Anda di halaman 1dari 5

Program Literasi Sekolah

SMP IT Hayatan Thayyibah

A. Latar Belakang
Literasi berasal dari kata literacy yang dalam Bahasa inggris berarti the state of being
able to read and write. Literasi (Membaca – Menulis) merupakan aktivitas yang sangat
penting dalam proses belajar mengajar di sekolah. Sebagian besar proses pembelajaran
di sekolah sangat bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi.Budaya literasi
yang tertanam dalam diri peserta didik sangatlah berpengaruh pada tingkat
keberhasilan, baik di sekolah maupun di masyarakat.
Dalam konteks kehidupan beragamapun budaya literasi sangat ditekankan dalam
kehidupan para penganutnya. Bagi masyarakat muslim, pentingnya literasi ditekankan
dalam wahyu pertama Allah kepada Nabi Muhammad SAW, yakni perintah membaca
(Iqra’) yang dilanjutkan dengan perintah mendidik dengan literasi. UNESCO (1996)
mencanangkan empat prinsip belajar di abad 21, yakni :
1. Learning to think (belajar berfikir)
2. Learning to do (belajar berbuat)
3. Learning to be (belajar menghayati)
4. Learning to live together (belajar hidup bersama)

Keempat pilar prinsip pembelajaran ini sepenuhnya didasarkan pada kemampuan


literasi.

Keberhasilan pendidikan tentu tidak semudah membalikan telapak tangan, tentunya


dalam menggapai generasi yang gemilang berbagai pihak harus bersatu padu agar
mimpi bisa diraih. Pemerintah menjalankan roda pemerintah yang peduli terhadap
pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh budaya bersatu dalam mewujudkan
generasi yang diharapkan oleh bangsa dan negara, yaitu generasi yang gemilang.

Mundur majunya suatu bangsa tergantung dengan generasi mudanya. Jika dalam suatu
bangsa dan negara memiliki generasi yang gemilang maka bangsa dan negara tersebut
akan menjadi sebuah negara yang maju. Kegemilangan anak bangsa hanya bisa diukur
oleh pendidikan, jika pendidikan disuatu bangsa berjalan dengan baik maka
generasinya akan baik, akan tetapi jika dalam suatu negara pendidikannya jelek maka
generasinya pun akan hancur. Pada dasarnya setiap anak bangsa tentunya memiliki cita-
cita yang baik, akan tetapi cita-cita anak bangsa harus di dukung dan difasilitasi dengan
berbagai sistem yang baik, yang salah satunya adalah sistem Literasi.

Program literasi memperkuat program penumbuhan budi pekerti sebagaimana


dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun
2015. Salah satu kegiatan di dalam program tersebut adalah kegiatan 15 menit
membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai. Kegiatan ini dilaksanakan
untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan
membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-
nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai
tahap perkembangan peserta didik.

Terobosan penting ini hendaknya melibatkan semua pemangku kepentingan di bidang


pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga satuan
pendidikan. Pelibatan orang tua peserta didik dan masyarakat juga menjadi komponen
penting dalam literasi

