Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ZOOLOGI VERTEBRATA
HIU PUTIH (Carcharodon carcharias)

KELOMPOK VI KELAS BIOLOGI SAINS 2014 :


1. FATRIANA
2. NURAFNI KHAER FATHA
3. ISPAYANI S.

1414140004
1414142001
1414142011

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2015/2016

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setidaknya, dikenal empat kelas ikan dan vertebrata sejenis ikan, antara
lain kelas Agnatha atau vertebrata tidak berahang yang diwakili Ostrachodermi
(punah) dan yang masih ada adalah Cyclostomata (lamprey dan hag fishes),
ikan purba berahang keras Placodermi (punah), kelas Chondrichthyes atau ikan
tulang rawan (ikan hiu, pari dan chimaera) dan kelas Osteichthyes atau ikan
tulang sejati. Dua kelas terakhir dikelompokkan dalam superkelas pisces.
Pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes) kulitnya tegar dan diliputi
oleh sisik placoid dengan banyak kelenjar mukosa, mulut terlatak sebelah
ventral dari kepala. Juga merupakan vertebrata rendah yang memiliki columna
vertebralis sempurna yang terpisah satu sama lain sehingga mudah
membengkokkan tubuhnya. Kecuali itu telah memiliki tulang rahang dan
beberapa pasang appendage berupa pina (sirip). Hampir semuanya predacious,
hidup di laut. Nenek moyangnya dikenal dari fosil-fosil yang berupa sisa-sisa
tulang gigi, tulang jari sirip dan sisik.
Ikan itu vertebrata aquatis dan bernafas dengan insang (beberapa jenis ikan
bernafas dengan alat tambahan berupa modifikasi gelembung renang/
gelembung udara). Mempunyai otak yang terbagi menjadi regio-regio. Otak itu
dibungkus dalam kranium (tulang keras) yang berupa kartilago (tulang rawan)
atau tulang menulang.
Ikan Hiu adalah sekelompok (superordo Selachimorpha) ikan dengan
kerangka tulang rawan yang lengkap dan tubuh yang ramping. Mereka
bernapas dengan menggunakan lima liang insang (kadang-kadang enam atau
tujuh, tergantung pada spesiesnya) di samping, atau dimulai sedikit di
belakang, kepalanya. Hiu mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal
denticles untuk melindungi kulit mereka dari kerusakan, dari parasit, dan untuk
menambah dinamika air. Mereka mempunyai beberapa deret gigi yang dapat
digantikan.

Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan pembahasan lebih lanjut


mengenai spesies dari Chondrichthyes, salah satunya Hiu Putih (Carcharodon
carcharias) agar kita mampu membedakan ikan bertulang rawan dengan ikan
yang lainnya serta spesifikasi mengenai hewan Chondricthyes ini.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana klasifikasi dari Ikan Hiu Putih (Carcharodon carcharias) ?
2. Bagaimanakah ciri-ciri dan habitat dari Ikan Hiu Putih (Carcharodon
carcharias)
3. Bagaimanakah morfologi, anatomi, dan fisiologi dari Ikan Hiu Putih
(Carcharodon carcharias)
4. Apa saja manfaat dari Ikan Hiu Putih (Carcharodon carcharias)?
5. Bagamaina dengan pembudidayaan Ikan Hiu Putih (Carcharodon
carcharias)?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah berdasarkan rumusan masalah diatas adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui klasifikasi dari Ikan Hiu Putih (Carcharodon
carcharias).
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dan habitat dari Ikan Hiu Putih (Carcharodon
carcharias) .
3. Untuk mengatahui morfologi, anatomi, dan fisiologi dari Ikan Hiu Putih
(Carcharodon carcharias).
4. Untuk mengetahui manfaat dari Ikan Hiu Putih (Carcharodon carcharias).
5. Untuk mengetahui pembudidayaan Ikan Hiu Putih (Carcharodon
carcharias).

BAB II
PEMBAHASAN

A. KLASIFIKASI
Hiu putih (nama ilmiah Carcharodon carcharias, juga dikenal sebagai
hiu putih besar, pointer putih, hiu putih, atau si putih yang mematikan),
adalah hiu lamniform besar yang ada di pesisir perairan di seluruh
permukaan lautan utama. Hiu putih besar dikenal karena ukurannya, dengan
individu terbesar yang panjang tubuhnya mendekati atau bahkan melampaui
6 meter (20 kaki), dan dengan berat sebesar 2.268 kg (5.000 lb). Hiu jenis
ini akan mencapai kedewasaan saat berumur 15 tahun, dan dapat hidup
sekitar 30 tahun.
Hiu putih ini bisa dibilang hiu terbesar yang dikenal di dunia dan
merupakan salah satu predator utama untuk mamalia laut. Selain itu, ia juga
memangsa berbagai hewan laut lainnya, termasuk ikan, pinnipeds, dan juga
burung laut. Ini adalah hidup hanya dikenal spesies dari perusahaan genus,
Carcharodon, dan berada pada peringkat pertama dalam daftar jumlah
serangan hewan yang tercatat pada manusia. IUCN (International Union for
Conservation of Nature) memperlakukan hiu putih sebagai spesies yang
hampir punah, walau termasuk dalam Appendix II dari CITES.

Sumber: Wikipedia

B. CIRI-CIRI
Hiu Putih adalah salah satu hewan yang termasuk anggota Condrichthyes
(ikan bertulang rawan). Hiu memiliki ciri-ciri utama yaitu :
1. Vertebrae hiu lengkap dan terpisah.
2. Rahang hiu dapat di gerakkan.
3. Hiu memiliki anggota gerak berpasangan.
Adapun ciri khas Ikan Hiu adalah sebagai berikut:
1. Kulit dengan sisik plachoid dengan kelenjar mucus.
2. Mulut ventral dilengkapi gigi email. Cekungan hidung satu sampai
dua tanpa ada hubungan dengan rongga mulut, memiliki rahang atas
dan bawah.
3. Skeleton berupa tulang rawan tidak ada tulang keras, vertebrae
lengkap dan terpisah.
4. Hewan berdarah dingin, suhu tubuh mengikuti suhu lingkungan.
Bagian tubuh Ikan Hiu bila diamati dari luar yaitu:
1.
2.
3.
4.

Kepala meruncing kearah anterior


Mulut transversal
Mata
Insang jumlah 5-7 yang masing masing lamelanya terpisah, tidak ada gelembung

udara atau vesica natatoria


5. Sirip
C. MORFOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI

1. Morfologi
a.
Gigi
Gigi pada hiu yang berada di gusi tidak menempel di rahang secara
langsung dan gigi tersebut bisa diganti setiap waktu. Di beberapa baris gigi
pengganti tumbuh jalur di bagian dalam rahang dan terus bergerak maju seperti

ikat pinggang. Beberapa hiu dapat kehilangan sekitar 30.000 lebih gigi semasa
hidupnya. Tingkat pergantian gigi bervariasi dari sekali setiap 7-8 hari sampai
beberapa bulan. Pada sebagian besar spesies gigi yang diganti satu persatu,
kecuali hiu cookiecutter yang mengganti seluruh barisan gigi sekaligus.
Bentuk gigi hiu dipengaruhi pada pola makan. Misalnya hiu yang memakan
moluska dan krustasea memiliki gigi yang rata dan padat yang berguna untuk
menghancurkan, hiu yang memakan ikan-ikan memiliki gigi yang seperti jarum
yang berguna untuk mencengkeram, dan mereka yang memakan mangsa yang
lebih besar seperti mamalia memiliki gigi yang lebih rendah untuk
mencengkeram dengan gigi atas berbentuk segitiga dengan tepi bergerigi untuk
memotong. Gigi pemakan plankton seperti hiu basking lebih kecil dan nonb.

fungsional.
Kerangka
Kerangka hiu berbeda dengan tulang ikan dan vertebrata darat. Hiu dan
ikan bertulang rawan lainnya memiliki kerangka yang terbuat dari tulang rawan
dan jaringan ikat. Tulang rawan yang fleksibel dan tahan lama ini memiliki
setengah kepadatan pada tulang. Hal ini mengurangi berat kerangka dan hemat
energy. Hiu juga tidak memiliki tulang rusuk sehingga di darat hiu dapat

c.

menghancurkan berat badannya sendiri.


Rahang
Rahang hiu tidak melekat pada kranium. Permukaan rahang hiu dan
lengkungan tulang insangnya membutuhkan penopangan ekstra karena paparan
yang berat untuk fisik hiu serta butuh kekuatan yang besar. Bagian ini
mengandung lapisan heksagonal piring kecil yang disebut tesserae, yang
merupakan blok Kristal garam kalsium yang diatur menjadi mosaik. Hal ini
memberikan banyak kekuatan pada daerah-daerah tertentu, yang juga sama
seperti hewan lain.
Umumnya hiu hanya memiliki satu lapisan tesserae, tapi untuk spesies yang
besar seperti hiu banteng,hiu harimau, dan hiu putih besar, terdapat dua sampai
tiga lapisan bahkan lebih, tergantung ukuran tubuhnya. Khusus hiu putih besar,
rahangnya dapat mencapai lima lapisan. Pada moncongnya, tulang rawannya

d.

memiliki kemampuan spons dan fleksibel untuk menyerap kekuatan tekanan.


