alat yang dapat mendukung penyelesaian tugas
proyek, dan kerja sama antar anggota kelompok.
- Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek Peserta didik di bawah pendampingan
guru melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya.
Berapa lama proyek itu harus diselesaikan tahap demi tahap.
- Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru Langkah ini
merupakan langkah pengimplementasian rancangan proyek yang telah dibuat.
Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan proyek di antaranya adalah
dengan a) membaca, b) meneliti, c) observasi, d) interviu, e) merekam, f)
berkarya seni, g) mengunjungi objek proyek, atau h) akses internet. Guru
bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta didik dalam melakukan tugas
proyek mulai proses hingga penyelesaian proyek. Pada kegiatan monitoring,
guru membuat rubrik yang akan dapat merekam aktivitas peserta didik dalam
menyelesaikan tugas proyek.
- Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek Hasil proyek dalam
bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, karya seni, atau karya
teknologi/prakarya dipresentasikan dan/atau dipublikasikan kepada peserta
didik yang lain dan guru atau masyarakat dalam bentuk pameran produk
pembelajaran.
- Evaluasi proses dan hasil proyek Guru dan peserta didik pada akhir proses
pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek.
Proses refleksi pada tugas proyek dapat dilakukan secara individu maupun
kelompok. Pada tahap evaluasi, peserta didik diberi kesempatan
mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan tugas proyek yang
berkembang dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama menyelesaikan
tugas proyek. Pada tahap ini juga dilakukan umpan balik terhadap proses dan
produk yang telah dihasilkan.

D. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis proyek (project based


learning)

Kelebihan dan kekurangan pada penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek


dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek:


a) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong
kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu
untuk dihargai.
b) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
c) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan
problem-problem yang kompleks.
d) Meningkatkan kolaborasi.
e) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
f) Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber.
g) Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik
dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-
sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
h) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara
kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
i) Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan
dengan dunia nyata.
j) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik
maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

2. Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek:


a) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
b) Membutuhkan biaya yang cukup banyak
c) Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di
mana instruktur memegang peran utama di kelas.
d) Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
e) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan
informasi akan mengalami kesulitan.
f) Ada kemungkinanpeserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
g) Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda,
dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan

Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek di atas


seorang pendidik harus dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi peserta didik
dalam menghadapi masalah membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan
proyek, meminimalis dan menyediakan peralatan yang sederhana yang terdapat di
lingkungan sekitar, memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak
membutuhkan banyak waktu dan biaya, menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan sehingga instruktur dan peserta didik merasa nyaman dalam proses
pembelajaran.

E. Peran Guru dan Siswa dalam PBL

Menurut Waras Khamdi, selama berlangsungnya proses pembelajaran


berbasis proyek, pelajar akan mendapatkan bimbingan dari narasumber atau
fasilitator, dimana peran fasilitator:

a. Peran Guru
1) Mengajar kelompok dan menciptakan suasana yang nyaman
2) Memastikan bahwa sebelum dimulai, setiap kelompok telah memiliki seorang
anggota yang bertugas membaca materi, sementara teman – temannya
mendengarkan, dan seorang anggota yang bertugas mencatat informasi yang
penting sepanjang jalannya diskusi
3) Memberikan materi atau informasi pada saat yang tepat, sesuai dengan
perkembangan kelompok.
4) Memastikan bahwa setiap sesi diskusi kelompok diakhiri dengan self-
evalution.
5) Menjaga agar kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan.
6) Memonitor jalannya diskusi dan membuat catatan tentang berbagai masalah
yang muncul dalam proses belajar, serta mengajar agar proses belajar terus
berlangsung. Dengan tujuan agar setiap tahapan dalam proses belajar tidak
dilewati atau diabaikan, sehingga tiap tahapan dilakukan dalam urutan yang
tepat.
7) Menjaga motivasi pelajar dengan mempertahankan unsur tantangan dalam
penyelesaian tugas dan juga mempertahankan untuk mendorong pelajaran
keluar dari kesulitan.
8) Membimbing proses belajar dengan mengajukan pertanyaan yang tepat pada
saat yang tepat, secara mendalam tentang berbagai konsep, ide, penjelasan,
sudut pandang, dsb.
9) Mengevaluasi kegiatan belajar termasuk partisipasi pelajar dalam proses
kelompok. Pengajar perlu memastikan bahwa setiap pelajar terlibat dalam
proses kelompok dan berbagai pemikiran dan pandangan.

b. Peran Siswa
1) Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir
2) Melakukan riset sederhana
3) Mempelajari ide dan konsep baru
4) Belajar mengatur waktu dengan baik
5) Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok
6) Mengaplikasikan belajar lewat tindakan
7) Melakukan interaksi social (wawancara, survei, observasi, dll)
8) Kegiatan lebih banyak pada kerja kelompok

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pembelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan metode belajar yang


menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas
secara nyata. PBL dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang
diperlukan pelajaran dalam melakukan investigasi dan memahaminya.

Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek. peserta didik diberikan tugas


dengan mengembangkan tema/topik dalam pembelajaran dengan melakukan kegiatan
proyek yang realistik. Di samping itu, penerapan pembelajaran berbasis proyek ini
mendorong tumbuhnya kreativitas, kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri,
serta berpikir kritis dan analitis pada peserta didik.

Pembelajaran Berbasis Proyek ini juga menuntut siswa untuk


mengembangkan keterampilan seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi
penelitian, Pembelajaran Berbasis Proyek membantu siswa untuk meningkatkan
keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi berkurang dan lebih sedikit
masalah disiplin di kelas.

Siswa juga menjadi lebih percaya diri berbicara dengan kelompok orang,
termasuk orang dewasa. Pelajaran berbasis proyek juga meningkatkan antusiasme
untuk belajar. Ketika anak-anak bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka
pelajari, mereka sering mendapatkan lebih banyak terlibat dalam subjek dan
kemudian memperluas minat mereka untuk mata pelajaran lainnya. Antusias peserta
didik cenderung untuk mempertahankan apa yang mereka pelajari, bukan
melupakannya secepat mereka telah lulus tes.

B. Saran

Bagi para guru dan calon guru, metode pembelajaran ini sangat cocok atau
sesuai dengan kurikulum 2013 sekarang. Diharapakan metode pembelajaran ini dapat
di terapkan bagi para pembaca terkhususnya para guru dan calon guru.

Anda mungkin juga menyukai