Anda di halaman 1dari 17

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Telaga

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X Ipa/1 (satu)

Materi Pokok : Ikatan Kimia

Alokasi Waktu : 2x45 menit (1x pertemuan)

A. Kompetensi Inti

KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 :Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung
jawab,peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsive dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri,dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Indikator

Kompetensi Dasar Pengetahuan Indikator Pencapaian kompetensi


3.5. Membandingkan ikatan ion, ikatan 3.5.1.Menjelaskan kecenderungan suatu
kovalen, ikatan kovalen koordinasi, unsur untuk mencapai kestabilan.,
dan ikatan logam serta kaitannya 3.5.2 menentukan konfigurasi leketron gas
dengan sifat zat mulia.
3.5.3. menjelaskan ikatan ion,
pembentukan ion positif dan negatif

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan Discovery Learning peserta didik dapat berpikir kritis dan kreatif dalam
menganalisis proses pembentukan ikatan kimia, peserta didik dapat menjelaskan bagaimana
suatu unsur dapat mencapai kestabilan, dapat menentukan konfigurasi elektron gas mulia serta
dapat menjelaskan ikatan ion khusunya dalam proses pembentukan ion positif dan ion negatif
D. Materi pembelajaran
1. Kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilan
2. Ikatan ion

E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Discovery Learning
3. Metode : Diskusi Kelompok dan Penugasan

F. Media/Alat : LKPD, papan tulis/white board/ spidol, LCD dan laptop

G. Sumber belajar
1. Sudarmo Unggul, 2018. Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
2. Aisya. Modul Pengayaan kimia untuk SMA/MA Semester ganjil Peminatan
3. Sumber lain yang relevan

H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Langkah-langkah Deskripsi kegiatan Alokasi
Inquiri waktu
Pendahuluan 1. Memberi salam dan berdoa sebelum 15
pembelajaran dimulai: menit
2. Mengecek kehadiran peserta didik:
3. Mengkondisikan suasana belajar
yang menyenangkan:
4. Melakukan apersepsi untuk
menggali pengetahuan awal.
“menanyakan kepada siswa
pernakah mereka berpikir mengapa
foto yang menempel pada tembok
dan lampu yang menggantung pada
atap tidak jatuh ke bawah apa yang
menyebabkan hal tersebut?
5. Menyampaikan tujuan serta
langkah-langkah yang digunakan
dalam model pembelajaran Inquiri
Learning
Kegiatan inti  Stimulation 1. Guru menanyakan kepada siswa 65
(stimulasi/pember mengapa di dunia ini manusia menit
ian rangsangan) diciptakan secara berpasang-
pasangan ?
2. Guru menjelaskan sedikit tentang
kestabilan unsur gas mulia.
3. Guru menjelaskan tentang
konfigurasi elektron gas mulia
4. Guru menjelaskan tentang ikatan ion
5. guru meminta salah satu dari peserta
didik menyelesaikan contoh soal di
papan.
6. Guru membagi peserta didik
menjadi beberapa kelompok secara
heterogen.

 Datta Collecting 1. Peserta didik duduk sesuai


(mengumpulkan kelompok yang telah dibagikan.
data) Guru membagikan LKPD kepada
peserta didik.
2. Peserta didik terlibat aktif dalam
diskusi dan mengkaji peristiwa-
peristiwa yang disajikan kemudian
menyelesaikan masalah yang ada,
peserta didik termotivasi untuk
berdiskusi dalam menggali informasi
dari berbagai sumber maupun yang
telah dibagikan.
3. Peserta didik menuliskan hasil
pekerjaan berdasarkan diskusi
kelompok pada buku catatan.

1. Peserta didik menuliskan hasil


 Data processing diskusi kelompok mereka pada buku
(mengolah data) catatan.
2. Guru memantau jalannya diskusi dan
membimbing dan peserta didik
untuk mepresentasikan hasil diskusi
mereka.

1. Perwakilan kelompok untuk


 Verification mempresentasikan hasil kelompok
(memverifikasi) mereka di papan tulis sekaligus
menjelaskan hasil kerja kelompok
mereka.
2. Guru mencatat hal-hal yang
menyimpang atau tumpang tindih
atau “unik” antara kelompok satu
dengan yang lain.
3. Guru menilai keaktifan peserta didik
(individu dan kelompok) dalam
kelas saat berdiskusi.

 Generaloitazion 1. Peserta didik mengkaji ulang dan


(menyimpulkan) menyimpulkan hasil diskusi dalam
kelompok tentang ikatan ion
Penutup 1. Menyimpulkan secara bersama-sama 10
tentang ikatan kimia menit
2. Mengingatkan kepada peserta didik
mengenai materi pada pertemuan
selanjutnya.
3. Guru memberi salam.

