Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

ANALISA AIR SECARA MIKROBIOLOGIS

OLEH :

NAMA : RARA ANGGUNTYAS


NIM : 08041282227020
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN : RANTI AGUSTRIANI

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
LAPORAN AKHIR
ACARA 13

Nama/NIM : Rara A/08041282227020 Kelompok : VI (Enam)


Asisten : Ranti Agustriani Tanggal : 25 Oktober 2023
I. Judul : Analisa Air Secara Mikrobiologi
II. Tujuan : 1. Memahami masing-masing prinsip pada tahapan uji air secara
mikrobiologi
2. Mampu melakukan uji air secara mikrobiologis dengan benar
3. Mampu menyimpulkan hasil uji air berdasarkan tiga tahapan
pengujian dengan benar
III. Prinsip Dasar
Air diketahui sebagai kebutuhan yang sangat penting dan tidak bisa
digantikan perannya dengan makhluk hidup lain. Kualitas air menjadi penentu
kelangsungan kehidupan makhluk hidup kedepannya. Pencemaran air diartikan
sebagai adanya penyimpangan dari sifat-sifat yang dimiliki air dalam keadaan
normal. Air yang tersebar dibumi ini tidak pernah berbentuk murni walaupun
tidak berarti bahwa semua air yang di bumi tercemar (Widjanarko, 2005).
Analisa air diperlukan untuk menghitung atau menentukan zat-zat apa saja
yang terkandung didalam aier sehingga dapat diketahui apakah air tersebut
membahayakan kesehatan atau tidak, layak atau tidak dikonsumsi dan sudah
tercemar atau belum. Analisa air termasuk kedalam analisi kuantitatif karena
analisa air dilakukan untuk menentukan kadar zat yang ada didalam air yang akan
dianalisa (Krisnandi, 2009).
Air yang baik biasanya memiliki ciri-ciri yang mudah diamati contohnya
tidak berbau, tidak bewarna atau bening dan tidak memiliki rasa/tawar. Suhu air
yang digunakan untuk minum idealnya ±3 0C. Air yang digunakan untuk minum
umumnya berasal dari air permukaan (Surface Water). Air-air tersebut berasal
dari danau, sungai dan cadangan air lainnya yang terdapat di permukaan bumi.
Selain dari air permukaan, air minum biasanya juga berasal dari tahan (Ground
Water),air ini berasal dari air yang dibompa melalui pengeboran dari dalam tanah
yang terhindar dari kandungan zat berbahaya (Ansori, 2008).

Universitas Sriwijaya
Pencemaran air dapat terjadi dari 2 sumber pencemar yaitu non point source
(NPS) dan point source (PS). Point Source adalah pencemar yang sumbernya
dapat diidentifikasi secara langsung contohnya pipa dari pembuangan limbah
pabrik dan tumpahan minyak dari kapal. Limbah cair yang berasal dari perkotaan
dan industri serta air limbah dari saluran drainase termasuk dalam point source.
Non point source (NPS) adalah limbah yang masuk ke air tanah atau air
permukaan dari sumber yang tidak dapat diidentifikasi. Contoh dari NPS adalah
limpasan dari pertanian, limbah kota, dll. Terkadang polusi yang masuk ke
lingkungan di suatu tempat berdampak ratusan atau bahkan ribuan mil jauhnnya,
ini dikenal sebagai polusi lintas batas (trans boundary) (Krisnandi, 2009).
Polutan pada perairan dapat berupa organik dan anorganik. Polutan organik
di air terdiri dari insektisida dan herbisida. organohalida dan bentuk bahan kimia
lainnya, bakteri dari kotoran ternak dan pertanian, limbah pengolahan makanan,
pathogen, senyawa organik yang mudah menguap, dll. Sedangkan polutan
anorganik di air timbul dari logam berat dari drainase tambang, limbah kimia dari
industri, penebangan dan pembakaran lahan, pupuk dari limpasan pertanian yang
meliputi nitrat dan fosfat (Mustofa, 2020).
Air yang tercemar dari mikroorganisme dapat diketahui dengan
pendeteksian terhadap mikroorganisme indikator. Mikroorganisme yang
digunakan mengacu pada mikroorganisme tertentu yang berada di dalam air
menunjukkan bukti jika air dapat terpapar bahan yang berasal dari manusia
maupun hewan. Bahan tersebut menyebabkan mikroorganisme patogen masuk ke
air. Mikroorganisme indikator yaitu bakteri koliform (Pepper dan Gerba, 2005).
Bakteri koliform merupakan parameter terpenting dalam menentukan kualitas
air minum. Apabila bakteri koliform yang terkandung semakin tinggi tingkat
kontaminasinya, maka semakin tinggi juga resiko adanya bakteri patogen lainnya.
Bakteri koliform terdiri dari koliform fekal. Kelompok bakteri koliform misalnya
Eschericia coli, Enterobacter aerogenes, Citrobacter fruendil, dan bakteri
lainnya. Apabila air yang terkontaminasi bakteri tersebut dan dikonsumsi maka
akan menyebabkan diare, demam, mual, muntah-muntah (Hafsan, 2011).

