PROPOSAL
Oleh :
ANDI ASTRIYANI
NIM. 2020070321
B. Identitas Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat
Diidentifikasi permasalahan sebagai berikut.
1. Upaya mengembangkan Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
2. Kurangnya partisipasi warga sekolah dalam program Gerakan Literasi
Sekolah
3. Lingkungan yang menumbuhkan pembiasaan belum berjalan secara
Optimal
4. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anaknya mengenai
membaca
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini dapat lebih Fokus dan mendalam, maka penulis
Memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi. Oleh
karena Itu, pembahasan dalam penelitian hanya berkaitan dengan
pengembangan program Gerakan Literasi Sekolah dengan menggunakan
media Pop UP Book untuk meningkatkan minat baca Siswa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SD
Negeri Kombo?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pengembangan
program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dalam upaya menumbuhkan
minat baca siswa dikelas IV SD Negeri Kombo?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengembangkan pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah
(GLS) Di SD Negeri Kombo
2. Untuk mengembangkan faktor pendukung pelaksanaan program Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) di SD Negeri Kombo
3. Untuk mengembangkan faktor penghambat pelaksanaan program Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) di SD Negeri Kombo
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat:
1. manfaat secara teoritis
Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai pengembangan ilmu
pengetahuan, terutama dalam meningkatkan pengetahuan literasi peserta
didik
2. Manfaat secara praktis
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Bagi peneliti.
Penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan,
pengalaman dan Keterampilan serta wawasan berfikir penulis di
bidang penelitian tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
b. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan bagi para guru dalam
meningkatkan kegiatan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SD
Negeri Kombo
c. Bagi kepala sekolah
Sebagai dorongan untuk meningkatkan kelengkapan sarana
dan prasarana di Sekolah. Terutama sarana perpustakaan.
d. Bagi lembaga.
Penelitian ini bertujuan sebagai tambahan informasi tentang
bagaimana Implementasi program Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
e. Bagi siswa
Dengan adanya pengembangan Program Gerakan Literasi Sekolah
(GLS) dengan menggunakan media Pop UP Book ini diharapkan
dapat meningkatkan minat baca Siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Kajian Teori
1.Gerakan Literasi Sekolah ( GLS)
1.1 Pengertian Literasi
Pengertian literasi menurut Indarto (Astuti, 2018: 15) adalah suatu
kegiatan Yang meliputi kegiatan mengakses dan memahami dengan
melakukan macam-macam aktivitas seperti membaca, menulis dan praktik
sesuai dengan pengetahuan Dan hubungan sosial.
Sedangkan literasi menurut Kern (Hidayah, 2018: 7) Merupakan
berbagai kegiatan praktik, situasi sosial, historis, serta kultural yang
Digunakan dalam suatu kegiatan untuk menciptakan dan menafsirkan makna
Melalui teks.
Faizah, dkk (dalam Astuti, 2018: 16) mengutarakan pengertian literasi
dalam Konteks Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan keterampilan
seseorang dalam Mengakses, memahami, dan menggunakan suatu hal secara
cerdas yang dilakukan Melalui berbagai kegiatan, meliputi kegiatan membaca,
melihat, menyimak, Menulis, dan berbicara.
Dapat disimpulkan bahwa literasi merupakan kemampuan seseorang
yang Meliputi kemampuan membaca, menulis, menyimak, memahami,
mengakses, dan Menggunakan sesuatu dengan cerdas melalui berbagai
aktivitas. Literasi juga dapat Diartikan sebagai suatu kegiatan untuk
menciptakan dan menafsirkan makna Melalui teks yang berkaitan dengan
pengetahuan.
1.2 Pengertian Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Menurut Faizah, dkk (dalam Azmi, 2019: 13) Gerakan Literasi Sekolah
(GLS) Adalah upaya menyeluruh yang melibatkan banyak publik untuk
mewujudkan Sekolah sebagai organisasi yang setiap warganya literat
sepanjang hayat.
Menurut Satrianto (dalam Purwo, 2017: 92) “Gerakan Literasi Sekolah
(GLS) merupakan Sebuah upaya secara menyeluruh yang dilakukan sekolah
sebagai organisasi Pembelajar dan memiliki warga literat sepanjang hayat
melalui pelibatan publik”.
Berdasarkan penjelasan mengenai pengertian Gerakan Literasi Sekolah
(GLS), Dapat disimpulkan bahwa Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah
upaya atau usaha Yang dilakukan menyeluruh untuk menjadikan sekolah
sebagai organisasi yang Memiliki warga literat sepanjang hayat melalui
pelibatan publik.
2. Media Pembelajaran
Media berasal dari Bahasa Latin yaitu Medius secara harfiah berarti
“tengah, perantara atau pengantar”. Dalam Bahasa Arab wasail, media adalah
Perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan”. Dalam
Kamus Bahasa Indonesia mengungkapkan bahwa media adalah alat (sarana)
Komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster dan spanduk”.
