Peradabaan adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut bagian-bagian atau unsur-unsur suatu kebudayaan yang dianggap halus, maju, dan indah. Dalam definisi peradabaan juga mengandung adanya perkembangan pengetahuan dan kecakapan, sehingga orang memungkinkan memiliki tabiat “beradab”. Karena itu, manusia beradab sala satunya memiliki ciri mampu mengendalikan dirinya, yakni menyangkut sopan santun, budi Bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa. Peradabaan juga sering menunjukan pada kemajuan ekonomi, teknologi dan politik. Sekurangnya terdapat tiga inti peradaban, yaitu: (1) nilai, (2) kelompok tertentu, dan (3) tantangan zaman. Sepanjang sejarah umat manusia, sebuah peradaban mengalami pasang surut. Terkadang, suatu peradaban mampu berkembang dengan pesat, mampu beradaptasi dan mempengaruhi kehidupan manusia. Akan tetapi, banyak juga peradaban yang hilang ditelan dibumi dan terkubur didalam pasir-pasir masa, tak lagi relevan dengan kehidupan manusia. Peradaban yang mampu bertahan (peradaban Mayor) antara lain: Peradaban Tionghoa, Peradaban Jepang, Peradaban Hindu, Peradaban Islam, Peradaban Ortodoks, Peradaban Barat, Peradaban Amerika Latin dan Peradaban Afrika.
B. Manusia sebagai Mahluk Beradab dan Masyarakat Adab
Sejak dahulu kala manusia selalu mempertanyakan asa usul kehidupan dan dirinya. Jawaban sementara atas pertanyaan tersebut ada tiga altenatif, yaitu melalui konsep penciptaan, transformasi, dan/atau evolusi biologi. Definisi evolusi biologi bermacam-macam tergantung dari aspek biologi yang dikaji. Beberapa definisi yang umum dijumpai di buku-buku biologi, antara lain: evolusi pada mahluk hidup adalah perubahan yang dialami mahluk hidup secara perlahan-lahan dalam kurung waktu yang lama dan diturunkan, sehingga lama kelamaan dapat terbentuk species baru. Ide tentang terjadinya evolusi biologis sesungguhnya sudah lama menjadi pemikiran manusia. Namun, diantara berbagai teori evolusi yang perna diusulkan, tampaknya teori evolusi oleh darwn lah yang paling sering dijadikan rujukan pojok. Darwin (1858) mengajukan dua teori pokok yaitu spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidupnya sebelumnya, dan evolusi terjadi melalui seleksi alam. Perkembangan tentang teori evolusi tersebut sangat menarik untuk diikuti. Darwin berpendapat bahwa berdasarkan pola evolusi bersifat gradual, berdasarkan arah adaptasinya bersifat divergen dan berdasarkan hasilnya sendiri selalu dimulai terbentuknya variasi baru. Dalam perkembangan teori evolusi Darwin mendapat tantangan (terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan-Universal Creation), dukungan dan pengayaan-pengayaan. Jadi, teori sendiri juga berevolusi sehingga teori evolusi biologis yang sekarang kita kenal dengan label “Neo Darwinian” dan “Modern Sintesis”, bukanlah murni seperti yang diusulkan oleh Darwin. Berbagai istilah dibawah ini merupakan hasil pengayaan yang mencerminkan pergulatan pemikiran dan argumentasi ilmiah seputar teori evolusi: berdasarkan kecepatan evolusi (evolusi quasi dan evolusi quantum); berdasarkan polanya (evolusi gradual, evolusi punctual dan evolusi saltasi) dan berdasarkan skala produknya (evolusi makro dan evolusi mikro) Topik yang dibahas dibawah ini meliputi perkembangan teori evolusi Darwin dan implikasi dari teori evolusi biologi Darwin terhadap cara pandang, kita tentang keberadaan mahluk dan alam semesta. Pada tahun 1858 Darwin memublikasikan The Origin yang memuat dua teori utama yaitu: 1. Spesies yang hidup sekarangberasal dari spesies lain yang hidup dimasa lampau 2. Evolusi terjadi melalui seleksi alam Menurut Darwin, agen tunggal penyebab terjadinya evolusi adalah seleksi alam. Seleksi alam adalah “process of preserving in nature favorable variations and ultimately eliminating those that are ‘injurios’. Secara umum, tanggapan para ahli lain terhadap teori Darwin adalah : a. Mendapat tantangan terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan (universal creation). b. Mendapat pembelaan dari penganut Darwin antara lain,Yoseph Hooker dan Thomas Henry Huxley (1825-1895) c. Mendapat kritik dan pengayaan dari banyak ahli antara lain Morgan (1915), Fisher (1930), Dobzhansky (1937), Goldschmidt (1940) dan Mayr (1942). Dengan berbagai perkembangan dalam ilmu biologi, khususnya genetika maka kemudian teori evolusi Darwin diperkaya. Seleksi alam tidak lagi menjadi satu-satunya agen penyebab terjadinya evolusi, melainkan ada tambahan faktor-faktor penyebab lain yaitu: mutase, aliran gen, dan genetic drift. Oleh karenya teori evolusi yang sekarang kita sering disebut Neo- Darwinian atau Modern Systhesis. Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo-Darwinian) terjadi karena adanya: a. Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikut b. Perubahan dan genotype yang terakumulasi seriring berjalannya waktu c. Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA) d. Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya lingkungan tidak cukup untuk menyongkongnya. e. Generasi berikut mewarisi “kombinasi gen yang sukses” dari individu fertile (dan beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetesi. Seperti yang juga diperkirakan oleh Darwin. Teorinya akan ditentang banyak pihak. Para penentang teori ini dikategorikan dalam tiga kelompok utama: a. Kelompok yang berpendapat bahwa teori Darwin tersebut tidak cukup “ilmiah” b. Kelompok “Creationist” yang berpendapat bahwa masing-masing spesies diciptakan khusus oleh yang maha kuasa untuk tujuan tertentu. c. Kelompok penganut filsafat “idealist” yang berpendapat bahwa spesies tidak berubah. Variasi yang ada merupakan tiruan tidak sempurna dari pola umum “archetypes”. Goethe mengabstraksikan satu archetype atau Urbild untuk semua tanaman (Urplanze) dan beberapa Bauplance untuk hewan. Untuk para penentangnya dari dua kelompok pertama diatas Darwin cukup menandaskan bahwa keajaiban-keajaiban atau intervensi dari kekuatan supranatural dalam pembentukan spesies adalah tidak ilmiah. Implikasi teori revolusi melalui ala mini sangat luas, tidak hanya mencakup bidang filsafat, namun juga social, ekonomi dan budaya, yaitu: a. Penggantian cara pandang bahwa dunia tidak statis melainkan berevolusi b. Paham creationisme berkurang pengaruhnya c. Penolakan terhadap theology komis d. Penjelasan “desain” di dunia oleh proses materialistic seleksi alam, proses yang mencakup interaksi antara variasi yang tidak beraturan dan reproduksi yang sukses bersifat oportunistik yang sepenuhya jauh dari dogma agama e. Penggantian pola piker essensialisme oleh pola piker populasi f. Memberikan inspirasi yang disalahgunakan untuk tujuan yang tidak baik seperti gerakan Nazi di jerman Mosolini di italia, kebijakan “eugenic” di dingapura di masa Lee Kuan Yu dan berkembang ekonomi liberal yang dikemas dengan label Socisl-Darwin.
C. Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban dalam Kehidupan Sosial Budaya
Pada perkembangan kehidupan manusia modern muncul sejak beberapa ratus ribu tahun terakhir sungguh hanya sekejapjika dibandingkan dengan sejarah planet bumi yang sudah berusia 5 miliar tahun. Kita tidak dapat mengganggusistem bumi secara keseluruhan, namun kita telah memengaruhinya dengan menggunakan energi yang menyebabkan polusi sewaktu membuat makanan, tempat berteduh, dan sejumlah produk lainnya bagi populasi dunia yang meningkat. Kita melepas senyawa-senyawa kimia yang menyebabkan timbulnya lubang dilapisan ozon yang berfungsi melindungi kita dari radiasi ultraviolet dan kita membakar bahan yang menyebabkan terbentuknya gas-gas panas yang tidak dapat keluar dari lapisan atmosfer sehingga jumlahnya terus bertambah. Penambahan jumlah populasi juga menambah beban bagi potensipertanian dan kebutuhan lahan semakin meningkat. Peradaban manusi dalam perkembangan evolusi budaya dan adaptasi biologis dimulai setelah ditemukannya api sebagai alat untuk memenuhi berbagai keperluan dan keinginan. Akibat kemajuan yang pesat dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan manusia kurang menyadari pentingnya adaptasi terhadap lingkungan alam, karena dengan teknologi manusia bisa mengatasi berbagai hal dalam bentuk relung dan kondisi lingkungan tanpa memiliki kemampuan alami. Kemampuan manusia untuk menguasai lingkungan alam hanyalah suatu impian atau khayalan yang kurang mendasar. Tidaklah etis bilamana ada manusia yang mengatakan dengan bangganya telah menaklukkan lingkungan alam yang berupa Kawasan pegunungan, Kawasan pantai, Kawasan DAS, lautan, sumber daya air serta bahan galian mineral. Akhirnya evolusi budaya manusia akan membawanya kepada perubahan ligkungan awal secara global, karena kita mengetahui bahwa perubahan-perubahan akan membawa konsekuensi yang baik maupun buruk. Perikehidupan manusi modern saat ini sedang berada pada suatu titik kulminasi yang menentukan proses evolusi sejaraah peradaban modern, yaitu apakah terjatuh pada kondisi semakin memburuk atau sebaliknya semakin membaik. Kondisi nyata yang sedang kita alami saat ini adalah meluasnya kemiskinan, kelaparan, ketidaksehatan, tunaaksara dan berlanjutan kerusakan ekosisten, global warning, dan seterusnya.
D. Dinamika Peradaban Global
Dalam konteks kehidupan global, tantangan utama yang dihadapi banyak negara adalah terjadinya ketidakseimbangan pertumbuhan social, budaya dan politik, termasuk ketimpangan pertumbuhan ekonomi yang berimbas pada persiapan ketat pasar tenaga kerja secara global. Globalisasi dengan demikian, merupakan dunia terbuka yang benar-benar telah meleburkan sekat-sekat yang membatasi pergerakan manusia dari dan ke berbagai negara. Sehingga