Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Sudijono (2013) Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk


mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.

Banyak definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli, seperti yang
dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan
gambaran mental (image) yang umum tentang seperangkat atribut atau ciri-ciri dari
semua contoh (orang, obyek, kejadian, ide-ide) dan dari suatu kelas tertentu (tipe,
jenis, kategori). Selanjutnya, Dahar (1988: 97) mengemukakan bahwa konsep adalah
abstraksi-abstraksi berdasarkan pengalaman, karena itu tidak ada dua orang yang
mempunyai pengalaman yang sama. Sedangkan menurut Achmadi dan Narbuko
(2008: 141) konsep merupakan hal yang abstrak, maka perlu diterjemahkan dengan
kata-kata sedemikian rupa sehingga dapat diukur secara empiris. Dari definisi-definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep adalah suatu gagasan atau buah pemiikiran
seseorang berdasarkan pengalaman terhadap suatu objek atau kejadian yang bersifat
abstrak dan dijelaskan dengankata-kata sendiri.

Pemahaman konsep merupakan salah satu aspek dari tiga aspek penilaian
kimia. Penilaian pada aspek pemahaman konsep ini bertujuan mengetahui sejauh
mana siswa mampu menerima dan memahami konsep dasar kimia yang telah diterima
siswa. Pemahaman merupakan pengertian terhadap hubungan antar faktor, antar
konsep, dan antar data, hubungan sebab akibat, dan penarikan kesimpulan. Suatu
kemampuan intelektual yang menjadi tuntutan di sekolah dan pergururan tinggi
adalah pemahaman.

Pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber


belajar pada suatu lingkungan belajar. Kimia adalah ilmu yang mempelajari materi
dan perubahannya. Dibandingkan dengan bidang yang lain, mempelelajari kimia
sering terkesan lebih sulit. Salah satu faktor penyebab mempelajari kimia terkesan
sulit adalah kimia memiliki perbendaharaan kata yang khusus, dimana mempelajari
kimia seperti mempelajari bahasa yang baru serta beberapa konsepnya bersifat
abstrak

Pemahaman konsep sangat penting karena dengan memahami konsep yang


benar maka siswa dapat menyerap, menguasai, dan menyimpan materi yang

1
dipelajarinya dalam waktu yang lama. Pemahaman konsep membuat siswa lebih
mudah dalam menyelesaikan permasalahan karena siswa akan mampu mengaitkan
serta memecahkan permasalahan tersebut dengan berbekal konsep yang sudah
dipahaminya. Kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu kimia sangat mungkin
disebabkan karena siswa tidak memahami konsep-konsep dasar yang ada dengan
benar, sehingga siswa juga mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep
yang lebih kompleks (Nakhleh, 1992).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah perkembangan teori pemahaman konsep ?
2. Siapa saja para ahli yang menentukan atau mengembangkan teori pemahaman
konsep ?
3. Bagaimana contoh-contoh penerapan teori pemahaman konsep dalam
pembelajaran kimia ?

C. Tujuan
1. Dapat memahami sejarah perkembangan teori pemahaman konsep
2. Dapat memahami para ahli yang menemukan atau mengembangkan teori
pemahaman konsep
3. Dapat memahami contoh-contoh penerapan teori pemahaman konsep dalam
pembelajaran kimia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Teori Perkembangan Pemahaman Konsep

Plato ( 428 – 347 SM )

Sebagaimana telah dikatakan terdahulu bahwa penemu epistemologi adalah


Plato, maka filsafat Plato ini dipengaruhi oleh beberapa pandangan, ajaran moral dan
praktek-praktek gurunya yaitu Socrates. Plato berpendapat bahwa realitas tidak dapat
berubah atau tidak sempurna dan karenanya realitas mesti terdiri dari suatu dunia.
Bentuk (Forma) dan Idea yang berdiri sendiri, bebas dari dunia yang dapat diinderai.
Alasan mengapa Plato mempostulatkan a world of Forms tidak semuanya jelas, Plato
dipengaruhi oleh pencarian Socrates terhadap esensi-esensi dari moral virtues,
tetapi karena keadilan (justice) misalnya, maka tidak pernah ditemukan dalam
bukunya yang sempurna di dunia ini, Plato mempostulatkannya sebagai hal yang
terpisah, eksistensi idealnya yang memberikan standard bagi penilaian contoh-contoh
keadilan yang dapat diinderai. Bentuk-bentuk itu mungkin diketahui melalui nalar
tidak dengan pancaindera. Apakah terdapat suatu bentuk bagi setiap hal khusus yang
dapat diindera masih tetap diperdebatkan, dan masalah ini masih diyakini ketika
masih menulis TIMA TEUS

