Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL

PEMBIASAAN GIAT LITERASI SEKOLAH (GLS) SELAMAT PAGI DALAM


MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR MEMBACA PESERTA DIDIK DI SDN 04
KLEGEN

AKSI NYATA
MATA KULIAH DESIGN THINKING
PPG PRAJABATAN GEL. 1 2023

Kelompok 4 :
1. Fina Prastiya (2302114603)
2. Hilda Fadhila (2302114604)
3. Ilham Ma’rufin (2302114605)
4. Ira Armisa (2302114606)
5. Mellynia Dwi N. (2302114607)
6. Moh. Nashir A. (2302114608)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2024
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari pembelajaran
yang dapat ditempuh melalui dunia pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20
Tahun 2003 bab 1 pasal 1 “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Menurut
Undang-Undang No 2 Tahun 1989 bab 1 pasal 1 “Usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi
peranannya dimasa yang akan datang”. Dari pengertian pendidikan tersebut dapat
diketahui bahwa pendidikan merupakan salah satu alat bantu utama yang digunakan
untuk mencapai tujuan sesuai dengan target pada pendidikan, yang dimulai dari
jenjang paling bawah taman kanak-kanak sampai jenjang pendidikan atas.
Menurut Ahmadi (2018:29) Gerakan Literasi Sekolah dikembangkan atas
sembilan prioritas (nawacita) yang sesuai dengan tugas dan fungsi kemendikbud,
khususnya nawacita nomor 5,6,8 dan 9. Nawacita yang dimaksud yaitu (5)
meningkatkan nilai kehidupan dengan masyarakat Indonesia (6) meningkatkan
kreativitas masyarakat serta upaya di pasar internasional agar Indonseia dapat maju
dan berkembang dengan bangsa Asia lainnya (8) melaksanakan pertukaran perilaku
antar bangsa (9) memperteguh keanekaragaman dan meningkatkan kerja sama
sosial Indonesia. Menurut Marthiningsih (2019:224) Pada zaman modern seperti
sekarang ini perkembangan teknologi dan informasi menjadikan minat baca siswa
menjadi berkurang. Tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh siswa tidak terlepas
dari pengetahuan yang diperoleh. Pengetahuan tersebut didapatkan melaui
informasi lisan dan tulisan. Informasi lisan itu diperoleh dalam kegiatan membaca.
Melalui kegiatan membaca dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam
berpikir secara kritis. Namun, di Indonesia minat bacanya masih tergolong rendah.
sekolah memiliki peran penting dalam pelaksanaan pembelajaran.
Keterlaksanaan program yang berada di sekolah saling membutuhkan kerja sama
antar pihak. Salah satu program yang diterapkan oleh SDN 04 Klegen yaitu
GLS. Hal ini dapat dilaksanakan apabila di sekolah tersebut sudah mendukung
untuk terbentuknya GLS sebagai penambah wawasan pada siswa. Salah satunya
dengan membudayakan kegiatan literasi di Sekolah. Berdasarkan hasil observasi
langsung dan wawancara yang dilaksanakan pada kamis, 11 Januari 2024 kepada
kepala sekolah, guru dan beberapa peserta didik di SDN 04 Klegen dari kelas 1
sampai 6 dan kepala perpustakaan, Program GLS SDN 04 Klegen yaitu kegiatan
membaca sekitar 10 sampai 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Siswa
membaca salah satu buku yang terdapat di ruangan kelas. SDN 04 Klegen juga
menyediakan beberapa fasilitas penunjang gerakan literasi seperti pojok baca
yang terdapat di ruangan kelas, kemudian juga menyediakan perpustakaan
dengan beragam buku.
Pada kegiatan GLS, guru mengarahkan peserta didik untuk membaca dan
menugaskan siswa untuk menuliskan teks yang sudah dibaca dengan menggunakan
kalimat sendiri sesuai dengan pemahaman siswa. Kegiatan ini dilaksanakan untuk
mengukur sejauh mana siswa tersebut mampu memahami suatu cerita yang sudah
dibaca. Selain itu kegiatan literasi dilaksanakan untuk menumbuhkan minat membaca
dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa.
Permasalahan yang dihadapi oleh SDN 04 Klegen dalam GLS adalah
peserta didik kebanyakan masih kurang aktif dan cenderung pasif, kesadaran akan
minat baca masih rendah. Waktunya yang terlalu singkat hanya 15 menit. Kemudian
jumlah peserta didik yang banyak dalam satu kelas terkadang membuat peserta
didik kurang terkontrol oleh guru serta rotasi pertukaran buku yang tidak
terjadwal dalam pertahunnya terkadang membuat siswa merasa bosan dengan
buku yang itu-itu saja. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dilakukan
Solusi dengan melakukan Gerakan pembiasaan literasi dalam menumbuhkan minat
belajar membaca peserta didik di SDN 04 Klegen.
