Anda di halaman 1dari 13

Mata Kuliah Kimia Lingkungan

PEMERIKSAAN AIR DAN BADAN AIR KONSEP PURIFICATION DAN


EUTHROFICATION

Disusun Oleh Kelompok 4:

 Muhammad Sabiq
 Qorry Afifah
 Revita Salsabila
 Widya Nur Anggraini

TINGKAT 1 KELAS D-IIIB


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
TAHUN 2019
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................................3
1.3 Tujuan ............................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................4
2.1 Pemeriksaan Air Secara Kimia .........................................................................................................4
2.2 Pengertian Self Purification Dan Euthrofication ..............................................................................7
2.3 Proses Terjadinya .............................................................................................................................7
2.4 Proses Terjadinya Euthrofication .....................................................................................................9
2.5 Akibat Euthrofication .....................................................................................................................10
2.6 Penanganan Euthrofication .............................................................................................................11
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air merupakan kebutuhan pokok semua makhluk hidup. Tanpa air, manusia tidak
akan bertahan hidup lama. Air alam mengandung berbagai jenis zat, baik yang larut maupun
yang tidak larut serta mengandung mikroorganisme. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa
dan tidak berbau.
Air merupakan unsur penting utama bagi hidup kita di planet bumi ini. Dalam
bidang kehidupan ekonomi modern kita, air juga merupakan hal utama untuk budidaya
pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi. Air sangat penting di dalam
mendukung kehidupan manusia, air juga mempunyai potensi yang sangat besar jika air tersebut
tercemar, dalam menularkan atau mentransmisikan berbagai penyakit.
Mikroorganisme didalam air menggunakan bahan biodegradable yang masuk ke badan
air sedikit demi sedikit sehingga secara alami dapat menurunkan tingkat pencemar. Bila
penambahan pencemar di hilir sungai tidak berlebihan, air akan membersihkan diri dengan
sendirinya self-cleansing. Proses ini tidak berlaku untuk pencemar yang senyawa organik non
biodegradabel atau logam.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diangkat adalah:
1. Bagaimana pemeriksaan air secara kimia?
2. Apa pengertian self purification dan euthrofication?
3. Bagaimana proses berlangsungnya?
4. Jelaskan penanganan euthrofication?

1.3 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui self purification dan euthrofication
2. Untuk mengetahui proses terjadinya dan menjelaskan badan air self purification
3. Untuk mengatahui langkah yang harus di lakukan pada penanganan euthrofication

3
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pemeriksaan Air Secara Kimia
Parameter kimia dari air ialah diantaranya:

1. Besi
2. Fluorida
3. Kesadahan
4. Klorida
5. Mangan
6. Natrium
7. Nitrat
8. Nitrit
9. pH
10 Sulfat
11. Kalium
12. Zat Organik
13. CO2 Agresif
14. Daya Pengikat Chlor (DPC)
15. Asiditas
16. Alkalinitas

Pemeriksaan Air Secara Kimia


1.) Metode fenantroline dapat digunakan untuk mengukur kandungan besi di dalam air, kecuali
terdapat fosfat atau logam berat yang mengganggu. Metode ini dilakukan berdasarkan
kemampuan 1,10-phenantroline untuk membentuk ion kompleks setelah berikatan dengan
Fe2+. Warna yang dihasilkan sesuai dengan hukum Beer dan dapat diukur secara visual
menggunakan spektrofotometer.

2.) Metode Titrasi EDTA merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengukur
kesadahan di dalam air menggunakan EDTA (EthyleneDiamineTetraaceticAcid) atau garam

4
natriumnya sebagai titran. EDTA membentuk ion kompleks yang sangat stabil dengan Ca2+
dan Mg2+, juga ion-ion logam bervalensi dua lainnya.

Indikator Eriochrome Black T (EBT) merupakan indikator yang sangat baik untuk
menunjukkan bahwa ion penyebab kesadahan sudah terkompleksasi.

3.) Metode Mohr (Argentometric) dapat digunakan untuk pemeriksaan klorida menggunakan
larutan perak nitrat (0,0141 N) untuk mentitrasi sehingga dapat bereaksi dengan larutan N/71
dimana setiap mm ekivalen dengan 0,5 mg ion klorida.

4.) Penetapan nitrogen nitrat merupakan analisa yang sulit dilakukan untuk mencapai hasil
yang diinginkan. Berdasarkan Standard Methods, metode yang digunakan adalah metode Asam
Phenoldisulfat dan Metode Brusin. Brusin merupakan senyawa kompleks organik yang
bereaksi dengan nitrat pada kondisi asam dan peningkatan temperatur di alam menghasilkan
warna kuning. Metode Brusin mempunyai kelebihan dari metode phenoldisulfat, dimana
klorida dalam konsentrasi normal tidak mengganggu, tetapi warna yang dihasilkan tidak
mengikuti hukum Beer’s.

5.) Metode turbidimeter merupakan salah satu metode analisa yang digunakan untuk mengukur
sulfat dengan prinsip barium sulfat terbentuk setelah contoh air ditambahkan barium khlorida
yang berguna untuk presipitasi dalam bentuk koloid dengan bantuan larutan buffer asam yang
mengandung MgCl, potassium nitrat, sodium asetat, dan asam asetat.

6.) Pada penetapan zat organik dengan metode Titrasi Permanganometri, digunakan KMnO4
untuk membedakan antara zat organik dan zat anorganik. KMnO4 dapat mengoksidasi zat-zat
anorganik jauh lebih cepat daripada zat organik, selain itu proses reduksi zat organik oleh
KMnO4 memerlukan temperatur yang lebih tinggi. Penetapan zat organik hanya dapat
dilakukan setelah seluruh reduktor (KMnO4) telah habis bereaksi dengan zat anorganik. Zat
organik dioksidasi oleh KMnO4 berlebih dalam suasana asam dan panas. Kelebihan KMnO4
akan direduksi oleh asam oksalat berlebih dan kelebihan asam oksalat akan dititrasi kembali
oleh KMnO4. Hal ini dapat juga dilakukan menggunakan Hexane-Extractable pada air
tesuspensi. Prinsipnya adalah adsorbsi dan flokulasi dengan hidroksida aluminium dari materi
organik tersuspensi. Kandungan materi organik dalam air dapat dijadikan indikator pencemar

5
bila konsentrasinya cukup tinggi, karena zat organik dapat diuraikan secara alami oleh bakteri
sehingga kadar DO menurun.

7.) Air yang banyak mengandung CO2 akan bersifat korosif karena dapat melarutkan logam
yang terdapat pada pipa penyaluran air sehingga dapat terjadi korosi pada pipa distribusi air
minum. Korosi disebabkan air mempunyai pH rendah, yang disebabkan adanya kandungan
CO2 agresif yang tinggi. Beberapa metode penentuan CO2 agresif yang dapat dilakukan antara
lain:

1. Metode nomografik
Dilakukan menggunakan grafik Mudlein-Frankfurt dan Langlier Index dengan satuan mg/l.
Parameter yang harus diketahui bila menggunakan metode ini adalah CO2 bebas (ditetapkan
sesuai prosedur penetapan asiditas dan alkalinitas) dan HCO3– (kesadahan sementara). Jika
hasilnya berada di atas kesetimbangan, maka terdapat CO2 agresif dan jika hasilnya berada di
bawah kestimbangan, maka tidak terdapat CO2 agresif. Index CO2 dikatakan agresif jika
konsentrasi CO2 dalam air dan konsentrasi CO2 seimbang.
2. Teoritis
Metode ini dilakukan dengan menggunakan pH dan kadar HCO3 dalam air, berdasarkan
kemampuan air dalam melarutkan marmer.
3. Metode Titrasi
Metode ini dapat dilakukan baik secara potensiometri maupun dengan indikator.

Beberapa metode yang dapat dilakukan untuk menghilangkan CO2 agresif dalam air antara
lain:
– Aerasi. Metode ini dilakukan dengan cara mengeluarkan CO2 dalam air dengan memasukkan
O2 agar CO2 yang ada dalam air kembali ke atmosfer.
– Penambahan zat kimia yaitu kapur (CaO) dan batu marmer (CaCO3) untuk menaikkan pH air
sampai 8,3.

Agar memperoleh hasil yang baik, perlu diperhatikan pengumpulan, penanganan, dan analisa
CO2. Dibandingkan di dalam air, tekanan parsial CO2 lebih besar di atmosfer, oleh karena itu
pengukuran CO2 di udara harus dihindari dengan cara menutup rapat kontainer yang
digunakan.

6
8.) Alkalinitas ditetapkan melalui titrasi asam basa. Asam kuat seperti asam sulfat dan asam
klorida dapat menetralkan zat-zat alkaliniti yang bersifat basa sampai titk akhir titrasi (titik
ekivalensi) kira-kira pada pH 8,3 dan 4,5. Titik akhir ini dapat ditentukan oleh jenis indikator
yang dipilih dan perubahan nilai pH pada pHmeter waktu titrasi asam basa.

2.2 Pengertian Self Purification Dan Euthrofication

Purifikasi alami (self purification) adalah kemampuan alam untuk “membersihkan”


pencemar melalui proses-proses kimia-fisik-biologi yang berlangsung secara alami dalam
badan air.

Kemampuan purifikasi memerlukan waktu.Bila beban pencemar di perairan sedikit maka akan
cepat di”bersihkan”, tetapi bila pencemaran tinggi waktu untuk membersihkan lebih lama.

Dalam pengelolaan kualitas air, diperlukan pengaturan antara lokasi pencemar, kadar
pencemar, jarak antar sumber pencemar, serta kemampuan purifikasi.

eutrophication (pengayaan ekosistem dengan nutrisi kimia, biasanya senyawa yang


mengandung nitrogen, fosfor, atau keduanya) dan berkurangnya oksigen terlarut (DO).

Meskipun sulfur termasuk nutrien minor , sulfur juga menjadi perhatian karena toksisitas
spesies belerang banyak ditularkan melalui air ke manusia dan kehidupan air dan rasa tidak
enak dan bau dari senyawa sulfur dapat terpengaruh ke air. Masalah dengan spesies sulfur
kebanyakan timbul pada air anaerobic , suatu kondisi yang menghubungkan sulfur dengan
nutrisi nitrogen dan fosfor, karena perairan anaerobik ditemukan algal
bloom , eutrophication dan kadar DO rendah.

2.3 Proses Terjadinya


Zona purifikasi dapat digambarkan dalam bentuk kurva antara jarak dengan kadar oksigen
terlarut.
Kurva purifikasi hanya menggambarkan proses pemulihan suatu badan air dengan satu lokasi
sumber pencemar.
Bila sepanjang aliran terdapat lebih dari satu sumber pencemar, proses purifikasi berlangsung
lebih lama bahkan mungkin tidak dapat kembali normal.
1. Zona Air Bersih

7
Zona air bersih terletak di awal sebelum terdapat sumber limbah yang masuk ke dalam suatu
aliran sungai.

Secara fisik air jernih, DO normal, BOD rendah sekali. Biota dalam zona ini beragam, berbagai
ikan, kerang, serangga, alga, dsb. Untuk ikan yang sensifif diperlukan kadar oksigen terlarut
dalam air minimal 5 mg/L. jejaring makanan masih normal

2. Zona Dekomposisi

Zona ini terjadi bila limbah organik memasuki air, air tampak keruh. Nilai BOD tinggi
sebanding kadar organik yang memasuki sungai, nilai DO mulai menurun. Alga yang
merupakan produsen makanan berkurang karena sinar matahari yang diperlukan bagi
fotosintesa tidak didapatkan, terhalang oleh air yang keruh. Kadar oksigen terlarut mulai
menurun sebanding dengan kebutuhan oksigen untuk menguraikan zat organik. Organisme
dalam air mulai berkurang jenisnya, organisme yang sensitif terhadap penurunan oksigen
terlarut, berpindah tempat, atau mati.Organisme yang bertahan hidup dalam zona ini
disebut “intermediatelytolerant”, misalnya siput, cacing darah, paramecium, dll. Jejaring
makanan mulai teragnggu.

3. Zona Septik
Dalam zona ini nilai BOD tertinggi, sedangkan DO/ oksigen terlarut berada dalam kondisi
terendah atau bahkan nol. Air sangat keruh-coklat kehitaman, kadang muncul bau, gas dari
proses dekomposisi dasar sungai terbawa ke permukaan sambil mengangkat lumpur. Alga
sebagai sumber makan tidak dapat hidup, sehingga mempengaruhi keberadaan organisme
lainnya. Organisme yang masih tinggal disebut “pollution tolerant” , biasanya tidak ada ikan,
(ikan lele dapat hidup pada kadar oksigen rendah) organisme yang bertahan, dapat bertahan
hidup di dalam lumpur dasar sungai misalnya seperti cacing darah.

4. Zona Pemulihan

Zona ini terjadi bila zat organik dalam pncemar air telah teruraikan, BOD mulai turun,
sehingga air mulai kembali jernih, kadar oksigen terlarut mulai meningkat, alga mulai tumbuh
sehingga organisme air mulai beragam.

Kondisi oksigen terlarut pada zona bersih berada pada 8 ppm, yang merupakan konsentrasi
normal DO di perairan dan BOD pada kondisi yang rendah. Pada zona ini hewan – hewan air
8
yang membutuhkan oksigen dalam konsentrasi normal tumbuh dengan baik. Hewan hewan ini
akan mati bila konsentrasi oksigen menurun.
Dengan adanya pencemar yang memasuki badan air, peningkatan BOD terjadi seiring dengan
penurunan konsentrasi oksigen. Zona ini disebut dengan zona dekomposisi dimana terjadi
dekomposisi bahan organik oleh bakteri. Populasi bakteri di zona ini meningkat. Hewan yang
dapat tumbuh adalah hewan dengan kebutuhan oksigen yang rendah, seperti beberapa jenis
ikan dan lintah.
Zona septik terjadi pada saat keberadaan oksigen dibawah 2 ppm. Ikan akan menghilang atau
pindah dari zona ini karena ketidaksesuaian dengan kebutuhan oksigennya. Pada beberapa
bagian kehidupan yang terdapat pada zona ini adalah cacing lumpur, jamur dan bakteri
anaerobik. Bakteri berada pada populasi yang tinggi padazonaini.
Seiring dengan waktu dan jarak dari lokasi pencemaran. Sungai mengalami peningkatan
konsentrasi oksigen yang berasal dari penangkapan udara oleh air, aerasi dan tanaman air.
Selain itu bahan organik mengalami penurunan setelah mengalami dekomposisi sehingga BOD
menurun. Zona ini disebut zona recovery, pada zona ini hewan hewan yang tidak
membutuhkan oksigen tinggi kembali dapat ditemui dan hidup disini dan populasibakteri
menurun.
Zona bersih kembali tercapai setelah recovery selesai. Hewan – hewan air dapat tumbuh
kembali dengan baik.

2.4 Proses Terjadinya Euthrofication


Proses Eutrofikasi

 Limbah organic kebanyakan akan mengair ke sungai, danau atau perairan lainnya
melalui aliran air hujan. Limbah organik yang masuk ke badan air yang anaerob akan
dimanfaatkan dan diurai (dekomposisi) oleh mikroba anaerobik atau fakultatif
 Bahwa aktifitas mikroba yang hidup di bagian badan air yang anaerob selain
menghasilkan sel-sel mikroba baru juga menghasilkan senyawa-senyawa CO2, NH3, H2S, dan
CH4 serta senyawa lainnya seperti amin, PH3 dan komponen fosfor.
 Asam sulfide (H2S), amin dan komponen fosfor adalah senyawa yang mengeluarkan
bau menyengat yang tidak sedap, misalnya H2S berbau busuk dan amin berbau anyir. Selain itu
telah disinyalir bahwa NH3 dan H2S hasil dekomposisi anaerob pada tingkat konsentrasi
tertentu adalah beracun dan dapat membahayakan organisme lain, termasuk ikan.

9
 Selain menghasilkan senyawa yang tidak bersahabat bagi lingkungan seperti tersebut
diatas, hasil dekomposisi di semua bagian badan air menghasilkan CO2 dan NH3 yang siap
dipakai oleh organisme perairan berklorofil (fitoplankton) untuk aktifitas fotosintesa; yang
dapat digambarkan sebagai reaksi.

Pengaruh pertama proses dekomposisi limbah organik di badan air aerobik adalah
 terjadinya penurunan oksigen terlarut dalam badan air.
 Fenomena ini akan mengganggu pernafasan fauna air seperti ikan dan udang-udangan;
dengan tingkat gangguan tergantung pada tingkat penurunan konsentrasi oksigen terlarut dan
jenis serta fase fauna.
 Secara umum diketahui bahwa kebutuhan oksigen jenis udang-udangan lebih tinggi
daripada ikan dan kebutuhan oksigen fase larva/juvenil suatu jenis fauna lebih tinggi dari fase
dewasanya.
 Dengan demikian maka dalam kondisi konsentrasi oksigen terlarut menurun akibat
dekomposisi; larva udang-udangan akan lebih menderita ataupun mati lebih awal dari larva
fauna lainnya.
 Fenomena seperti itulah yang diduga menjadi sebab kenapa akhir-akhir ini di sepanjang
pantai utara P. Jawa yang padat penduduk dan tinggi pemasukan limbah organiknya tidak
mudah lagi ditemukan bibit-bibit udang dan bandeng (nener); padahal pada masa lalu dengan
mudahnya ditemukan.

2.5 Akibat Euthrofication


Kondisi eutrofik sangat memungkinkan alga, tumbuhan air berukuran mikro, untuk tumbuh
berkembang biak dengan pesat (blooming) akibat ketersediaan fosfat yang berlebihan serta kondisi lain
yang memadai. Hal ini bisa dikenali dengan warna air yang menjadi kehijauan, berbau tak sedap, dan
kekeruhannya yang menjadi semakin meningkat. Banyaknya eceng gondok yang bertebaran di rawa-
rawa dan danau-danau juga disebabkan fosfat yang sangat berlebihan ini. Akibatnya, kualitas air di
banyak ekosistem air menjadi sangat menurun. Rendahnya konsentrasi oksigen terlarut, bahkan sampai
batas nol, menyebabkan makhluk hidup air seperti ikan dan spesies lainnya tidak bisa tumbuh dengan
baik sehingga akhirnya mati. Hilangnya ikan dan hewan lainnya dalam mata rantai ekosistem air
menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem air. Permasalahan lainnya, cyanobacteria (blue-
green algae) diketahui mengandung toksin sehingga membawa risiko kesehatan bagi manusia dan

10
hewan. Algal bloom juga menyebabkan hilangnya nilai konservasi, estetika, rekreasional, dan
pariwisata sehingga dibutuhkan biaya sosial dan ekonomi yang tidak sedikit untuk mengatasinya.

2.6 Penanganan Euthrofication


A. Menurut Forsberg [2], yang utama adalah dibutuhkan kebijakan yang kuat untuk mengontrol
pertumbuhan penduduk (birthcontrol). Karena apa? Karena sejalan dengan populasi
warga Bumi yang terus meningkat, berarti akan meningkat pula kontribusi bagi
lepasnya fosfat ke lingkungan air dari sumber-sumber yang disebutkan di atas. Pemerintah
juga harus mendorong para pengusaha agar produk detergen tidak lagi mengandung fosfat.
Begitu pula produk makanan dan minuman diusahakan juga tidak mengandung bahan aditif
fosfat. Disamping itu, dituntut pula peran pemerintah di sektor pertanianagar
penggunaan pupuk fosfat tidak berlebihan, serta perannya dalam pengelolaan sektor
peternakan yang bisa mencegah lebih banyaknya lagi fosfat lepas ke lingkungan air. Bagi
masyarakat dianjurkan untuk tidak berlebihan mengonsumsi makanan dan minuman yang
mengandung aditif fosfat.
B. Di negara-negara maju masyarakat yang sudah memiliki kesadaran lingkungan
(greenconsumers) hanya membeli produk kebutuhan rumah sehari-hari yang
mencantumkan label "phosphatefree" atau "environmentallyfriendly".
C. Negara-negara maju telah menjadikan problem eutrofikasi sebagai agenda lingkungan
hidup yang harus ditangani secara serius. Sebagai contoh, Australia sudah mempunyai
program yang disebut The National EutrophicationManagement Program, yang didirikan
untuk mengkoordinasi, mendanai, dan menyosialisasi aktivitas riset mengenai masalah ini.
AS memiliki organisasi sepertiNorth American Lake ManagementSocietyyang menaruh
perhatian besar terhadap kelestarian danau melalui aktivitas sains, manajemen, edukasi, dan
advokasi.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemeriksaan air secara kimia dapat dilakukan dengan Metode fenantroline, Metode
Titrasi EDTA, metode moh, Penetapan nitrogen nitrat, Metode turbidimeter, metode Titrasi
Permanganometri.

self purification Kemampuan purifikasi memerlukan waktu.Bila beban pencemar di


perairan sedikit maka akan cepat di”bersihkan”, tetapi bila pencemaran tinggi waktu untuk
membersihkan lebih lama. Sedangkan eutrophication adalah pengayaan ekosistem dengan
nutrisi kimia, biasanya senyawa yang mengandung nitrogen, fosfor, atau keduanya dan
berkurangnya oksigen terlarut (DO).

Zona purifikasi dapat digambarkan dalam bentuk kurva antara jarak dengan kadar
oksigen terlarut. Akibat eutrophication atau rndahnya konsentrasi oksigen terlarut, bahkan
sampai batas nol, menyebabkan makhluk hidup air seperti ikan dan spesies lainnya tidak bisa
tumbuh dengan baik sehingga akhirnya mati. Hilangnya ikan dan hewan lainnya dalam mata
rantai ekosistem air menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem air.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/tatyalfiah.wordpress.com/2010/04/24/purifikasi-alami-self-
purification-badan-air-perairan/amp/http://lpbdelima.blogspot.com/2015/04/self-
purification.html?m=1https://www.google.com/amp/s/kharistya.wordpress.com/2006/06/24/sel
f-purification-in-water-bodies/amp/

12
www.s/tatyalfiah. purifikasi-alami-self-purification-badan-air-perairan/amp/

www.biologigonz /2010/02/eutrofikasi.

13

Anda mungkin juga menyukai