I. Penilaian
1. Penilaian sikap
a. Teknik penilaian : Observasi
b. Bentuk Penilaian : Jurnal
c. Instrumen penilaian : Jurnal
Instrument penilaian (terlampir)
2. Pengetahuan
a. Jenis/Teknis teks : Tertulis
b. Bentuk Tes : Uraian
Instrumen Penialaina (terlampir)
3. Keterampilan
a. Teknik/bentuk penilaian : unjuk kerja
4. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD-nya belum
tunras
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan Tes
5. Pengayaan
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan.

Rubrik Penilaian Afektif


Sikap Aspek Afektif Skor Deskriptor
4 Selalu membantu teman yang
mengalami kesulitan belajar
3 Sering membantu teman yang
Membantu teman yang
mengalami kesulitan belajar
Kerja sama mengalami kesulitan
2 Kadang-kadang membantu teman
belajar
yang mengalami kesulitan belajar
1 Tidak pernah membantu teman
yang mengalami kesulitan belajar
Sikap Aspek Afektif Skor Deskriptor
4 Selalu santun dalam bersikap dan
berbicara pada guru
Hormat Santun dalam bersikap 3 Santun bersikap namun cara
pada guru dan bertutur kata bertutur kata kurang baik
2 Jarang tersenyum pada guru
1 Tidak santun dalam bersikap
Sikap Aspek Afektif Skor Deskriptor
4 Selalu melaksanakan piket kelas
sesuai jadwal dan buang sampah
pada tempatnya
3 Melaksanakan piket kelas namun
tidak membuang sampah pada
tempatnya
Kepedulian Kebersihan dalam kelas
2 Tidak pernah melaksanakan piket
kelas namun membuang sampah
pada tempatnya
1 Tidak melaksanakan piket kelas
dan membuang sampah
sembarangan
Keterangan Skor :
4 = Sangat baik
3 = Baik

2 = Cukup

1 = Kurang
Pre
Nil
Ko

No Nama Skor untuk :


Ju
skormlah

nversi
Hormat

dikat
Kerja sama pada Kepedulian

ai
guru
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
Lembar observasi penilaian sikap
Keterangan : Gunakan tanda √ untuk mengisi kolom skor perolehan
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Sangat baik
3 = Baik ∑ Skor perolehan
2 = Cukup Nilai = Skor maksimal (12) x 100
1 = Kurang
Kriteria Nilai :
A= 80 – 100 :Sangat baik
B= 70 – 79 :Baik
C= 60 – 69 :Cukup
D= <60 :Kurang
1. Penilaian Pengetahuan
Tes tertulis
(dilampiran soal kognitif)

2. Penilaian keterampilan

Rubrik Penilaian Presentasi Hasil Kerja Kelompok


N0 INDIKATOR DESKRIPTOR SKOR
1 Penguasaan materi 4. Menunjukkan penguasaan materi benar,
yang dipresentasikan sistematis, dan penyampaian jelas
3. Menunjukkan penguasaan materi benar,
sistematis, dan penyampaiannya kurang jelas
2. Menunjukkan penguasaan materi benar, tapi
kurang sistematis, serta penyampaiannya kurang
jelas
1. Menunjukkan penguasaan materi kurang
benar,kurang sistematis, serta penyampaiannya
kurang jelas
2 Sistematika 4. Materi presentasi disajikan secara runtut dan
presentasi sistematis
3. Materi presentasi disajikan secara runtut tetapi
kurang sistematis
N0 INDIKATOR DESKRIPTOR SKOR
2. Materi presentasi disajikan secara kurang runtut
dan tidak sistematis
1. Materi presentasi disajikan secara tidak runtut
dan tidak sistematis
3 Performance 4. Bahasa mudah dipahami, mimik dan intonasi
sesuai,menarik
3. Bahasa mudah dipahami, mimik dan intonasi
tidak menarik
2. Bahasa sukar difahami, mimik dan intonasi
menarik
1. Bahasa sukar difahami, mimik dan intonasi tidak
menarik
4 Kemampuan 4. Mampu mempertahankan dan menanggapi
mempertahankan dan pertanyaan/sanggahan dengan benar, jelas dan
menanggapi sopan
pertanyaan atau 3. Mampu mempertahankan dan menanggapi
sanggahan pertanyaan/sanggahan dengan cukup baik
2. Kurang mampu mempertahankan dan
menanggapi pertanyaan atau sanggahan dengan
baik
1. Sangat kurang mampu mempertahankan dan
menanggapi pertanyaan atau sanggahan
TOTAL SKOR

Keterangan Skor :
4 = Sangat baik ∑ Skor perolehan x 100
3 = Baik Nilai = Skor maksimal (24)
2 = Cukup
1 = Kurang

INSTRUMEN PENILAIAN PRESENTASI


Nama Satuan pendidikan : SMA N 1 TELAGA
Tahun pelajaran : 2019/2020
Kelas/Semester : X IPA / Semester I
Mata Pelajaran : Kimia

Kelengkapan Penulisan Kemampuan Total Nilai


No Nama Siswa Materi Materi Presentasi Skor Akhir

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1

10

11

12

SkorPerolehan
Nilai Perolehan = ×100
Skor maksimal

Mengetahui, Gorontalo, 17 September 2019

Kepala SMA N 1 Telaga,


Dra. Adianiwat S, Polapa, M.Pd Guru Mata Pelajaran
Lisnawaty Didipu, S.pd, M.Si
IKATAN KIMIA

A. Kestabilan Atom
Di antara atom-atom di alam, hanya atom gas mulia yang stabil sedangkan atom
yang lain tidak stabil kecuali atom He. Atom-atom yang tidak stabil tersebut cenderung
bergabung dengan atom lain untuk mendapatkan kestabilan. Mengapa atom gas mulia
stabil sedangkan atom yang lain tidak stabil?
Kossel dan Lewis berpendapat bahwa pada dasarnya, sifat unsur ditentukan oleh
bagaimana elektron-elektron dalam atom tersebut tersusun. Oleh karena itu, maka
dicarilah hubungan antara konfigurasi elektron dengan kestabilan atom. Untuk lebih
jelasnya, simak konfigurasi elektron gas mulia yang merupakan atom-atom stabil
berikut :
2He : 1s2
10 Ne : 1s2 2s2 2p6
18 Ar : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
36 Kr : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2
54 Xe : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2
Dari konfigurasi elektron tersebut, Kossel dan Lewis membuat kesimpulan bahwa
konfigurasi elektron atom-atom akan stabil bila jumlah elektron luarnya 2 (duplet) atau
8 (oktet). Untuk mencapai keadaan stabil seperti gas mulia, maka atom-atom
membentuk konfigurasi elektron seperti gas mulia. Untuk membentuk konfigurasi
elektron seperti gas mulia, dapat dilakukan dengan cara membentuk ion atau
membentuk pasangan elektron bersama.
1. Pembentukan Ion
Dalam membentuk ion, suatu atom akan melepas atau mengikat elektron.
Atom-atom yang mempunyai energi ionisasi rendah, misalnya atom-atom dari
unsur golongan IA dan IIA dalam sistem periodik unsur, akan mempunyai
kecenderungan untuk melepaskan elektronnya, sedangkan atom-atom yang
mempunyai afinitas elektron yang besar, misalnya atom-atom unsur golongan
VIA dan VIIA dalam sistem periodik unsur akan cenderung mengikat elektron.
Contoh

1. Atom 11Na : 2 8 1 (konfigurasi elektron tidak stabil)


Agar stabil, atom Na melepas sebuah elektronnya sehingga konfigurasi
elektronnya sama dengan atom Ne (konfigurasi elektron 10Ne : 2 8).
11Na
 Na+ + e-
(2 8 1) (2 8)
Proses pembentukan ion positif tersebut mudah terjadi karena atom Na
mempunyai energi ionisasi yang rendah.

2. Atom 17Cl : 2 8 7 (konfigurasi elektron tidak stabil)


Agar stabil, cara yang memungkinkan adalah menjadikan konfigurasi
elektron seperti 18Ar : 2 8 8 dengan mengikat sebuah elektron,
sehingga atom Cl menjadi ion Cl-
17Cl + e
-  Cl-
(2 8 7) (2 8 8)
Proses penangkapan elektron tersebut mudah terjadi dikarenakan
afinitas elektron atom klorin besar.

Jadi untuk mencapai kestabilan, atom-atom yang energi


ionisasinya rendah akan melepaskan elektron sedangkan atom-
atom yang afinitas elektronnya tinggi akan mengikat elektron.