Pistemologi selalu menjadi bahan yang menarik untuk dikaji karena disinilah
dasar-dasar pengetahuan maupun teori pengetahuan yang diperoleh manusia menjadi
bahan pijakan. Konsep-konsep ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dewasa ini
beserta aspek-aspek praktis yang ditimbulkannya dapat dilacak akarnya pada struktur
pengetahuan yang membentuknya.Dari epistemologi, juga filsafat dalam hal ini
filsafat modern – terpecah berbagai aliran yang cukup banyak, seperti rasionalisme,
pragmatisme, positivisme, maupun eksistensialisme dan lain-lain.

Secara etimologi, epistemologi merupakan kata gabungan yang diangkat dari


dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu epistemedan logos.“Episteme” artinya
pengetahuan, sedangkan “logos” lazim dipakai untuk menunjukkan adanya
pengetahuan sistematik.

Senada dengan pendapat di atas Simon Blackburn dalam Kamu filsafat


menjelaskan bahwa Epistemologi, (dari bahasa Yunaniepisteme(pengetahuan) dan
logos(kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal,
sifat, karakter dan jenis pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang paling

3
sering diperdebatkan dan dibahas dalam bidang filsafat, misalnya tentang apa itu
pengetahuan, bagaimana karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan
kebenaran dan keyakinan

Lebih lanjut Blackburn menjelaskan bahwa Epistemologiatau Teori


Pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-
pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai
pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia.

Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan
berbagai metode, diantaranya; metode induktif, metode deduktif, metode positivisme,
metode kontemplatis dan metode dialektis

Tidak jauh beda dengan pemahaman di atas Kamus Istilah Filsafat


mengartikan epistemologi berasal dari kata epistemic; episteme (pengetahuan) +
logos (kajian tentang, teori tentang) teori pengetahuan, kajian tentang (a) asal-usul,
(b) anggapan dasar, (c) tabiat, (d)rentangdan (e) kecermatan (kebenaran,
keterandalan, keabsahan) pengetahuan. Cabang filsafat yang menanyakan tentang
pertanyaan-pertanyaan seperti; darimanakah datangnya pengetahuan--bagaimana
pengetahuan dirumuskan, diekpresikan dan dikomunikasikan? Apakah pengetahuan
itu? Apakah pengalaman inderawi penting bagi semua tipe pengetahuan?. Bagian apa
yang dimainkan oleh rasio dalam pengetahuan? Apakah keadaan antara konsep-
konsep seperti; keyakinan, pengetahuan, pendapat, fakta, realitas, kesalahan,
imajinasi,konseptualisasi, kebenaran, kemungkinan, kepastian.

Di dalam sejarah psikologi pendidikan, revolusi konstruktivisme mempunyai


akar sejarah yangpanjang. Pendekatan yang dilandasi teori konstruktivisme ini
sumber utamanya adalah karya Jean Piaget dan Lev Vigotsky . Baik Piaget maupun
Vygotsky menekankan sifat sosial pembelajaran, mereka juga menyarankan
penggunaan kelompok-kelompok dalam belajar dengan kemampuan campuran
(bervariasi) untuk meningkatkan terjadinya perubahan konsepsi pada diri pebelajar
atau siswa.

Konstruktivis modern paling banyak dilandasi oleh teori Vygotsky , yang


telah digunakan untuk mendukung metode pengajaran di ruang kelas yang
menekankan pembelajaran kerja sama (pembelajaran kooperatif) dan berbasis proyek,
dan pembelajaran penemuan (discovery - inquirya).