Sirip
Kerangka sirip hiu memiliki bentuk yang memanjang dan lembut serta tidak

bersegmen, yang bernama ceratotrichia, filament protein keratin elastis yang


menyerupai tanduk di rambut dan bulu. Kebanyakan hiu memiliki delapan sirip.
Hiu hanya bisa menjauh dari benda-benda yang berada di depannya karena sirip
mereka tidak memungkinkan mereka untuk bergerak menuju ekor pertama
e.

mereka.
Kulit
Berbeda dengan ikan bertulang belakang lainnya, hiu memiliki korset kulit
kompleks yang terbuat dari serat kolagen fleksibel dan diatur sebagai jaringan
heliks di sekitar tubuh mereka. Bagian ini bekerja sebagai kerangka luar yang
memberi lampiran untuk otot renang mereka sehingga dapat menghemat energi.
Pada zaman dulu kulit hiu telah digunakan sebagai amplas. Kulit gigi mereka

f.

memberi keuntungan hidrodinamik karena mengurangi turbulensi saat berenang.


Ekor
Bentuk ekor hiu dipengaruhi lingkungan sehingga bentuknya bervariasi dari
satu jenis dengan jenis lainnya. Ekor berguna dalam memberi dorongan,
memberi kecepatan dan percepatan tergantung bentuk ekornya. Hiu memiliki
sirip ekor heterocercal di mana bagian punggungnya biasanya terasa lebih besar
dibandingkan bagian ventral. Hal ini disebabkan ruas tulang belakang hiu
meluas ke bagian dalam punggung sehingga memberikan area permukaan yang
lebih besar untuk lampiran otot. Hal ini memungkinkan gerak yang lebih efisien
pada ikan bertulang rawan apung negatif. Sebaliknya, ikan memiliki tulang yang
paling menyerupai sirip caudal homocercal.
Ekor hiu harimau memiliki lobus atas yang besar yang memberikan daya
maksimum untuk penjelajahan lambat atau ledakan kecepatan mendadak. Hiu
harimau mampu memutar dan mengubah arah di dalam air dengan mudah ketika
berburu untuk mendukungnya mendapat makanan, sedangkan porbeagle, yang
berburu ikan bergerombolan seperti makarel dan herring memiliki lobus yang
lebih besar dan rendah untuk membantu mengimbangi kecepatan renang
mangsanya.

2. Anatomi dan Fisiologi

Anatomi internal tubuh hiu berbeda dengan ikan yang memiliki tulang sejati
(tulang keras). Salah satu perbedaan utama adalah bahwa semua hiu memiliki
kerangka kartilago. Penyayatan perut dari panggul sirip ke sirip dada organ
pertama ditemui adalah hati. Hati menempati sebagian besar rongga tubuh hiu. Hati
hiu berukuran besar, lembut dan berminyak. Organ ini terdiri dari hingga 25% dari
total berat badan.
Hati hiu memiliki dua fungsi. Yang pertama adalah sebagai penyimpan energi
karena semua cadangan lemak disimpan di sini. Fungsi kedua hati adalah untuk
organ hidrostatik. Pelumas yang lebih ringan dari air disimpan dalam hati. Hal ini
mengurangi kepadatan sehingga memberikan daya apung tubuh untuk mencegah
tenggelamnya hiu. Selain hati, lambung dapat dilihat di dalam rongga tubuh. Di
dalam perut hiu sering ditemukan isi makanan terakhir.
Perut hiu sendiri berakhir pada penyempitan yang disebut pilorus, yang
mengarah pada duodenum dan kemudian ke katup spiral usus. Katup spiral usus
adalah organ yang digulung secara internal berfungsi meningkatkan luas bidang
permukaan untuk membantu penyerapan nutrisi. Katup spiral usus bermuara di
rektum dan anus yang pada gilirannya akan bermuara di kloaka. Kloaka adalah
ruang tempat saluran pencernaan, saluran kemih dan saluran kelamin yang terbuka
ke luar.

Di dalam rongga tubuh juga terdapat pancreas yang merupakan kelenjar


pencernaan dengan dua lobus merah muda. Selan itu terdapat dua organ lain yang
tidak termasuk dalam sistem pencernaan. Yang pertama adalah limpa, yang
merupakan organ gelap di dekat perut yang dimiliki oleh sistem limfatik. Yang
kedua adalah kelenjar dubur, organ kecil yang terbuka oleh saluran ke dalam anus.
Karena berfungsi sebagai kelenjar garam, membuang kelebihan natrium klorida
(garam) dari darah.
a. Sistem Rangka
Hiu serta anggota kelas Chondrichthyes lainnya memiliki tulang kartilago
cranium sempurna, organ pembau dan kapsul otak bergabung menjadi satu.
Eksoskeleton hiu merupakan mantel keras seperti email pada gigi vertebrata. Di
bawah lapisan tersebut terdapat beberapa lapisan tulang sponge dan di bawahnya
lagi terdapat tulang padat. Kartilago palate-quadrat dan kartilago Meckel adalah
tulang rawan yang akan membentuk rahang atas dan rahang bawah. Rahang hiu
bersendi pada tulang ke posterior atau pada elemen hiomandibula dari lengkung
insang kedua.
Umumnya struktur (alat gerak) hiu bagian depan lebih rumit daripada belakang.
Alat gerak hiu berupa sirip. Tulang di bagian ventral dari pusat sirip ikan hiu
disebut korakoid, sedangkan yang memanjang ke arah dorsal di bagian tepi sirip
disebut skapula. Selanjutnya untuk kelompok ikan ini, tulang gigi berasal dari
dermal. Tulang-tulang panggul hiu lebih sederhana daripada bagian gelang bahu
dan hampir melekat pada columna vertebralis.
b. Sistem Peredaran Darah Hiu
Sistem peredaran darah/sirkulasi pada ikan hiu merupakan sistem sirkulasi
tunggal. Jantung hiu terdiri atas atrium, ventrikel, sinus venosus, conus arteriosus
yang keluar dari ventrikel. Jantung ikan hiu hanya terisi darah yang yang tidak
mengandung oksigen. Darah dari jantung hiu dipompa menuju ke insang untuk di
isi oksigen kemudian diedarkan keseluruh tubuh.
Jantung ikan hiu hanya memiliki dua bilik yaitu atrium dan ventrikel. Dengan
konus atau bulbus arteriosus. Sebelum memasuki atrium terlebih dahulu melewati

sinus venosus, dari atrium darah kemudian di salurkan ke ventrikel. Kemudian di


pompa kearah konus arteriosus menuju ke aorta ventral. Dari aorta ventral darah
disalurkan ke insang. Melewati arteri brankia aferentia, selanjutnya dari arteri
brankia eferen darah mengumpul pada aorta (arcus aortikus)yang akan menjadi
aorta ventral dan dorsal.
Pada saat perkembangan embio, hiu memiliki 6 buah lengkung aorta, meskipun
pada perkembangan selanjutnya tereduksi atau mengalami modifikasi. Sinus
venosus menerima darah dari vena hepatika dan vena kardinalis yang merupakan
gabungan pembuluh vena kardial anterior dan posterior.
Darah dari kepala hiu dikumpulkan oleh vena kardial anterior dan darah dari
ginjal dikumpulkan oleh vena jardinal posterior. Pembuluh cuvier adalah pembuluh
vena latero abdominalis yang menerima darah dari dinding tubuh dan alat gerak.
Sistem portalrenalis terdiri dari vena kaudal dan dua pembuluh portal ginjal.
Sistem portal hepatic mengalirkan darah dari lambung dan usus kemudian kembali
ke hati sesudah itu masuk ke sinus venosus melalui vena katup untuk mencegah
darah kembali ke jantung.
c. Sistem Respirasi Hiu
Insang merupakan ciri pernafasan pada ikanpada umunya, termasuk hiu. Secara
embriologis celah insang hiu tumbuh sebagai hasil dari serentetan evaginasi faring
yang tumbuh ke luar dan bertemu dengan envaginasi dari luar. Setiap kali mulut
hiu dibuka maka air dari luar akan masuk ke faring kemudian keluar lagi melalui
celah insang. Peristiwa keluar masuknya air ini melibatkan kartilago sebagai
penyokong filament insang. Ikan hiu memiliki 5-7 pasang celah insang ditambah
pasangan celah anterior non respirasi yang disebut dengan spirakel.
d. Sistem Pencernaan Hiu
Sistem pencernaan hiu terdiri dari mulut. Farink, oesofagus yang pendek,
Lambung, usus dan bermuara ke anus ;
1) Mulut trasversal diperkuat oleh gigi yang sama dengan sisik placoid. Gigi setiap
kali tanggal diganti dengan gigi yang baru.Mulut merupakan tempat masuknya
makanan.hiu memiliki gigi yang berkembang dengan baik yang membuatnya
ditakut oleh organism lain.

2) Farink terdapat celah insang dan spirakel.