Sedangkan menurut para ahli, diantaranya: Heinich dan kawan-kawan
Mengemukakan istilah “media sebagai perantara yang mengantar informasi antara
Sumber dan penerimaan”. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa “media apabila
Dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
Membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
Keterampilan atau sikap”. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan
Sekolah merupakan Media dalam pembelajaran merupakan alat perantara untuk
menyampaikan Pesan dari guru ke siswa agar siswa dapat dengan mudah
memahami materi Pembelajaran.
Gagne (dalam Solihatin dan Raharjo, 2007: 23) mengartikan media Sebagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk
belajar. Senada dengan itu, Djamarah dan Zain (2006: 120) menyatakan Bahwa
media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur Pesan
guna mencapai tujuan pembelajaran.
Media Pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar Mengajar.
Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, Perasaan,
perhatian dan kemampuan atau keterampilan pembelajaran sehingga Dapat
mendorong terjadinya proses belajar.
Menurut Sardiman (2006:6) “Kata Media berasal dari bahasa latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium Yang secara harfiah berarti perantara
atau pengantar. Metode adalah perantara atau Pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan”. Media pembelajaran adalah Seperangkat alat komunikasi yang
melibatkan seseorang dalam proses belajar (Arda, Saehana, & Darsikin, 2015).
Pada penelitian Basri, Waspodo, dan Sumarni (2013) media pembelajaran adalah
alat bantu yang dapat digunakan sebagai media Dalam menyampaikan pesan
melalui proses pembelajaran.
Menurut Arsyad (2007:3) berkaitan dengan media bahwa “media apabila
Dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
Membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
Keterampilan, atau sikap”. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan
Seolah merupakan media. Terdapat banyaknya media pembelajaran, mulai dari
Yang sangat sederhana hingga ke kompleks, mulai dari yang hanya menggunakan
Indera mata hingga perpaduan lebih dari satu Indera. Dari yang harganya murah
Dan tidak memerlukan listrik hingga yang mahal dan sangat tergantung pada
Perangkat keras.
Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan Proses
pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pesan pada saat itu. Selain
Membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat
Membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan materi dengan baik dan
Terpercaya.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Arsyad (2007:15) bahwa: “Dalam suatu
proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting Adalah metode mengajar
dan media pembelajaran. Pemilihan salah satu Metode mengajar tentu akan
mempengaruhi jenis media yang sesuai, Meskipun masih ada berbagai aspek yang
harus diperhatikan dalam Memilih media antara lain tujuan pembelajaran, jenis
tugas dan respons Yang di harapkan siswa kuasai setelah pembelajaran, termasuk
Karakteristik siswa. Meskipun demikian dapat dikatakan bahwa salah satu Fungsi
media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang dapat
Mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan Diciptakan
oleh guru”.
Solihatin dan Raharjo (2007: 32) menyatakan bahwa ada beberapa prinsip
Umum yang perlu diperhatikan dalam prinsip penggunaan dan pemanfaatan media
Pembelajaran, sebagai berikut:
1. Setiap jenis media memiliki kelebihan dan kelemahan.
2. Penggunaan beberapa macam media secara bervariasi memang perlu.
3. Penggunaan media harus dapat memperlakukan siswa secara aktif.
4. Sebelum media digunakan harus direncanakan secara matang dalam
Penyusunan rencana pelajaran.
5. Hindari penggunaan media yang hanya dimaksudkan sebagai selingan Atau
sekedar pengisi waktu kosong.
6. Harus senantiasa dilakukan persiapan yang cukup sebelum penggunaan
Media
C.Kerangka Berpikir
Salah satu permasalahan yang ada saat ini di Indonesia adalah rendahnya
minat Baca siswa. Hal ini didukung dengan hasil uji yang dilakukan oleh
Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD-Organization
For Economic Cooperation and Development) dalam Programme For
Internasional Student Assesment (PISA). Hasil uji tersebut menunjukkan
pemahaman membaca siswa di Indonesia pada tahun 2009 berada pada peringkat
ke-57 dengan skor 36 (skor rata-rata OECD 493), sedangkan PISA 2012
menunjukkan siswa di Indonesia berada Pada peringkat ke-64 dengan skor 396
(skor rata-rata OECD 496). Ada 65 negara Yang berpartisipasi dalam PISA 2009
dan 2012 (Faizah, 2016:1)
Permasalahan tersebut menjadi perhatian pemerintah sehingga
mengharuskan Pemerintah untuk melakukan tindak lanjut dalam meningkatkan
minat baca siswa Di Indonesia yaitu dengan merancang program Gerakan Literasi
Sekolah. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) diharapkan dapat menjadi suatu upaya
dalam meningkatkan Minat baca siswa di Indonesia. Namun, jika Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) tidak Terlaksana dengan baik, maka tujuan pemerintah
dalam merancang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai upaya untuk
meningkatkan minat baca siswa di Indonesia Akan sulit tercapai. Permasalahan
yang timbul dalam melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dapat menjadi
faktor penyebab pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) tidak terlaksana
dengan baik. Permasalahan yang dihadapi Seperti, ketersediaan buku yang kurang
memadai, beberapa siswa tidak membaca Buku melainkan hanya melihat gambar
yang terdapat pada buku, dan masih ada Yang tidak mengikuti aturan selama
pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Adapun kerangka berpikir dari penelitian ini sebagai berikut:
Guru Siswa
Tahap Pembiasaan
Minat Baca
D. Hipotesis penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dapat di rumuskan hipotesisnya
bahwa “apabila dalam Pengembangan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Dengan menggunakan media Pop UP Book ini digunakan dengan baik, maka
dapat meningkatkan Minat Baca Siswa.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Design and Development
(D&D) yang didefinisikan oleh Richey dan Klein (Pratiwi,20217) yaitu sebagai
study sistematis desain, pengembangan dan proses evaluasi dengan tujuan untuk
membangun dasar empiris sebagai penciptaan instruksional, produk, alat non
instruksional dan model yang disempurnakan untuk mengatur perkembangan.
