PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli, seperti yang
dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan
gambaran mental (image) yang umum tentang seperangkat atribut atau ciri-ciri dari
semua contoh (orang, obyek, kejadian, ide-ide) dan dari suatu kelas tertentu (tipe,
jenis, kategori). Selanjutnya, Dahar (1988: 97) mengemukakan bahwa konsep adalah
abstraksi-abstraksi berdasarkan pengalaman, karena itu tidak ada dua orang yang
mempunyai pengalaman yang sama. Sedangkan menurut Achmadi dan Narbuko
(2008: 141) konsep merupakan hal yang abstrak, maka perlu diterjemahkan dengan
kata-kata sedemikian rupa sehingga dapat diukur secara empiris. Dari definisi-definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep adalah suatu gagasan atau buah pemiikiran
seseorang berdasarkan pengalaman terhadap suatu objek atau kejadian yang bersifat
abstrak dan dijelaskan dengankata-kata sendiri.
Pemahaman konsep merupakan salah satu aspek dari tiga aspek penilaian
kimia. Penilaian pada aspek pemahaman konsep ini bertujuan mengetahui sejauh
mana siswa mampu menerima dan memahami konsep dasar kimia yang telah diterima
siswa. Pemahaman merupakan pengertian terhadap hubungan antar faktor, antar
konsep, dan antar data, hubungan sebab akibat, dan penarikan kesimpulan. Suatu
kemampuan intelektual yang menjadi tuntutan di sekolah dan pergururan tinggi
adalah pemahaman.
1
dipelajarinya dalam waktu yang lama. Pemahaman konsep membuat siswa lebih
mudah dalam menyelesaikan permasalahan karena siswa akan mampu mengaitkan
serta memecahkan permasalahan tersebut dengan berbekal konsep yang sudah
dipahaminya. Kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu kimia sangat mungkin
disebabkan karena siswa tidak memahami konsep-konsep dasar yang ada dengan
benar, sehingga siswa juga mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep
yang lebih kompleks (Nakhleh, 1992).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah perkembangan teori pemahaman konsep ?
2. Siapa saja para ahli yang menentukan atau mengembangkan teori pemahaman
konsep ?
3. Bagaimana contoh-contoh penerapan teori pemahaman konsep dalam
pembelajaran kimia ?
C. Tujuan
1. Dapat memahami sejarah perkembangan teori pemahaman konsep
2. Dapat memahami para ahli yang menemukan atau mengembangkan teori
pemahaman konsep
3. Dapat memahami contoh-contoh penerapan teori pemahaman konsep dalam
pembelajaran kimia
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pistemologi selalu menjadi bahan yang menarik untuk dikaji karena disinilah
dasar-dasar pengetahuan maupun teori pengetahuan yang diperoleh manusia menjadi
bahan pijakan. Konsep-konsep ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dewasa ini
beserta aspek-aspek praktis yang ditimbulkannya dapat dilacak akarnya pada struktur
pengetahuan yang membentuknya.Dari epistemologi, juga filsafat dalam hal ini
filsafat modern – terpecah berbagai aliran yang cukup banyak, seperti rasionalisme,
pragmatisme, positivisme, maupun eksistensialisme dan lain-lain.
3
sering diperdebatkan dan dibahas dalam bidang filsafat, misalnya tentang apa itu
pengetahuan, bagaimana karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan
kebenaran dan keyakinan
Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan
berbagai metode, diantaranya; metode induktif, metode deduktif, metode positivisme,
metode kontemplatis dan metode dialektis
4
B. Ahli yang menentukan atau mengembangkan teori pemahaman konsep
1. Abdul Munir Mulkan : Segala macam bentuk aktivitas dan pemikiran manusia
yang selalu mempertanyakan dari mana asal muasal ilmu pengetahuan itu
diperoleh.
2. Mujamil Qomar :Bagian ilmu filsafat yang secara khusus mempelajari dan
menentukan arah dan kodrat pengetahuan.
3. Anton Bakker : Cabang filsafat yang berurusan mengenai ruang lingkup serta
hakikat pengetahuan.
4. Achmad Charris Zubair : Suatu ilmu yang secara khusus mempelajari dan
mempersoalkan secara dalam mengenai apa itu pengetahuan, dari mana
pengetahuan itu diperoleh serta bagaimana cara memperolehnya.
5. Jujun S. Suria Sumantri : Arah berfikir manusia dalam menemukan dan
memperoleh suatu ilmu pengetahuan degan menggunakan kemampuan rasio.
5
individu membangun pengetahuannya dan bukan hanya menerima pengetahuan dari
orang lain.
6
juga diikutsertakan dalam proses penilaian. Kolaborasi antara guru dan siswa pun
menjadi penting agar siswa mengetahui kriteria penilaian yang digunakan, sehingga
siswa mampu melakukan self-evaluation, dan memiliki tanggung jawab pada semua
bagian proses pembelajaran. Selama ini, penilaian yang dilakukan oleh guru adalah
penilaian konvensional. Penilaian konvensional adalah sistem penilaian yang biasa
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran selama ini (teacher centered).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia SMA Muhammadiyah 1 Pontianak
pada tanggal 24 Mei 2014, guru mengatakan bahwa sistem penilaian yang dilakukan
merupakan sistem penilaian konvensional yang kurang mampu menggambarkan
pemahaman siswa, akibatnya tujuan kurikuler mata pelajaran belum dapat dicapai dan
tidak tergambarkan secara menyeluruh karen sudah menjadi kebiasaan guru dalam
proses penilaian dan tidak terbiasa dengan sistem penilaian baru yang melibatkan
siswa dalam pelaksanaannya, sehingga siswa menjadi kurang tanggap dengan nilai
yang diperolehnya serta tidak tertarik dengan proses penilaian.
Salah satu penilaian yang dapat dilakukan adalah self assessment. assessment
tidak hanya memposisikan siswa sebagai objek penilaian tetapi juga sebagai subyek
penilaian karena siswa diberi kesempatan langsung dalam proses penilaian. Self
assessment digunakan dengan mengacu sebagai proses pembelajaran karena self
assessment merupakan bagian dari aktivitas siswa dalam proses belajar dan
pembelajaran sains
7
pelajaran, (3) dilakukan wawancara lebih spesifik jika ada perbedaan antara self
assessmentdengan penilaian guru.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemahaman konsep merupakan salah satu aspek dari tiga aspek penilaian
kimia. Penilaian pada aspek pemahaman konsep ini bertujuan mengetahui sejauh
mana siswa mampu menerima dan memahami konsep dasar kimia yang telah diterima
siswa. Pemahaman merupakan pengertian terhadap hubungan antar faktor, antar
konsep, dan antar data, hubungan sebab akibat, dan penarikan kesimpulan.