Anda di halaman 1dari 4

1.2.

Siklus Hidup Pengembangan Sistem


1. Pengertian SDLC (Dwi Andi Wijaya)

(Gambar 1.0 https://rb.gy/ufkbey)

SDLC adalah singkatan dari Systems Development Life Cycle atau siklus hidup
pengembangan sistem. Ini adalah kerangka kerja yang digunakan dalam pengembangan
sistem informasi untuk menghasilkan sistem berkualitas tinggi yang sesuai dengan
keinginan pelanggan atau tujuan dibuatnya sistem tersebut. SDLC terdiri dari tahap-
tahap seperti perencanaan, analisis, desain, implementasi, pengujian, dan pemeliharaan.
Fungsi SDLC antara lain sebagai sarana komunikasi antara tim pengembang dengan
pemegang kepentingan, membagi peran dan tanggung jawab yang jelas antara
pengembang, desainer, analis bisnis, dan manajer proyek, serta memberikan gambaran
input dan output yang jelas dari satu tahap menuju tahap selanjutnya. SDLC juga
mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak, seperti siklus
hidup sistem tradisional, siklus hidup menggunakan prototyping, dan siklus hidup
sistem orientasi objek.

SDLC (System Development Life Cycle) adalah proses pengembangan sistem yang
terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan tersebut meliputi:

1) Perencanaan sistem (Systems Planning) - Tahap ini lebih menekankan pada studi
kelayakan pengembangan sistem, termasuk pembentukan tim pengembang,
menentukan tujuan dan ruang lingkup pengembangan, identifikasi masalah,
penentuan strategi, dan pemilihan aplikasi.
2) Analisis sistem (Systems Analysis) - Pada tahap ini, sistem akan dianalisis
bagaimana akan dijalankan nantinya, termasuk kelebihan dan kekurangan sistem,
fungsi sistem, hingga pembaharuan yang dapat diterapkan. Aktivitas-aktivitas yang
dilakukan pada tahap ini meliputi studi literatur, brainstorming, klasifikasi masalah,
analisa kebutuhan, dan definisi kebutuhan sistem.
3) Perancangan sistem (Systems Design) - Tahap ini akan menghasilkan prototype dan
beberapa output lain meliputi dokumen berisi desain, pola, dan komponen yang
diperlukan untuk mewujudkan proyek tersebut. Pada tahap ini, features dan operasi-
operasi pada sistem dideskripsikan secara detail, seperti menganalisa interaksi obyek
dan fungsi pada sistem, menganalisa data dan membuat skema database, serta
merancang user interface.
4) Implementasi sistem (Systems Implementation) - Tahap berikutnya adalah
implementasi yaitu mengimplementasikan rancangan dari tahap-tahap sebelumnya
dan melakukan uji coba. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada tahap ini meliputi
pembuatan database sesuai skema rancangan, pembuatan aplikasi berdasarkan desain
sistem, pengujian, dan perbaikan aplikasi (debugging).
5) Pemeliharaan sistem (Systems Maintenance) - Tahap terakhir ini dilakukan oleh
admin yang ditunjuk untuk menjaga sistem tetap mampu beroperasi secara benar
melalui kemampuan sistem dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan.

2. Model Pengembangan SDLC (Ari Nurcahya)


Model pengembangan ini sangat penting untuk membantu proses pengembangan perangkat
lunak. Terdapat beberapa model pengembangan SDLC yang diikuti oleh berbagai organisasi,
yaitu:

(Gambar 2.0 https://rb.gy/mcqjjv)

