Surveilans kualitas air adalah suatu upaya analisis yang dilakukan secara terus menerus dan
sistematis melalui pengumpulan data penyakit yang disebabkan oleh air, jumlah sarana air minum
dan sanitasi, data inspeksi sanitasi sarana air minum dan sanitasi, dan parameter kualitas air minum
seperti mikrobiologi, fisik, kimia, serta penyebarluasan informasi hasil analisis kepada pihak yang
berkepentingan dalam rangka pengambilan keputusan, tindakan perbaikan dan atau pengembangan
suatu kebijakan (Kemenkes, 2011).
Salah satu kegiatan Surveilans kualitas airdengan Pengujian kualitas air minum. Pengujian ini terdiri
dari Pengujian Lapangan, terhadap parameter lapangan (Suhu, pH, Sisa Klor, NH3, NO2, NO3) dan
Pengujian Laboratorium, terhadap parameter wajib dan parameter tambahan. Ketentuan pengujian
kualitas air minum, antara lain harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya titik Pengambilan
Sampel Air Minum.
Kegiatan pengambilan sampel meliputi : penentuan titik sampel air minum, pengambilan sampel air
minum, dan pengiriman sampel air minum. Pengambilan sampel air minum dilakukan bersamaan
dengan kegiatan Inspeksi Sanitasi. Prioritas Titik Pengambilan Sampel yaitu;
Pengambilan sampel jenis ini dilakukan pada lokasi yang digunakan untuk menampung dan
menyimpan air secara permanen, seperti sumur gali, tempat penampung air hujan, dan lainnya.
Hal utama dalam pengawasan kualitas air minum adalah cara pengambilan sampel air minum untuk
pengujian mikrobiologi, fisik dan kimia. Cara pengambilan sampel menentukan apakah suatu data uji
respresentatif dan dapat dipertanggungjawabkan atau tidak. Pengambilan sampel dilakukan pada
saat Pra Konstruksi dan Pasca Konstruksi. Saat Pra Konstruksi sampel diambil pada sumber air,
sedangkan saat Pasca Konstruksi lebih diprioritaskan pada titik distribusi. Waktu pengambilan
terutama pada musim hujan dan musim kemarau dan saat kuantitas (volume) air pada sumber air
berada pada titik terendah dan titik tertinggi.
Pengambilan sampel air minum harus memenuhi persyaratan sebagai berikut;
1. Pengambilan sampel direncanakan dan dilaksanakan dengan cermat dengan frekuensi yang cukup
sehingga setiap ada perubahan kualitas air sewaktu-waktu dapat diketahui.
3. Ambil sampel sesuai dengan peruntukan analisis dan campurkan dengan penampung sementara,
kemudian homogenkan.
4. Sampel diambil, disimpan dan dikirim dalam wadah yang steril dan tertutup.
7. Kehati-hatian dalam penanganan sampel untuk mencegah kontaminasi atau perubahan komposisi
pada sampel yang dapat mempengaruhi hasil analisa.
dan sanitasi dasar ditujukan untuk sanitarian dan petugas kesehatan lingkungan Direktorat
Penyehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Jakarta , 2011