Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 2

1. SINTIA OLTAVIA SUKMAWATI (210104081)


2. AYU SAFITRI (210104089)
3. NURUL WIDIAWATI (210104094)

Studi Kasus

Sungai merupakan salah satu ekosistem perairan tawar yang terdapat


hampir di seluruh belahan dunia. Sungai memiliki banyak manfaat seperti sumber
irigasi, bahan baku air minum, saluran pembuangan, sumber keanekaragaman
hayati, bahkan sebagai objek wisata. Namun diketahui sungai-sungai yang ada di
Lombok umumnya telah mengalami pencemaran. Founder Ecological
Observation dan Wetlands Conservation (Ecoton) menyatakan, beberapa sungai
seperti Sungai Jangkok yang membelah Udayana dan Ampenan, Sungai
Meninting Lombok Barat, Sungai Belimbing Lombok Timur, dan Sungai Tebelo
Lombok Tengah berpotensi mengalami pencemaran berat (Lombok Post, 2023).
Polutan utama yang teridentifikasi ialah mikroplastik yang berasal dari produk
kemasan sekali pakai. Untuk itu pemerintah perlu menyediakan fasilitas yang
memadai, regulasi yang baik dan meningkatkan kesaadaran lingkungan
masyarakat. Pemerintah juga telah membuat program restorasi sungai dengan
melibatkan berbagai stakeholder dan instansi terkait (Sumber: Gatra, 2019).
Berdasarkan informasi di atas:

1. Identifikasilah masalah utama yang terdapat pada wacana diatas


2. Identifikasilah faktor-faktor biotik dan abiotik yang terdapat pada salah satu
sungai yang terdapat di wilayah Lombok Barat
3. Analisislah presepsi masyarakat terhadap peran sungai tersebut
4. Analisislah pengaruh restorasi sungai terhadap factor biotik dan abiotic yang
terdapat pada sungai tersebut
Latihan
1. Analisislah bagaimana faktor-faktor abiotik suatu daerah dapat
mempengaruhi performa/kehidupan organisme hewan.
2. Virus umumnya berperan sebagai agen pembawa penyakit. Apakah virus
dapat berkontribusi positif bagi kehidupan hewan? Jelaskan.
3. Apakah detritivor dapat berpengaruh langsung bagi kehidupan hewan?
Jelaskan.
Jawaban studi kasus
1. Masalah utama yang teridentifikasi dalam wacana di atas adalah pencemaran
sungai, khususnya di sungai-sungai di Lombok. Beberapa sungai, seperti
Sungai Jangkok, Sungai Meninting, Sungai Belimbing, dan Sungai Tebelo,
memiliki potensi mengalami pencemaran berat. Polutan utama yang
diidentifikasi adalah mikroplastik yang berasal dari produk kemasan sekali
pakai. Pencemaran ini dapat memiliki dampak negatif pada ekosistem sungai
dan juga dapat berdampak pada kesehatan manusia yang menggunakan
sungai sebagai sumber air minum atau keperluan lainnya.
2. Factor biotik dan abiotic yang terdapat pada sungai jangkok
Factor biotik:
a. Tumbuhan (pohon pisang, pohon nangka, pohon asam, lumut, rumput,
paku,)
b. Hewan (capung, burung, semut, lalat, laba-laba air)
Factor abitik
a. Batu
b. Air
c. Cahaya matahari
d. Tanah
e. Suhu
f. Salinitas
g. Kelembapan
3. Persefsi masyarakat terhadap sungai tersebut ialah masyarakat tidak
pernah menggunakan air dari sungai jangkok untuk keperluan sehari-hari
misalnya mencuci, mandi atau mengambil air seklipun karena keadaan
sungai tersebut yang kotor dan banyak sampah, walaupun pemerintah
setempat selalu bergotong royong sekali dalam satu bulan untuk
mengambil sampah-sampah yang berada disekitar sungai, tetapi
masyarakat disana masih sering membuang sampah kesungai sehingga
sungai tersebut kotor dan banak sampah.
4. Restorasi sungai dapat memiliki pengaruh positif terhadap faktor biotik dan
abiotik yang terdampak. Seperti
Factor biotik
a. Restorasi sungai dapat menyediakan lingkungan yang lebih baik untuk
berbagai spesies tanaman dan hewan yang terdapat di sungai tersebut
sehingga dapat menjaga keanekaragaman hayati.
b. Perbaikan kualitas air sehingga dapat menyediakan habitat alami dapat
membantu mengurangi tingkat polusi dan mengembalikan ekosistem air
yang sehat..
Factor abiotic
a. Penanaman vegetasi dapat membantu mencegah erosi tanah dan
mengurangi sedimentasi di sungai.
b. Pemulihan siklus air seperi restorasi sungai dapat membantu
memulihkan aliran air yang alami dan mengurangi risiko banjir atau
kekeringan.
Latihan
1. Faktor-faktor abiotik dalam suatu daerah memiliki peran penting dalam
membentuk dan memengaruhi kehidupan organisme hewan seperti
a. Suhu mempengaruhi tingkat metabolisme hewan. Organisme endotermik
seperti mamalia memiliki kebutuhan suhu tubuh yang konstan, sementara
organisme eksotermik seperti reptil mengandalkan suhu eksternal untuk
mengatur metabolisme.
b. Kelembaban: Adaptasi beberapa hewan dapat berkembang biak dalam
kondisi kelembaban yang rendah, sementara yang lain membutuhkan
lingkungan yang sangat lembap.
c. Cahaya: Beberapa hewan memiliki pola aktivitas yang terkait dengan
siklus cahaya, seperti hewan nokturnal yang aktif pada malam hari.
d. Ketersediaan air: Hewan air sangat tergantung pada ketersediaan air.
Perubahan dalam suhu dan volume air dapat memengaruhi keberlanjutan
habitat air.
2. Ya, virus dapat memberikan kontribusi fositif bagi kehidupan hewan tetapi
dalam situasi tertentu salah satunya yaitu regulasi populasi, beberapa virus
dapat menginfeksi dan mengendalikan populasi organisme tertentu,
membantu menjaga keseimbangan ekosistem. Contohnya, virus yang
menginfeksi bakteri, disebut bakteriofag, dapat membantu mengendalikan
populasi bakteri di lingkungan. Meskipun beberapa virus dapat memberikan
kontribusi positif pada kehidupan hewan, penting untuk diingat bahwa
sebagian besar penelitian dan pemahaman umum tentang virus masih terfokus
pada aspek penyakit. Peran positif virus terhadap organisme hidup sering kali
sangat kontekstual dan dapat berbeda-beda tergantung pada spesies virus dan
inangnya serta kondisi lingkungan tertentu.
3. Ya, detritivor dapat berpengaruh langsung bagi kehidupan hewan yaitu
detritivor seperti cacing tanah, serangga, dan mikroorganisme bertanggung
jawab untuk mendekomposisi bahan organik mati. Proses ini menghasilkan
senyawa sederhana dan nutrisi yang dapat digunakan oleh tanaman dan
mikroorganisme lainnya. Kehadiran detritivor dan proses dekomposisi yang
efisien sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan
memberikan dukungan bagi kehidupan hewan serta tanaman. Tanpa
detritivor, materi organik mati akan terakumulasi, menyebabkan masalah
lingkungan seperti peningkatan penyakit, penurunan kualitas tanah, dan
gangguan rantai makanan.

Anda mungkin juga menyukai