Anda di halaman 1dari 14

PENUNJANG ANEMIA

OLEH

KELOMPOK : VI
ADI WAHYU PRAYOGA
ASNI
DINA MARIANA
ENDANG STAURINA
HARLINDA
KELZI ODE MA’RUF
RAHMA WATI
SARTIKA
WA ODE RIRI HASRIAN

PROGRAM STUDI D-IVANALIS KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANADALA WALUYA
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha

Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kamiselesaikan.

Dalam makalah ini kami membahas “PENUNJANG ANEMIA”.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperoleh pengetahuan dan pemahaman

tentang pengertian anemia, danpemeriksaan anemia yang merupakan suatu

pengetahuan yang perlu diketahui baik sebagai mahasiswa jurusan teknologi

laboratorium medic pada umumnya.

Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan

bimbingan dan saran dari berbagai pihak untuk itu rasa terima kasih yang kami

sampaikan kepada Bapak Tri Ade Saputro,S.Tr.Ak,MImun selaku dosen

matakuliah “kimiaklinik 1” serta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak

memberikan masukan untuk makalah ini.

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat,

Kendari, 10 Oktober2019

Penulis

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kimia klinik adalah ilmu yang mempelajari teknik terhadap darah,

urin, sputum (ludah, dahak), cairan otak, ginjal, sekret-sekret yang

dikeluarkan. Pemeriksaan laboratorium yang berdasarkan pada reaksi

kimia dapat digunakan darah, urin atau cairan tubuh lain. Terdapat banyak

Pemeriksaan kimia darah di dalam laboratorium klinik antara lain uji

fungsi hati, otot jantung ginjal, lemak darah, fungsi pankreas, elektroit dan

dapat pula dipakai beberapa uji kimia yang digunakan untuk membantu

menegakkan diagnosis anemia.

Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang

sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya,

organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen, sehingga membuat penderita

anemia pucat dan mudah lelah. Anemia dapat terjadi sementara atau dalam

jangka panjang, dengan tingkat keparahan yang bisa ringan sampai berat.

Anemia terjadi ketika kadar hemoglobin (bagian utama dari sel darah

merah yang mengikat oksigen) berada di bawah normal.Orang dewasa

dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya di bawah 14 gram

per desiliter untuk laki-laki, dan di bawah 12 gram per desiliter untuk

wanita.

Untuk mengatasi anemia tergantung kepada penyebab yang

mendasarinya, mulai dari konsumsi suplemen zat besi, transfusi darah,

2
sampai operasi. Berdasarkan standar kompetensi dokter indonesia yang

dibuat oleh devisi standar pendidikan kolegium dokter indonesia dokter

umum di harapkan dapat menegakkan diagnosis anemia.anemia bukanlah

suatu kesatuan penyakit tersendiri,tetapi merupakan gejala dari berbagai

macam penyakit dasar.

B. Tujuan

Tujuan dari makalah ini dalah sebagai berikut:

a. mampu mengetahui pengertian anemia.

b. mampu menyebutkan penyebab anemia.

c.  mampu mengetahui diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul pada

pasien anemia.

d.   mampu memahami penatalaksanaan pada pasien dengan anemia.

e.   menambah wawasan mengenai anemia

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anemia

        Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel

darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel

darah merah berada di bawah normal. Anemia adalah berkurangnya hingga

dibawah nilai normal eritrosit, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red

blood cell (hematokrit) per 100 ml darah.

B. Klasifikasi

1. Anemia mikrositik hipokrom

a. Anemia defisiensi besi

Untuk membuat sel darah merah diperlukan zat besi (Fe).

Kebutuhan Fe sekitar 20 mg/hari, dan hanya kira-kira 2 mg yang diserap.

Jumlah total Fe dalam tubuh berkisar 2-4mg, kira-kira 50 mg/kg BB pada

pria dan 35 mg/kg BB pada wanita. Anemia ini umumnya disebabkan

oleh perdarahan kronik. Di Indonesia banyak disebabkan oleh infestasi

cacing tambang (ankilostomiasis), inipun tidak akan menyebabkan

anemia bila tidak disertai malnutrisi. Anemia jenis ini dapat pula

disebabkan karena :

         Diet yang tidak mencukupi

4
         Absorpsi yang menurun

          Kebutuhan yang meningkat pada wanita hamil dan menyusui

          Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah

         Hemoglobinuria

         Penyimpanan besi yang berkurang, seperti pada hemosiderosis paru.

 b. Anemia penyakit kronik

Anemia ini dikenal pula dengan nama sideropenic anemia with

reticuloendothelial siderosis. Penyakit ini banyak dihubungkan dengan

berbagai penyakit infeksi seperti infeksi ginjal, paru ( abses, empiema,

dll)

2. Anemia makrositik

a. Anemia Pernisiosa

Anemia yang terjadi karena kekurangan vitamin B12 akibat faktor

intrinsik karena gangguan absorsi yang merupakan penyakit herediter

autoimun maupun faktor ekstrinsik karena kekurangan asupan vitamin

B12.

 b. Anemia defisiensi asam folat

Anemia ini umumnya berhubungan dengan malnutrisi, namun

penurunan absorpsi asam folat jarang ditemukan karena absorpsi terjadi

di seluruh saluran cerna. Asam folat terdapat dalam daging, susu, dan

daun – daun yang hijau.

5
3. Anemia karena perdarahan

 a. Perdarahan akut

Mungkin timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak,

sedangkan penurunan kadar Hb baru terjadi beberapa hari kemudian.

b. Perdarahan kronik

Pengeluaran darah biasanya sedikit – sedikit sehingga tidak

diketahui pasien. Penyebab yang sering antara lain ulkus peptikum,

menometroragi, perdarahan saluran cerna, dan epistaksis.