Sebelumnya penelitian banyak sekali, ini adalah salah satu penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh iin puspa sari pada tahun 2021 yang berjudul
“Implementasi Gerakan literasi sekolah disekolah dasar” dengan menggunakan
pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. yang memperoleh
perubahan Terdapat beberapa pembiasaan di dalam kelas seperti membaca 15
menit, mading dan pertukaran buku antar kelas. Sedangkan pembiasaan di luar
kelas adalah kunjungan taman baca dan kunjungan perpustakaan.
Selain itu, ada juga penelitian lain terdahulu yang dilakukan oleh arum dan
candradewi Pada tahun 2019 yang berjudul “ Meningkatkan Minat Membaca Melalui
Gerakan literasi membaca bagi siswa sekolah dasar” yang memperoleh hasil bahwa
melalui kegiatan kegiatan yang menyenangkan sebagai upaya penerapan
gerakan literasi membaca, para siswa menjadi lebih antusias dan termotivasi
untuk lebih meningkatkan minat dalam membaca
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan oleh peneliti maka peneliti
tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai “Pembiasaan Giat Literasi Sekolah
(GlS) Selamat Pagi Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Membaca Peserta Didik Di
SDN 04 Klegen”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi latar belakang masalah yang telah dilakukan maka
didapatkan rumusan masalah yang ada adalah sebagai berikut :
1. Rendahnya minat baca peserta didik di SDN 04 Klegen
2. Peserta didik kebanyakan merasa bosan karena waktu yang dilakukan terlalu
singkat karena Jumlah peserta didik dan jumlah buku yang dipinjam kurang
terkontrol.
3. Kurangnya motivasi terhadap pembiasaan literasi dalam minat baca.
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka didapatkan tujuan dalam penelitian ini
adalah bagaimana Upaya dalam meningkatkan motivasi dan pembiasaan literasi minat
baca pada peserta didik di SDN 04 Klegen ?
BAB II
PEMBAHASAN DAN SOLUSI
1. Pengertian literasi
Menurud Ahmadi (2018:30) Gerakan Literasi Sekolah merupakan aktivitas
sosial yang dilaksanakan dengan bantuan dari berbagai faktor. Menurut Magdalena
(2019:538) “The school literacy movement is one of the efforts undertaken by
the Indonesian govement at this time, in addition to replacing the existing
curriculum in schools”. Menurut Budiharto (2018:156) gerakan literasi sekolah
merupakan aktivitas yang dilaksanakan secara bersama-sama dengan
bantuan dari berbagai factor. Usaha yang dilakukan untuk
menyelenggarakannya seperti pembiasaan membaca pada siswa.
Menurut Malawi (2017:1) Perkembangan tentang Literasi di Indonesia sampai
saat ini masih dikatakan rendah. Hal tersebut tertulis dalam hasil kajian dari program
for international student assesment( PISA) yang mengungkapkan dalam pengetahuan
membaca Indonesia menduduki tempat dengan urutan 57 dari 65 negara di dunia.
Dalam perkembangan literasi yang ada, Indonesia belum dapat menumbuhkan
literasi seperti yang diharapkan. Sekolah merupakan alat utama yang ditempuh oleh
siswa untuk menumbuhkan literasi. Selain itu sekolah juga menjadi tahap utama
yang menentukan kesuksesan siswa untuk jenjang berikutnya.
Menurud Ahmadi (2018:30) Gerakan Literasi Sekolah merupakan aktivitas
sosial yang dilaksanakan dengan bantuan dari berbagai faktor. Menurut Magdalena
(2019:538) “The school literacy movement is one of the efforts undertaken by
the Indonesian govement at this time, in addition to replacing the existing
curriculum in schools”. Menurut Budiharto (2018:156) gerakan literasi sekolah
merupakan aktivitas yang dilaksanakan secara bersama-sama dengan
bantuan dari berbagai faktor. Usaha yang dilakukan untuk
menyelenggarakannya seperti pembiasaan membaca pada siswa.
Berdasarkan kesimpulan yang diambil dalam menumbuhkan literasi sekolah
dapat dilaksanakan dengan sosial aktivitas dengan melakukan pembiasaan pagi dan
melakukan penjadwalan dalam setiap kelas guna menciptakan perkembangan dalam
Indonesia yang maju akan gemar membaca.
2. Minat baca
Minat diartikan sebagai “interest”. Minat bisa dikelompokkan sebagai sikap
(attitude) yang memiliki kecenderungan tertentu. Minat tidak bisa dikelompokkan
sebagai pembawaan, tetapi sifatnya bisa diusahakan, dipelajari, dan dikembangkan.
Arthur J. Jones menerangkan bahwa minat adalah perasaan suka yang berhubungan
dengan suatu reaksi terhadap sesuatu yang khusus atau situasi tertentu.
a. Pengertian minat baca
Pengertian Minat Membaca Minat yang dimiliki seseorang dapat
menentukan tindakan atau perilaku seseorang. Hurlock (2009: 114)
