Anda di halaman 1dari 6

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

deskriptif, yang bertujuan untuk memperoleh gambaran kadar albumin

serum pada vegetarian vegan di Ashram Sri Sri Jagannath Gaurangga

Denpasar.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan pada komunitas vegetarian

vegan di Ashram Sri Sri Jagannath Gaurangga Denpasar, yang terletak

di Jalan Tukad Balian No. 108, Sidakarya, Renon, Kecamatan

Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Pemeriksaan sampel dilakukan di

Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Dharma Yadnya

pada bulan Desember 2019.


3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh anggota dari

komunitas vegetarian vegan di Ashram Sri Sri Jagannath Gaurangga

Denpasar.
3.3.2 Sampel penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20% dari

jumlah populasi. Hal tersebut didasarkan atas pernyataan Arikunto

(2013), yang menyatakan bahwa “Jika jumlah populasi kurang dari

100 lebih baik diambil semua sebagai sampel. Sedangkan jika jumlah

populasi lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% dari

jumlah populasi yang ada”. Berdasarkan hal tersebut maka jumlah

sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 20% dari 150 populasi

ANALIS KESEHATAN – WIKA BALI


31

yaitu sebanyak 30 sampel. Namun, apabila jumlah sampel yang

memenuhi kriteria inklusi lebih besar dari kriteria yang telah

ditentukan maka akan diambil dengan menggunakan sistem acak

melalui undian.
3.3.3 Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini

yaitu menggunakan teknik purposive sampling, dimana jumlah sampel

pada penelitian ini merupakan bagian dari populasi yang memenuhi

kriteria inklusi dan tidak termasuk kedalam kriteria eksklusi (Suryono,

2011). Adapun kriteria sampel yaitu sebagai berikut :


A. Kriteria inklusi
1) Responden telah melakukan pola makan vegetarian vegan

minimal selama 1 tahun.


2) Responden adalah laki-laki maupun perempuan yang berusia

30-70 tahun.
B. Kriteria eksklusi
1) Responden tidak bersedia diteliti
2) Responden memiliki riwayat hipoalbuminemia dan anemia

defisiensi besi.
3) Responden mengonsumsi obat-obatan seperti insulin, steroid

anabolik, dan somatotropin (hormon pertumbuhan) contohnya,

stanozolol, deca-durabolin, clenbuterol, dan zeranol.


3.4 Alat dan Bahan
3.4.1 Alat penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu holder,

tourniquet, tabung reaksi, mikropipet 10µl dan 1000µl, cool box,

centrifuge, Spektrofotometer, dan jas laboratorium.


3.4.2 Bahan penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reagen

pemeriksaan albumin merek Erba, serum, jarum vacutainer, kapas

ANALIS KESEHATAN – WIKA BALI


32

alcohol 70%, plaster, tabung tanpa antikoagulan (tabung tutup merah),

label, white tip dan blue tip, ice pack, masker, dan handscoon.
3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Penyebaran kuisioner
Kuisioner diberikan kepada responden yang merupakan anggota

dari komunitas vegetarian vegan Ashram Sri Sri Jagannath Gaurangga

di Kota Denpasar. Tujuan dari diberikannya kuisioner kepada

responden adalah untuk mempermudah penelitian dalam menentukan

sampel penelitian. Khususnya untuk mengetahui pola hidup yang

dijalani oleh komunitas vegetarian vegan yang berpengaruh pada

kadar albumin. Responden yang akan digunakan sebagai sampel

sesuai dengan kriteria sampel inklusi.

3.5.2 Tahap pemeriksaan


A. Tahap pra analitik
a. Pengambilan sampel
1. Digunakan alat pelindung diri (APD) berupa masker, jas

laboratorium, kaus kaki, dan sepatu tertutup.


2. Dicuci tangan dengan menggunakan sabun dan dibawah air

mengalir.
3. Digunakan alat pelindung diri (APD) berupa handscoon.
4. Peneliti memberi salam terlebih dahulu kepada responden.
5. Peneliti melakukan interaksi dengan responden untuk memastikan

kembali identitas responden seperti nama, usia, dan alamat

responden, serta menjelaskan tindakan yang akan dilakukan oleh

peneliti terhadap responden.


6. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pengambilan

darah vena.

ANALIS KESEHATAN – WIKA BALI


33

7. Dipasang tourniquet 3-4 cm diatas lipatan siku, pemasangan

tourniquet tidak boleh lebih dari 1 menit.


