Anda di halaman 1dari 3

PIDATO

Kerangka Pidato
Tema pidato : Pendidikan
Topik : Menanamkan budaya baca
1. Pembukaan / pengantar pidato
- Salam pembuka
- Penghormatan
- Puji syukur
2. Materi / isi pidato
- Latar belakang masalah : minimnya kebiasaan dan minat membaca
para remaja
- Subtopik : mulai membiasakan membaca sejak dini akan
membentuk karakter yang berbudi
- Subtopik : langkah menuju pribadi yang gemar membaca
- Subtopik : banyak pengetahuan dari membaca tidak boleh
membuat kita menjadi sombong
3. Penutup
- Ikhtisar / intisari
- Harapan dan ajakan
- Ucapan terimakasih
- Permohonan maaf
- Salam penutup












PIDATO

NASKAH PIDATO
Assalamualaikum warah matullohi wabarakatuhu
Yth. Ibu Kepala SMA Negeri 5 Bekasi, Dra. Hj. R. Neni Nuraeni, MM,
Bapak dan Ibu Guru SMA Negeri 5 Bekasi yang saya hormati,
Rekan-rekan SMA Negeri 5 Bekasi yang berbahagia.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah subhanahu wa
taala yang telam memberikan kita nimat iman dan islam sehingga kita bisa
berkumpul acara Peringatan Hari Pendidikan yang diadakan disekolah kita terciinta,
SMA Negeri 5 Bekasi. Sholawat serta salam tidak lupa kita haturkan ke Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan cahaya iman ke umatnya sehingga kita
terselamatkan hingga akhir zaman.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya Ulfa Nur Asyifa diberi kesempatan
untuk menyampaikan sebuah pidato. Dalam pidato saya kali ini, saya akan
menyampaikan kiat menanamkan budaya baca sejak dini.
Hadirin yang terhormat.
Tidak bermaksud berbesar hati, saya merasa termasuk dalam anak yang kutu buku
sejak kecil. Untuk itu, saya harus berterima kasih kepada kedua orang tua saya yang
telah banyak berperan dalam membentuk karakter saya sehingga menjadi seperti ini.
Sejauh pengamatan saya, ada tujuh langkah yang ditempuh oleh kedua orang tua
saya sehingga membuat saya menjadi kutu buku seperti ini.
Hadirin yang terhormat.
Pertama, kedua orangtua saya selalu memberi fasilitas juga menyediakan bacaan
yang cocok bagi kehidupan anak-anak. Saya masih ingat bacaan yang disediakan
oleh orangtua saya adalah bacaan-bacaan yang imajinatif,kreatif dan edukatif.
Kedua, ketika saya masih kecil, ibu saya sering mebacakan serita ketika hendak
tidur. Ketiga, saya merasa bahwa sesibuk apapun mereka, mereka masih
menyempatkan untuk mebaca setiap hari. Dengan demikian saya meneladani
kebiasaaan yang dilakukan oleh orang tua saya. Akhirnya, saya terbiasa untuk
mebaca. Karena banyak membaca, saya menjadi meiliki banyak pengetahuan dan
sedikit-sedikit berkembang sikap kritis dalam diri saya. Keempat, orangtua sayaa
sering mengisahkan teladan para Nabi dan orang sukses. Memang tidak semua
orang dikaruniai hidup sukses, tetapi penggerak peradaban dunia adalah para kutu
buku. Maka, saya terdorong untuk membaca riwayat kesuksesannya. Kelima, saya
juga selalu ingat bahwa orangtua saya selalu mengakatan apa yang mereka baca an
PIDATO
menerapkannya dalam krhidupan sehari-hari, sehingga hal ini membuat saya belajar
mempraktikan setiap hal yang saya baca dan katakan. Keenam, orangtua saya
selalu mengarahkan saya menjadi anak yang berprestasi. Dengan banyak membaca,
saya memiliki banyak pengetahuan. Saya mempraktikan pengetahuan yang sayang
punya disertai dengan doa dan usaha. Ketujuh, orangtua saya juga mengajarkan
menjadi anak yang disipin bahwa buku yang tersedia harus dijaga dan disusun
secara sistematis sehingga memudahkan diri kita sendiri. Pengalaman ini mebuat
saya harus merealisasikan yang manfaat.
Hadirin yang terhormat.
Orangtua saya menyadarkan bahwa setiap orang memiliki kepandaiannya masing-
masing. Untuk itu, kita tidak boleh menjadi pribadi yang sombong tetapi harus
rendah hati. Seperti peribahasa makin berisi makin merenduk. Inilah
konsekuensinya: semakin giat membaca makin banyak pengetahuan kita. Demikian
juga sebaliknya.
Hadirin yang terhormat.
Itulah delapan hal yang saya serap dari kebiasaan kedua orangtua saya yang
mengimbas pada terciptanya budaya baca dalam diri saya. Kesimpulan dari pidato
saya adalah membudayakan membaca sejak dini akan menambah khazanah
pengetahuan kita. Di era yang penuh persaingan ini budaya membaca sangat lah
penting, budaya membaca ini juga harus didukung oleh orangtua. Menurut saya
membaca tidak akan membuat kita menjadi orang yang rugi. Marilah kita memulai
mebudayakan baca untuk diri kita sendiri agar esok lebih baik.
Hadirin yang terhormat.
Akhir kata saya mohon maaf apabila terdapat tingkah laku dan bahasa yang kurang
berkenan di hati bapak, ibu serta teman-teman ku sekalian. Mudah-mudahan uraian
singkat ini bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamualaikum warah matullahi wabarakatuhu.

Anda mungkin juga menyukai