menyatakan bahwa minat dapat dijadikan sebagai sumber motivasi yang kuat
bagi seseorang untuk belajar. Senada dengan pernyataan tersebut, Schunk
(2012: 30) menyatakan bahwa minat adalah sesuatu yang disukai atau
dikehendaki sehingga melibatkan dirinya untuk terlibat pada suatu aktivitas
tersebut. Kegiatan membaca dapat terlaksana apabila terdapat minat pada diri
seseorang. Minat membaca menurut Rahim (2008: 28) adalah suatu keinginan
yang kuat disertai dengan usaha untuk membaca. Senada dengan pendapat
tersebut, Darmono (2007: 214) menyatakan bahwa minat membaca
merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang untuk berbuat
sesuatu terhadap membaca. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa minat membaca adalah suatu perhatian atau
keinginan yang kuat dengan kemauannya sendiri yang disertai dengan rasa
senang untuk melakukan kegiatan membaca.
b. Pentingnya minat baca
Pentingnya Minat Membaca Membaca memiliki banyak manfaat yang
dapat diperoleh pembacanya. Igwe (2011: 2) menyatakan bahwa membaca
pada dasarnya 18 adalah menyerap bacaan dan pembelajaran sebagai dasar
pertumbuhan dan perkembangan. Lebih dari itu, Reutzel & Cooter (2014: 5)
mengemukakan bahwa membaca adalah kemampuan yang membuat semua
hakikat pembelajaran menjadi tepat. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa kegiatan membaca dapat membantu seseorang atau siswa
untuk dapat tumbuh dan berkembang.
Kegiatan membaca diharapkan bukan hanya sebagai kegiatan rutin
yang sekadarnya melainkan dapat menjadi sebuah karakter yang timbul dari
motif dalam diri seseorang. Makinem (2015: 297) mengemukakan bahwa
kecintaan membaca dipandang sebagai tindakan yang sebenarnya dapat
dijadikan kontrol dan bimbingan yang dapat disalurkan ke arah yang positif.
Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan membaca sehingga
lingkungan pendidikan berperan penting dalam menanamkan karakter gemar
membaca pada siswa. Rajaratnam (2013: 2) menyatakan bahwa kegiatan
membaca sebagai kebiasaan belajar sepanjang hidup yang didukung oleh
kegemaran membaca yang harus dipelihara melalui lingkungan sekolah dan
pendidikan formal.
Membaca sangat penting karena memberikan dan mengubah pengetahuan
serta pemahaman yang diperlukan. Pentingnya karakter gemar membaca juga
dinyatakan oleh Akanda, Hoq, & Hasan (2013: 10) yang mengemukakan
bahwa meningkatkan kegemaran membaca siswa sangatlah penting untuk
membangun pengetahuannya dan mengubahnya menjadi pelajar seumur
hidup. Kegemaran membaca tidak hanya berguna untuk membangun
kehidupan mereka sendiri, tetapi juga untuk berkontribusi positif dalam
pembangunan sosiol-ekonomi bangsa.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
meningkatkan 20 gemar membaca berguna untuk membangun pengetahuan
siswa dan menjadikannya sebagai pembelajar seumur hidup. Memiliki minat
membaca merupakan hal yang sangat baik karena terdapat banyak manfaat
yang akan diperoleh. Leonhardt (2000: 27-30) mengemukakan alasan-alasan
mengapa harus menumbuhkan kegemaran membaca pada anak antara lain:, 1)
dapat membuat anak membaca dengan baik, 2) dapat mempunyai rasa
kebahasaan yang tinggi seperti berbicara, menulis, dan memahami gagasan
dengan baik, 3) menjadi unggul dalam setiap bidang, 4) dapat mengatasai rasa
tidak percaya diri terhadap kemampuan akademik, 5) dapat memberikan
berbagai perspektif, 6) dapat membantu anak untuk memiliki rasa kasih
sayang, 7) menghadapkan anak pada suatu dunia yang penuh dengan
kemungkinan, 8) mampu mengembangkan pola pikir kreatif dan memperoleh
kebahagiaan dalam hidup.
c. Aspek aspek minat baca
Menurut Sinambela dalam Sandjaja (2001: 19), aspek-aspek membaca
ada tiga, yaitu sebagai berikut. 1) Kesenangan membaca, yaitu aspek yang
mengungkap mengenai senang tidaknya seorang anak dalam membaca. 2)
Kesadaran akan manfaat membaca, yaitu aspek yang mengungkap
pengetahuan seorang anak mengenai seberapa pentingnya membaca. 3)
Frekuensi membaca, yaitu aspek yang mengungkapkan sering tidaknya
seseorang anak membaca
pengukuran tinggi rendahnya minat membaca seseorang juga
disampaikan oleh Sudarsana (2010: 116) yang menyatakan bahwa tolok ukur
minat baca seseorang dapat dilihat dari membaca. Seseorang yang memiliki
minat tinggi dalam membaca memiliki kesadaran akan manfaat membaca,
memiliki perhatian terhadap buku bacaan, memiliki perasaan senang teradap
membaca, dan memiliki frekuensi yang cukup sering dalam membaca.