8. Dilakukan palpasi pada vena, pilih vena yang besar dan tidak

mudah bergerak (diutamakan vena mediana cubiti pada bagian

tengah).
9. Didesinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol 70%

dengan gerakan memutar dari bagian dalam keluar dan dibiarkan

hingga kering.
10. Dilakukan penusukan pada vena dengan posisi lubang jarum

menghadap keatas dengan sudut 30-45°.


11. Jika darah sudah terlihat memasuki jarum, tabung dimasukkan ke

dalam holder dan didorong sehingga posterior jarum menancap

pada tabung.
12. Direnggangkan tourniquet setelah darah mengalir dan mengisi

tabung hingga batas volume yang telah ditentukan.


13. Dilepaskan tabung dari jarum dan dihomogenkan sebanyak 5-6

kali.
14. Diletakkan kapas di atas jarum dan ditekan sedikit dengan jari kiri,

kemudian jarum ditarik secara perlahan lalu diberi plaster pada

bekas penusukan.
15. Diberikan label pada tabung sesuai dengan identitas responden.
16. Peneliti mengucapkan salam atau terimakasih kepada responden.
17. Dibawa sampel darah tersebut ke laboratorium menggunakan cool

box pada suhu 2-8°C untuk diperiksa kadar albuminnya.


b. Pembuatan serum
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dicentifuge sampel darah dengan kecepatan kecepatan 3.000 rpm

selama 10-15 menit.


B. Tahap analitik
a. Metode pemeriksaan
Metode yang digunakan pada pemeriksaan ini yaitu metode

BGC (Brom Cresol Green).


b. Prinsip pemeriksaan
ANALIS KESEHATAN – WIKA BALI
34

BCG (Brom Cresol Green) merupakan suatu indikator yang

memiliki rumus kimia C21H14Br4O5S (3,31.5,51-tetrabromo-m-cresol

sulfophatelin) dengan pH asam (4.0-5.6). Prinsip metode ini adalah

pengikatan albumin oleh BCG pada pH 4.2 (asam) yang akan merubah

warna indikator dari kuning-hijau menjadi warna biru kehijauan.

Albumin memiliki kemampuan untuk mengikat berbagai anion organik

dengan adanya gaya elektrostatik, termasuk molekul dye yang

kompleks sehingga akan membentuk kompleks albumin-dye. Albumin

yang terkandung pada sampel akan berikatan dengan zat warna BCG

dalam media buffered untuk membentuk kompleks berwarna hijau.

Intensitas warna yang terbentuk berbanding lurus dengan jumlah

albumin yang ada dalam sampel. Prinsip penentuan kadar dari metode

ini yaitu jumlah cahaya yang diarbsorbsi larutan sebanding dengan

konsentrasi zat dalam larutan, sesuai dengan Hukum Lambert Beer

yang menyatakan bahwa serapan akan berbanding lurus dengan

konsentrasi dan juga ketebalan sel. Intensitas warna yang terbentuk


pH 4.2
sebanding dengan kadar albumin yang terdapat di dalam sampel yang

dibaca menggunakan fotometer pada panjang gelombang 546 nm.

Albumin + BCG Kompleks Hijau Biru

c. Prosedur pengoperasian alat


1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Disiapkan 3 bauh tabung yaitu, tabung blank, tabung standart, dan

tabung sampel.
3. Tabung blank berisi 1000µl reagen dan 10µl aquadest.
4. Tabung standart berisi 1000µl reagen dan 10µl standart.
5. Tabung sampel berisi 1000µl dan reagen 10µl sampel (serum).

ANALIS KESEHATAN – WIKA BALI


35

6. Isi dari tabung tersebut kemudian dicampur dan diinkubasi selama

5 menit pada suhu 20-25°C.


7. Kemudian dilakukan pembacaan pada alat spektrofotometer

dengan panjang gelombang 546 nm.


C. Tahap post analitik
a. Dilakukan pelaporan terhadap hasil kadar albumin pada seluruh

sampel. Kadar albumin seseorang dikatakan normal apabila hasil

pemeriksaannya yaitu 3,5-5,0 g/dL.


b. Dilakukan analisa data terhadap hasil pemeriksaan kadar albumin

serum.
3.6 Analisis Data
Data disajikan dalam bentuk tabel yang berisi data sesuai

kebutuhan analisis.

ANALIS KESEHATAN – WIKA BALI

Anda mungkin juga menyukai