*
Correspondence author: hafsohfauziyah@gmail.com
No HP : 085722216065 (No HP akan dihapus saat Publish)
Abstrak:
Submit artikel pada Jurnal Al Adzka dapat menggunakan Bahasa
Indonesia/Inggris/Arab. Jika saat submit, artikel menggunakan Bahasa
Indonesia, maka abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris/Arab. Jika
artikel disubmit dalam Bahasa Inggris atau Arab, maka abstrak ditulis dalam
Bahasa Inggris/Arab. Abstrak terdiri atas 150 – 200 kata. Abstrak ditulis dengan
jarak satu spasi dengan teks terdistribusi pada margin kanan dan kiri (justify).
Abstrak merupakan intisari dari isi artikel yang terdiri atas tujuan penelitian,
metode penelitian dan hasil penelitian serta implikasi dari hasil penelitian.
Kata Kunci:
Kemampuan membaca, Metode Scramble
DOI: 10.18952/aladzkapgmi.v12i2.xxxx
Received: ; Accepted: ; Published:
Al-Adzka: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru MI Nama Author
Vol. 12, No. xx, pp. xx-xx
How to cite :
Mengikuti style APPA
This is an open access article under Creative Commons Attribution 4.0 International License
Pendahuluan
Pada dasarnya kemampuan dan keterampilan membaca menjadi suatu
kebutuhan yang harus dipenuhi. Sehingga kemampuan membaca harus dilatih
sejak dini. Kegiatan membaca dimulai dari taman kanak-kanak atau sekolah dasar
tingkat awal. Namun pada kenyataannya kegiatan membaca kurang disukai anak-
anak khususnya siswa sekolah dasar yang pada dasarnya masih suka bermain,
belum fokus dan memusatkan perhatian. Kemampuan membaca siswa sekolah di
tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) saat ini memiliki
kecenderungan rendah. Lemahnya kemampuan membaca siswa SD/MI ditengarai
karena lemahnya pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran
membaca.
UNESCO menyebutkan bahwa Indonesia masuk menjadi urutan kedua dari
bawah soal literasi dunia, yang artinya minat baca masyarakat Indonesia sangat
rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat
memprihatinkan, yaitu hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, hanya
1 orang yang rajin membaca(Evita Devega, 2017).
Riset berbeda yang berjudul World’s Most Literate Nations Ranked yang
dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu,
Indonesia dinyatakan menempati peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat
membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61).
Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat
Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.
Padahal, dengan membaca dapat menambah wawasan dan pengetahuan,
karena membaca adalah jendela dunia. Daripada gemar membaca, Erisman
melihat, masyarakat Indonesia lebih suka melihat (menonton) dari pada
membaca. Minimnya minat baca tersebut, tidak lain dipengaruhi oleh budaya
teknologi yang saat ini kian pesat. Erisman Yahya menyebutkan, menurut survei
yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Karingan Internet Indonesia (APJII)
mengungkap bahwa lebih dari setengah penduduk Indonesia kini telah terhubung
ke internet.
Kemampuan membaca merupakan salah satu standar kemampuan yang
harus dimiliki oleh siswa disetiap jenjang pendidikan. Sebagaimana UU Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Pasal 4 Ayat 5 menegaskan bahwa pendidikan
diselenggarakan dengan mengembangkan budaya Membaca, Menulis, dan
Berhitung bagi segenap masyarakat. Amanat undang-undang ini merupakan
landasan yuridis perlunya penguatan keterampilan Membaca, Menulis, dan
Berhitung dalam pembelajaran di SD. Permendikbud Nomor 81 A tahun 2013
(lampiran IV) merupakan landasan yuridis bagi penyusunan Panduan Teknis
Pembelajaran Membaca, Menulis, dan Berhitung di Sekolah Dasar dalam Konteks
Kurikulum 2013”(Depdiknas, 2006).
Tepat pada tahun 2015, hasil penelitian melalui Program for International
Student Assessment (PISA) yang dilakukan Organisation for Economic Co-
Operation and Develompent (OECD), menunjukkan peringkat Negara Indonesia di
bidang Literasi. Hasil penelitian itu membuat masyarakat terkejut, khususnya para
akademisi.
2
Al-Adzka: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru MI Judul Artikel
Vol. 12, No. xx, pp. xx-xx
analisis data. Akan lebih bagus dan menarik jika bagian metode penelitian ini
ditambahkan bagan atau alur dalam pengumpulan data hingga analisis data.
Metode Penelitian
Penelitian peningkatan kemampuan membaca dengan menggunakan metode
scramble merupakan penelitian tindakan kelas yang biasa disebut PTK. yang
digunakan dalam penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). “Secara
singkat PTK dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian yang dilakukan oleh guru
di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat”(zainal aqib, 2008).
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan metode deskriptif kualitatif. PTK adalah penelitian
yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang di
terapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut.
Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperbaiki
pelaksanaan pembelajaran dan meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas I
MI Nur AL-Hijrah Kota Cimahi. Komponen yang akan ditelliti oleh peneliti adalah
siswa kelas I, media pembelajran dan hasil belajar.
PTK pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin (1990) yang dinyatakan
dalam satu siklus terdiri atas empat langkah, yaitu :
a. Perencanaan ( Planning )
b. Aksi atau tindakan (Acting)
c. Observasi (Observing)
d. Refleksi ( Reflecting )
Keterangan :
Apabila ada simbol yang digunakan dalam tabel, maka dapat dijelaskan dalam
keterangan ini
4
Al-Adzka: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru MI Judul Artikel
Vol. 12, No. xx, pp. xx-xx
Simpulan
Penutup berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran yang bisa
diberikan oleh penulis. Dalam bagian ini, penulis tidak perlu mengulas kembali
pembahasan pada bagian sebelumnya. Simpulan yang dituliskan harus sejalan
atau menyimpulkan dari tujuan penelitian. Penulisan simpulan tidak dibenarkan
menggunakan point-point tapi cukup dengan paragraf/ulasan.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka hanya mencantumkan sumber – sumber yang ditunjuk di dalam
batang tubuh artikel. Sebaliknya, nama – nama dirujuk dalam batang tubuh harus
ada daftar pustakanya. Penulisan daftar pustaka harus konsisten dengan
menggunakan APA Style. Penulisan daftar pustaka berupa buku dapat mengikuti
urutan: nama pengarang (jika lebih dari satu kata, nama belakang yang dijadikan
entri), tahun, judul buku (cetak miring), kota penerbit, dan penerbit. Jika daftar
pustaka berupa artikel jurnal: nama pengarang, nomor/tahun, judul artikel
(diantara dua tanda kutip), nama jurnal (cetak miring), halaman; untuk rujukan
dari internet ditambah tanggal mengakses dan web. Sumber rujukan dapat berupa
artikel-artikel penelitian jurnal dengan terbitan 5 tahun terakhir dengan jumlah
minimal 20 rujukan dan sebanyak 80% merupakan artikel jurnal. Artikel harus
merujuk pada artikel yang dimuat di Jurnal Al-Adzka. Untuk penulisan rujukan
dan daftar pustaka direkomendasikan menggunakan Management References Tools
seperti Zotero dan Mendeley.
Contoh :
Al-Adzka: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru MI Nama Author
Vol. 12, No. xx, pp. xx-xx
Ary, D., Yacobs, L. C., & Razavieh, A. (2001). Pengantar Penelitian Pendidikan. (A.
Furchan, Trans). Surabaya : Usaha Nasional. (Original Work published 1976)
Harlow, H. F. (1999). Fundamentals for preparing psychology journal articles.
Journal of Comparative and Physiological Psychology, 55, 893-896.
Henry, W. A., III. (2005, April 12). Making the grade in today’s schools. Time, 135,
28-31
Helfer, M. E., Kempe, R. S., & Krugman, R. D. (2000). The battered child (5th ed.).
Chicago, IL: University of Chicago Press.
Kansiati, C. L. (2006). Orientasi baru penyelenggaraan pendidikan program
profesional dalam memenuhi kebutuhan dunia industri. Jurnal Pendidikan
Fisika Indonesia, 8(1), 57-65.
Pitunov, B. (2008, Desember 13).Sekolah unggulan ataukah sekolah
pengunggulan?. Majapahit Pos, pp. 4, 11.
O’Neil, J. M.,& Egan, J. (1999). Men’s and women’s gender role journeys: A
metaphor for healing, transition, and transformation. In B. R. Wainrib (Ed.),
Gender issues across the life cycle (pp. 107-123). New York, NY: Springer.