Anda di halaman 1dari 37

PENGGUNAAN OBAT KIMIA DAN

TRADISIONAL DALAM PENGENDALIAN


PENYAKIT IKAN

Dosen : Ardyen Saputra, S.Pi, M.Si

VOK AS I UN RAM
PD D KAB UPAT EN L OMBOK U TARA
2021
Pengertian Penyakit Ikan

Penyakit ikan adalah Keadaan


abnormal (penyimpangan dari
kondisi normal tubuh) yang
dapat menimbulkan gangguan
suatu fungsi dari tubuh baik
secara langsung maupun tidak
langsung
4 Tipe serangan penyakit antara lain
AKUT
SUBAKUT

KRONIK
Kematian

LATEN

Waktu
Pengertian Obat Ikan
Obat ikan adalah suatu zat yang dapat 
digunakan untuk mengobati ikan,
membebaskan gejala atau memodifikasikan
proses kimia dalam tubuh meliputi sediaan
biologik, farmasetik, premiks, probiotik dan
obat alami
Klasifikasi Obat Ikan
1. Berdasarkan bahaya yang ditimbulkan
2. Berdasarkan zatnya
3. Berdasarkan daya kerja obat
 Berdasarkan bahaya yang
ditimbulkan
• Obat Keras => Penggunaan harus sesuai
resep dokter hewan, Penggunaan tidak
sesuai dapat menimbulkan bahaya bagi
ikan, manusia dan lingkungan
• Obat bebas terbatas => diberikan pada
jenis ikan tertentu dan dengan pemakaian
tertentun serta dosis tertentu.
• Obat bebas => Diperoleh dan digunakan
secara bebas tanpa resep dokter.
 Berdasarkan Kesedian
• Biologik  yaitu obat yang dihasilkan melalui
proses biolog seperti vaksin, antisera,
diagnostik kit, dan lain-lain.
• Farmasetik yaitu obat yang dihasilkan dari
bahan anorganik maupun organik dan atau
sintesa kimia seperti antibiotika, desinfektan,
anestetika, dan lain-lain.
• Premik yaitu obat ikan yang digunakan
untuk tambahan pakan ikan seperti feed
additive (pengaroma, pengawet pakan,
memperindah tubuh) dan feed suplemen
(vitamin, asam amino/mineral).
 Probiotik  yaitu obat ikan yang dihasilkan dari
mikroba non patogenik yang secara alami  ada
dalam lingkungan di air/tubuh ikan digunakan
untuk menyaingi bakteri patogen.  Dalam satu
kemasan maksimal mengandung 5 mikroba
dengan kepadatan masing – masing  106 CFU/ml.
 Obat alami yaitu obat yang terbuat dari bahan
alami yang berdaya kerja obat tanpa penggunaan
bahan kimia, khasiatnya hanya berdasarkan data
emperis saja (sudah diteliti secara in vitro dan in
vivo). Dalam satu kemasan maksimal
mengandung 5 simplisa.
 Berdasarkan Daya Kerja Obat

