Anda di halaman 1dari 4

a.

Ciri-ciri Bahasa Ilmiah

Bahasa ilmiah merupakan bahasa yang digunakan dalam ragam bahasa resmi. Bahasa ilmiah
digunakan dalam penulisan wacana ilmiah. Menurut Hasan Alwi, dkk. (1993 : 142), ciri-ciri
atau karakteristik bahasa ilmiah yang digunakan dalam wacana ilmiah adalah :
1.Menggunakan kata atau istilah yang non figurative
2.Manggunakan kalimat-kalimat efektif
3.Menghindari bentuk persona atau pengakuan dengan tujuan untuk menjaga
objektivitas
4.Mengutamakan keterpaduan dan keruntutan isi.
Suatu wacana ilmiah dikatakan baik apabila memiliki tiga kriteria seperti tersebut di bawah
ini yakni :

1.Adanya kohesi atau kesatuan kohesi sebuah wacana dapat dicapai apabila semua kalimat
yang membangun paragraf dalam wacana itu secara bersama-sama menyatakan sebuah
maksud tunggal atau tema tunggal. Dengan kata lain, sebuah wacana dikatakan memiliki
kesatuan jika semua kalimat yang membangun paragraph dalam wacana tersebut mendukung
sebuah pikiran utama. Dengan demikian, setiap paragraf hanya mengandung sebuah pikiran
utama atau satu pokok pikiran. Pikiran utama atau pokok pikiran yang didukung sebuah
paragraf biasanya ditempatkan dalam sebuah kalimat topik atau kalimat pokok.

2.Adanya koherensi atau kepaduan koherensi wacana dapat dilihat dari kepaduan hubungan
antara kalimat-kalimat yang membentuk suatu paragraf. Hubungan antara ide-ide yang
terdapat dalam paragraph baik ide pokok dan ide-ide penjelas hendaknya mudah ditangkap
oleh pembaca. Hal ini dapat dicapai dengan cara mengungkapkan gagasan secara teratur dan
tidak menyimpang dari gagasan utama. Kepaduan sebuah paragraf dalam sebuah wacana
dapat dilakukan dengan cara mengulang bagian kalimat yang dianggap penting.

3.Kelengkapan Sebuah wacana dikatakan lengkap apabila terdiri paragraph pembuka,


paragraph penghubung dan paragraph penutup
CIRI-CIRI RAGAM BAHASA ILMIAH

1. Cendekia: ungkap hasil berpikir logis secara tepat

Contoh:
Kemajuan informasi pada era globalisasi ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran nilai-nilai
moral bangsa Indonesia, terutama pengaruh budaya barat yang masuk ke Negara Indonesia
yang dimungkinkan tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan moral bangsa indonesia.
(bandingkan)
Pergeseran nilai-nilai budaya bangsa terjadi karena masuknya budaya barat ke Indonesia.

2. Lugas dan Logis: bermakna harafiah, sesuai logika – akal sehat

Contoh:
Kalau pada zaman Sunan Kalijaga dalam kesenian wayang termasuk ceritanya digunakan
sebagai media penyebaran agama. Maka di masa sekarang lebih tepat apabila penanaman
budi pekerti dalam cerita wayang melalui pengajaran apresiasi.
(bandingkan)
Pada zaman Sunan Kalijaga, kesenian wayang, termasuk ceritanya, digunakan sebagai media
penyebaran agama. Sekarang, kesenian wayang digunakan sebagai media penanaman budi
pekerti melalui apresiasi.

(Baca juga : Pentingnya Dokumentasi bagi kehidupan manusia )

3. Jelas: struktur kalimat dan makna yang jelas

Contoh:
Untuk mengetahui apakah baik dan buruknya pribadi seseorang dari tingkah dan lakunya
dalam sehari-hari.
(bandingkan)
Baik buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari.

4. Padat dan Ringkas: gagasan tidak tercampur unsur lain, tidak menggunakan kata
berlebihan
Contoh:
Pendidikan agama di sekolah dasar bagaimanapun tidak akan terlaksana dengan baik tanpa
adanya dukungan yang baik pula dari orang tua murid dalam keluarga.
(bandingkan)
Pendidikan agama di SD tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan orang tua.

5. Formal dan Objektif: mengacu struktur kebahasaan, dapat diukur kebenarannya secara
terbuka

Contoh:
Menurut Mueliono mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari
kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan. (1989)
(bandingkan)
Menurut Moeliono (1989), bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari kesamaran dan
ketaksaan dalam pengungkapan.

6. Gagasan sebagai pangkal tolak: berorientasi pada gagasan, bukan pada penulis (saya,
kami, kita)

Contoh:
Kita semua tahu bahwa pendidikan itu di lingkungan keluarga sangat penting dalam
menanamkan moral Pancasila.
(bandingkan)
Perlu diketahui bahwa pendidikan itu di lingkungan keluarga sangat penting dalam
menanamkan moral Pancasila.

7. Penggunaan Istilah Teknis: wacana teknis (angka, lambang, istilah)

Contoh:
Hazard Analysis Critical Control Point/HACCP adalah sistem penjaminan mutu dan
keamanan pangan yang sangat dianjurkan oleh badan keamanan pangan internasional Codex
Alimentarius Commission untuk diterapkan di industri pangan.
(bandingkan)
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah sistem penjaminan mutu dan
keamanan pangan yang sangat dianjurkan oleh badan keamanan pangan internasional Codex
Alimentarius Commission (CAC) untuk diterapkan di industri pangan.

8. Konsisten: penulisan harus ajeg atau taat asas dari awal-akhir tulisan

Contoh:
Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Untuk mereka
yang penting adalah pencabutan embargo senjata.
(bandingkan)
Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Untuk mereka
yang penting adalah pencabutan embargo senjata.

Anda mungkin juga menyukai