4
B. Ahli yang menentukan atau mengembangkan teori pemahaman konsep

Epistemologi dapat diartikan sebagai teori tentang pengetahuan yang dalam


bahasa Inggris dipergunakan istilah theory of know ledge. Istilah epistemologi secara
etimologis diartikan sebagai teori pengetahuan yang benar dan dalam bahasa
Indonesia disebut filsafat pengetahuan. Secara terminology epistemology adalah teori
mengenai hakikat ilmu pengetahuan atau ilmu filsafat tentangpengetahuan.

Masalah utama dari epistemologi adalah bagaimana cara memperoleh


pengetahuan, Sebenarnya seseorang baru dapat dikatakan berpengetahuan apabila
telah sanggup menjawab pertanyaan-pertanyaan epistemology artinya pertanyaan
epistemologi dapat menggambarkan manusia mencintai pengetahuan.

Epistemologi menurut para ahli yaitu :

1. Abdul Munir Mulkan : Segala macam bentuk aktivitas dan pemikiran manusia
yang selalu mempertanyakan dari mana asal muasal ilmu pengetahuan itu
diperoleh.
2. Mujamil Qomar :Bagian ilmu filsafat yang secara khusus mempelajari dan
menentukan arah dan kodrat pengetahuan.
3. Anton Bakker : Cabang filsafat yang berurusan mengenai ruang lingkup serta
hakikat pengetahuan.
4. Achmad Charris Zubair : Suatu ilmu yang secara khusus mempelajari dan
mempersoalkan secara dalam mengenai apa itu pengetahuan, dari mana
pengetahuan itu diperoleh serta bagaimana cara memperolehnya.
5. Jujun S. Suria Sumantri : Arah berfikir manusia dalam menemukan dan
memperoleh suatu ilmu pengetahuan degan menggunakan kemampuan rasio.

Kontruktivis merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan kontekstual.


Pengetahuan dibangun oleh siswa melalui kegiatan eksplorasi dan diskusi degan
temannya. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep, atau kaidah yang siap
untuk diambil dan diangkat, tetapi siswa harus mengkonstruki pengetahuannya
sendiri.

Menurut Mc Brien and Brandt (Sutardi, 2007:125) “Contructivismis an


approach to teachingbaseg on research about how people learn. Many researcher say
that each individual constructs knowledge ratherthan receiving in from others”.
Konstruktivis adalah suatu pendekatan pembelajaran berdasarkan kepada penelitian
tentang bagaimana manusia belajar. Kebanyakan penelitian berpendapat setiap

5
individu membangun pengetahuannya dan bukan hanya menerima pengetahuan dari
orang lain.

Menurut Briner, M (sutardi, 2007:125) “ They are constructing their own


knowledge by testing ideas andapproaches based on their prior knowledge and
experience, applying these to a new situasion and integrating the new knowledge
gained with pre-existing intellectual contructs.” Siswa membangun pengetahuan
mereka dengan menguji ide-ide dan pendekatan berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang ada, mengaplikasikannya kepada situasi baru dan mengintegrasikan
pengetahuan baru yang diperoleh dengan membangun intelektual yang sebelumnya
ada.

Menurut Glaserfeld (Yunus, 2009:70) mengemukakan bahwa Konstruktivis


adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan itu
adalah konstruksi (bentukan) diri sendiri. Pernyataan ini menegaskan bahwa
pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan tetapi akibat dari suatu kontruksi
kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang.