1. Model Waterfall
Metode pengembangan sistem SDLC atau waterfall merupakan pendekatan klasik
yang terdiri dari beberapa tahap utama yaitu analisis dan rekayasa sistem,
perancangan, penulisan program, pengujian, dan pemeliharaan. Model ini
mengikuti aliran sistem yang linier dimana output dari setiap tahap merupakan input
bagi tahap berikutnya.
Kelebihan dari model ini adalah proses pengembangannya tetap, mudah
diaplikasikan, dan prosesnya teratur. Selain itu, software yang dikembangkan
dengan metode ini biasanya menghasilkan kualitas yang baik dan dokumentasi
pengembangan sistem sangat terorganisir.
Namun, model ini juga memiliki beberapa kekurangan.
Proyek sebenarnya jarang mengikuti alur sekuensial seperti yang diusulkan
sehingga perubahan yang terjadi dapat menyebabkan hasil yang sudah didapatkan
tim pengembang harus diubah kembali. Pembagian proyek menjadi tahap-tahap
yang tidak fleksibel juga menjadi kendala karena komitmen harus dilakukan pada
tahap awal proses. Selain itu, sulit untuk mengalami perubahan kebutuhan yang
diinginkan oleh pelanggan dan pelanggan harus sabar untuk menanti produk selesai
karena proses pengerjaannya akan berlanjut ke setiap tahapan bila tahap
sebelumnya sudah benar-benar selesai. Perubahan ditengah-tengah pengerjaan
produk juga akan membuat bingung tim pengembang yang sedang membuat produk
dan ada waktu kosong (menganggur) bagi pengembang karena harus menunggu
anggota tim proyek lainnya menuntaskan pekerjaannya.
(Gambar 3.0 https://rb.gy/uu9tsf)

2. Model Prototype (Muhammad rudiansyah)


Metode Prototype merupakan suatu paradigma baru dalam metode pengembangan
perangkat lunak dimana metode ini tidak hanya sekedar evolusi dalam dunia
pengembangan perangkat lunak, tetapi juga merevolusi metode pengembangan
perangkat lunak yang lama yaitu sistem sekuensial yang biasa dikenal dengan nama
SDLC atau waterfall development model. Dalam Model Prototype, prototype dari
perangkat lunak yang dihasilkan kemudian dipresentasikan kepada pelanggan, dan
pelanggan tersebut diberikan kesempatan untuk memberikan masukan sehingga
perangkat lunak yang dihasilkan nantinya betul-betul sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan pelanggan.

Kelebihan Model Prototype

• Pelanggan berpartisipasi aktif dalam pengembangan sistem, sehingga hasil


produk pengembangan akan semakin mudah disesuaikan dengan keinginan
dan kebutuhan pelanggan.
• Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan.
• Mempersingkat waktu pengembangan produk perangkat lunak.
• Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.

Kekurangan Model Prototype


• Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
• Biasanya kurang fleksibel dalam mengahadapi perubahan.
• Walaupun pemakai melihat berbagai perbaikan dari setiap versi prototype,
tetapi pemakai mungkin tidak menyadari bahwa versi tersebut dibuat tanpa
memperhatikan kualitas dan pemeliharaan jangka panjang.
• Pengembang kadang-kadang membuat kompromi implementasi dengan
menggunakan sistem operasi yang tidak relevan dan algoritma yang tidak
efisien.
(Gambar 4.0 https://rb.gy/eydlfd)

3. Model Agile (Ahmad khumadi)


Model Agile merupakan model pengembangan jangka pendek yang
memerlukan adaptasi cepat dan pengembangan terhadap perubahan
dalam bentuk apapun. Dalam agile terdapat beberapa poin penting
diantaranya sebagai berikut:

• Interaksi antar personal lebih penting daripada proses dan alat.


• Software yang berfungsi lebih penting daripada dokumentasi yang lengkap
• Kolaborasi dengan klien lebih penting daripada negoisasi kontrak.
• Sikap tanggap lebih penting daripada mengikuti rencana/plan.

Kelebihan Model Agile

• Functional dapat dibuat dengan cepat dan dilakukan testing


• Perubahan dengan cepat ditangani

Kelemahan Model

• desain, dan pengembangan sulit diprediksi


• Dapat memunculkan permasalahan dari arsitektur maupun desain.

Daftar Pustaka

➢ Accounting Binus. (2020, May 19). Memahami System Development Life Cycle.
Retrieved from https://accounting.binus.ac.id/2020/05/19/memahami-system-
development-life-
cycle/#:~:text=SDLC%20juga%20merupakan%20pola%20yang,)%20dan%20pengelo
laan%20(maintenance).

Anda mungkin juga menyukai