Deskripsi Masalah :
Pabrik kertas PT MAG di Kecamatan Kesamben, kabupaten Jombang yang
dinyatakan menjadi salah satu penyebab pencemaran Sungai Avur Budug
Kesambi. Menurut tim verifikasi lapangan dari Balai Gakkum menemukan
beberapa bukti pencemaran Avur Budug Kesambi oleh PT MAG yaitu Pabrik
kertas PT MAG di Desa Patuk, Kecamatan Kesamben, Jombang diduga
membuang limbah cairnya langsung ke Sungai Avur Budug Kesambi tanpa diolah
terlebih dahulu melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Limbah cair itu
disinyalir dibuang melalui 2 pipa tersembunyi yang masing-masing berdiameter 4
dim. Salah satu pipa ditanam sejak sekitar 5 tahun lalu. Sedangkan pipa satunya
ditanam sekitar 2 tahun lalu.
Aliran sungai Avur Budug Kesambi terlihat berwarna hitam kecokelatan,
berbui dan mengeluarkan aroma tidak sedap. Berdasarkan hasil uji baku mutu air
yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Jombang, ada
kandungan klorin dan belerang pada air Sungai Avur Budug Kesambi. Pengujian
dengan parameter BOD (biological oxygen demand), COD (chemical oxygen
demand) dan TSS (total suspended solid), terungkap jika baku mutu air sungai
tersebut lebih dari 0,02 atau sudah melebihi dari batas yang diperbolehkan.
Dampaknya pun cukup luas. Mulai dari merusak ekosistem sungai, mematikan
tanaman petani, hingga membuat warga sakit kulit.
Balai Gakkum KLHK hanya merekomendasikan sanksi administrasi bagi PT.
MAG ke Direktorat Pengaduan Pengawasan Sanksi Administrasi. Yaitu berupa
paksaan pemerintah agar PT. MAG memfungsikan Kembali IPAL-nya yang
berpedoman pada Pasal 100 ayat (2) UU RI nomor 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Perusahaan yang terbukti
mencemari lingkungan harus lebih dulu disanksi administrasi lalu diberikan
Sanksi pidana jika perusahaan tersebut tidak menjalani sanksi administrasi
1) Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi, atau
baku mutu gangguan dipidana, dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan denda paling banyak Rp. 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
Dalam kasus sungai avur budug kesambi telah mengalami pencemaran yang
disebabkan oleh limbah yang mengandung klorin, belerang, dan mikroplastik
yang dihasilkan oleh pabrik kertas PT MAG. Hal tersebut menyebabkan
pencemaran yang cukup parah, diantaranya telah menyebabkan ekosistem sungai
tersebut menjadi rusak, mematikan tanaman petani, membuat sungai menjadi
terlihat berwarna hitam kecokelatan, berbui, mengeluarkan bau tidak sedap,
beberapa ikan-ikan didalamnya mati, serta membuat warga disekitarnya menderita
penyakit kulit. PT MAG terbukti memiliki dua saluran pipa tersembunyi yang
berfungsi untuk mengalirkan limbah cair ke sungai Avur Budug Kesambi tanpa
diolah terlebih dahulu melalui IPAL. Berdasarkan telaah yang telah dilakukan, PT
MAG telah melanggar pasal 20 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang baku mutu air limbah.
Hal ini menyebabkan PT MAG dikenakan ketentuan pasal 100 ayat (2)
undang undang nomor 32 tahun 2009 bentuk penegakkan hukum lingkungan
terhadap setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah. Pada Kasus ini
menerapkan hukuman sanksi administratif yang diberikan oleh Balai Gakkum
Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK). Hal ini selaras dengan Ketentuan Pasal
100 ayat (2) Undang-Undang No.32 Tahun 2009 yang menyatakan bahwa tindak
pidana sebagaimana yang dimaksudkan pada ayat (1) (sanksi pidana) hanya dapat
dikenakan apabila sanksi administratif yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau
pelanggaran dilakukan lebih dari 1 kali.
Hal ini didasarkan pada jenis pelanggaran yaitu pencemaran dan kerusakan
lingkungan yang membahayakan kesehatan dan keselamatan masyarakat maka
sanksi yang harus diterima adalah paksaan pemerintah dan pencabutan izin
lingkungan. Dikarenakan pencemaran ini sudah termasuk dalam kategori berat
maka sanksi pidana yang dikenakan pada PT MAG adalah harus membayar denda
paling banyak Rp. 3.000.000.000.00,- (tiga miliah rupiah) sesuai dengan sanksi
pidana yang disebutkan oleh Pasal 100 Undang-Undang No 32 Tahun 2009.