1. Efek obat terhadap sel hewan atau


organ tubuh antara lain :
• Mempengaruhi enzim
• Mempengaruhi metabolisme
• Mempengaruhi sistem syaraf pusat
• Mempengaruhi sistem sirkulasi darah
• Mempengaruhi hormone
• Mempengaruhi aktivitas kelenjar
2. Perjalanan obat mulai masuk dalam tubuh
 sampai keluar dari dalam tubuh.
• Melepaskan diri dari ikatannya
• Obat diserap oleh tubuh
• Obat diedarkan keseluruh tubuh
kemudian bekerja diorgan target
• Obat mengalami perubahan kimia
menjadi zat lain
Persyaratan Penggunaan Obat
• Persyaratan penggunaan obat menurut
(Anderson, 1995), yaitu:
1. Hanya menggunakan obat ikan yang sudah
terdaftar di Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP).
2. Tidak kadaluarsa/ rusak fisik dan perubahan sifat
fisik.
3. Obat hanya untuk ikan / sesuai peruntukannya.
4. Aplikasi dosis sesuai dengan ketentuan dan
petunjuk pada etiket dan brosur.
5. Cara penyimpanan sesuai petunjuk pada
label/brosur.
6. Penggunaan obat ikan golongan obat keras harus
dengan resep dokter hewan.
Penanggulangan Penyakit
• Probiotik, prebiotik dan sinbiotik
• Vaksin
• Lewat genetika/Vertikal
• Antibiotik (bahan kimiawi)
• Fitofarmaka (bahan herbal/obat tradisional)
Penanggulangan Penyakit
• Probiotik, prebiotik dan sinbiotik
• Vaksin
• Lewat genetika/Vertikal
• Antibiotik (bahan kimiawi)
• Fitofarmaka (bahan herbal/obat tradisional)
Antibiotik (bahan kimiawi)
Senyawa kimia yang dihasilkan oleh fungi dan
bakteri yang memiliki khasiat mematikan atau
menghambat pertumbuhan bakteri patogen.
Pada umumnya antibiotik dibuat secara
mikrobiologi.
 Antibiotik digunakan hanya untuk pengobatan
bukan untuk pencegahan
 Antibiotik harus digunakan pada dosis dan
durasi yang tepat untuk memastikan hilangnya
bakteri
1. Kalium Permanganat (PK)

• Rumus kimia KMnO4


• Berbentuk serbuk maupun larutan berwarna
violet
• Merupakan oksidator kuat
• Dimanfaatkan untuk mengobati penyakit ikan
akibat ektoparasit dan infeksi bakteri terutama
pada ikan-ikan dalam kolam.
Mafaat PK
1. Efektif mencegah flukes, tricodina, ulcer, dan infeksi jamur
dengan dosis 2-4 ppm pada perendaman
2. Bahan aktif beracun yang mampu membunuh berbagai
parasit dengan merusak dinding sel melalui proses
oksidasi
3. Argulus, Lernea, Piscicola diketahui hanya akan respon
apabila PK digunakan dalam perendaman (dosis 10-25
ppm selama 90 menit)
4. Sebagai disinfektan luka
5. Dapat mengurangi aeromonas (hingga 99%) dan bakteri
gram negatif lainnya
6. Dapat membunuh Saprolegnia
7. Golongan ikan catfish, perlakuan PK dilakukan pada
konsentrasi >2 ppm
8. Sebagai antitoxin terhadap aplikasi bahan-bahan beracun
Prosedur Perlakuan PK

1. Filter biologi dilewatkan larutan PK


2. Aliran air dan aerasi bekerja optimal
3. Dosis yang digunakan 2-4 ppm
4. Dosis 2 ppm diberikan pada ikan-ikan muda atau
ikan-ikan yang tidak bersisik
5. Dosis 4 ppm dibeikan pada ikanikan yang bersisik
6. Perlakuan dilakukan 4 kali berturut selama 4 hari,
dengan pemberian PK dilakukan setiap pagi hari.
2. Klorin dan Kloramin
• Klorin dan kloramin merupakan bahan kimia
yang biasa digunakan sebagai pembunuh
kuman (disinfektan)
• Kolorin (Cl) merupakan gas berwarna kuning
kehijauan dengan bau menyengat
• Perlakuan klorinasi dikenal dengan kaporit
• Kloramin merupakan senyawa klorin amonia
(NH4Cl)
Sifat Kimia Klorin (Cl)
1. Klorin relatif tidak stabil di dalam air
2. Kloramin lebih stabil dibandingkan klorin
3. Klorin dan kloramin sangat beracun bagi ikan
4. Reaksi dengan air membentuk asam hipoklorit
5. Asama hipoklorit dapat meruak sel-sel protein dan
enzim ikan
6. Tingkat keracunan klorin dan kloramin akan meningkat
pada pH rendah dan temperatur tinggi.
7. Efek racun dapat diperkecil jika residu klorin dalam
dalam air < 0,003 ppm
8. Klorin pada konsentrasi 0,2-0,3 ppm dapat membunuh
ikan dengan cepat
Prosedur Perlakuan Cl
Air di deklorinasi sebelum digunakan, baik secara
kimiawi maupun fisika.
1. Mengendapkan air selama semalam
2. Menggunakan bahan deklorinator
Anti-klorin lebih dianjurkan untuk air yang diolah
dengan kloramin.
3. Mengalirkan air hasil deklorinasi tersebut
melewati zeolit
4. Tingkatkan intensitas aerasi untuk mengatasi
kemungkinan terjadinya gangguan pernapasan
pada ikan
3. Metil biru/Methylene Blue (MB)
• MB diketahui efektif untuk pengobatan white
spor dan jamur
• Dignakan untuk mencegah jamur pada telur
ikan
• Tersedia dalam bentuk cair dengan konsentrasi
1 - 2% dan dalam bentuk serbuk
Sifat Kimia MB
1. Merupakan pewarna thiazine
2. Digunakan sebagai bakterisida dan fungisida
pada akuarium
3. Dapat merusak filtrasi biologi dan
kemampuan warnanya untuk melekat
4. Dapat merusak tanaman air
Dosis dan Cara Pemberian
1. Untuk infeksi bakteri, jamur dan protozoa
dosis yang dianjurkan adalah 2 ml larutan
MB 1% per 10 liter air.
2. Untuk mencegah serang jamur pada telur
dosis yang digunakan adalan 2 mg/liter
3. Cara pemberian MB pada bak pemijahan
adalah setetes demi setetes (sampai air
berwan biru/biru jernih).
4. Setelah telur menetas pergantian air
sebanyak 5%setiap hari untuk mengurangi
kadar MB dalam air
4. Malachite Green (MG)
• Malachite Green merupakan pewarna
triphenylmetane
• Kerap digunakan untuk mengibati berbagai
penyakit dan parasit dari golongan protozoa
• Beberapa jenis ikan diketahui tidak toleran
terhadap bahan ini
Dosis dan Cara Pemberian

1. Dosis 0,1-0,2 ml dari larutan 1% pr 10 liter air, sebagai


perlakuan perendaman jangka panjang (setiap 4-5 hari
sekali)
2. Dosis 1-2 ml dari larutan 1% pr 10 liter air, sebagai
perlakuan jangka pendek (30-60 menit), dapat diulang
setiap 2 hari sekali.
3. Dosis campuran antara Malachite Green dan Formalin
untuk perlakuan pada ikan adalah 0,05-0,1 ppm MG dan
10-25 ppm Formalin. Untuk udang invertebrata laut
adalah 0,1-0,2 ppm MG dan 10-25 ppm Formalin
4. MG dapat dapat diberikan sebagai desinfektan pada telur
dengan dosis 5 ppm selama 10 menit
5. Perlakuan hendaknya dilakukan pada tempat yang
terpisah
5. Garam Ikan
• Garam berupa kristal berwarna putih (NaCl)
• Tidak mengandung iodium

 Keseimbangan cairan tubuh ikan


• Kulit, sirip , mata, mulut dan insang merupakan organ
tubuh ikan yang langsung berhubungan dengan
lingkungan
• Air masuk secara terus menerus melalui insang
• Proses ini secara pasif berlangsung melalui proses
osmosis
• Sebaliknya garam akan cenderung keluar
• Peristiwa pengaturan proses osmosis dalam tubuh ikan
dikenal dengan sebutan osmoregulasi.
• Penambahan garam ke dalam air diharapkan dapat
menbantu manjaga homeostasi.
5. Garam Ikan
• Garam berupa kristal berwarna putih (NaCl)
• Tidak mengandung iodium

 Keseimbangan cairan tubuh ikan


• Kulit, sirip , mata, mulut dan insang merupakan organ
tubuh ikan yang langsung berhubungan dengan
lingkungan
• Air masuk secara terus menerus melalui insang
• Proses ini secara pasif berlangsung melalui proses
osmosis
• Sebaliknya garam akan cenderung keluar
• Peristiwa pengaturan proses osmosis dalam tubuh ikan
dikenal dengan sebutan osmoregulasi.
• Penambahan garam ke dalam air diharapkan dapat
menbantu manjaga homeostasi.
Fungsi Garam Ikan