Dalam kehidupan sehari-hari pada gambar diatas tersebut dapat


diilustrasikan sebagai si kaya dan si miskin, dimana yang berlebih
(+) harus memberi kepada yang kurang mampu (-)

2. Penggunaan Pasangan Elektron Bersama


Atom-atom yang mempunyai energi ionisasi tinggi akan sukar melepaskan
elektronnya, sehingga dalam mencapai kestabilan akan sukar membentuk ion positif.
Demikian pula atom-atom yang mempunyai afinitas elektron yang rendah, dalam
mencapai kestabilan tidak membentuk ion negatif.
Atom-atom yang sukar melepas elektron atau mempunyai energi ionisasi yang
tinggi dan atom yang sukar menarik elektron atau mempunyai afinitas elektron yang
rendah mempunyai kecenderungan untuk membentuk pasangan elektron yang dipakai
bersama. Pasangan elektron yang dibentuk oleh atom-atom yang berikatan dapat berasal
dari kedua atom yang bergabung atau dapat pula berasal dari salah satu atom yang
bergabung.

CaCl2.

1. Proses terbentuknya ikatan ion


Dalam membentuk ion, suatu atom akan melepas atau mengikat elektron. Atom-
atom yang mempunyai energi ionisasi rendah, misalnya atom-atom dari unsur golongan I
A dan II A dalam sistem periodik unsur akan mempunyai kecenderungan untuk
melepaskan elektronnya dan membentuk ion positif (kation), sedangkan atom-atom yang
mempunyai afinitas elektron yang besar, misalnya atom-atom unsur golongan VI A dan
VII A dalam sistem periodik unsur akan cenderung mengikat elektron akan membentuk
ion negatif (anion). Ion positif dan ion negatif yang terbentuk selanjutnya akan saling
tarik menarik dengan gaya elektrostatis membentuk senyawa netral.
Contoh :
a) Proses pembentukan senyawa kalsium klorida (CaCl2) dari atom kalsium dan atom klor
20 Ca : 2 8 8 2 (untuk melepas 2e- )
Reaksi : Ca → Ca2+ + 2e-
17 Cl : 2 8 7 ( menerima e- )
Reaksi : Cl + e- → Cl-
Berdasarkan notasi reaksi di atas, maka dapat di tuliskan
Ca → Ca2+ + 2e- X 1

Cl + e- → Cl- x 2
Ca → Ca2+ + 2e-
2Cl + 2e- → 2Cl-
Ca + 2Cl → Ca2+ + 2Cl-
Reaksi dapat di tulis Ca2+ + 2Cl- → CaCl2
Antara Ca2+ dan Cl- terjadi gaya elektrostatis, sehingga kedua ion itu bergabung
membentuk CaCl2.
b) Ikatan ion pada 19K dan 8O dalam K2O
Konfigurasi elektron:

K : 2, 8, 8, 1 (melepas 1 elektron) membentuk K+

O : 2, 6 (menerima 2 elektron) membentuk O2–

19 K : 2 8 8 1 (untuk melepas 1e- )


Reaksi : K → K+ + e-
8O : 2 6 (menerima 2e- )
Reaksi : O + 2e- → O2-
Berdasarkan notasi reaksi di atas, maka dapat di tuliskan
K → K+ + e - x 2
O + 2e- → O2- x 1
2K → 2K+ + 2e-
O + 2e- → O2-
2K + O → 2K2+ + O2-
Reaksi dapat di tulis 2K+ + O2– → K2O
2. Sifat senyawa ionik
a) Kristalnya keras tetapi rapuh
Apabila senyawa ion dipukul, akan terjadi pergeseran posisi ion positif dan ion negatif
dari semula berselang seling menjadi berhadapan langsung. Hal ini menyebabkan ion
positif bertemu dengan ion positif dan terjadi gaya tolak menolak. Inilah yang
menyebabkan kristal senyawa ionik bersifat rapuh.
b) Mempunyai titik lebur dan titik didih yang tinggi
Secara umum, senyawa ionik mempunyai titik lebur dan titik didih yang tinggi karena
kuatnya gaya elektrostatis yang ditimbulkan oleh ion positif dan ion negatif.
c) Mudah larut di dalam air
Pada saat Kristal senyawa ionik dimasukkan ke dalam air, maka molekul-molekul air
akan menyusup di antara ion positif dan ion negatif sehingga gaya Tarik- menarik
elektrostatis dari ion positif dan ion negatif akan melemah, dan akhirnya terpecah.
d) Lelehan dan larutannya dapat menghantarkan arus listrik
Ion positif dan ion negatif apabila bergerak dapat membawa muatan listrik. Apabila
senyawa ionik terpecah menjadi ion positif dan ion negatif serta dapat bergerak secara
leluasa, maka senyawa dalam keadaan cair dan larutan dapat menghantarkan listrik
karena ion-ionnya dapat bergerak secara bebas. Akan tetapi, dalam keadaan padat,
senyawa ion tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ionnya tidak dapat
bergerak.
B. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian bersama pasangan
elektron oleh atom-atom yang berikatan. Ikatan kovalen umumnya terjadi antara atom-atom
unsur nonlogam, bisa sejenis (contoh: H2, N2, O2, Cl2, F2, Br2). Pasangan elektron yang
dipakai bersama disebut pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron valensi yang
tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut pasangan elektron bebas (PEB).
Senyawa yang hanya mengandung ikatan kovalen disebut senyawa kovalen.
Macam-macam ikatan kovalen:
Berdasarkan jumlah PEI, ikatan kovalen dibagi 3:
1. Ikatan Kovalen Tunggal
Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan kovalen dimana masing-masing atom menyumbang
satu elektron untuk digunakan bersama dalam berikatan. Contoh: H2, HCl, dan H2O.

2. Ikatan Kovalen Rangkap


Dua
Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan kovalen dimana masing-masing atom
menyumbangkan dua elektron untuk digunakan bersama dalam berikatan. Contoh: O2.
3. Ikatan Kovalen Rangkap
Tiga
Ikatan kovalen rangkap tiga adalah ikatan kovalen dimana masing-masing atom
menyumbangkan tiga elektron untuk digunakan bersama dalam berikatan. Contoh: N2.

Berdasarkan kepolaran ikatan, ikatan kovalen dibagi 2:


1. Ikatan kovalen polar
Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen dimana pasangan elektron yang dipakai
bersama cenderung tertarik ke salah satu atom yang berikatan. Kepolaran ikatan terjadi
karena adanya perbedaan keelektronegatifan.
Syarat kovalen polar
 Terdapat perbedaan keelektronegatifan. Contoh: HF, HCl, dan HBr.
(jumlah atom = 2 harus berbeda)
 Atom pusat memiliki pasangan elektron bebas (PEB). Contoh: H2O, NH3, dan PCl3
(jumlah atom > 2 memiliki PEB).
 Bentuknya asimetris. Contoh: CH3Cl
 Dapat menghantarkan arus listrik.
2. Ikatan kovalen nonpolar
Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan kovalen dimana pasangan elektron tersebar secara
merata.
Syarat kovalen polar
 Tidak terdapat perbedaan keelektronegatifan. Contoh: H2, N2, dan F2.
(jumlah atom = 2 harus sama)
 Atom pusat tidak memiliki pasangan elektron bebas (PEB). Contoh: CH4, PCl5, dan BCl3
(jumlah atom > 2 memiliki PEB).
 Bentuknya simetris. Contoh: CH2Cl2
 Tidak dapat menghantarkan arus listrik.
C. Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen dimana pasangan elektron yang dipakai
bersama berasal dari salah satu atom yang berikatan. Contoh:
NH4+
NH3 + H+ → NH4+

Sifat-sifat senyawa kovalen


 Memiliki titik didih dan titik leleh yang rendah (di bawah 200oC)
 Bersifat lunak dan tidak rapuh.
 Mudah larut dalam pelarut organik/nonpolar (alkohol, eter, dan benzena) dan sukar larut
dalam pelarut polar (air).
 Pada umumnya larutannya tidak dapat menghantarkan arus listrik (kovalen nonpolar)
tetapi ada juga yang dapat menghantarkan arus listrik (kovalen polar).

D. Ikatan Logam
Ikatan logam merupakan ikatan antar atom logam, namun bukan ikatan ion maupun
kovalen. Logam tersusun dalam suatu kisi kristal yang terdiri dari ion-ion positif logam di
dalam lautan elektron. Elektron-elektron yang bebas bergerak dari satu inti atom ke inti atom
lain disebut elektron terdislokalisasi. Gaya tarikan inti atom-atom logam dengan lautan
elektron mengakibatkan terjadinya ikatan logam.
Adanya ikatan logam menyebabkan logam bersifat:
1. Pada suhu kamar berwujud padat, kecuali Hg
2. Keras tapi dapat ditempa
3. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi
4. Penghantar listrik dan panas yang baik
5. Mengkilap
Lampiran
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Kelompok 1
1. Jelaskan hubungan antara kestabilan usnur dan kaitannya dengan ikatan ion!
2. Tuliskan pembentukan ion positif dari unsur Rb!
3. Tuliskan pembentukan ion negative dari unsur Br

Kelompok 2
1. Jelaskan bagaimana syarat-syarat terbentuknya suatu ikatan!
2. Tuliskan pembentukan ion positif dari unsur

Anda mungkin juga menyukai