C. Penerapan teori pemahaman konsep pada pembelajaran kimia

PEMAHAMAN KONSEP SISWA TERHADAP MATERI IKATAN KIMIA


MELALUI SELF ASSESSMENTDI SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK

Kesulitan mempelajari ikatan kimia dapat mempengaruhi pemahaman siswa


dalam mempelajari ikatan kimia tersebut. Cara untuk mengetahui pemahaman salah
satunya adalah dengan melakukan penilaian. Salah satu jenis penilaian yang dapat
dilakukan guru adalah penilaian formatif. Penilaian formatif didefinisikan sebagai
penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran yang mengacu pada kemajuan
dan pemahaman siswa. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar
dan menyesuaikan pembelajaran dengan tepat (OECD, 2005). Selain dapat
meningkatkan pemahaman siswa, penilaian formatif juga dapat meningkatkan
kemajuan belajar siswa. Menurut Gronlund (1995) penilaian formatif digunakan
untuk memantau kemajuan belajar selama proses pembelajaran berlangsung dan
untuk memberikan umpan balik secara terus menerus pada siswa dan guru mengenai
keberhasilan dan kegagalan.

Sehubungan dengan perubahan paradigma pendidikan dari teacher centered


menjadi student centered, maka sistem penilaian juga ikut berubah, diharapkan siswa

6
juga diikutsertakan dalam proses penilaian. Kolaborasi antara guru dan siswa pun
menjadi penting agar siswa mengetahui kriteria penilaian yang digunakan, sehingga
siswa mampu melakukan self-evaluation, dan memiliki tanggung jawab pada semua
bagian proses pembelajaran. Selama ini, penilaian yang dilakukan oleh guru adalah
penilaian konvensional. Penilaian konvensional adalah sistem penilaian yang biasa
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran selama ini (teacher centered).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia SMA Muhammadiyah 1 Pontianak
pada tanggal 24 Mei 2014, guru mengatakan bahwa sistem penilaian yang dilakukan
merupakan sistem penilaian konvensional yang kurang mampu menggambarkan
pemahaman siswa, akibatnya tujuan kurikuler mata pelajaran belum dapat dicapai dan
tidak tergambarkan secara menyeluruh karen sudah menjadi kebiasaan guru dalam
proses penilaian dan tidak terbiasa dengan sistem penilaian baru yang melibatkan
siswa dalam pelaksanaannya, sehingga siswa menjadi kurang tanggap dengan nilai
yang diperolehnya serta tidak tertarik dengan proses penilaian.

Salah satu penilaian yang dapat dilakukan adalah self assessment. assessment
tidak hanya memposisikan siswa sebagai objek penilaian tetapi juga sebagai subyek
penilaian karena siswa diberi kesempatan langsung dalam proses penilaian. Self
assessment digunakan dengan mengacu sebagai proses pembelajaran karena self
assessment merupakan bagian dari aktivitas siswa dalam proses belajar dan
pembelajaran sains

Pemahaman siswa dapat diketahui menggunakan self assessment.


Berdasarkan hasil self assessment tersebut didapatkan pemahaman siswa pada materi
ikatan kimia tentang konfigurasi elektron sebesar 88,9%; kecenderungan mencapai
kestabilan sebesar 77%; proses pembentukan ikatan ionik sebesar
76,5%;menggambarkan struktur lewis atom berikatan kovalen sebesar
48,5%;menggambarkan struktur lewis molekul yang berikatan kovalen tunggal
sebesar 41%; menggambarkan struktur lewis molekul yang berikatan kovalen
rangkap sebesar 45,7%; menggambarkan struktur lewis molekul yang berikatan
kovalen rangkap tiga sebesar 24%; menggambarkan struktur lewis molekul yang
berikatan kovalen koordinasi sebesar 36,4%; serta membedakan antar kovalen
tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga sebesar 54,5%

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diberikan saran sebagai berikut: (1)


Pengembangan perangkat self assessment agar bisa digunakan guru secara
berkelanjutan, (2) Ditambahkan waktu untuk pelaksanaan self assessment di luar jam

7
pelajaran, (3) dilakukan wawancara lebih spesifik jika ada perbedaan antara self
assessmentdengan penilaian guru.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemahaman konsep merupakan salah satu aspek dari tiga aspek penilaian
kimia. Penilaian pada aspek pemahaman konsep ini bertujuan mengetahui sejauh
mana siswa mampu menerima dan memahami konsep dasar kimia yang telah diterima
siswa. Pemahaman merupakan pengertian terhadap hubungan antar faktor, antar
konsep, dan antar data, hubungan sebab akibat, dan penarikan kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai