Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN

Filsafat berasal dari bahasaYunani, philosophia atau philosophos. Philos atau philein berarti teman atau cinta, dan shopia shopos kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah.atau berarti. Filsafat berarti juga mater scientiarum yang artinya induk dari segala ilmupengetahuan. Filsafat dan Ilmu adalah duakata yang saling berkaitan baik secara substansial maupun historis. Kelahiran suatu ilmu tidak dapat dipisahkan dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Ilmu atau Sains merupakan komponenter besar yang diajarkan dalam semua strata pendidikan. Walaupun telah bertahun-tahun mempelajari ilmu, pengetahuan ilmiah tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu dianggap sebagai hafalansaja, bukan sebagai pengetahuan yang mendeskripsikan, menjelaskan,memprediksikan gejala alam untuk kesejahteraan dan kenyamananhidup. Kini ilmu telah tercerabut dari nilai luhur ilmu, yaitu untuk menyejahterakan umat manusia. Bahkan tidak mustahil terjadi, ilmu dan teknologi menjadi dibencana bagi kehidupan manusia, seperti pemanasan global dan dehumanisasi. Ilmu dan teknologi telah kehilangan rohnya yang fundamental, karena ilmu telah mengurangi bahkan menghilangkan peran manusia, dan bahkan tanpa disadari manusia telah menjadi budakilmu dan teknologi. Oleh karena itu, filsafat ilmu mencoba mengembalikan roh dan nilai luhur dari ilmu, agar ilmu tidak menjadi boomerang bagi kehidupan manusia. Filsafat ilmu akan mempertegas bahwa ilmu dan teknologi adalah instrument dalam mencapai kesejahteraan bukan tujuan. Kebudayaan adalah aktivitas khas manusia yang berkembang seiring kemajuan daya pikir suatu masyarakat. Meski tidak tepat untuk menggolongkan budaya manusia dengan klasifikasi budaya primitif dan budaya maju, namun proses perkembangan kebudayaan terus berjalan seiring dinamisasi kehidupan manusia. Filsafat kebudayaan menjadi penting, karena memberikan penunjuk arah kemana manusia seharus berkembang dengan menyelidiki sedalam-dalamnya siapa manusia 1

itu, kemana jalannya dan kemana tujuan akhir hidupnya. Interaksi antar bangsabangsa di dunia berkorelasi dengan proses saling mempengaruhi di bidang kebudayaan. Pada makalah kali ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang hubungan antara ilmu, teknologi, etika, kebudayaan, dan krisis kemanusiaan.

BAB II PEMBAHASAN

A. Kedudukan Ilmu dan Filsafat a. Filsafat Secara etimologis (asal-usul kata) filsafat berasal dari kata yunani philia (=love, cinta) dan sophia (=wisdom, kebijaksanaan). Jadi ditinjau dari pada arti etimologis istilah ini berarti cinta pada kebjaksanaan.1 Pengertian filsafat secara garis besar adalah ilmu yang mendasari suatu kosep berfikir manusia dengan sungguh-sungguh untuk menemukan suatu kebenaran yang kemudian dijadikan sebagai pandangan hidupnya. Sedangkan secara khusus filsafat adalah suatu sikap atau tindakan yang lahir dari kesadaran dan kedewasaan seseorang dalam memikiran segala sesuatu secara mendalam dengan melihat semuanya dari berbagai sudut pandang dan korelasinya. b. Ilmu Pengetahuan Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang berasal dari pengamatan, studi dan pengalaman yang disusun dalam satu system untuk menentukan hakikat dan prinsip tentang hal yang sedang dipelajari. 2 Dengan demikian ilmu pengetahuan dapat dikatakan sebagai pengetahuan yang ilmiah. Pengetahuan yang telah disusun secara sistematis untuk memperoleh suatu kebenaran. Ilmu pengetahuan merupakan ilmu pasti. eksak, terorganisir, dan riil.

B. Hubungan Filsafat dan Ilmu Antara filsafat dan ilmu mempunyai persamaan, dalam hal bahwa keduanya merupakan hasil ciptaan kegiatan pikiran manusia, yaitu berfikir filosofis, spkulatif dan empiris ilmiah.
1 2

Zainal Abidin, Filsafat Barat, 2011, Jakarta: Rajawali Pers, hal 9 Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat, dan Agama, 1979, Jakarta: Bulan Bintang, hal:

15

Filsafat disebut sebagai induk dari ilmu pengetahuan. Hal ini didasarkan pada perbedaan berikut ini 1. Mengenai lapangan pembahasan 2. Mengenai tujuannya 3. Mengenai cara pembahasannya

a.

Persamaan Antara ilmu, filsafat dan agama ketiganya mempunyai tujuan yang sama yaitu

memperoleh kebenaran. Walaupun dalam mencari kebenaran tersebut baik ilmu, filsafat maupun agama mempunyai caranya sendiri-sendiri. Ilmu dengan metodenya mencari kebenaran tentang alam, termasuk manusia dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Filsafat dengan wataknya menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun manusia yang tidak dapat dijawab oleh ilmu. Sedangkan agama dengan kepribadiannya memberikan persoalan atas segala persoalan yang dipertanyakan manusia, baik tentang alam, manusia maupun tentang tuhan. 3 b. Perbedaan Filsafat adalah induk pengetahuan, filsafat adalah teori tentang kebenaran. Filsafat mengedepankan rasionalitas, pondasi dari segala macam disiplin ilmu yang ada. Filsafat juga bisa diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan segala sesuatunya secara mendalam dan sungguh-sungguh, serta radikal. Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menualangkan (mengelanakan atau mengembarakan) akal-budi secara radikal dan integral serta universal. Agama lahir sebagai pedoman dan panduan. Agama lahir tidak didasari dengan riset, rasis atau uji coba. Melainkan lahir dari proses peciptaan zat yang berada diluar jangkauan manusia. Kebenaran agama bersifat mutlak, karena agama diturunkan Dzat yang maha besar, maha mutlak, dan maha sempurna yaitu Allah.

A. Susanto, Filsafat Ilmu: Suatu Kajian Dalam Dimensi, 2011, Jakarta: PT Bumi Aksara,

hal 128

Ilmu pengetahuan adalah suatu hal yang dipelopori oleh akal sehat, ilmiah, empiris dan logis. Ilmu adalah cabang pengetahuan yang bekembang pesat dari waktu kewaktu. Segala sesuatu yang berawal dari pemikiran logis dengan aksi yang ilmiah serta dapat dipertanggung jawabkan dengan bukti yang konkret. Ilmu dan filsafat, kedua-duanya dimulai dengan sikap sangsi atau tidak percaya. Sedangkan agama dimulai dengan sikap percaya dan iman. 4 c. Titik Singgung Baik ilmu, filsafat, dan agama ketiganya saling melengkapi. Karena tidak semua masalah yang ada didunia ini dapat diselesaikan oleh ilmu. Karena ilmu terbatas, terbatas oleh subjeknya, oleh objeknya maupun metodologinya. Sehingga masalah tersebut diselesaikan oleh filsafat karena filsafat bersifat spekulatif dan juga alternative. Agama memberi jawaban tentang banyak soal asasi yang sama sekali tidak terjawab oleh ilmu, yang dipertanyakan namun tidak terjawab bulat oleh filsafat. Namun ada juga masalah yang tidak dapat dijawab oleh agama melain kan dijawab oleh ilmu.

C. Pengertian Kebudayaan Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.5 Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung
Op.Cit, hal: 60 Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat. Komunikasi Antarbudaya : Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006).hal.25
5 4

pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain. Asal kata kebudayaan adalah cultuur (dalam bahasa Belanda), culture (dalam bahasa Inggris), colere (dalam bahasa latin) yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengubah alam.6 Dalam bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang artinya budi atau akal. Ada juga yang berpendapat bahwa kebudayaan adalah sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi daya, yang berarti daya dari budi. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa tersebut.7 Elwood menyatakan bahwa kebudayaan itu mencakup benda-benda material dan spiritual, yang pada kedua-duanya diperoleh dalam interaksi kelompok atau dipelajari dalam bentuk kelompok. Kebudayaan mencakup kekuatan untuk menguasai alam dan dirinya sendiri.8

6 7

Drs. H. Abu Ahmadi. Sosiologi Pendidikan (Rineka Cipta), hlm. 58 Ibid. 8 Ibid.

Dalam Oxford Advanced Learnerss Dictionary of Current English, diuraikan bahwa kata kebudayaan semakna dengan culture yang memiliki pengertian beragam, sebagai berikut: a. Advanced development of the human powers: development of the body, maind and spirit by training and experience; b. Evidence of intellectual development (of arts, science, ets) in human society; c. State of intellectual development among a people; d. All the arts, beliefs, social institutions, ets characteristic of a community, race; e. Cultivating; the rearing of bees, silkworms, f. (biol) growth of bacteria (for medical or scientific study)9

Sekilas pengertian kebudayaan diatas tidak secara sistematik dan teknis. Pengertian secara komprehensif dapat dilihat dari dua berikut ini. Dalam tulian Jaih Mubarok, definisi kebudayaan diantara yang terbaik sebagaimana yang dibuat oleh E.B. Tayor bahwa budaya adalah that complex whole which includes knowledge, belief, art, morals, laws, custom, and any other capabilities and habits acquired by man as a member of society, yaitu keseluruhan yang kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat, serta kemampuan dan kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai bagaian dari masyarakat.10 Secara singkat dan sederhana, sebagaimana dipahami secara umum, kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.11 Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudyaan kebendaaan (material culture) yang diperlukan manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat digunakan untuk keperluan masyarakat. Rasa yang

AS. Hornby. Oxford Advanced Learnerss Dictionary of Current English. Oxford University Press, Great Britain, 1974, hlm. 210. 10 Jaih Mubarok. Dalam pandangan Jaih, definisi tersebut dianggap terbaik karena definisi tersebut diuraikan secara eksplisit (tersurat) pada tahun 1871. Disamping secara ilmu mantiq, definisi tersebut mencakup jami dan mani. Bandung; Pustaka Bany Quraisy., 2005, hlm. 5-6. 11 Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi (penghimpun), Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1964, hlm. 113.

meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah dan nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti luas. Agama, ideologi, kebatinan, dan kesenian yang merupakan hasil eksplisit jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat, termasuk didalamnya. Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berpikir orag-orang yang hidup bermasyarakat, antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan. Cipta bisa berbentuk teori murni dan buisa juga telah disusun sehingga dapat langsung diamalkan oleh masyarakat. Semua karya, rasa, dan cipta, dikuasai oleh karsa orangorang yang menentukan kegunaannya agar seseuai dengan kepentingan sebagaian besar atau seluruh masyarakat.12 Perwujudan dari kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

D. Hubungan Antara Ilmu Dan Kebudayaan Dalam unsur budaya terdapat adanya sistem pengetahuan, dimana ilmu dan teknologi termasuk di dalamnya. Dengan demikian ilmu itu sendiri merupakan bagian dari budaya. Ilmu dan budaya mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi dan saling tergantung. Pada satu pihak perkembangan ilmu dalam satu masyarakat tergantung dari kondisi budaya masyarakat tesebut, dan juga perkembangan ilmu akan mempengaruhi berkembangnya budaya masyarakat. Sumbangan ilmu terhadap budaya adalah pada nilai yang terkandung dalam ilmu, yakni tentang etika, estetika dan logika.. Ilmu merupakan sumber nilai dan tata hidup, baik bagi perkembangan kepribadian secara individual maupun pengembangan masyarakat secara keseluruhan. Selain itu menurut Rene Dubos dalam bukunya Reasong Awake : Science for man, ilmu turut membentuk profil budaya bukan saja lewat aspek-aspek teknisnya,

12

Ibid.

melainkan juga dengan jalan memberikan pandangan-pandangan baru yang membuahkan sikap yang baru. Contohnya adalah dalam masyarakat pedalaman, budaya yang berkembang adalah budaya agraris. Adapun ilmu yang berkembang adalah ilmu pertanian. Ilmu pertanian ini memberikan pandangan-pandangan baru terhadap budaya, misalnya ritual-ritual khusus menjelang panen, mata pencaharian sebagai petani, alat-alat pertanian dan lain-lain. Pola Hubungan Ilmu dan budaya dan Teknologi antara ilmu dan budaya keduanya memiliki keterkaitan karena kedua-duanya saling

mempengaruhi. Keduanya juga memiliki kaitan erat dengan manusia, karena manusia inilah yang membentuk budaya, merumuskan ilmu dan menciptakan teknologi, serta mengembangkan kedua-duanya, karena manusia mempunyai akal dan bahasa. Jadi, antara ilmu dan budaya keduanya memiliki keterkaitan. Hubungan antara ilmu, dan budaya adalah saling mempengeruhi. Budaya mempenagruhi Ilmu dan budaya, ilmu memepengaruhi budaya mempengaruhi ilmu dan budaya. Ilmu dan budaya semuanya dikembangkan manusia. Ilmu dirumuskan manusia, budaya dibentuk manusia. Dan juga keduanya memberikan sumbangan terhadap manusia.

BAB III KESIMPULAN

Filsafat adalah ilmu yang mendasari suatu kosep berfikir manusia dengan sungguh-sungguh untuk menemukan suatu kebenaran yang kemudian dijadikan sebagai pandangan hidupnya. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang berasal dari pengamatan, studi dan pengalaman yang disusun dalam satu system untuk menentukan hakikat dan prinsip tentang hal yang sedang dipelajari. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi yang terbentuk dari sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Perwujudan dari kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Hubungan antara ilmu, dan budaya adalah saling mempengeruhi. Budaya mempenagruhi Ilmu dan budaya, ilmu memepengaruhi budaya mempengaruhi ilmu dan budaya. Ilmu dan budaya semuanya dikembangkan manusia. Ilmu dirumuskan manusia, budaya dibentuk manusia. Dan juga keduanya memberikan sumbangan terhadap manusia.

10

DAFTAR PUSTAKA

Zainal Abidin, Filsafat Barat, 2011, Jakarta: Rajawali Pers. Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat, dan Agama, 1979, Jakarta: Bulan Bintang. A. Susanto, Filsafat Ilmu: Suatu Kajian Dalam Dimensi, 2011, Jakarta: PT Bumi Aksara. Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat. Komunikasi Antarbudaya : Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006). Drs. H. Abu Ahmadi. Sosiologi Pendidikan (Rineka Cipta). AS. Hornby. Oxford Advanced Learnerss Dictionary of Current English. Oxford University Press, Great Britain, 1974. Jaih Mubarok. Dalam pandangan Jaih, definisi tersebut dianggap terbaik karena definisi tersebut diuraikan secara eksplisit (tersurat) pada tahun 1871. Disamping secara ilmu mantiq, definisi tersebut mencakup jami dan mani. Bandung; Pustaka Bany Quraisy., 2005. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi (penghimpun), Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1964.

11

Anda mungkin juga menyukai