Anda di halaman 1dari 3

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Alat yang digunakan dalam pengaplikasian herbisida adalah alat penyemprot atau
sprayer. Alat penyemprot herbisida yang paling banyak digunakan adalah alat
penyemprot punggung. Sebelum melakukan pengendalian gulma, terlebih
dahulu sprayer dikalibrasi. Kalibrasi dilakukan untuk menghin dari pemborosan
herbisida, memperkecil terjadinya keracunan pada tanaman akibat penumpukan
herbisida, dan memperkecil pencemaran lingkungan (Yakup, 1991).

Prinsip kerja sprayer adalah memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang
menyerupai kabut. Untuk memperoleh butiran halus, biasanya dilakukan dengan
menggunakan proses pembentukan partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic
atomization), yakni tekanan dalam tabung khusus dipompa sehingga mempunyai
tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir melalui selang karet menuju ke alat
pengabut bersama dengan cairan. Cairan dengan tekanan tinggi dan mengalir melalui
celah yang sempit dari alat pengabut, sehingga cairan akan pecah menjadi partikel-
partikel yang sangat halus.Dengan bentuk dan ukuran yang halus ini maka pemakaian
pestisida akan efektif dan merata ke seluruh permukaan daun atau tajuk tanaman
(Sudarmo, 1997).

Salah satu alat semprot yang digunakan, antara lain Knapsack Sprayer.
Alat ini merupakan alat semprot yang sangat meluas digunakan. Alat ini hanya
bisa untuk bahan cair dengan bahan pelarut air. Kapasitas tangki antara 15-20 liter
dioperasikan secara manual dengan pompa tangan dan daya jangkaunya sangat
terbatas yaitu 2 meter. Dalam melakukan kalibrasi hal yang diperhatikan adalah
kecepatan jalan harus konstan, tekanan semprot sprayer tetap, ukuran/tipe
nozzel, ketinggian nozzel di atas permukaan tanah (Hidayat. 2001).

$prayer untuk keperluan pertanian dikenal dengan 3 jenis sprayer, yakniknapsack


sprayer, motor sprayer, dan C-A sprayer. Jenis knapsack sprayer
adalah jenis sprayer yang paling umum digunakan oleh petani hampir di semua areal
pertanian padi, sayuran, atau diperkebunan. Prinsip kerja knapsack sparayer adalah
larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara
melaluitenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu
gagang pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga
tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan pestisida
dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh
nozzle bidang sasaran semprot. Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa
diusahakan konstant, yaitu sebesar 0,7-1,0 kg/cm2 atau 10-15 Psi. Tekanan sebesar itu
diperoleh dengan cara mempompa sebanyak 7 kali (Djojosumarto, 2004).
DAFTAR PUSTAKA

Djojosumarto, P., 2004. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius.


Yogyakarta.

Hidayat. 2001. Strategi Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian untuk


Usahatani Tanaman Pangan. IPB. Bogor.

Sudarmo, 1997. Pengendalian Serangga Hama Sayuran dan Palawija.


Kanisius. Jakarta.

Yakup, 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Rajawali. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai