Anda di halaman 1dari 13

DASAR – DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

PERSONIL SEKOLAH DAN PENGAWAS


BIMBINGAN DAN KONSELING
Dosen Pengampu : Dra. Rahmulyani,M.Pd. Kons

Disusun Oleh :
1. Rachel Sehulina (1213113013)
2. Sondang Kiki Febrianti Pane (1211113009)
3. Zazam Nurdiansyah (1213013005)

PRODI PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
AGUSTUS 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah Dasar – dasar Bimbingan
Konseling dengan judul : “Personil Sekolah dan Pengawas Bimbingan dan Konseling”.

Pada kesempatan ini kami berterima kasih kepada Ibu Dra Rahmulyani,M.Pd. karena
telah memberikan tugas kepada kami. Makalah ini telah kami susun secara maksimal dengan
bantuan dan arahan dari banyak pihak sehingga makalah ini bisa selesai dengan baik dan tepat
pada waktunya. Untuk itu, kami selaku penyusun, turut berterima kasih kepada semua pihak
yang membantu.

Kami selaku penyusun juga menyadari, makalah yang kami susun masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca. Kami berharap makalah ini dapat di pahami dan
berguna bagi pembaca.

Medan, 25 Agustus 2021

Penulis

i|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
2.1 Personil Sekolah..........................................................................................................................3
2.2 Peran Pengawasan Bimbingan dan Konseling...........................................................................6
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................8
3.2 Saran...........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

ii | P a g e
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam keseluruhan pendidikan, guru merupakan faktor utama. Dalam tugasnya sebagai
pendidik, guru banyak sekali memegang berbagai jenis peranan yang mau tidak mau harus
dilaksanakan sebagai seorang guru. Yang dimaksud sebagai peranan adalah suatu pola tingkah
laku tertentu yang merupakan ciri khas semua petugas dari suatu pekerjaan atau jabatan tertentu.
Setiap jabatan atau tugas tertentu akan menuntut pola tingkah laku tertentu pula dan tingkah laku
mana yang akan merupakan ciri khas dari tugas atau jabatan tadi.
Pada era globalisasi yang penuh dengan transparansi, kita melihat dan mendengar bahwa
masih ada guru yang belum atau tidak mengetahui bagaimana peranannya didalam pekerjaannya,
terutama dalam dunia pendidikan. Kita melihat begitu banyak guru-guru saat ini terkadang tidak
menjalankan tugas dan peranannya yang telah diberikan kepadanya secara optimal dan
profesional.
Ada bagi sebagian guru saat ini, untuk mengetahui peranan dan fungsinya didalam dunia
pendidikan dan disekolah merupakan suatu hal yang tabuh, hal ini dikarenakan oleh kurangnya
pemahaman guru terhadap profesi yang dijalaninya tersebut dan kurangnya keinginan dalam diri
untuk menjadi sosok guru yang profesional dalam bidangnya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang penulis angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Siapa sajakah personil – personil sekolah?


2. Bagaimanakah peranan dari setiap personil sekolah dalam pelaksaan bimbingan dan
konseling?
3. Memahami dan mengetahui siapa pengawas dalam organisasi bimbingan dan
konseling
4. Bagaimanakah peranan pengawas bimbingan dan konseling dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui personil – personil sekolah;


2. Untuk mengetahui peranan dari setiap personil – personil dalam pelaksanaan bimbingan
dan konseling;

1|Page
3. Untuk mengetahui siapa pengawas dalam organisasi bimbingan dan konseling;
4. Untuk mengetahui peranan peranan pengawas bimbingan dan konseling dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling.

2|Page
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Personil Sekolah

Bimbingan dan konseling disekolah merupakan suatu kegiatan bersama. Semua personil
sekolah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru pembimbing, guru mata pelajaran dan wali
kelas) mempunyai peranan masing-masing dalam melaksanakan program bimbingan dan
konseling. Dalam hal ini, guru pembimbing berperan sebagai koordinator dan pelaksana
utama, keberhasilan penyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah, juga akan
ditentukan oleh sejauh mana peran aktif dan keterlibatan dari berbagai pihak yang terkait dengan
layanan bimbingan dan konseling di sekolah, di antaranya peran aktif dan keterlibatan adalah :

a) Peran Kepala Sekolah


Kepala sekolah selaku penanggung jawab seluruh penyelenggaraan pendidikan di sekolah
memegang peranan strategis dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah. Secara garis besarnya, Prayitno (2004) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab
kepala sekolah dalam bimbingan dan konseling, sebagai berikut :

1. Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah,


sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan suatu
kesatuan yang terpadu, harmonis, dan dinamis.
2. Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan
bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.
3. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program,
penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling.
4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
5. Memfasilitasi guru pembimbing/konselor untuk dapat mengembangkan kemampuan
profesionalnya, melalui berbagai kegiatan pengembangan profesi.
6. Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan yang
dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang BK.

b) Peran Wakil Kepala Sekolah

Sebagai pembantu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah membantu Kepala Sekolah

3|Page
dalam melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah dalam hal:

1. Mengkoordinasikan pelaksanaan  layanan bimbingan dan konseling kepada  semua


personil sekolah
2. Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah sekolah terutama dalam pelaksanaan layanan
bimbungan dan konseling
3. Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 75 siswa, bagi   wakil kepala
sekolah yang berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling.

c) Peran Guru Mata Pelajaran dan Guru Praktik


Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan
pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas dengan kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat
diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di
sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi
siswanya.
Salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi
pembimbing yang baik, guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang
dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan
konseling. Guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus
manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan
menghargai tanpa syarat.
Sebagai tenaga ahli pengajaran dan praktik dalam bidang studi atau program latihan
tertentu dan sebagai personil yang sehari-hari langsung berhubungan dengan siswa, maka
Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dan guru
praktik dalam bimbingan dan konseling adalah :

1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa


2. Membantu guru pembimbing mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan
bimbingan dan konseling serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
3. Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada
guru pembimbing.
4. Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing, yaitu siswa yang menuntut guru
pembimbing memerlukan pelayanan pengajar atau latihan khusus (seperti pengajaran
atau latihan perbaikan, program pengayaan).
5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-
siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.
6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan
yang dimaksudkan itu.

4|Page
7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa seperti konferensi
kasus.
8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan
bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.

d) Peran Wali Kelas


Sebagai pengelola kelas tertentu dalam pelayanan bimbingan dan konseling, Wali Kelas
berperan :

1. Membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya di kelas yang


menjadi tanggung jawabnya.
2. Membantu guru mata pelajaran melaksanakan peranannya dalam pelayanan bimbingan
dan konseling, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya dikelas yang
menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti/menjalani layanan dan/atau kegiatan
bimbingan dan konseling.
4. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling, seperti konferensi
kasus.
5. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada
guru pembimbing.
 
e) Peran Guru BK
Sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli, guru pembimbing bertugas sebagai
berikut:

1. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling.


2. Merencanakan program bimbingan dan konseling terutama program-program
satuan layanan dan satuan kegiatan pendukung. Dan untuk satuan-satuan waktu
tertentu, program-program tersebut dikemas dalam program mingguan, bulanan,
semesteran dan tahunan.
3. Melaksanakan segenap program satuan layanan bimbingan dan konseling.
4. Melaksanakan segenap program satuan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.
5. Menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling.
6. Menganalisis hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.
7. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling.

5|Page
8. Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan yang dilaksanakannya.
9. Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan bimbingan
dan konseling secara menyeluruh kepada Koordinator Bimbingan dan Konseling
serta Kepala Sekolah.

Peran guru sebagai pembimbing dalam melaksanakan proses belajar-mengajar, sebagai


berikut :

1. Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap peserta didik merasa aman, dan
berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan dan
perhatian. Suasana yang demikian dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, dan
dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya.
2. Mengusahakan agar peserta didik dapat memahami diri, kecakapan-kecakapan, sikap,
minat, dan pembawaanya.
3. Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik. Tingkah laku
peserta didik yang tidak matang dalam perkembangan sosialnya dapat merugikan dirinya
sendiri maupun teman-temannya.
4. Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap peserta didik untuk memperoleh hasil
yang lebih baik. Guru dapat memberikan fasilitas waktu, alat atau tempat bagi peserta
didik  untuk mengembangkan kemampuannya.
5. Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan, dan minatnya.
Berhubung guru relatif lama bergaul  dengan peserta didik, maka kesempatan tersebut
dapat dimanfaatkannya untuk memahami potensi peserta didik. Guru dapat menunjukkan
arah minat yang cocok dengan bakat dan kemampuannya. Melalui penyajian materi
pelajaran, usaha bimbingan tersebut dapat dilaksanakan.

2.2 Peran Pengawasan Bimbingan dan Konseling

Supervisi dan monitoring merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Hal ini dipahami karena perencanaan dan
pelaksanaan yang baik belum tentu dapat diwujudkan pada setiap sekolah. Secara organisatoris
pengawasan melekat dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dan wakilnya, namun secara fungsional
pengawasan di luar dilakukan oleh Pengawas Sekolah.
Melalui kedua macam pengawasan ini diharapkan dapat mendorong dan mengangkat
guru-guru pembimbing tersebut selalu meningkatkan wawasan dan kemampuan fungsional
profesi keahliannya, khususnya dalam bidang bimbingan dan konseling.
Ekuivalensi kegiatan kerja pengawas bimbingan dan konseling terhadap 24 (dua puluh
empat) jam tatap muka menggunakan pendekatan jumlah guru yang dibina di satu atau beberapa
sekolah pada jenjang pendidikan yang sama atau jenjang pendidikan yang berbeda. Jumlah guru

6|Page
yang harus dibina untuk pengawas bimbingan dan konseling paling sedikit 40 (empat puluh) dan
paling banyak 60 guru BK.
Berikut akan dijelaskan peranan pengawas Bimbingan dan Konseling antara lain:

1. Penyusunan Program Pengawasan Bimbingan dan Kon Konseling


a) Setiap pengawas baik secara berkelompok maupun secara perorangan wajib
menyusun rencana program pengawasan. Program pengawasan terdiri atas:
1) Program pengawasan tahunan
2) Program pengawasan semester
3) Rencana kepengawasan akademik (RKA)
b) Program pengawasan tahunan pengawas disusun oleh kelompok pengawas di
kabupaten/kota melalui diskusi terprogram. Kegiatan penyusunan program tahunan
ini diperkirakan berlangsung selama 1 (satu) minggu.
c) Program pengawasan semester adalah perencanaan teknis operasional kegiatan yang
dilakukan oleh setiap pengawas pada setiap sekolah tempat guru binaannya berada.
Program tersebut disusun sebagai penjabaran atas program pengawasan tahunan di
tingkat kabupaten/kota. Kegiatan penyusunan program semester oleh setiap
pengawas ini diperkirakan berlangsung selama 1 (satu) minggu.
d) Rencana Kepengawasan Bimbingan dan Konseling (RKBK) merupakan penjabaran
dari program semester yang lebih rinci dan sistematis sesuai dengan aspek/masalah
prioritas yang harus segera dilakukan kegiatan supervisi. Penyusunan RKBK ini
diperkirakan berlangsung 1 (satu) minggu.
e) Program tahunan, program semester, dan RKBK sekurang-kurangnya memuat
aspek/masalah, tujuan, indikator keberhasilan, strategi/metode kerja (teknik
supervisi), skenario kegiatan, sumberdaya yang diperlukan, penilaian dan instrumen
penilaian.
2.        Melaksanakan Pembinaan, Pemantauan dan Penilaian

a) Kegiatan supervisi bimbingan dan konseling meliputi pembinaan dan pemantauan


pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan kegiatan dimana terjadi
interaksi langsung antara pengawas dengan guru binaanya,
b) Melaksanakan penilaian adalah menilai kinerja guru dalam merencanakan, melaksanakan
dan menilai proses pembimbingan.
c) Kegiatan ini dilakukan di sekolah binaan, sesuai dengan uraian kegiatan dan jadwal yang
tercantum dalam RKBK yang telah disusun.
3.        Menyusun Laporan Pelaksanaan Program Pengawasan

a) Setiap pengawas membuat laporan dalam bentuk laporan per sekolah dari seluruh sekolah
binaan. Laporan ini lebih ditekankan kepada pencapaian tujuan dari setiap butir kegiatan
pengawasan sekolah yang telah dilaksanakan pada setiap sekolah binaan,

7|Page
b) Penyusunan laporan oleh pengawas merupakan upaya untuk mengkomunikasikan hasil
kegiatan atau keterlaksanaan program yang telah direncanakan,
c) Menyusun laporan pelaksanaan program pengawasan dilakukan oleh setiap pengawas
sekolah dengan segera setelah melaksanakan pembinaan, pemantauan atau penilaian.
4.        Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru BK

a) Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru BK dilaksanakan paling


sedikit 3 (tiga) kali dalam satu semester secara berkelompok di Musyawarah Guru
Pembimbing (MGP).
b) Kegiatan dilaksanakan terjadwal baik waktu maupun jumlah jam yang diperlukan untuk
setiap kegiatan sesuai dengan tema atau jenis keterampilan dan kompetensi yang akan
ditingkatkan.
c) Dalam pelatihan diperkenalkan kepada guru cara-cara baru yang lebih sesuai dalam
melaksanakan suatu proses pembimbingan. Kegiatan pembimbingan dan pelatihan
profesionalitas guru BK ini dapat dilakukan melalui workshop, seminar, observasi,
individual dan group conference.

8|Page
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Personil pelaksana pelayanan bimbingan di sekolah adalah segenap unsur yang terkait
dalam organigram pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dengan koordinator dan guru
pembimbing/konselor sebagai pelaksana utamanya. Selain itu, kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, dan staf administrasi juga memiliki tugas dan tanggung
jawab terhadap pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Tugas-tugas pendidik untuk mengembangkan peserta didik secara utuh dan optimal
sesungguhnya merupakan tugas bersama yang harus dilaksanakan oleh guru, konselor, dan
tenaga pendidik lainnya sebagai mitra kerja. Masalah-masalah perkembangan peserta didik yang
dihadapi guru pada saat pembelajaran dirujuk kepada konselor untuk penanganannya. Demikian
pula, masalah-masalah peserta didik yang ditangani konselor terkait dengan proses pembelajaran
bidang studi dirujuk kepada guru untuk menindaklanjutinya.
Manajemen pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah ditunjang oleh adanya
organisasi, para pelaksana, program pelayanan dan operasional pelaksanaan bimbingan dan
konseling. Pelaksanaan bimbingan dan konseling memerlukan peran banyak pihak, terutama dari
segenap tenaga kependidikan yang ada disekolah. Kepala sekolah merupakan pemegang kendali
utama dalam pelaksaan program pendidikan di sekolah umumnya termasuk program bimbingan
dan konseling.

3.2 Saran
Adapun saran yang diberikan penulis :
a) Tenaga pendidik memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendidikan anak murid,
setiap pendidik harus memperhatikan dan teliti dalam mendidik anak murid.

9|Page
b) Tenaga pendidik memiliki tugas besar dalam perkembangan akal dan budi pekerti setiap
peserta didik, hal ini menjadi tenaga pendidik menaruh perhatian besar terhadap setiap
peserta didik.
c) Perhatian setiap tenaga pendidik khususnya bimbingan dan konseling sebagai konselor
setiap peserta didik harus teliti dan sabar.
d) Bimbingan dan konseling harus bisa menjadi tempat keluh kesah dan pengampu bagi
setiap peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Prayitno. 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Jakarta :


PT Asdi Mahasatya.

Prayitno, Dkk. 1997. Pelayanan Bimbingan Dan Konseling. Jakarta : PT Ikrar Mandiri.

Jumhur. 1975.   Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung : C.V. Ilmu.

Prayitno, dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Depdiknas.

Surya, Muh. 1975. Bimbingan dan Penyusunan. Bandung : Penerbit CV. Ilmu.

Rochman Natawidjaya. 1996.  Pengantar Bimbingan dan Penyukuhan.. Jakarta : Depdikbud.

Winkel. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta : PT. Gramedia


Widiasarana.

10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai