ZOOLOGI VERTEBRATA
HIU PUTIH (Carcharodon carcharias)
1414140004
1414142001
1414142011
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setidaknya, dikenal empat kelas ikan dan vertebrata sejenis ikan, antara
lain kelas Agnatha atau vertebrata tidak berahang yang diwakili Ostrachodermi
(punah) dan yang masih ada adalah Cyclostomata (lamprey dan hag fishes),
ikan purba berahang keras Placodermi (punah), kelas Chondrichthyes atau ikan
tulang rawan (ikan hiu, pari dan chimaera) dan kelas Osteichthyes atau ikan
tulang sejati. Dua kelas terakhir dikelompokkan dalam superkelas pisces.
Pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes) kulitnya tegar dan diliputi
oleh sisik placoid dengan banyak kelenjar mukosa, mulut terlatak sebelah
ventral dari kepala. Juga merupakan vertebrata rendah yang memiliki columna
vertebralis sempurna yang terpisah satu sama lain sehingga mudah
membengkokkan tubuhnya. Kecuali itu telah memiliki tulang rahang dan
beberapa pasang appendage berupa pina (sirip). Hampir semuanya predacious,
hidup di laut. Nenek moyangnya dikenal dari fosil-fosil yang berupa sisa-sisa
tulang gigi, tulang jari sirip dan sisik.
Ikan itu vertebrata aquatis dan bernafas dengan insang (beberapa jenis ikan
bernafas dengan alat tambahan berupa modifikasi gelembung renang/
gelembung udara). Mempunyai otak yang terbagi menjadi regio-regio. Otak itu
dibungkus dalam kranium (tulang keras) yang berupa kartilago (tulang rawan)
atau tulang menulang.
Ikan Hiu adalah sekelompok (superordo Selachimorpha) ikan dengan
kerangka tulang rawan yang lengkap dan tubuh yang ramping. Mereka
bernapas dengan menggunakan lima liang insang (kadang-kadang enam atau
tujuh, tergantung pada spesiesnya) di samping, atau dimulai sedikit di
belakang, kepalanya. Hiu mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal
denticles untuk melindungi kulit mereka dari kerusakan, dari parasit, dan untuk
menambah dinamika air. Mereka mempunyai beberapa deret gigi yang dapat
digantikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KLASIFIKASI
Hiu putih (nama ilmiah Carcharodon carcharias, juga dikenal sebagai
hiu putih besar, pointer putih, hiu putih, atau si putih yang mematikan),
adalah hiu lamniform besar yang ada di pesisir perairan di seluruh
permukaan lautan utama. Hiu putih besar dikenal karena ukurannya, dengan
individu terbesar yang panjang tubuhnya mendekati atau bahkan melampaui
6 meter (20 kaki), dan dengan berat sebesar 2.268 kg (5.000 lb). Hiu jenis
ini akan mencapai kedewasaan saat berumur 15 tahun, dan dapat hidup
sekitar 30 tahun.
Hiu putih ini bisa dibilang hiu terbesar yang dikenal di dunia dan
merupakan salah satu predator utama untuk mamalia laut. Selain itu, ia juga
memangsa berbagai hewan laut lainnya, termasuk ikan, pinnipeds, dan juga
burung laut. Ini adalah hidup hanya dikenal spesies dari perusahaan genus,
Carcharodon, dan berada pada peringkat pertama dalam daftar jumlah
serangan hewan yang tercatat pada manusia. IUCN (International Union for
Conservation of Nature) memperlakukan hiu putih sebagai spesies yang
hampir punah, walau termasuk dalam Appendix II dari CITES.
Sumber: Wikipedia
B. CIRI-CIRI
Hiu Putih adalah salah satu hewan yang termasuk anggota Condrichthyes
(ikan bertulang rawan). Hiu memiliki ciri-ciri utama yaitu :
1. Vertebrae hiu lengkap dan terpisah.
2. Rahang hiu dapat di gerakkan.
3. Hiu memiliki anggota gerak berpasangan.
Adapun ciri khas Ikan Hiu adalah sebagai berikut:
1. Kulit dengan sisik plachoid dengan kelenjar mucus.
2. Mulut ventral dilengkapi gigi email. Cekungan hidung satu sampai
dua tanpa ada hubungan dengan rongga mulut, memiliki rahang atas
dan bawah.
3. Skeleton berupa tulang rawan tidak ada tulang keras, vertebrae
lengkap dan terpisah.
4. Hewan berdarah dingin, suhu tubuh mengikuti suhu lingkungan.
Bagian tubuh Ikan Hiu bila diamati dari luar yaitu:
1.
2.
3.
4.
1. Morfologi
a.
Gigi
Gigi pada hiu yang berada di gusi tidak menempel di rahang secara
langsung dan gigi tersebut bisa diganti setiap waktu. Di beberapa baris gigi
pengganti tumbuh jalur di bagian dalam rahang dan terus bergerak maju seperti
ikat pinggang. Beberapa hiu dapat kehilangan sekitar 30.000 lebih gigi semasa
hidupnya. Tingkat pergantian gigi bervariasi dari sekali setiap 7-8 hari sampai
beberapa bulan. Pada sebagian besar spesies gigi yang diganti satu persatu,
kecuali hiu cookiecutter yang mengganti seluruh barisan gigi sekaligus.
Bentuk gigi hiu dipengaruhi pada pola makan. Misalnya hiu yang memakan
moluska dan krustasea memiliki gigi yang rata dan padat yang berguna untuk
menghancurkan, hiu yang memakan ikan-ikan memiliki gigi yang seperti jarum
yang berguna untuk mencengkeram, dan mereka yang memakan mangsa yang
lebih besar seperti mamalia memiliki gigi yang lebih rendah untuk
mencengkeram dengan gigi atas berbentuk segitiga dengan tepi bergerigi untuk
memotong. Gigi pemakan plankton seperti hiu basking lebih kecil dan nonb.
fungsional.
Kerangka
Kerangka hiu berbeda dengan tulang ikan dan vertebrata darat. Hiu dan
ikan bertulang rawan lainnya memiliki kerangka yang terbuat dari tulang rawan
dan jaringan ikat. Tulang rawan yang fleksibel dan tahan lama ini memiliki
setengah kepadatan pada tulang. Hal ini mengurangi berat kerangka dan hemat
energy. Hiu juga tidak memiliki tulang rusuk sehingga di darat hiu dapat
c.
d.
mereka.
Kulit
Berbeda dengan ikan bertulang belakang lainnya, hiu memiliki korset kulit
kompleks yang terbuat dari serat kolagen fleksibel dan diatur sebagai jaringan
heliks di sekitar tubuh mereka. Bagian ini bekerja sebagai kerangka luar yang
memberi lampiran untuk otot renang mereka sehingga dapat menghemat energi.
Pada zaman dulu kulit hiu telah digunakan sebagai amplas. Kulit gigi mereka
f.
Anatomi internal tubuh hiu berbeda dengan ikan yang memiliki tulang sejati
(tulang keras). Salah satu perbedaan utama adalah bahwa semua hiu memiliki
kerangka kartilago. Penyayatan perut dari panggul sirip ke sirip dada organ
pertama ditemui adalah hati. Hati menempati sebagian besar rongga tubuh hiu. Hati
hiu berukuran besar, lembut dan berminyak. Organ ini terdiri dari hingga 25% dari
total berat badan.
Hati hiu memiliki dua fungsi. Yang pertama adalah sebagai penyimpan energi
karena semua cadangan lemak disimpan di sini. Fungsi kedua hati adalah untuk
organ hidrostatik. Pelumas yang lebih ringan dari air disimpan dalam hati. Hal ini
mengurangi kepadatan sehingga memberikan daya apung tubuh untuk mencegah
tenggelamnya hiu. Selain hati, lambung dapat dilihat di dalam rongga tubuh. Di
dalam perut hiu sering ditemukan isi makanan terakhir.
Perut hiu sendiri berakhir pada penyempitan yang disebut pilorus, yang
mengarah pada duodenum dan kemudian ke katup spiral usus. Katup spiral usus
adalah organ yang digulung secara internal berfungsi meningkatkan luas bidang
permukaan untuk membantu penyerapan nutrisi. Katup spiral usus bermuara di
rektum dan anus yang pada gilirannya akan bermuara di kloaka. Kloaka adalah
ruang tempat saluran pencernaan, saluran kemih dan saluran kelamin yang terbuka
ke luar.
melalui saluran clasper. Perbedaan lain antara hiu jantan dan betina dari beberapa
spesies ikan hiu adalah ketebalan kulit mereka. Kulit hiu biru betina hampir dua
kali lebih tebal dibandingkan hiu jantan. Hal ini diyakini karena kekejaman
perkawinan. Jantan akan sering menggigit betina selama kopulasi sehingga
meninggalkan hiu betina dengan keadaan luka. Tanpa ketebalan ekstra betina kulit
bisa terluka parah.
Ada tiga model reproduksi dalam hiu. Secara umum kebanyakan hiu bersifat
ovovivipar, namun ada beberapa hiu yang bertelur. Bentuk yang paling maju
disebut viviparity. Hal ini terjadi ketika hiu betina menyediakan makanan bagi
embrio yang ada dalam tubuhnya. Makanan ini disebut sebagai sekresi susu uterus
atau melalui koneksi plasenta.
Reproduksi hiu yang kedua disebut ovoviviparity. Hal ini mirip dengan
viviparity karena telur dibuahi, menetas dan berkembang di dalam tubuh hiu betina
kemudian anak di lahirkan. Dalam hal ini embrio tidak menerima makanan
langsung dari ibunya melainkan dari cadangan makana daris sel telur. Cara
reproduksi hiu yang terakhir adalah oviparity. Telur hiu diletakkan di ganggang
atau koral. Setelah telur aman telur tidak menerima perlindungan atau makanan
dari induknya.
g. Sistem Saraf pada Hiu
1) Systema Nervossum Central (SNC) yang terdiri dari otak dan Medulla Spinalis.
2) Systema Nervossum Peripherium (SNP) yang terdiri dari 10 pasang Nervus Cranialis
dan Nervus Spinalis.
3) Systema Nervus Otonom (SNO) yang terdiri dari Nervus Sympaticus dan Nervus
Parasympaticus yang bekerja antagonis.
f. Sistem Indera
Sistem indera terdiri dari sacous olfactorius atau cekungan hidung, organon
vesus atau mata, organon auditorius yang berfungsi untuk mendengar, dan gurat
sisi.
3. Bentuk Adaptasi Ikan Hiu
a.
Adaptasi Morfologi
1) Tubuh streamline
2) Memiliki sirip dorsal, sirip pelvik, sirip anal, sirip kaudal, dan sirip pektoral,
untuk berenang.
3) Memiliki gigi yang tajam, untuk merobek-robek mangsanya.
4) Tubuh bagian atas berwarna gelap/sesuai dengan warna air laut dan tubuh
b.
c.
4. Habitat
Ikan hiu hidup di seluruh perairan laut dan samudra di dunia. Hewan ini biasanya
melakukan migrasi kebeberapa tempat dengan melakukan perjalanan jauh, hal ini
dilakukan untuk mencari mangsa dan perkembangbiakannya.
D. MANFAAT
1. Kandungan Gizi Daging Ikan Hiu
Ikan hiu merupakan salah satu ikan yang mulai dieksploitasi secara
berlebihan karena tingginya permintaan pasar. Daging ikan hiu yang
mempunyai citarasa lezat dapat diolah dalam berbagai jenis olahan
makanan hasil laut. Bahkan sebagian besar masyarakat menjadikan daging
ikan hiu ini sebagai obat untuk menangani gejala gangguan penyakit
tertentu. Berikut kandungan zat gizi pada daging ikan hiu :
f.
g.
h.
i.
yang tersumbat.
Meningkatkan fungsi otak dalam berpikir.
Meminimalisir gejala alzheimer.
Mencegah gejala iritasi pada anak.
Meminimalisir resiko tumbuhnya kanker dalam bagian tubuh tertentu.
E. PEMBUDIDAYAAN
Jarang ada yang membudidayakan atau membuat penangkaran Hiu Putih
di Indonesia dikarenakan ukurannya yang sangat besar. Namun di daerah
dussumieri,
Carcharhinus
melanopterus,
Carcharhinus
air,
karena
sudah
sedemikian
rupa
dialiri
dari
laut.
penginapan wisma
apung
karimun
jawa untuk
berpromosi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat simpulkan bahwa Hiu
Putih termasuk kedalam kelas Condrichthyes. Salah satu cirinya yaitu skeleton
berupa tulang rawan tidak ada tulang keras, vertebrae lengkap dan terpisah.
Ikan hiu putih hidup di seluruh perairan laut dan samudra di dunia. Yang dapat
diamati dari morfologinya adalah gigi, kerangka, rahang, sirip, kulit, ekor.
Sedangkan pada antomi dan fisologi yang dapat diamati adalah sistem rangka,
sistem peredaran darah, sistem respirasi, sistem pencernaan, sistem ekskresi,
sistem reproduksi, sistem saraf, dan sistem indera. Bagian-bagian tubuh hiu
putih yang dapat dimanfaatkan yaitu hati, darah, mata, kerangka tulang rawan,
gigi, kulit, dan sirip. Pembudidayaan Hiu Putih sangat jarang dijumpai di
Indonesia dikarenakan ukurannya terlalu besar dan agak buas. Jenis Hiu yang
sering
ditangkarkan
adalah
Carcharhinus
dussumieri,
Carcharhinus
B. Saran
Pada penyajian makalah ini mungkin tidak menampilkan penjelasan secara
mendalam/detail. Oleh karena itu, diharapkan kepada pembaca dan penulis
selanjutnya dapat melengkapi makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Destyani, Eva Amalia, dkk. 2014. Makalah Fisiologi Hewan Air Fisiologi Ikan
Hiu. Program Studi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Padjajaran.
Fujaya, Yushinta. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan.
Rineka Cipta: Jakarta.
Widodo, Agustinus Anung, dan Mahiswara. 2007. Sumberdaya Ikan Cucut (Hiu)
yang Tertangkap Nelayan di Perairan Laut Jawa. Jurnal Iktiologi Indonesia
Volume 7 Nomor 1. Pusat Riset Perikanan Tangkap dan Balai Riset Perikanan
Laut.
Yana, Yuli. 2015. 18 Manfaat Ikan Hiu Bagi Kesehatan. http://manfaat.co.id/
manfaat-ikan-hiu-bagi-kesehatan. Diakses tanggal 5 Maret 2016.