Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN OBSERVASI PEKEMBANGAN PESERTA DIDIK

SMKN 4 BANJARMASIN

Dosen Pengampu : Dr. Siti Sutarmi Fadillah, M.Pd.

Disusun oleh :

Putri Aprilia Cahyanu ( 2110125120026)

Noor Kirani Aprilia (2110125220099)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa,


karena dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan observasi ini,
tanpa pertolongan-Mu mungkin makalah ini tidak dapat kami selesaikan.
Tujuan laporan observasi ini dibuat adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Psikologi, dan memudahkan pembaca agar lebih memahami seputar
perkembangn pola pikir anak agar dapat mengetahui dan mempelajarinya.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
pengajar kuliah Psikologi Ibu , M.Pd yang telah membimbing kami dalam belajar
dan juga pembuatan laporan Obsrvasi ini. Akhir kata, semoga bermanfaat bagi
para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu meridhoi segala usaha kami.

Banjarmasin, 19 Desember 2022


Penyusun

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………..……….2

DAFTAR ISI………………………………………………………………….4

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………5

B. Rumusan Masalah.……………………………… ……………..6

C. Tujuan Observasi……………………………………………6

BAB II : PEMBAHASAN

A. Karakteristik perkembangan intelektual (kognitif)………………..10

B. Karakteristik perkembangan emosi………………………………...11

C. Karakteristik perkembangan sosial……………………...…………12

D. Karakteristik perkembangan moral………………………………...13

E. Karakteristik perkembangan kepribadian…………………………14

F. Upaya guru dalam membentuk karakter siswa di SMKN 4

Banjarmasin………………………………………………………..15

G. Faktor mempengaruhi perkembangan karakter peserta didik……...17

BAB III : PENUTUP……………………………………………………….19

LAMPIRAN………………………………………………………………..20
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya anak-anak di Indonesia diwajibkan menjalani pendidikan

formal wajib selama 9 tahun, dengan jenjang sekolah dasar selama 6 tahun

dan jenjang sekolah menengah pertama selama 3 tahun. Namun sebelum

memasuki tingkat SD dan SMP diawali dengan pendidikan tingkat TK dan

bahkan sekarang ini telah bermunculan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),

kemudian setelah menyelesaikan pendidikan tingkat SMP masih ada jenjang

SMA dan Perguruan tinggi.

Tentunya terdapat bermacam-macam karakter anak atau peserta didik

yang bisa dikelompokkan berdasarkan tingkatan pendidikan tersebut.Antara

anak TK dengan anak SD pasti mempunyai karakter dan tingkat kecerdasan

yang berbeda-beda, begitu pula dengan anak SMP, SMA, maupun Perguruan

tinggi.

Sebagai mahasiswa FKIP yang diharapkan akan menjadi guru atau

pendidik yang berkarakter kuat dan cerdas, dituntut untuk memahami

berbagai karakter peserta didik yang bermacam-macam tersebut. Oleh karena

itu, untuk mengetahui dan memahami karakter peserta didik di berbagai

tingkatan pendidikan kami melakukan observasi, salah satunya di SMP

Negeri 01 Colomadu..

B. Rumusan Masalah
Dari pelaksanaan observasi ini penulis menyimpulkan masalah ke dalam

beberapa pertanyaan pokok yaitu:

1. Bagaimana karakteristik perkembangan fisik, intelektual (kognitif),

emosi, sosial, moral kepribadian peserta didik, pada jenjang SMK ?

2. Bagaimana upaya guru dalam membentuk karakter siswa di SMKN 4

Banjarmasin?

3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter

peserta didik?

4. Bagaimana langkah yang akan diambil guru dalam menangani

permasalahan ?

C. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan observasi perkembangan peserta didik di tingkat

SMP ( sekolah Menengah Pertama) yaitu:

1. Mengetahui karakteristik peserta didik pada SMKN 4 Banjarmasin

2. Mengetahui perkembangan fisik, intelektual (kognitif), emosi, sosial,

moral kepribadian peserta didik di SMKN 4 Banjarmasin

3. Mengetahui upaya guru dalam membentuk karakter siswa di SMKN

4 Banjarmasin

4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

karakter peserta didik.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Karakteristik perkembangan intelektual (kognitif).

Intelektual merupakan suatu kecerdasan yang dimilki seorang individu

yang dapat dikembangkan melalui proses belajar. Intelektual yang dimiliki oleh

seorang anak akan cenderung terlihat dari tingkah lakunya sehari-hari. Semakin

tinggi tingkat intelektualitasnya maka tingkah laku yang dihasilkannya pun

sangat berkualitas.

Di SMKN 4 Banjarmasin Colomadu lebih banyak anak yang lebih

berprestasi dibidang non-akademik dibandingkan dengan bidang akademik

namun indeks prestasi dibidang akademikpun mengalami banyak peningkatan.

Rata-rata siswa banyak yang lulus 100%.

Dari bidang non-akademik biasanya lebih cenderung ke bidang olahraga.

Dan kebanyakan anak yang berprestasi di bidang non-akademik tersebut tidak

mempunyai prestasi dibidang akademik sehingga ada beberapa guru yang

cenderung mempertahankan siswa tersebut agar tetap mendapat nilai yang

baik.

Di bidang akademik anak sangat keberatan dengan di berlakukannya

sistem KKN (Kriteria Ketuntasan Nilai). Sehingga banyak anak yang mengeluh

karena kapasitas kecerdasannya tidak bisa melampaui KKN. Hal itu menjadi

masalah besar bagi semua guru karena anak tidak semuanya mempunyai

tingkat kecerdasan yang sama dan di atas rata-rata.

B. Karakteristik perkembangan emosi.

Emosi memiliki peran penting terhadap perkembangan anak. Anak

memiliki kebutuhan emosional yang harus dipenuhi yaitu antara lain dicintai,
dihargai, merasa aman, merasa kompeten dan mengoptimalkan kompetensi.

Hal ini tak terkecuali dengan siswa-siswi SMKN 4 Banjarmasin. Apabila

kebutuhan emosional terpenuhi maka terdapat emosi yang sehat dan stabil.

Sehingga siswa-siswi dapat menikmati dan menembangkan kehidupan

sosialnya secara sehat begitu pula sebaliknya jika kebutuhan emosional tidak

terpenuhi maka kehidupan sosialnya tidak berjalan secara sehat dan stabil.

Emosi siswa-siswi di SMKN 4 Banjarmasin cenderung bersikap pemurung

diisebabkan perubahan biologis dalam hubungannya dengan kematangan

seksual dan sebagian lagi mereka kebingungan menghadapi orang dewasa.

Adakalanya juga bersifat kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa

percaya diri atau bisa disebut dengan gengsi. Siswa-siswi SMKN 4

Banjarmasin sering mengalami ketidakstabilan emosi karena measa kelelahan,

merasa bekerja terlalu keras, makan tidak tepat atau bahkan tidur yang tidak

cukup. Selalu bersikap cenderung membenarkan pendapatnya sendiri. Dan

bahkan sering terpancing oleh omongan teman-temannya.

C. Karakteristik perkembangan sosial.

Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan peserta didik SMKN 4

Banjarmasin, mulai memperhatikan beberapa nilai dan norma pergaulan yang

berbeda dengan norma yang berlaku pada keluarganya. Pergaulan tersebut

banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok, baik kelompok kecil maupun

kelompok besar. Pengelompokan tersebut tergantung dengan pertimbangan

seperti moral, minat, ekonomi, dan kesamaan bakat dengan kemampuan.

Dengan adanya sikap yang saling berkelompok tersebut terkadang banyak


memberikan dampak yang tidak baik bagi anak SMKN 4 Banjarmasin yang

mana banyak anak yang merasa tersingkirkan dan merasa terasingkan.

Sehingga anak banyak mengalami gangguan psikologis yang dapat

menghambat proses pembelajaran dan pengajaran di sekolah. selain itu juga

pengelompokan teman yang salah akan membawa dampak yang buruk dengan

anggota anak yang lainnya.

D. Karakteristik perkembangan moral.

Perkembangan moral yang terdapat dalan siswa-siswi SMKN 4

Banjarmasin belum menunjukkan adanya kestabilan moral yang terdapat pada

siswa-siswinya. Anak yang berumur 16-18 tahun merupakan anak yang

mempunyai sikap yang labil sehingga tidak tetap dalam perubahan

kehidupannya. anak pada usia ini selalu mencari tempat yang menurutnya

nyaman dan apabila telah mengalami kebosanan ia akan pindah mencari yang

lebih nyaman lagi.

Pada anak kelas 10 SMKN 4 Banjarmasin merupakan anak yang masih

terlihat polos, manja dan masih penurut karena masih dalam masa peralihan

dari anak SMP ke tingkat SMA dan juga masih merasa bahwa mereka masih

dalam kasta yang bawah. Oleh sebab itu pada anak kelas 10 sering terjadi suatu

penyimpangan moral.

Sedangkan anak kelas 11 SMKN 4 Baanjarmasin sering sekali melakukan

penyimpangan moral hal ini karena ia sudah merasa berkuasa karena telah

memiliki adik kelas. Kelas 11 sering sekali menindas anak kelas 10 dengan
cara mengompas, mengejek, berkelahi, mengancam dan lain-lain. Masa-masa

kelas 11 SMK merupakan masa anak yang paling banyak melakukan masalah

di bandingkan dengan yang lainnya. Sedangkan untuk siswa-siswi kelas 12

sudah mempunyai sifat yang baik karena mereka lebih memikirkan

kelulusannya agar bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

E. Karakteristik perkembangan kepribadian.

Kepribadaian adalah keseluruhan pola tingkah laku, sifat, kebisaan,

kecakapan, bentuk tubuh, seta unsur-unsur psiko-fisik lainnya. Setiap anak

mempunyai perbedaan kepribadian. Pada masa SMK anak cenderung tidak

mau diatur. Anak ini ingin bebas melakukan sesuata sesuai dengan yang

dikehendakinya.

Yang membentuk kepribadian seorang anak yaitu ada 3 faktor yang

meliputi :

1. Faktor Biologis

Yang berhubungan dengan keadaan jasmaniyang meliputikeadaan

pencernaan, pernapasan, peredaran darah, kelenjar urat syaraf dan lain-

lain.
2. Faktor Sosial

Yaitu masyarakat sekitar baik individu, adat-istiadat, peraturan-

peraturan, bahasa dan lainnya.

3. Faktor Kebudayaan

Kebudayaan tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat dan

tentunya kebudayaan tiap daerah berbeda-beda. Maka dari itu masing-

masing anak mempunyai kepribadian yang berbeda sesuai dengan

tempat dimana anak dibesarkan.

Dari faktor-faktor di ataslah yang menyebabkan siswa-siswi SMKN 4

Banjarmasin mempunyai banyak perbedaan kepribadiaan. Ada anak yang

sangat nakal yang dikarenakan kurangnya kasih sayang dari orang tua dan

merupakan keluarga yang broken home. Kemudian ada anak yang mempunyai

kepribadian menyimpang seperti sering berkelahi karena dia berasal dari

tempat tinggal yang daerahnya merupakan tempat berkumpulnya orang-orang

preman dan lain-lain.

Ada juga anak yang mempunyai kepribadian yang baik hal itu di sebabkan

ia dibesarkan di lingkungan yang baik, penuh dengan rasa cinta dan kasih

sayang, mempunyai teman yang baik (tidak salah memilih teman) dan lain-lain.

F. Upaya guru dalam membentuk karakter siswa di SMKN 4 Banjarmasin

Peserta didik di SMK tersebut diharapkan mempunyai karakter yang kuat.

Karakter kuat yang dimaksud di sini adalah karakter yang mencerminkan

bagaimana tingkah laku para siswanya dalam kehidupan sehari-hari,

bagaimana sikap sopan-santunnya, bagaimana cara sisiwa untuk menyelesaikan


suatu permasalahan, dan sebagainya. Berdasarkan pengamatan yang telah kami

lakukan, dapat kami simpulkan bahwa sebenarnya siswa-siswa di SMK 4

Banjarmasin dapat dikatakan sudah mempunyai karakter yang baik. Karakter

siswa yang terbentuk di SMKN 4 Banjarmasin ini tercipta karena berbagai

upaya yang telah dilakukan semua pihak sekolah, mulai dari guru, petugas

sekolah, dan juga kerja sama dari siswa sendiri. Upaya itu dilakukan melalui

penanaman sikap yang gencar dilakukan oleh para guru, di antaranya :

1. Setiap pagi sebelum masuk sekolah para guru telah bersiap-siap

berdiri di depan gerbang sekolah untuk menyambut kedatangan siswa

maupun guru. Hal ini mencerminkan bahwa guru berusaha

menciptakan kerukunan dan kebersamaan di antara warga sekolah.

2. Pembiasaan dalam membuang sampah pada tempatnya. Hal ini

didukung dengan disediakannya dua jenis tempat sampah yang

berbeda, yaitu sampah organik dan anorganik. Dalam hal ini

diterapkan prinsip kedisiplinan dan kebersihan.

3. Pembiasaan ketepatan dalam jadwal masuk kelas maupun keluar

kelas. Saat dilakukan pengamatan, kami dapati bahwa sebagian besar

siswa langsung masuk kelas begitu bel masuk dibunyikan, demikian

juga saat bel istirahat dibunyikan, semua siswa langsung berhamburan

keluar dan mencuci tangan sebelum menuju kantin untuk makan.

Selain kedisiplinan ternyata juga diterapkan aspek kesehatan.

4. Pada saat jam kosong, siswa boleh keluar tapi hanya ke perpustakaan.

Saat di perpustakaan siswa juga harus didampingi oleh guru pengawas


atau guru mata pelajaran. Upaya ini dilakukan agar siswa benar-benar

menggunakan fasilitas perpustakaan dengan semestinya.

5. Tersedianya lokasi hotspot di perpustakaan dikhawatirkan akan

disalahgunakan oleh siswanya, maka pihak sekolah sudah melakukan

upaya pencegahan, yaitu dengan memblokir situs-situs yang dapat

merusak moral siswanya. Dengan demikian setidaknya fasilitas yang

disedikan sekolah tidak menjadi sumber perusak moral.

6. Melaarang siswa-siswi membawa telepon genggam.

7. Mengadakan denda apabila terjadi suatu permasalahan seperti tidak

piket, mengejek teman, memakai baju tidak rapi dan tidak sesuai

dengan peraturan dan lain-lain.

8. Melakukan home visit jika anak sudah tida bisa diberi teguran dan

diperingati. Dan melakukan DO (Drop Out) jika anak sudah

melakukan kesalahan yang besar.

9. Dan lain-lain.

Dari upaya-upaya yang telah dilakukan di atas, cukup menunjang untuk

pembentukan karakteristik siswa yang menuju ke arah positif.

G. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter peserta

didik.

1. Faktor Intelegensi

Intelegensi merupakan faktor yang terpenting. Kecerdasan yang tinggi

disertai oleh perkembangan yang cepat, sebaliknya jika kecerdasan rendah,

maka anak akan terbelakang dalam pertumbuhan dan perkembangan.


Berdasarkan observasi, tingkat intelegensi dapat dilihat dari kreatifitas

siswa.

2. Faktor Bakat

Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan

atau keterampilan yang bersifat umum.Bakat sendiri dipengaruhi oleh diri

anak dan lingkungan.Misalnya, bakat intelektual umum, bakat akademis

khusus, bakat dalam bidang seni, bakat dalam bidang olahraga, dsb.Di

sekolah yang kami amati tersebut bakat juga mempengaruhi karakteristik

siswanya, hal ini ditunjukkan dengan adanya pengarahan yang benar

terhadap bakat masing-masing siswa sehingga menghasilkan prestasi-

prestasi yang baik, di antaranya prestasi bidang olahraga, pramuka, bahasa

inggris dan MIPA. Dengan pengarahan bakat tersebut siswa mampu

berkembang dengan karakter masing- masing dan potensi yang

dimilikinya.

3. Faktor sosial-ekonomi

Contoh faktor sosial jika anak yang hidup ditengah-tengah masyarakat

yang sebagian besar anaknya putus sekolah akan cenderung tidak memiliki

semangat sekolah. contoh faktor ekonomi adalah ketika banyak anak

berkemampuan intelektual tinggi tetapi tidak dapat menikmati pendidikan

yang baik karena keterbatasan kemampuan ekonomi orang tuanya.Namun

dalam pengamatan yang kami lakukan, kami tidak bisa memberi contoh

realita bagaimana social ekonomi mempengaruhi karakteristik peserta

didik, karena terbatasnya waktu pada observasi dan terbatasnya perijinan

dari pihak sekolah.


4. Faktor pandangan hidup

Jika seorang anak yang mempunyai cita-cita yang tinggi, maka untuk

meraih cita-citanya cara pemikiran anak  lebih perpandangan maju untuk

meraih cita-citanya. Hal tersebut memaksa si anak untuk menempuh

pendidikan yang sesuai dengan cita-citanya.Namun dalam pengamatan

yang kami lakukan, kami tidak bisa memberi contoh realita bagaimana

social ekonomi mempengaruhi karakteristik peserta didik, karena

terbatasnya waktu pada observasi dan terbatasnya perijinan dari pihak

sekolah.Tapi menurut kami, mereka belum memiliki pandangan hidup,

karena sikap kematangan mereka belum berkembang.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil observasi yang telah kami lakukan di SMP Negeri 01

Colomadu didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

Pada umumnya, karakteristik peserta didik pada tingkat SMP masih

belum terbentuk, karena pikiran yang masih labil. 

Tingkat intelegensi siswa di SMKN 4 Banjarmasin cukup baik dari segi

akademik dan non-akademik. Dari segi moral anak cenderung sering

melakukan penyimpangan, dari segi kepribadian anak mempunyai

kepribadian yang berbeda-beda dan lain-lain.

Berbagai upaya yang dilakukan pihak sekolah telah mampu mendukung

pembentukan karakteristik siswa SMKN 4 Banjarmasin, seperti membiasakan

berjabat tangan dengan guru, mencuci tangan sebelum makan pada saat

istirahat, dating tapat waktu, dll.


Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter peserta didik

1. Faktor Intelegensi.

2. Faktor Bakat.

3. Faktor Sosial Ekonomi.

4. Faktor Pandangan Hidup.

B. Saran

Kita ketahui bahwa perkembangan seorang anak tidak hanya terjadi

di keluarga dan lingkungan sekitar, tetapi instansi sekolah sangat berperan

terhadap perkembangan seorang anak.

Maka dari itu sekolah tidak hanya memberi pelajaran berupa materi

pembelajaran tetapi jug berperan dalam mengembangkan karakter

kepribadian agar dapat tumbuh sesuai yang diharapkan dalam lingkungan

masyarakat.

Sebagai sekolah yang turut berperan aktif dan ikut andil dalam

perkembangan peserta didik. SMKN 4 Banjarmasin harus memberikan

perhatian yang ekstra, tidak hanya guru Bimbingan konseling (BK), karena

jumlah guru BK jumlahnya sangat minim sehingga guru BK tidak bisa

mengawasi peserta didik secara global, perlu adanya peran dari guru-guru lain

untuk bekerja sama dalam membangun perkembangan peserta didik.

Kita sebagai mahasiswa calon guru yang telah melakukan observasi,

kita harus bisa mempersiapkan diri menjadi tenaga pengajar dan pendidik

yang dapat memberikan konstribusi yang berkualitas mengenai


perkembangan peserta didik kita nantinya. Agar peserta didik kita dapat

tumbuh dan berkembang dengan baik dan lancar hingga akhirnya menjadi

sumber daya manusia yang berkualitas dan berguna bagi bangsa dan negara.

LAMPIRAN

a. Data Narasumber I

Nama : Sulastri,S.Pd

NIP : 196308141987032010

Jabatan : Guru Bimbingan Konseling

b. Data Narasumber Lainnya

 Nama : Siti Halimatus’sadiyah

Tempat Lahir : Pulang Pisau

Kelas : 12a Kecantikan


GAMBAR DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai