Anda di halaman 1dari 3

MEMBANGUN LITERASI KELUARGA

UNTUK MEMPERKUAT PENDIDIKAN KARAKTER

Di zaman sekarang Pendidikan karakter sudah menjadi trendsetter, melalui


penguatan pendidikan karakter diharapkan akan lahir generasi yang berbudi pekerti
luhur, berahlak mulia, cinta tanah air, religius, mandiri, mampu bekerjasama, dan
mempunyai integritas tinggi. Penguatan Pendidikan karakter tidak terjadi dengan
sendirinya, melainkan harus dibentuk, dilatih, dan dikelola secara bertahap,
pembentukan karakter merupakan tanggung jawab Bersama. Kerjasama yang harmonis
antara keluarga, sekolah dan masyarakat, demi tercapainya tujuan pendidikan karakter,
tumbuhnya kembali kepribadian bangsa Indonesia yaitu kepribadian yang sesuai
dengan nilai luhur pancasila sebagai falsafah hidup bangsa. Pendidikan karakter akan
berjalan dan menjadi kuat jika ketiga komponen keluarga, sekolah dan masyarakat
berjalan dengan harmonis dan berkesimanbungan. 

Salah satunya adalah dengan penerapan literasi yang perlu dikembangkan sesuai
program pemerintah adalah gerakan literasi dalam keluarga. Tujuan literasi ini adalah
terciptanya keluarga yang mencintai ilmu pengetahuan, apapun jenis ilmunya,
diharapkan seluruh anggota keluarga tetap belajar. Karena Keluarga merupakan bagian
terkecil dari masyarakat, merupakan madrasah pertama dan utama bagi anak-anaknya.
Kegiatan Literasi, sejatinya memang harus dimulai dari lingkungan keluarga. Jika
kegiatan literasi sudah dimulai dari lingkungan keluarga sejak dini, maka tidak akan
terlalu sulit untuk melanjutkan kebiasaan literasi di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Salah satu contoh literasi dalam keluarga adalah membaca buku, menonton yang
positif,berdiskusi dengan sesama anggota keluarga, dan kegiatan lainnya yang
menunjang pengembangan diri keluarga.

Keberhasilan literasi dalam keluarga tergantung peran orang tua memfasilitasi


anggota keluarganya. Penyadaran literasi kepada anggota keluarga butuh kreatifitas.
Misalnya dalam keluarga kami, setiap anggota keluarga disarankan membaca buku atau
menulis ide setiap hari. Hal itu dilakukan agar budaya menulis dan membaca melekat
sejak usia dini hingga dewasa. Apabila sejak usia dini anak diajari mencintai
pengetahuan, maka akan tumbuh menjadi generasi literasi. Anak tersebut akan
menemukan sendiri jati dirinya sebagaimana kemampuan yang dimiliki.Ilmu
pengetahuan yang telah mengakar pada diri anak membuatnya mampu berpikir kritis,
kreatif, dan inovatif. Saya masih ingat waktu kecil dulu, ayah selalu menceritakan kepada
kami anak-anaknya cerita-cerita yang menarik. Beliau tidak membacakan buku cerita,
tapi bercerita tanpa buku dengan gaya dan bahasa yang menarik.

Kebiasaan bercerita dan membaca itu terbawa sampai besar bahkan sampai
berkeluarga. Kebetulan suamiku juga hobi membaca. Dia punya koleksi buku yang
lumayan banyak, kami selalu membiasakan untuk selalu berdoa dulu sebelum
melakukan aktifitas apapun. Seperti membaca basmalah sebelum makan dan minum.
Membaca doa sebelum dan sesudah bangun tidur, doa sebelum dan sesudah makan dan
lain sebagainya. Aku dan suami juga membiasakan untuk selalu shalat berjamaah ketika
sedang bersama, minimal shalat Maghrib dsan Isya kemudian selesai shalat membaca
Alquran, aku dan suami saling menyimak bacaan dan membetulkan bacaan yang kurang
tepat. Bahkan kegiatan shalat berejamaah tidak hanya dilakukan di rumah saja, namun
ketika sedang berada dalam perjalanan kebiasaan yang kami lakukan jika sudah
waktunya sholat kami slelau dan menjadi keharusan agar langsung berhenti terlebih
dahulu di masjid untuk melaksanakan shalat berjaamah. Untuk menumbuhkan kecintaan
pada buku, sejak kecil di rumah aku berusaha menyediakan buku bacaan. Buku cerita
bergambar, kartu-kartu huruf dan angka. Krayon dan buku gambar untuk aksi corat
coretnya. Kami sediakan media tersebut, untuk ponakan-ponakan yang berkunjung ke
rumah karena kami belum diberikan kepercayaan mongmongan oleh Allah SWT. Namun
hal tersebut, sudah kami lakukan agar menjadi sebuah kebiasaan yang positif kelak
untuk anak-anak kami.

