Dosen:
FAKULTAS TEKNIK
2020
A. Pengertian Efek Rumah Kaca
Efek Rumah Kaca (ERK) pertama kali dikemukakan oleh Joseph Fourier
pada tahun 1824, ia
mengungkapkan bahwa ERK
merupakan sebuah proses dimana
atmosfer memanaskan sebuah
planet. Istilah efek rumah kaca,
diambil dari cara tanam yang
digunakan para petani di daerah
iklim sedang (negara yang memiliki
empat musim). Para petani biasa
menanam sayuran atau bunga di
dalam rumah kaca untuk menjaga
suhu ruangan tetap hangat. Demikian halnya salah satu fungsi atmosfer bumi ialah
seperti rumah kaca.
Efek rumah kaca adalah suatu proses dimana radiasi termal dari
permukaan atmosfer yang diserap oleh gas rumah kaca, dan dipancarkan kembali
ke segala arah. Mekanisme ini pada dasarnya berbeda dari yang rumah kaca
sebenarnya, yang bekerja dengan mengisolasi udara hangat dalam struktur tersebut
sehingga panas yang tidak hilang oleh konveksi. Efek rumah kaca ditemukan
oleh Joseph Fourier pada tahun 1824, dan pertama kali dilaporkan kuantitatif
oleh Svante Arrhenius pada tahun 1896, merupakan proses pemanasan permukaan
suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi
dan keadaan atmosfernya.
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari.
Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek,
termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari
cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan
menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas
ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun
sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya
jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur
dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini
menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi
dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi.
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah
oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang
dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk
dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca
diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan
malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang
ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu
rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F)
dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C
sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya,
apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan
pemanasan global.
E. Daftar Pustaka
Abdullah dan Khairuddin. 2009. Emisi Gas Rumah Kaca dan Pemanasan
Adibroto, Tusy A. dkk. 2011. Iptek Untuk Adaptasi Perubahan Iklim: Kajian
Kaca.ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_sep11.pdf. (Diakses
Aldrian, Edvinn dan Dian Nur Ratri. 2011. Pertanyaan Yang Sering Diajukan
geografi.blogspot.com/2011/12/pemanasan-global-dan-perubahan-
Matahari.repository.usu.ac.id/bitstream/.../20743/.../Chapter%20II.pdf
Geofisika.