 Garam akan membantu proses osmoregulasi


 Garam mampu memblokir efek nitrit
 Garam mampu membunuh parasit-parasit
bersel tunggal
 Digunakan sebagai antiseptik dan kerap
digunakan sebagai anti jamur
 Sebagai profilaktik atau sebagai tonik
Dosis dan Cara Pemberian

• Sebagai profilaktik (1-2 gram/liter)


• Sebagai perlakuan pengobatan infeksi jamur
dan atau bakteri (10 ppt), diberikan secara
sedikit demi sedikit
• Untuk mengurangi pengaruh dari nitrit dosis
yang dianjurkan adalah 1 ppt
• Sebagai obat infeksi Piscinoodinium dapat
dilakukan dengan perendaman jangka panjang
(10 gram/45 liter air)
6. Oxytetracyline
Oksitetrasiklin hidroklorida merupakan
antibiotik yang kadang-kadang digunakan
dalam pengobatan penyakit akibat infeksi
bakterial sistemik pada ikan.

Dosis dan Cara Pemakaian


1. Suntik ; 10-20 mg oksitetrasiklin/kg berat badan
ikan (ulangi penyuntikan bila diperlukan)
2. Oral ; melalui pakan dengan dosis 60-75 mg/kg
berat badan ikan per hari (selama 7-14 hari)
3. Perendaman ; jangka panjang (5 hari), dosis 20-
100 ppm (ulangi penyuntikan bila diperlukan)
7. Garam Inggris/Epsom Salts
Garam inggris biasa biasa digunakan untuk
meningkatkan kadar mineral dalam air, dan
sering efektif dalam mengobati sembelit pada
ikan.
Dosis dan Cara Penggunaan
• Sebagai pencahar dosis ysng digunakan
0,14 ppt
• Peningkatan sedikit temperatur air dapat
menngkatkan laju metabolisme ikan
sehingga diharapkan akan dapat
mempercepat pemulihan dari gejala
sembelit
8. Hidrogen Peroksida (H2O2)
Larutan jernih sepintas mirip air, bahan
merupakan oksidator kuat, berbahaya bila
dikonsumsi. Hidrogen peroksida akan terurai
menjadi dua produk yang aman yaitu air dan
oksigen.
Kerap digunakan sebagai desinfektan karena
tidak meninggalkan residu yang berbahaya.
Penggunaan Hidrogen Peroksida
dalam Akuakulrut
1. Sebagai anti protozoa
Diberikan sebagai perlakuan perendaman jangka
pendek dengan dosis 10 ml larutan dengan
konsentrasi 3% dalam 1 liter air (max. 5-10 menit)

2. Untuk memulihkan kondisi kekurangn oksigen


Dosis yang digunakan 1-2 ml larutan dengan
konsentrasi 3% dalam 10 liter air. Kelebihan dosis
akan membuat ikan menjadi stres
9. Formalin (HCHO dan CH3OH)
Formalin merupakan larutan komersial dengan
konsentrasi 37-40% dari formaldehid. Bahan ini
biasa digunakan sebagai antiseptik dan
pengawet. Sering digunakan dan efektif dalam
pengobatan penyakit akibat ektoparasit seperti
kulit berlendir.
Formalin sangat beracun, meskipun masih
digunakan secara luas dalam akuakultur, tetapi
lebih banyak digunakan sebagai pengawetan
spesimen ikan untuk keperluan identifikasi.
Penggunaan
1. Penggunaan jangka panjang (beberapa hari) atau
jangka pendek (10-30 menit).
2. Dapat mengganggu filter biologi

Dosis dan Cara Penggunaan


3. Untuk keperluan jangka panjang, pengobatan akibat
ektoparasit dosis yang digunakan 0,15-0,25 ml
formalin (37-40%) per 10 liter air. Setelah 2-3 hari
kebalikan ikan pada wadah semula
4. Jangan dilakukan pada filter biologi
5. Lakukan pergantian air sebesar 30%
6. Untuk keperluan jangka pendek dosis yang
digunakan 2 ml formalin (37-40%) per 10 liter air
(Maks. 30 menit)
Cara Pemberian Antibiotik untuk
Ikan
Fitofarmaka (bahan herbal/obat tradisional)

The End
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai