Kelas : X KPR 1
No. Absen : 05
Prasangka
Menurut Sears, prasangka berkaitan dengan persepsi individu
tentang seseorang atau kelompok lain, dan sikap serta perilakunya
terhadap mereka. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai
prasangka, sebaiknya kita membahas terlebih dahulu persepsi persepsi.
Persepsi adalah pengalaman objek pribadi, peristiwa, dan faktor
hambatan (personal dan situasional). Untuk mengatasi hambatan
komunikasi yang berupa prasangka pada komunikan, komunikator yang
menyampaikan pesan melalui media yang baik adalah komunikator dan
memiliki reputasi yang baik (tidak pernah terlibat dalam peristiwa yang
melukai hati komunikan). Dengan kata lain, komunikator harus dapat
diterima. Di samping itu, komunikator memiliki kredibilitas yang tinggi
karena kemampuan dan keahliannya yang netral.
Stereotip
Stereotip adalah gambaran atau tanggapan mengenai sifat atau watak
yang bersifat negatif (Gerungan, 1983). Jadi, stereotip terbentuk pada
diri seseorang berdasarkan keterangan yang kurang lengkap dan
subjektif.
Contoh stereotip : orang Batak berwatak keras, sedangkan orang Jawa
berwatak lembut. Seandainya dalam proses komunikasi massa, ada
komunikan yang memiliki stereotip tertentu terhadap komunikator,
dapat dipastikan bahwa pesan apapun tidak dapat diterima oleh
komunikan.
Motivasi
Motivasi merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua
penggerak, alasan, atau dorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan manusia berbuat sesuatu (Gerungan, 1983). Motif adalah
sesuatu yang mendasari motivasi karena motif memberi tujuan dan
arah pada tingkah laku manusia. Tanggapan seseorang terhadap pesan
komunikasi pun berbeda sesuai dengan jenis motifnya. Motif dibagi
menjadi dua macam, yaitu :
1) Motif tunggal
Contoh : motif seseorang menonton acara “Seputar Indonesia”
yang disiarkan oleh RCTI adalah memperoleh informasi.
2) Motif bergabung
Contoh : kasus yang sama dengan motif tunggal, namun bagi
orang lain,motif menonton televisi adalah memperoleh
informasi sekaligus mengisi waktu luang.
d. Gangguan Makna / Bahasa (SEMANTIC NOISE)
Semantik adalah pengetahuan tentang pengertian atau makna kata (denotatif).
Jadi, gangguan semantik adalah gangguan mengenai bahasa, baik bahasa yang
digunakan oleh komunikator maupun komunikan. Gangguan semantik dibagi
menjadi tiga, yaitu:
Salah pengucapan kata atau istilah karena terlalu cepat bicara.
Contoh: partisipasi menjadi partisisapi.
Adanya pengertian dan pengertian pada kata-kata van pengucapannya
sama.
Contoh: bujang (Sunda: berarti sudah; Sumatra: berarti anak laki laki).
Adanya pengertian konotatif.
Contoh: secara denotatif, semua setuju bahwa anjing adalah binatang
berbulu dan berkaki empat, sedangkan secara banyak orang menganggap
anjing sebagai binatang peliharaan yang setia, bersahabat, dan panjang
ingatan. Jadi, komunitas komunikator menyampaikan secara denotatif,
sedangkan komunikan menangkap secara konotatif, komunikasi tersebut
gagal.