Selain dilihat dari membaca, Khairuddin ( 2013: 162) menyatakan
bahwa minat baca 22% seseorang ditentukan berdasarkan intensitas membaca
nya, jumlah bacaan yang dibaca dalam sebulan, dan berapa kali dalam
seminggu siswa membaca berbagai genre serta jenis bahan bacaan. Tambahan
lain mengenai aspek minat membaca juga disampaikan oleh Dalman (2017:
145) yang menyatakan bahwa indikator untuk mengetahui berapa tinggi
rendahnya minat baca seseorang dapat dilihat berdasarkan seberapa sering
orang tersebut membaca, berapa lama waktu yang dihabiskan untuk membaca,
dan kuantitas sumber bacaan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
aspek-aspek minat membaca terdiri dari aspek kesadaran, aspek perhatian,
aspek frekuensi dan aspek rasa senang. Aspek-aspek tersebut digunakan untuk
mengukur minat membaca siswa. Pada penelitian ini perolehan data dengan
memberikan angket
d. Factor-factor yang mempengaruhi minat membaca
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat membaca
seseorang. Menurut pendapat Harris & Sipay (1985: 518) faktor-faktor yang
mempengaruhi minat baca seseorang yaitu umur, jenis kelamin, keterampilan
membaca, sikap dan kebutuhan. Lebih dari itu, Nawarathne (2012: 197)
mengemukakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi minat baca
seseorang yaitu latar belakang keluarga, ekonomi, tingkat pendidikan,
pendidikan di sekolah, bahasa yang digunakan dan bidang atau jurusan.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa 23 faktor eksternal
sangat memungkinkan berpengaruh terhadap minat membaca seseorang.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa faktor eksternal
sangat mempengaruhi minat membaca. Merujuk pada pendapat Nawarathne
dan Tarigan yang menyatakan bahwa lingkungan sekolah dan pemilihan
bacaan yang baik dapat mempengaruhi minat membaca, maka pengembangan
buku bacaan yang baik dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan minat membaca siswa.
e. Cara dalam melakukan Solusi meningkatkan minat membaca
Upaya meningkatkan minat membaca juga dapat dilakukan di
lingkungan sekolah. Rosidi (1973: 24-28) mengemukakan bahwa untuk
meningkatkan minat membaca siswa di adalah sebagai berikut. 1) peningkatan
minat baca orang tua dan guru-guru. Hal itu dirasa pentingkarena bagaimana
bisa orang tua dan guru akan dapat mendidik dan menyuruh anak-anaknya
gemar membaca buku apabila mereka sendirimerasa cukup dengan membaca
komik dan majalah-majalah hiburaan belaka. 2) penambahan jumlah waktu
yang kita sediakan untuk membaca di samping menambah jumlah bacaan
buku. 3) penyediaan bahan-bahan bacaan. Penyediaan baham bacaan yang
praktis dan efisien adalah dengan mendirikan perpustakaan. 4) pengajaran
teknik membaca. Tugas untuk meringkas dengan katakata sendiri baik secara
lisan dan tertulis yang diselanggarakan secara rutin akan sangat berpengaruh
besar kepada kebiasaan membaca para siswa.
Upaya dalam meningkatkan minat membaca siswa tentunya tidak
lepas dari peran banyak pihak seperti lingkungan keluarga, masyarakat dan
sekolah. Rajaratnam (2013: 2) menyatakan bahwa membaca sebagai
pembelajaran seumur hidup yang berkaitan dengan kegemaran membaca harus
dipelihara di lingkungan sekolah. Berdasarkan pendapat tersebut 26 dapat
diketahui bahwa lingkungan sekolah memiliki peranan penting dalam
meningkatkan karakter gemar membaca anak.
Pada pembahasan sebelumnya telah disampaikan bahwa salah satu
tujuan penelitian ini adalah untuk mengatasi permasalahan rendahnya minat
membaca siswa. Rosidi (1983:77) menyatakan bahwa terdapat tiga faktor
penyebab rendahnya minat membaca salah satunya yaitu kurang atau tidak
adanya bahan-bahan bacaan yang baik untuk memenuhi kebutuhan sebagai
bahan bacaan siswa. Lebih dari itu, Akanda, Hoq, & Hasan (2013: 70)
menyatakan bahwa dengan menurunnya kebiasaan membaca di kalangan
anak, penting untuk menemukan cara baru untuk menanamkan kebiasaan
membaca yaitu dengan menyediakan buku dan bahan bacaan yang dapat
diproduksi untuk membangkitkan minat baca siswa dengan konten, desain dan
tampilan yang bagus untuk mempertahankan minat pembaca. 27
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa untuk
dapat meningkatkan minat siswa dalam membaca dapat dilakukan dengan
menyediakan bacaan yang menarik. Bacaan yang menarik bagi siswa adalah
bacaan yang sesuai dengan karakteristik siswa tersebut. Penelitian ini berujuan
untuk meningkatkan minat membaca dengan mengembangkan buku bacaan
berupa buku cerita bergambar.

3. Kerangka berfikir
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif
Penelitian ini dimulai dari peneliti melakukan persiapan mengenai Implementasi
Gerakan Literasi Sekolah SDN 04 Klegen kecamatan kartoharjo kab. Madiun.
Prosedur penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Rendahnya minat baca peserta didik Di SDN 04
klegen kota madiun

Pembiasaan di dalam dan di luar dalam Gerakan Literasi


Sekolah SDN 04 Klegen

Instrumen

Observasi Dokumentasi

wawancara

Analisis data

Implementasi Gerakan Literasi Sekolah

Bagan. 1 Kerangka berfikir


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya mengenaipembiasaan literasi didalam
kelas dilaksanakan pada pojok baca yang terdapat pada ruangan kelas. Pada pojok
baca terdapat buku-buku bacaan yang bervariasi. Pembiasaan literasi di dalam kelas
dilaksanakan secara rutin setiap hari. Siswa membaca buku dengan nyaring ataupun di
dalam hati selama15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Untuk menambah variasi
sumber bacaan di pojok baca ruangan kelas, guru mengarahkan siswa melaksanakan
pertukaran buku antar kelas. Dalam kegiatan literasi yang dilaksanakan di SDN 04
klegen juga melibatkan berbagai pihak sepertiguru, orang tua dan juga siswa. Orang tua juga
ikut serta dalam penataan sarana literasi. Penataan sarana literasi dibuat semenarik
mungkin untuk menciptakan suasana yang nyaman, menarik dan menumbuhhkan minat
membaca siswa.
Sedangkan pembiasaan literasi di luar kelas dilaksanakan pada perpustaakaan,
mading dan juga taman baca. Kegiatan literasi di luar kelas dilaksanakan secara bergilir
untuk menghindari terjadinya bentrok antar kelas. Guru mengarahkan siswa keluar
kelas menuju taman baca untuk mengamati lingkungan sekolah yang sebelumnya guru
sudah memberikan topik untuk diamati oleh siswa. Siswa mengamati lingkungan
sekolah dan menuliskan hasil pengamatannya pada buku tulis masing-masing. Di
lingkungan sekolah juga tedapat bahan bacaan yang terletak pada koridor sekolah dan hasil
karya tulis siswa yang ditempel pada mading kelas.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.perpustakaansekolah.com/2018/09/peran-perpustakaan-dalam-
meningkatkan_25.html
https://eprints.uny.ac.id/65662/3/BAB%20II.pdf
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/939/pdf
https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/pbe/article/view/12305/7374

Anda mungkin juga menyukai