B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Pemerintah No 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 tentang Pembinaan Kesiswaan
C. Permasalahan
Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya minat baca dan tulis peserta didik kita,
diantaranya :
1. Perpustakaan yang ada di sekolah masih belum memiliki buku yang variatif dan
peminat baca yang masih sedikit
2. Disinyalir lebih dari 250 ribu sekolah di Indonesia, hanya 5% yang memiliki
perpustakaan yang memadai
3. Anak-anak di sekolah lebih tertarik menonton TV atau bermain gadget daripada
membaca buku
4. Membaca yang belum menjadi kebutuhan hidup dan budaya. Budaya baca di
kalangan peserta didik di Indonesia sangat rendah jika dibandingkan bangsa lain.
Berdasarkan penelitian Taufiq Ismail rata-rata lulusan SMA di Jerman membaca 32
judul buku, di Belanda 30 buku, di Rusia 12 buku, Jepang 15 buku, Brunei 11 buku
dan Indonesia 5 buku.
5. Rendahnya literasi awareness bangsa Indonesia yang melemahkan daya saing
bangsa.
D. Solusi
Melihat persoalan yang begitu krusial dalam hal literasi, sangat dibutuhkan kerjasama
berbagai pihak untuk mengatasinya. Pendekatan yang paling efektif untuk
menumbuhkan budaya literasi masyarakat adalah penyadaran literasi sejak dini dengan
melibatkan dunia pendidikan. Hal ini dimungkinkan karena hampir seluruh anak
berstatus sebagai pelajar. Atas dasar pemikiran inilah maka SMP IT Hayatan Thayyibah
berusaha untuk memulai sebuah Program Literasi Sekolah yang dibangun bersama
sama dengan melibatkan semua warga sekolah mulai dari pendidik, tenaga
kependidikan maupun peserta didik.
E. Sasaran Kegiatan
Program Literasi Sekolah mengajak semua pihak untuk terlibat dalam usaha
penyadaran budaya literasi yakni:
1. Sekolah sebagai lembaga formal yang menjadi tempat pelaksaan kegiatan
2. Guru sebagai tenaga pendidik dan teladan bagi siswa dalam hal budaya baca tulis.
3. Siswa sebagai sasaran utama dalam kegiatan
4. Pemerintah Daerah sebagai pembuat kebijakan
5. Perpustakaan sebagai pusat kegiatan baca tulis
6. Perusahaan sebagai penyumbang buku melalui program Corporate Sosial
Responsibilty(CSR)
7. Media Sosial sebagai saluran informasi kepada masyarakat
F. Bentuk Kegiatan
Program Literasi Sekolah adalah sebuah program intervensi pembudayaan literasi yang
dilaksanakan dan dilakukan secara komprehensif pada semua komponen sekolah serta
berkelanjutan.
Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam Program Literasi Sekolah ini adalah
sebagai berikut:
1. Program Membaca Rutin
a. Setiap guru mata pelajaran mewajibkan peserta didik membaca buku minimal
satu buku dalam satu semester
2. Program Peningkatan Koleksi Buku Perpustakaan Sekolah
a. Secara internal melalui kegiatan One Student One Book (Satu siswa satu buku)
dengan melibatkan siswa kelas IX yang lulus untuk menyumbang satu buku ke
perpustakaan sekolah
b. Secara eksternal melalui kegiatan sumbangan buku yang diberikan oleh
perusahaan sebagai Coorporate Social Responsibility (CSR)
3. Adanya hari Bahasa (English Day)
4. Dibuat pojok baca dan pohon literasi di setiap kelas
5. Lomba literasi antar siswa maupun antar kelas dalam bentuk:
a. Lomba menulis puisi antar siswa
b. Lomba Majalah Dinding Sekolah antar kelas
6. Pemberian Penghargaan
Pemberian penghargaan kepada siswa yang membaca buku paling banyak dalam
satu tahun pelajaran
G. Pelaksana Kegiatan
Secara keseluruhan program ini dikelola oleh sekolah dan dalam pelaksanaanya akan
dilaksanakan oleh urusan kesiswaan bekerja sama dengan perpustakaan sekolah serta
dibantu petugas perpustakaan dan relawan literasi baik dari guru maupun siswa.
H. Target
Target yang dicapai melalui Program Literasi Sekolah ini adalah:
1. Kualitatif
a. Terciptanya warga sekolah sadar literasi yang ditunjukkan dengan
meningkatnya budaya baca tulis dilingkungan sekolah
b. Meningkatnya daya saing lulusan melalui peningkatan wawasan dan ilmu
pengetahuan.
2. Kuantitatif
a. Minimal 20% siswa berpartisipasi dalam kegiatan ini
b. Meningkatnya jumlah buku yang dibaca siswa dalam satu tahun
c. Meningkatnya koleksi buku perpustakaan sekolah 15 judul buku pertahun
d. Meningkatnya kunjungan siswa ke perpustakaan sebanyak 50%
e. Tercapainya sumbangan buku dari sponsor sebanyak 15 buku pertahun.
I. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
1. Monitoring
Monitoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan,
pengendalian atau pengontrolan terhadap suatu obyek kegiatan yang akan, sedang
atau sudah dilaksanakan. Untuk itu terkait dengan program Program Literasi
Sekolah perlu diadakan monitoring secara terus menerus baik terhadap program
maupun proses pengelolaan program guna penyempurnaan lebih lanjut. Monitoring
dilakukan oleh Kepala Sekolah.
2. Evaluasi
Terkait program program literasi sekolah maka ada beberapa unsur yang perlu
dievaluasi. Adapun unsur – unsur yang perlu dievaluasi meliputi :
a. Perubahan tingkat pengetahuan dan pemahaman warga sekolah tentang
program Program Literasi Sekolah
b. Perubahan sikap dan penghayatan setiap warga sekolah terkait program
Program Literasi Sekolah
c. Tingkat pertisipasi warga sekolah dalam Program Literasi Sekolah
3. Pelaporan
Terkait dengan program Program Literasi Sekolah maka sistem pelaporan kegiatan
dapat disampaikan dalam dua bentuk :

a. Secara lisan dapat ditempuh dengan cara setiap warga sekolah dapat melapor
kepada kepala sekolah melalui tatap muka
b. Secara tertulis dapat ditempuh dengan membuat laporan tertulis dan disampaikan
kepada kepala sekolah.

Anda mungkin juga menyukai