3) Kerongkongan, Ikan hiu memiliki kerongkongan yang  yang pendek dan
lebar hampir tidak terlihat dari lambung.
4) Lambung, Merupakan tempat pancernaan secara kimia dan mekanik.
5) Usus memiliki klep spiral yang berfungsi memperluas bidang penyerapan dan
memperrpanjang proses digesti.
6) Rectum, dari usus makanan kemudian disalurkan ke rectum dan kloaka. Dari
kloaka sisa sisa makanan nantinya disalurkan keluar tubuh. Selain berfungsi
sebagai tempat pengeluaran sisa makanan kloaka juga berfungsi sebagai tempat
pengeluaran kencing dan sebagai saluran reproduksi.
e. Sistem Eksresi Hiu
Sistem eksresi pada ikan hiu terdiri dari sepasangan ginjal Urine dikumpulkan
dalam tubulus segmental lalu menuju ke ureter dikeluarkan kepapila urogenitalis
dan bermuara di kloaka bagian dorsal.
f. Sistem Reproduksi Hiu
Hiu secara seksual dimorfik dimana ada perbedaan visual antara jantan dan
betina. Hiu jantan memiliki panggul yang dimodifikasi menjadi claspers sirip
pelvis yang digunakan untuk pengiriman sperma. Gulungan Claspers terbentuk dari
tulang rawan. Hiu jantan juga telah memiliki testis. Testis internal terletak di ujung
anterior tubuh di dalam rongga organ epigonal. Kantung kemih dan saluran
reproduksi bergabung bersama untuk membentuk sinus urogenital. Dari sinus
urogenitak ini akhirnya sperma dilepaskan ke dalam alur dari claspers dan
kemudian disampaikan ke betina selama kopulasi.
Pada hiu betina memiliki ovarium internal yang ditemukan di anterior dalam
rongga tubuh dan berpasangan. Ovarium kiri sering lisis atau tidak ada telur. Sekali
telur dilepaskan dan dibuahi, sebuah horny shell atau membran dikeluarkan
disekitar membran ketika telur melewati kelenjar. Beberapa hiu menghasilkan
sebuah shell yang tangguh dan dapat melindungi anaknya. Dalam spesies lain telur
berkenbang dan menetas didalam rahim betina. Telur yang dihasilkan oleh tiap
spesies sangat bervariasi. Ukuran diameter telur hiu sekitar 60 atau 70 mm dan
terbungkus dalam kulit hingga diameter keseluruhannya dapat mencapai 300 mm.
Selama sanggama hiu jantan dan betina berhadapan. Hiu jantan memasukkan
salah satu claspers ke dalam kloaka betina. Sperma terkandung dalam paket sperma
yang disebut spermatophores. Sperma ini kemudian disalurkan ke hiu betina

melalui saluran clasper. Perbedaan lain antara hiu jantan dan betina dari beberapa
spesies ikan hiu adalah ketebalan kulit mereka. Kulit hiu biru betina hampir dua
kali lebih tebal dibandingkan hiu jantan. Hal ini diyakini karena kekejaman
perkawinan. Jantan akan sering menggigit betina selama kopulasi sehingga
meninggalkan hiu betina dengan keadaan luka. Tanpa ketebalan ekstra betina kulit
bisa terluka parah.
Ada tiga model reproduksi dalam hiu. Secara umum kebanyakan hiu bersifat
ovovivipar, namun ada beberapa hiu yang bertelur. Bentuk yang paling maju
disebut viviparity. Hal ini terjadi ketika hiu betina menyediakan makanan bagi
embrio yang ada dalam tubuhnya. Makanan ini disebut sebagai sekresi susu uterus
atau melalui koneksi plasenta.
Reproduksi hiu yang kedua disebut ovoviviparity. Hal ini mirip dengan
viviparity karena telur dibuahi, menetas dan berkembang di dalam tubuh hiu betina
kemudian anak di lahirkan. Dalam hal ini embrio tidak menerima makanan
langsung dari ibunya melainkan dari cadangan makana daris sel telur. Cara
reproduksi hiu yang terakhir adalah oviparity. Telur hiu diletakkan di ganggang
atau koral. Setelah telur aman telur tidak menerima perlindungan atau makanan
dari induknya.
g. Sistem Saraf pada Hiu
1) Systema Nervossum Central (SNC) yang terdiri dari otak dan Medulla Spinalis.
2) Systema Nervossum Peripherium (SNP) yang terdiri dari 10 pasang Nervus Cranialis
dan Nervus Spinalis.
3) Systema Nervus Otonom (SNO) yang terdiri dari Nervus Sympaticus dan Nervus
Parasympaticus yang bekerja antagonis.
f. Sistem Indera
Sistem indera terdiri dari sacous olfactorius atau cekungan hidung, organon
vesus atau mata, organon auditorius yang berfungsi untuk mendengar, dan gurat
sisi.
3. Bentuk Adaptasi Ikan Hiu
a.
Adaptasi Morfologi

1) Tubuh streamline
2) Memiliki sirip dorsal, sirip pelvik, sirip anal, sirip kaudal, dan sirip pektoral,
untuk berenang.
3) Memiliki gigi yang tajam, untuk merobek-robek mangsanya.
4) Tubuh bagian atas berwarna gelap/sesuai dengan warna air laut dan tubuh
b.

bagian bawah berwarna cerah/putih, untuk berkamuflase.


Adaptasi Fisiologi
1) Mengeluarkan urin yang lebih pekat dan sedikit, untuk menurangi kepekatan
cairan tubuhnya dan untuk mengimbangi banyaknya air yang keluarnya dari
dalam tubuhnya.
2) Memiliki reseptor pada gurat sisi dan ampula lorenzini, untuk mendeteksi
medan elektrik yang lemah yang dihasilkan oleh denyut jantung, gerakan
insang dan otot-otot renang mangsa empuknya.
3) Telinga hiu dilengkapi oleh sel yang peka terhadap tekanan disepanjang tiap
sisi tubuhnya, untuk mendeteksi gerakan meronta dari ikan lain.
4) Darah mereka yang hangat, mempercepat pencernaan dan menambah

c.

kekuatan serta ketahan mereka.


Adaptasi Tingkah Laku
1) Berenang sampai mendekati pantai untuk menemukan mangsa (anjing laut,
penguin, dan lain-lain)
2) Berenang dengan sangat cepat sampai mencapai 88 km/jam, untuk mengejar
mangsanya yang gesit dan cepat

4. Habitat
Ikan hiu hidup di seluruh perairan laut dan samudra di dunia. Hewan ini biasanya
melakukan migrasi kebeberapa tempat dengan melakukan perjalanan jauh, hal ini
dilakukan untuk mencari mangsa dan perkembangbiakannya.
D. MANFAAT
1. Kandungan Gizi Daging Ikan Hiu
Ikan hiu merupakan salah satu ikan yang mulai dieksploitasi secara
berlebihan karena tingginya permintaan pasar. Daging ikan hiu yang
mempunyai citarasa lezat dapat diolah dalam berbagai jenis olahan
makanan hasil laut. Bahkan sebagian besar masyarakat menjadikan daging
ikan hiu ini sebagai obat untuk menangani gejala gangguan penyakit
tertentu. Berikut kandungan zat gizi pada daging ikan hiu :

a. Kandungan Air pada Daging Ikan Hiu = 73,6 79,6 %


b. Kandungan Protein pada Daging Ikan Hiu = 16,3 21,7 %
c. Kandungan Lemak pada Daging Ikan Hiu = 0,1 0,3 %
d. Kandungan Mineral pada Daging Ikan Hiu = 0,6 1,8 %
2. Manfaat Ikan Hiu Berdasarkan Bagian Bagiannya
Pemanfaatan ikan hiu tidak hanya dilihat dari segi kuliner atau olahan
makanan hasil laut yang lezat saja. Jika pada umumnya ikan ditangkap
hanya untuk diambil dagingnya guna memenuhi kebutuhan protein yang
tinggi. Namun berbeda dengan ikan hiu karena hampir semua organ atau
bagian tubuhnya dapat diambil manfaat dan khasiatnya dari berbagai segi
dan berbagai kebutuhan. Berikut pemanfaatan bagian tubuh ikan hiu :
a. Hati Ikan Hiu
Pada umumnya hati ikan hiu diproses menjadi minyak hati ikan hiu
yang pemanfaatannya dapat digunakan pada industri tekstil, pabrik
pelumas, cat minyak, bahan kosmetik, bahkan dalam dunia medis atau
kesehatan minyak ikan hiu berperan sebagai sumber vitamin A yang
bermanfaat bagi kesehatan mata. Kandungan squalane pada hati ikan hiu
juga sangat bermanfaat dalam pembuatan obat tertentu.
b. Darah Ikan Hiu
Belum banyak yang mengetahui bahwa darah dari ikan hiu juga dapat
dimanfaatkan dalam dunia kesehatan. Dalam dunia medis darah ikan hiu
mempunyai manfaat sebagai anti koagulan.
c. Mata Ikan Hiu
Mata merupakan indra yang sangat dibutuhkan bagi makhluk hidup.
Kornea mata ikan hiu ini dapat dimanfaatkan untuk memulihkan kondisi
mata manusia ketika dilakukannya operasi transplantasi mata.
d. Kerangka Tulang Rawan Ikan Hiu
Hiu merupakan jenis ikan mempunyai kerangka tulang rawan yang
sangat bermanfaat dalam pengobatan tulang, gejala penyakit kanker, kulit
biautan dan berfungsi sebagai obat luka bakar pada kulit. Bagian atau
organ ikan hiu yang digunakan untuk mengatasi gejala gangguan
kesehatan tersebut diambil dari kerangka tulang rawan dan sari tulang
rawan ikan hiu.

e. Gigi Ikan Hiu


Bagi pecinta aksesoris unik yang berasal dari tulang atau gigi hewan
biasanya telah menjadikan cindramata gigi ikan hiu sebagai salah satu
koleksi pribadi. Gigi ikan hiu mempunyai tekstur yang sangat cocok untuk
dijadikan sebagai aksesoris dalam pembuatan perhiasan maupun senjata
tajam.
f. Kulit Ikan Hiu
Ikan Hiu mempunyai kulit yang bisa dijadikan sebagai bahan
pembuatan makanan bahkan penggosok benda tertentu dan dijadikan
sebagai bahan dalam membuat baju renang yang lentur dan nyaman.
g. Sirip Ikan Hiu
Sirip ikan hiu merupakan organ atau bagian tubuh yang dapat diolah
menjadi bahan olahan makanan laut yang mempunyai nilai ekonomi
tinggi. Misalkan soup ikan hiu yang banyak dicari didunia dengan harga
yang tergolong mahal.
3. Manfaat dan Khasiat Minyak Ikan Hiu
Minyak ikan hiu mengandung omega 3 dan beragam zat yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Berikut manfaatnya :
a. Minyak ikan hiu berfungsi sebagai anti pembekuan darah dan mencegah
b.
c.
d.
e.

trombosit saling menempel satu dengan lainnya.


Minyak ikan hiu dapat meminimaisir resiko serangan penyakit jantung.
Menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.
Menurunkan gejala hipertensi atau darah tinggi.
Minyak hati ikan hiu dapat melancarkan sirkulasi atau peredaran darah

f.
g.
h.
i.

yang tersumbat.
Meningkatkan fungsi otak dalam berpikir.
Meminimalisir gejala alzheimer.
Mencegah gejala iritasi pada anak.
Meminimalisir resiko tumbuhnya kanker dalam bagian tubuh tertentu.

E. PEMBUDIDAYAAN
Jarang ada yang membudidayakan atau membuat penangkaran Hiu Putih
di Indonesia dikarenakan ukurannya yang sangat besar. Namun di daerah

Karimun Jawa, terdapat sebuh penangkaran Hiu. Spesies tersebut antara


Carcharhinus

dussumieri,

Carcharhinus

melanopterus,

Carcharhinus

falciformis, atau Carcharhinus sorrah.


Carcharhinus dussumieri. Jenis ini mempunyai moncong cukup panjang,
berbentuk parabola lebar atau berbentuk seperti baji, gigi atas terdapat taring
kuat, tipis dan miring, antar sirip punggung ada dermal ridges, dan ada noktah
hitam di sirip punggung.
Carcharhinus melanopterus. Jenis ikan ini mempunyai moncong yang
sangat pendek bundar melebar, panjangnya kurang daripada lebar mulutnya.
Gigi-gigi atas agak miring dengan taring tipis dan taring-taring kecil yang
pangkalnya rendah; antara sirip punggung tidak ada dermal ridges. Bagian
belakang kuning coklat dan semua ujung siripnya hitam. Pada ujung sirip
punggung pertama terdapatwama putih di bawah warna hitam.
Carcharhinus jalciformis. Jenis ikan ini mempunyai bentuk badan agak
lembek dengan moncong yang cukup panjang, bundar, dan tipis. Pada gigi-gigi
atas terdapat taring yang tipis dengan pinggiran bergerigi. Sirip punggung
pertama berukuran kecil terletak di belakang ujung batas belakang sirip dada,
garis batas sirip punggung ke dua lebih panjang dua kali panjang siripnya.
Antara sirip punggung tcrdapat dermal ridges.
Carcharhinus sorrah. lkan ini mempunyai bentuk moncong cukup lancip.
Sirip punggung pendek dan ujung lebih rendah memanjang. Ada wama hitam
pada sirip dada, sirip punggung kedua dan coping di bawah sirip ekor. Perlu
diketahui bahwa beberapa penangkaran hiu di kepulauan karimunjawa dimiliki
oleh swasta/pribadi. Jadi di sini setiap orang bisa memiliki hiu, tentu dengan
syarat punya kolam alami.
Kolam-kolam hiu di karimunjawa kebanyakan berada di dalam laut. Jadi
warga biasanya membangun kolam dengan cara membuat bangunan melingkar,
bisa bulat, bujur sangkar, atau persegi panjang, di dalam area laut. Dengan cara
tersebut para pemilik ikan hiu tidak harus bersusah payah menguras atau
mengisi

air,

karena

sudah

sedemikian

rupa

dialiri

dari

laut.

Kolam Hiu Wisma Apung


Ada 3 tempat yang dibuat untuk penangkaran hiu. Yang pertama di penginapan
wisma apung, ditempat ini ada beberapa ikan hiu yang sudah lumayan besar-besar.
Hiu wisma apung tidak untuk umum, jadi hanya orang yang menginap di wisma
apung saja yang bisa melihat dari dekat. Ini kemudian dijadikan fasilitas dari
pihak

penginapan wisma

apung

karimun

jawa untuk

berpromosi.

Hiu Penginapan Asri


Yang kedua, penangkaran hiu di penginapan asri dusun alang-alang karimunjawa.
Di tempat ini hiu-hiu kecil dipelihara di beberapa kolam. Penginapan ini
tempatnya cukup jauh dari pelabuhan karimun jawa, membutuhkan waktu kurang
lebih 30 menit untuk menuju ke penangkaran hiu penginapan asri. Hiu di tempat
ini ada beberapa kolam, dan juga dipelihara ada ikan-ikan lainnya.

Penangkaran Hiu Pulau Menjangan Besar


Penangkaran hiu yang ketiga ada di pulau menjangan besar, yang
membutuhkan kurang lebih 5 menit naik perahu dari pulau karimunjawa. Di
tempat ini hiu-hiu bermacam macam ukuran dipelihara. Ada 2 kolam besar
yang diperuntukkan untuk hiu-hiu besar dan kecil. Khusus di tempat ini,
diperuntukkan untuk umum dan bisa dikunjungi oleh wisatawan. Selain kolam
hiu, pulau menjangan besar juga terdapat kolam lain untuk ikan-ikan kecil,
seperti ikan krapu karang, ikan pari, dan juga kolam penyu.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat simpulkan bahwa Hiu
Putih termasuk kedalam kelas Condrichthyes. Salah satu cirinya yaitu skeleton
berupa tulang rawan tidak ada tulang keras, vertebrae lengkap dan terpisah.
Ikan hiu putih hidup di seluruh perairan laut dan samudra di dunia. Yang dapat
diamati dari morfologinya adalah gigi, kerangka, rahang, sirip, kulit, ekor.
Sedangkan pada antomi dan fisologi yang dapat diamati adalah sistem rangka,
sistem peredaran darah, sistem respirasi, sistem pencernaan, sistem ekskresi,
sistem reproduksi, sistem saraf, dan sistem indera. Bagian-bagian tubuh hiu
putih yang dapat dimanfaatkan yaitu hati, darah, mata, kerangka tulang rawan,
gigi, kulit, dan sirip. Pembudidayaan Hiu Putih sangat jarang dijumpai di
Indonesia dikarenakan ukurannya terlalu besar dan agak buas. Jenis Hiu yang
sering

ditangkarkan

adalah

Carcharhinus

dussumieri,

Carcharhinus

melanopterus, Carcharhinus falciformis, atau Carcharhinus sorrah.

B. Saran
Pada penyajian makalah ini mungkin tidak menampilkan penjelasan secara
mendalam/detail. Oleh karena itu, diharapkan kepada pembaca dan penulis
selanjutnya dapat melengkapi makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Destyani, Eva Amalia, dkk. 2014. Makalah Fisiologi Hewan Air Fisiologi Ikan
Hiu. Program Studi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Padjajaran.
Fujaya, Yushinta. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan.
Rineka Cipta: Jakarta.
Widodo, Agustinus Anung, dan Mahiswara. 2007. Sumberdaya Ikan Cucut (Hiu)
yang Tertangkap Nelayan di Perairan Laut Jawa. Jurnal Iktiologi Indonesia
Volume 7 Nomor 1. Pusat Riset Perikanan Tangkap dan Balai Riset Perikanan
Laut.
Yana, Yuli. 2015. 18 Manfaat Ikan Hiu Bagi Kesehatan. http://manfaat.co.id/
manfaat-ikan-hiu-bagi-kesehatan. Diakses tanggal 5 Maret 2016.

Anda mungkin juga menyukai