pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Sumber penyediaan air minum dan untuk keperluan rumah sakit berasal dari Perusahaan Air Minum, air yang didistribusikan melalui tangki air, air kemasan dan harus memenuhi syarat kualitas air minum. Penyehatan Air Lanjut Persyaratan Kualitas Air Minum merujuk Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/Menkes/SKlVII/2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Kualitas Air yang Digunakan di Ruang Khusus Ruang Operasi Bagi rumah sakit yang menggunakan air yang sudah diolah seperti dari PDAM, sumur bor dan sumber lain untuk keperluan operasi dapat melakukan pengolahan tambahan dengan catridge filter dan dilengkapi dengan disinfeksi menggunakan ultra violet (UV). Ruang Farmasi dan Hemodialisis Air yang digunakan di ruang farmasi terdiri dari air yang dimurnikan untuk penyiapan obat, penyiapan injeksi dan pengenceran dalam hemodialisis. Tata Laksana Kegiatan pengawasan kualitas air dengan pendekatan surveilans kualitas air antara lain meliputi : Inspeksi sanitasi terhadap sarana air minum dan air bersih; Lanjut Pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan sampel air; Melakukan analisis hasil inspeksi sanitasi pemeriksaan laboratorium; dan Tindak lanjut berupa perbaikan sarana dan kualitas air. Melakukan inspeksi sanitasi sarana air minum dan air bersih rumah sakit dilaksanakan minimal 1 tahun sekali. Petunjuk teknis inspeksi sanitasi sarana penyediaan air sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan Direktorat Jenderal PPM dan PL, Departemen Kesehatan.
Lanjut Pengambilan sampel air pada sarana penyediaan air minum dan atau air. Lanjut Pemeriksaan kimia air minum dan atau air bersih dilakukan minimal 2 (dua) kali setahun (sekali pada musim kemarau dan sekali pada musim hujan) dan titik pengambilan sampel masing-masing pada tempat penampungan (reservoir) dan keran terjauh dari reservoir. Titik pengambilan sampel air untuk pemeriksaan mikrobiologik terutama pada air kran dari ruang dapur, ruang operasi, kamar bersalin, kamar bayi & ruang makan, tempat penampungan (reservoir), secara acak pada kran-kran sepanjang sistem distribusi, pada sumber air, dan titik-titik lain yang rawan pencemaran. Lanjut Sampel air pada butir 3 dan 4 tersebut di atas dikirim dan diperiksakan pada laboratorium yang berwenang atau yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan atau Pemerintah Daerah setempat. Pengambilan dan pengiriman sampel air dapat dilaksanakan sendiri oleh pihak rumah sakit atau pihak ketiga yang direkomendasikan oleh Dinas Kesehatan. Lanjut Sewaktu-waktu dinas kesehatan provinsi, kabupaten/kota dalam rangka pengawasan (uji petik) penyelenggaraan penyehatan lingkungan rumah sakit, dapat mengambil langsung sampel air pada sarana penyediaan air minum dan atau air bersih rumah sakit untuk diperiksakan pada laboratorium. Lanjut Setiap 24 jam sekali rumah sakit harus melakukan pemeriksaan kualitas air untuk pengukuran sisa khlor bila menggunakan disinfektan kaporit, pH dan kekeruhan air minum atau air bersih yang berasal dari sistem perpipaan dan atau pengolahan air pada titikltempat yang dicurigai rawan pencemaran. Petugas sanitasi atau penganggung jawab pengelolaan kesehatan lingkungan melakukan analisis hasil inspeksi sanitasi dan pemeriksaan laboratorium. Lanjut Apabila dalam hasil pemeriksaan kualitas air terdapat parameter yang menyimpang dari standar maka harus dilakukan pengolahan sesuai parameter yang menyimpang. Apabila ada hasil inspeksi sanitasi yang menunjukkan tingkat risiko pencemaran amat tinggi dan tinggi harus dilakukan perbaikan sarana. Lanjut