Universitas Sriwijaya
IV Metode Praktikum
4.1. Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan pada tanggal 25 Oktober 2023 pukul 13.00 WIB
sampai dengan selesai. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sriwijaya, Indralaya.

4.2. Alat dan Bahan


4.2.1. Uji Penduga Koliform
Alat yang digunakan pada praktikum ini berupa bunsen, bola hisap, pipet
ukur, tabung durham, tabung reaksi, dan vortex. Sedangkan bahan yang
diperlukan pada praktikum ini berupa air sumur, alkohol, dan lactose broth.
4.2.2. Uji Penguat Koliform
Alat yang digunakan yaitu bunsen, cawan petri, inkubator, dan jarum ose.
Sedangkan bahan yang diperlukan pada praktikum berupa alkohol, air kemasan,
air sungai, aquades, korek api, dan medium EMBA.
4.2.3. Uji Lengkap Koliform
Alat yang digunakan yaitu bunsen, hot plate, jarum ose, kaca objek,
magnetic stirrer, mikroskop, pipet tetes, rak tabung, dan tabung reaksi. Sedangkan
bahan yang digunakan yaitu alkohol, aquades, hasil dari uji penguat yang akan
dilakukan pewarnaan gram, korek api, medium NA miring, pewarna gram, dan
tissue.
4.2.4. Uji Tambahan : Uji Kualitatif Koliform
Alat yang digunakan yaitu bunsen, cawan petri, jarum ose, inkubator,
tabung reaksi, dan tryptone broth. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu alfa-
neftol dan KOH, alkohol, kovac, merah metil, MR-VP, sitrat agar, dan tryptone
broth.

4.3. Cara Kerja


4.3.1.Uji Penduga Koliform
9 tabung reaksi disiapkan dengan 3 seri A, B, C yang berisi Lacose broth
dan tabung durham di dalam tabung reaksi. Setelah itu, 2 sampel (air kemasan dan
air sungai) di masukkan ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya, sampel diinkubasi

Universitas Sriwijaya
selama 24 jam. Kemudian, diamati ada tidaknya gelembung gas pada tabung
durham.
4.3.2.Uji Penguat Koliform
Sampel diinokulasi dengan air sungai yang positif diuji penduga pada
medium EMBA. Metode yang digunakan streak plate metode kuadran. Setelah itu
diinkubasi selama 24 jam. Kemudian didapat koloni bakteri warna merah muda
dan hijau metalik.
4.3.3.Uji Lengkap Koliform
Jika didapat adanya koliform ditandai dengan koloni hijau metalik dan
merah muda, dilanjutkan dengan pewarnaan gram. Tahap selanjutnya, dilakukan
pengenceran dengan aquadest dan di vortex.
4.3.4.Uji Tambahan : Uji Kualitatif Koliform
Setelah tahap uji pelengkap kemudian diinokulasi koloni bakteri dan
diinkubasi selama 24 jam. Uji indol ditambahkan Reagen Kovac. Uji Metil Merah
ditambahkan indikator merah metil. Uji Voges Poskauer ditambahkan alfa-neftol
dan KOH, Uji Sitrat diinokulasi selama 1 hari. Terakhir, amati perubahan yang
terjadi.

Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
5.2. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang analisa air dapat
diketahui bahwa, air ada yang mengandung bakteri dan ada juga yang tidak. Pada
sampel air sumur terdapat bakteri. Sampel air sumur mengandung bakteri non
fekal dengan menunjukkan warna merah muda berupa Enterobacter aerogenes.
Analisa air secara mikrobiologis diperlukan untuk menguji kualitas air yang
bersih dan yang tercemar. Menurut Slamet (2004), analisa secara mikrobiologis
ditentukan dengan uji koliform. Koliform dikatakan sebagai suatu bakteri yang
digunakan untuk menentukan adanya polusi dalam air.
Pengujian air secara mikrobiologis dilakukan melalui empat tahap meliputi
uji penduga kloriform, uji penguat kloriform, uji lengkap dan uji kualitatif
koliform IMViC. Bakteri koliform sangat sering digunakan sebagai indikator
kualitas air. Menurut Triatmadja (2019), suatu sumber air telah terkontaminasi
patogen ataupun tidak bisa ditentukan dengan bakteri koliform. Bakteri koliform
dapat menimbulkan penyakit karena memproduksi bermacam-macam racun
seperti indol dan skatol apabila jumlahnya berlebih di dalam tubuh.
Uji penduga pada percobaan ini menggunakan medium lactose broth, dan
tabung durham sebagai indikator. Apabila terdapat bakteri pada sampel air yang
dicampurkan dengan lactose broth, maka akan timbul gelembung-gelembung di
dalam tabung durham. Hal ini disebabkan karena adanya kegiatan metabolisme
yang dilakukan bakteri pada medium. Menurut Khairuddin et al. (2020), bakteri
dapat memfermentasi laktosa dan membentuk gas pada tabung durham. Namun,
terbentuknya gas dalam lactose broth tidak selalu menunjukkan bahwa bakteri
tersebut adalah bakteri E. coli karena mikroba lainnya dapat memfermentasi
laktosa menjadi gas. Oleh karena itu diperlukan uji penguat.
Uji penguat dilakukan inokulasi pada medium EMBA dengan metode
goresan kuadran. Uji penguat dilakukan untuk memastikan kembali keberadaan
koliform dari sampel yang membentuk gas pada uji penduga. Dari uji tersebut
diketahui ada nya koloni non fekal (E.coli) yang berwarna merah muda. Tahap uji
berikutnya ialah uji lengkap. Menurut Sartika (2005), pada uji lengkap dilakukan
pengecatan gram untuk megidentifikasi keberadaan koloni fekal. Koloni fekal
menunjukkan reaksi gram negatif dan membentuk gas didalam Lactose Broth.

Universitas Sriwijaya
Koloni bakteri hasil uji penguat dilanjutkan dengan pewarnaan gram. Hal ini
berujuan untuk mengidentifikasi jenis bakteri gram positif dan gram negatif dari
koloni warna merah muda dan hijau metalik. Koloni bakteri warna hijau metalik
hasil pewarnaan gram bakteri negatif. Menurut Fusvita et al. (2019), bakteri warna
hijau metalik hasil pewarnaan gram menunjukkan bakteri gram negatif dengan
bentuk batang dan berwarna merah dikarenakan memiliki lapisan peptidoglikan.
Sementara koloni bakteri warna merah muda termasuk bakteri gram positif.
Tahap pengujian terakhir berupa uji kualitatif yang terdiri dari uji indol, Uji
kualitatif dilakukan dengan uji indol yang diindikasikan dengan warna merah
apabila positif indol, uji merah metil, uji voges proskauer warna merah tua yang
mengindikasikan positif asetiletil karbinol, dan uji sitrat dengan perubahan warna
biru. Menurut Sunarti (2016), uji indol menggunakan media tripton broth, dan
diinkubasi selama satu hari dan ditetesi dengan larutan kovac, apabila berwarna
merah mengindikasikan positif indol. Uji voges proskauer dilakukan pada uji
IMVIC.
Jumlah bakteri kolifrom yang ada dalam sampel air untuk mengetahui
jumlah bakterinya biasanya dilakukan dengan menggunakan metode MPN (most
probable number) metode ini dilakukan dengan menggunakan fermentasi tabung
ganda. Menurut Anisafitri (2020), pengujian kualitas air untuk kolifrom
menggunakan metode MPN yaitu uji yang mendeteksi sifat fermentasi kolifrom
dalam sampel yang ditunjukan dengan terbentuknya gas atau gelembung udara
dalam tabung durham yang menunjukan sampel-sampel positif kolifrom.
Kualitas air ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya ada zat yang terlarut
dan zat yang tersuspensi. Air murni yang tidak mengandung zat terlarut, tidak
baik untuk kehidupan. Apabila zat yang terlarut dalam air membuat kualitas air
menjadi tidak baik untuk kehidupan, disebut tercemar. Menurut Effendi (2004),
syarat fisik kualitas air bersih adalah tidak terasa, tidak berbau dan jumlah zat
padat terlarut, warna, kekeruhan, serta suhu tidak melebihi batas syarat.
Sedangkan kualitas kimia berarti kandungan unsur-unsur tertentu baik organik
maupun anorganik dalam air tidak kurang dari batas minimum atau tidak melebihi
batas maksimum. Syarat bakteriologis kualitas air bersih adalah jumlah perkiraan
terdekat atau Most Probable Number (MPN) bakteri per 100 ml.