Terdapat beberapa variasi prosedur dalam penelitian D&D yang didapat dari
beragam pendapat para ahli. Penelitian ini mengambil pendapat Robert Maribe
Branch (Sugiyono,2019,hlm.38). Berdasarkan landasan filosofi pendidikan
aplikasi ADDIE harus berpusat pada siswa, inovatif, otentik, dan menginspirasi.
Tahapan proses dalam model ADDIE saling terkait, sehingga penggunaan model
ini perlu dilakukan secara bertahap dan menyeluruh untuk memastikan terciptanya
produk pembelajaran yang efektif.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti.Sedangkan
yang menjadi sampel pada penelitian ini yaitu kelas IV dengan jumlah siswa
sebanyak 35.berikut rinciannya:
Jenis kelamin Jumlah Siswa
Laki-laki 10
Perempuan 25
2. Worklog
Worklog Dalam penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data terkait
proses pengembangan dan hasil dari media ajar. Data yang dikumpulkan
oleh penulis merupakan catatan setiap tahap pengembangan media ajar.
Media ajar ini dikembangkan oleh penulis melalui 5 tahap yaitu: (1)
Analysis (2) Design, (3) Development, (4) Implementation, (5) Evaluation.
3. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara dalam penelitian ini digunakan sebagai panduan
penulis untuk mengarahkan pembicaraan pada topik penelitian. Pedoman
wawancara berisikan daftar pertanyaan yang merupakan gambaran
mendasar yang kemudian akan diajukan oleh penulis kepada narasumber
pedoman wawancara ini digunakan untuk menghimpun data terkait proses
pengembangan media ajar. Wawancara ini ditujukan kepada siswa dalam
proses implementasi media ajar. Pedoman wawancara yang digunakan oleh
penulis mengacu pada LPRI (Learning Object Review Instrumen) yang
dikemukakan oleh Nesbit,Belfer dan Leacock mengenai Aspek dan
penilaian media pembelajaran oleh Wahono (Hajidi,2018,hlm.28-29).
Tabel 3.2 Pedoman wawancara
NO Pertanyaan Jawaban
4.Lembar Angket
Teknik data yang digunakan yaitu berupa angket. Menurut Sriyanti (2019:
92) Angket merupakan instrumen penelitian berupa suatu daftar pertayaan atau
Pernyataan secara tertulis yang harus dijawab atau diisi oleh responden sesuai
Petunjuk pengisiannya. Sedangkan menurut Setiana dan Nuraeni (2021: 70)
angket Merupakan suatu cara dalam pengumpulan data atau penelitian mengenai
masalah Yang umumnya banyak menyangkut suatu kepentingan umum (orang
banyak).Pelaksanaan penelitian ini menggunakan angket tertutup dimana
responden Tinggal memilih suatu alternatif jawaban yang telah peneliti sediakan
yaitu Menggunakan skala likert menurut Iskandar (2008: 82) yang akan
digunakan untuk Mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau
kelompok tentang gejala Yang terjadi, hal ini secara spesifik yang telah ditetapkan
oleh peneliti. Angket Tertutup ini diberikan kepada siswa untuk mengetahui data
tentang gerakan literasi Sekolah dan minat baca siswa. Berikut skala untuk
pengukuran angket pada skor 1-4 pada penelitian ini yaitu:
Selalu 4
Sering 3
Kadang-kadang 2
Tidak Pernah 1
1 5 Sangat baik
2 4 Baik
3 3 Cukup Baik
4 2 Kurang Baik
5 1 Tidak Baik
Keterangan:
P = Presentase hasil Validasi
Aqid, Zainal 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD/SLB/TK. Bandung:
CV. Yrama Widya.
Damayanti, Lina. 2016. Hubungan Gaya Belajar Siswa dengan Hasil Belajar IPS
Pada Siswa Kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati
Kabupaten Kudus [Skrpsi]. Semarang (ID): Universitas Negri
Semarang.
Daulay, Dwi Putra. Pelaksanaan Kegiatan Literasi Sekolah pada SMA Negeri 2
Medan [Kertas Karya]. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Faizah, Dewi Utama., dkk. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah
Dasar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah.Kemendikbud.