4. Anemia hemolitik

Pada anemia hemolitik terjadi penurunan usia sel darah merah

( normal 120 hari ), baik sementara atau terus menerus. Anemia ini

disebabkan karena kelainan membran, kelainan glikolisis, kelainan enzim,

ganguan sistem imun, infeksi, hipersplenisme, dan luka bakar. Biasanya

pasien ikterus dan splenomegali.

5. Anemia aplastik

 Terjadi karena ketidaksanggupan sumsum tulang untuk membentuk

sel-sel darah. Penyebabnya bisa kongenital, idiopatik, kemoterapi,

radioterapi, toksin, dll.

6
C. Pemeriksaan anemia

Adapun pemeriksaan anemia meliputi pemeriksaan sebagai berikut

a. Praanalitik

Praanalitka dalah segalas esuatu yang menyangkut tentang

pengambilan, persiapan, penyimpanan, dan pengiriman sampel.

1. Persiapan Pasien : tidak ada persipan khusus

2. Persiapan sampel : sampel darah dapat diperoleh melalui vena punksi,

anti koagulan yang dipakai adalah ETDA dengan

perbandingan 1:1

3. Alat : botol penampung darah, tabung reaksi, HB meter,

rak tabung,

4. Bahan : plasma (wholr blood dengan anti koagulan ETDA)

5. Prinsip : hemoglobin darah diubah menjadi

siamethemoglobin dalam larutan yang berisi kerimferri sianida dan

kalium sianida. Absorbansi larutan diukur pada panjang

gelombombang 540nm atau filter hijau. Larutan drapkin yang dipakai

pada cara ini mengubah hemoglobin aksi hemoglobin dan karboksil

hemoglobin menjadi siamenthemoglobin. Sulfhe hemoglobin tidak

berubah dan karena itu tidak di ukur .

7
b. Analitik

Cara kerja :

a. Kedalam tabung kolomeri dimasukan 0,5 ml larutan drapkin

b. Dengan mikropipet diambil 20ul darah ETDA kedalam tabung

kolorimetri

c. Campuran isi tabung dengan membalikannya beberapa kali.

Tindakan ini juga akan mentelenggarakan perubahan hemoglobin

akan menjadi sianmenthemoglobin

d. Bacalah dalam hb meter, sebagai blanko digunakan larutan drapkin

c. PascaAnalitik

normal :

1. Lakilaki : 14 - 16 gr/dl

2. Perempuan : 12-16 gr/dl

Penurunan :

1. Anemia

2. Pascaperdarahan

Peningkatan :

1. Dehidrasi

2. Polisithemia

8
D. Pencegahan Anemia

               Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat

membantu menghindari anemia kekurangan zat besi dan anemia kekurangan

vitamin dengan makan yang sehat, variasi makanan, termasuk:

1. Besi. Sumber terbaik zat besi adalah daging sapi dan daging lainnya.

Makanan lain yang kaya zat besi, termasuk kacang-kacangan, lentil, sereal

kaya zat besi, sayuran berdaun hijau tua, buah kering, selai kacang dan

kacang-kacangan.

2. Folat. Gizi ini, dan bentuk sintetik, asam folat, dapat ditemukan di jus

jeruk dan buah-buahan, pisang, sayuran berdaun hijau tua, kacang polong

dan dibentengi roti, sereal dan pasta.

3. Vitamin B-12. Vitamin ini banyak dalam daging dan produk susu.

4. Vitamin C. Makanan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, melon

dan beri, membantu meningkatkan penyerapan zat besi.

            Makan banyak makanan yang mengandung zat besi sangat penting bagi

orang-orang yang memiliki kebutuhan besi yang tinggi, seperti anak-anak -

besi yang diperlukan selama ledakan pertumbuhan - dan perempuan hamil dan

menstruasi.

9
E. Penanggulangan Anemia

 Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi antara

lain :

1.   Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi

yang cukup secara rutin pada usia remaja.

2.  Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan,

unggas, makanan laut disertai minum sari buah yang mengandung vitamin

C (asam askorbat) untuk meningkatkan absorbsi besi dan menghindari atau

mengurangi minum kopi, teh, teh es, minuman ringan yang mengandung

karbonat dan minum susu pada saat makan.

3.  Suplementasi besi. Merupakan cara untuk menanggulangi ADB di daerah

dengan prevalensi tinggi. Pemberian suplementasi besi pada remaja dosis 1

mg/KgBB/hari.

4. Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak diberi

bersama susu, kopi, teh, minuman ringan yang mengandung karbonat,

multivitamin yang mengandung phosphate dan kalsium.

5.Skrining anemia. Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit masih merupakan

pilihan untuk skrining anemia defisiensi besi.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Anemia sering di jumpai di masyarakat dan mudah di kenali (di

diagnosa ). Tanda dan gejalanya beragam, seperti pucat, lemah, maul,dll.

Pendiagnosaan anemia dapat di tunjang dengan pemeriksaan laborat yakni

adanya penurunan kadar Hb.

B. Saran

Sebagai perawat kita harus mampu mengenali tanda – tanda anemia dan

memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia secara benar.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/5842051/kimia_klinik. Diakses12 oktober 2019

https://www.bumrungrad.com/indonesia-healthpoint/august-2017/anemia-

hilangnya-sel-darah-merah. Diakses 12 oktober 2019

https://www.acedemia.edu/27782640/laporan-pendahuluan-anemia.Diakses 12

oktober2019Diakses 12 oktober 2019

https://www.alomedika.com/penyakit/hematologi/anemia-defisiensi-

besi/diagnosis.

https://id.scribd.com/doc/241232726/proses-pra-analitik.Diakses 12 oktober

2019

12
13

Anda mungkin juga menyukai