Universitas Sriwijaya
VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pengujian air secara mikrobiologis dilakukan melalui empat tahap
meliputi uji penduga kloriform, uji penguat kloriform, uji lengkap dan uji
kualitatif koliform IMViC.
2. Uji penduga pada percobaan ini menggunakan medium lactose broth, dan
tabung durham sebagai indikator.
3. Uji penguat dilakukan untuk memastikan kembali keberadaan koliform
dari sampel yang membentuk gas pada uji penduga.
4. MPN (most probable number) diketahui sebagai metode yang digunakan
untuk mengetahui jumlah bakteri kolifrom yang ada dalam sampel air.
5. Zat yang terlarut dan zat yang tersuspensi diketahui sebagai salah satu
faktor kualitas air

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Anisafitri, J., Khairuddin, dan Rasmi, D. A. C. 2020. Analisis Total Bakteri


Coliform Sebagai Indikator Pencemaran Air Pada Sungai Unus Lombok.
Jurnal Pijar MIPA. 15(3): 266-271.
Ansori, A. K. (2008). Penentuan Kekeruhan pada Air Reservoir. Medan:
Universitas Sumatra Utara.

Effendi. (2020). Metode Identifikasi dan Klasifikasi Bakteri. Pekanbaru: Oceanum


Press.
Fusvita, A., Susanti. dan Anggriawan, B. (2019). Kualitas Air Sumur Bor dan Air
Swadaya Berdasarkan Total Coliform dengan Cemaran Escherichia coli di
Desa Rarowatu Kabupaten Bombana. Jurnal Penelitian Biologi. 6(1): 911-
918.
Hafsan. (2014). Mikrobiologi Analitik. Makassar: Alauddin University Press.
Khairuddin, Yamin, M., dan Syukur, A. (2020). Analisis Kualitas Air Kali Ancar
dengan Menggunakan Bioindikator Makroinvertebrata. Jurnal Biologi
Tropis. 16(2): 16-22.
Krisnandi, Y. K. (2009). Kimia dalam Air. Jakarta: Universitas Indonesia.

Mustofa, A. (2020). Pengelolaan Kualitas Air untuk Akuakultur. Jepara: UNISNU


Press.
Pepper, I. L., dan C. P. Gerba. (2005). Environmental Micribiology: a Laboratory
Manual. California: Elsevier Academic Press.
Sartika. (2005). Sterilisasi. Jakarta: Pustaka Tarbiatuna.
Slamet, J. (2004). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : UGM Press.
Sunarti, N. R. (2016). Uji Kualitas Air Minum Isi Ulang di Sekitar Kampus UIN
Raden Fatah Palembang. Jurnal Bioilmi. 2(1): 40-50.
Triatmadja, R. (2019). Teknik Penyediaan Air Minum Perpipaan. Yogyakarta:
UGM Press.
Widjanarko. (2005). Tingkat Kesuburan Perairan. Jakarta: PT Grafindo.

Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai