DISUSUN OLEH
1
H.A. Djazuli, Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam. (Jakarta: Kencana,
2005), h.169-170.
2
H. Mohammad Daud Ali, Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Isam di
Indonesia, (Jakarta: PT. Rajagrafindo,2012), Hal. 297.
membeli kembali (ba’I al wafa), titipan (wadi’ah), pinjaman (I’arah), pemberian
(hibah), pembagian harta campuran (qismah), kerja sama (syirkahd),dll.3
Hukum pidana Islam, hanya bisa diterapkan untuk kaidah- kaidah dan
asas-asasnya yang memiliki sifat universal, dan kejahatan- kejahatan ta’zir
(selain hudud dan diyat). Di dalam fiqh jinayah (Hukum Pidana Islam),
Menanggulangi kejahatan dilakukan secara lebih komperehensif, dari mulai
memperkokoh keimanan, memperbaiki akhlak masyarakat, sampai
menghilangkan sebab timbulnya kejahatan seperti kemiskinan.7
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana berasal dari Wedboek Van
Strafrecht Voor Indonesia (Staatsblad 1915:732) yang berlaku pada zaman
penjajahan Belanda. Pemerintah Indonesia sekitar tahun 2001 telah membuat
rancangan Undang-Undang tentang kitab Undang-Undang Hukum Pidana ini
terdiri dari 647 pasal, dan telah didiskusikan di berbagai lembaga perguruan
tinggi. Seperti kita ketahui, Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ini
sampai sekarang masih tetap merupakan rancangan, artinya Kitab Undang-
Undang hokum pidana yang berlaku di Indonesia sampai sekarang masih tetap
warisan pemerintah colonial Belanda, meskipun ada beberapa pasal yang
dihapus dan diubah.8
6
H.A. Djazuli, Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam. (Jakarta: Kencana,
2005), h.187.
7
Ujang Ruhyat Syamsoni, Taqnin Al-Ahkam : Legislasi Hukum Islam ke dalam Hukum
Nasional, (Nur El-Islam, 2015), h.168-193.
8
H.A. Djazuli, Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam. (Jakarta: Kencana,
2005), h.192-193.
KESIMPULAN
Ali, H. Mohammad Daud. Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum
Isam di Indonesia, Jakarta: PT. Rajagrafindo.2012.