Sebagai seorang pendidik sekaligus seorang ibu rumah tangga dalam keluarga,
saya sudah mencoba mengupayakan kegiatan literasi dalam keluarga. Walaupun saya
dan suami belum diberikan kepercayaan mongmongan, namun tidak menutup
kemungkinan kami untuk mencoba membangun keluarga literasi demi Pendidikan
karakter, supaya kelak ketika kami sudah diberikan keturunan akan menjadi sebuah
kebiasaan budaya yang positif terhadap anak-anak kami. Karena bagi kami budaya
literasi sangatlah penting untuk menjadi suatu kebiasaan yang positif dalam sebuah
keluarga demi terjalinnya komunikasi yang baik. Salah satu contoh literasi yang kami
lakuikakan dalam keluarga adalah membaca buku, menonton yang positif, berdiskusi
dengan sesama anggota keluarga, dan kegiatan lainnya yang menunjang pengembangan
diri keluarga. Dalam hal ini juga kami menerapkan kegiatan literasi selain dalam
keluarga namun kami terapkan pula terhadap anak didik kami di Madrasah ataupun di
Yayasan yang kami Kelola bahkan terhadap masyrakat desa kami, untuk saat ini dengan
sasaran anak-anak PAUD/TK, SD bahkan remaja.

Kebiasaan yang kami lakukan dalam keluarga, kami terapkan pula di Lembaga
kami. Misalnya sebelum dimulai Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), kami melakukan
kegiatan Ice Breaking dengan tujuan untuk penyegaran otak anak-anak. Salah satu Ice
Breaking tersebut diisi dengan tekhnik literasi, misalnya bercerita tentang kisah-kisah
Rasulullah teladan utama dengan menggunakan alat peraga dari komunitas inspirasi
Nabawiyah atau buku-buku pengetahuan lainnya. Selain kegiatan tersebut kami
terinspirasi pula dengan adanya budaya literasi untuk diterapkan di masyarakat, yaitu
telah dibentuknya Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kampung Rambutan yang
dilaksanakan setiap hari Minggu dengan tujuan agar anak-anak tidak selalu di isi dengan
Gadget-nya. Akan tetapi, supaya anak-anak bisa memanfaatkan gadget-nya dengan
positif. Kegiatan yang kami lakukan bekerjasama dengan salah satu anggota karang
taruna, diantaranya: Kegiatan membaca, mewarnai atau melukis dengan tekhnik
pembelajaran Outdoor Learning, agar lebih dekat dengan alam. TBM ini juga memiliki
sekretariat yang bertempat di Dusun Dua Rt 008 Rw 002 Desa Cineumbeuy, tidak hanya
itu kami membuat pula Pojok Baca yang bekerjasama dengan pihak Pemerintahan Desa,
yang bertujuan untuk menumbuhkan minat baca masyarakat demi membentuk
Pendidikan karakter.

Demikia sekelumit kegiatan literasi yang kami lakukan dalam keluarga semoga
bisa jadi inspirasi bagi pembaca semua. Semoga program literasi secara nasional,
termasuk di dalamnya adalah literasi dalam keluarga dapat terwujud, sehingga gerakan
literasi ini dapat merubah pola pikir generasi anak bangsa menuju generasi literat.

Salam Literasi.

Anda mungkin juga menyukai