Sungai merupakan salah satu ekosistem perairan tawar yang terdapat
hampir di seluruh belahan dunia. Sungai memiliki banyak manfaat seperti sumber irigasi, bahan baku air minum, saluran pembuangan, sumber keanekaragaman hayati, bahkan sebagai objek wisata. Namun diketahui sungai-sungai yang ada di Lombok umumnya telah mengalami pencemaran. Founder Ecological Observation dan Wetlands Conservation (Ecoton) menyatakan, beberapa sungai seperti Sungai Jangkok yang membelah Udayana dan Ampenan, Sungai Meninting Lombok Barat, Sungai Belimbing Lombok Timur, dan Sungai Tebelo Lombok Tengah berpotensi mengalami pencemaran berat (Lombok Post, 2023). Polutan utama yang teridentifikasi ialah mikroplastik yang berasal dari produk kemasan sekali pakai. Untuk itu pemerintah perlu menyediakan fasilitas yang memadai, regulasi yang baik dan meningkatkan kesaadaran lingkungan masyarakat. Pemerintah juga telah membuat program restorasi sungai dengan melibatkan berbagai stakeholder dan instansi terkait (Sumber: Gatra, 2019). Berdasarkan informasi di atas:
1. Identifikasilah masalah utama yang terdapat pada wacana diatas
2. Identifikasilah faktor-faktor biotik dan abiotik yang terdapat pada salah satu sungai yang terdapat di wilayah Lombok Barat 3. Analisislah presepsi masyarakat terhadap peran sungai tersebut 4. Analisislah pengaruh restorasi sungai terhadap factor biotik dan abiotic yang terdapat pada sungai tersebut Latihan 1. Analisislah bagaimana faktor-faktor abiotik suatu daerah dapat mempengaruhi performa/kehidupan organisme hewan. 2. Virus umumnya berperan sebagai agen pembawa penyakit. Apakah virus dapat berkontribusi positif bagi kehidupan hewan? Jelaskan. 3. Apakah detritivor dapat berpengaruh langsung bagi kehidupan hewan? Jelaskan. Jawaban studi kasus 1. Masalah utama yang teridentifikasi dalam wacana di atas adalah pencemaran sungai, khususnya di sungai-sungai di Lombok. Beberapa sungai, seperti Sungai Jangkok, Sungai Meninting, Sungai Belimbing, dan Sungai Tebelo, memiliki potensi mengalami pencemaran berat. Polutan utama yang diidentifikasi adalah mikroplastik yang berasal dari produk kemasan sekali pakai. Pencemaran ini dapat memiliki dampak negatif pada ekosistem sungai dan juga dapat berdampak pada kesehatan manusia yang menggunakan sungai sebagai sumber air minum atau keperluan lainnya. 2. Factor biotik dan abiotic yang terdapat pada sungai jangkok Factor biotik: a. Tumbuhan (pohon pisang, pohon nangka, pohon asam, lumut, rumput, paku,) b. Hewan (capung, burung, semut, lalat, laba-laba air) Factor abitik a. Batu b. Air c. Cahaya matahari d. Tanah e. Suhu f. Salinitas g. Kelembapan 3. Persefsi masyarakat terhadap sungai tersebut ialah masyarakat tidak pernah menggunakan air dari sungai jangkok untuk keperluan sehari-hari misalnya mencuci, mandi atau mengambil air seklipun karena keadaan sungai tersebut yang kotor dan banyak sampah, walaupun pemerintah setempat selalu bergotong royong sekali dalam satu bulan untuk mengambil sampah-sampah yang berada disekitar sungai, tetapi masyarakat disana masih sering membuang sampah kesungai sehingga sungai tersebut kotor dan banak sampah. 4. Restorasi sungai dapat memiliki pengaruh positif terhadap faktor biotik dan abiotik yang terdampak. Seperti Factor biotik a. Restorasi sungai dapat menyediakan lingkungan yang lebih baik untuk berbagai spesies tanaman dan hewan yang terdapat di sungai tersebut sehingga dapat menjaga keanekaragaman hayati. b. Perbaikan kualitas air sehingga dapat menyediakan habitat alami dapat membantu mengurangi tingkat polusi dan mengembalikan ekosistem air yang sehat.. Factor abiotic a. Penanaman vegetasi dapat membantu mencegah erosi tanah dan mengurangi sedimentasi di sungai. b. Pemulihan siklus air seperi restorasi sungai dapat membantu memulihkan aliran air yang alami dan mengurangi risiko banjir atau kekeringan. Latihan 1. Faktor-faktor abiotik dalam suatu daerah memiliki peran penting dalam membentuk dan memengaruhi kehidupan organisme hewan seperti a. Suhu mempengaruhi tingkat metabolisme hewan. Organisme endotermik seperti mamalia memiliki kebutuhan suhu tubuh yang konstan, sementara organisme eksotermik seperti reptil mengandalkan suhu eksternal untuk mengatur metabolisme. b. Kelembaban: Adaptasi beberapa hewan dapat berkembang biak dalam kondisi kelembaban yang rendah, sementara yang lain membutuhkan lingkungan yang sangat lembap. c. Cahaya: Beberapa hewan memiliki pola aktivitas yang terkait dengan siklus cahaya, seperti hewan nokturnal yang aktif pada malam hari. d. Ketersediaan air: Hewan air sangat tergantung pada ketersediaan air. Perubahan dalam suhu dan volume air dapat memengaruhi keberlanjutan habitat air. 2. Ya, virus dapat memberikan kontribusi fositif bagi kehidupan hewan tetapi dalam situasi tertentu salah satunya yaitu regulasi populasi, beberapa virus dapat menginfeksi dan mengendalikan populasi organisme tertentu, membantu menjaga keseimbangan ekosistem. Contohnya, virus yang menginfeksi bakteri, disebut bakteriofag, dapat membantu mengendalikan populasi bakteri di lingkungan. Meskipun beberapa virus dapat memberikan kontribusi positif pada kehidupan hewan, penting untuk diingat bahwa sebagian besar penelitian dan pemahaman umum tentang virus masih terfokus pada aspek penyakit. Peran positif virus terhadap organisme hidup sering kali sangat kontekstual dan dapat berbeda-beda tergantung pada spesies virus dan inangnya serta kondisi lingkungan tertentu. 3. Ya, detritivor dapat berpengaruh langsung bagi kehidupan hewan yaitu detritivor seperti cacing tanah, serangga, dan mikroorganisme bertanggung jawab untuk mendekomposisi bahan organik mati. Proses ini menghasilkan senyawa sederhana dan nutrisi yang dapat digunakan oleh tanaman dan mikroorganisme lainnya. Kehadiran detritivor dan proses dekomposisi yang efisien sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan memberikan dukungan bagi kehidupan hewan serta tanaman. Tanpa detritivor, materi organik mati akan terakumulasi, menyebabkan masalah lingkungan seperti peningkatan penyakit, penurunan kualitas tanah, dan gangguan rantai makanan.