Mata Kuliah
Disusun oleh:
2. V-MODEL
Bisa dikatakan model ini merupakan perluasan dari model waterfall.
Disebut sebagai perluasan karena tahap-tahapnya mirip dengan yang
terdapat dalam model waterfall. Jika dalam model waterfall proses
dijalankan secara linear, maka dalam model V prosesdilakukan bercabang.
Dalam model V ini digambarkan hubungan antara tahap pengembangan
software dengan tahap pengujiannya.
Contoh penerapan V-model: digunakan untuk mengatur proses
pengembangan perangkat lunak dalam administrasi federal Jerman. Saat ini
masih standar untuk administrasi dan pertahanan. Konsep V-Model
dikembangkan secara bersamaan, namun secara independen di Jerman dan
di Amerika Serikat pada akhir 1980-an.
Ada beberapa tahapan verifikasi di V-Model, yaitu:
a) Business Requirement Analysis
Ini adalah tahap pertama dalam siklus pengembangan di mana
persyaratan produk dipahami dari perspektif pelanggan. Fase ini melibatkan
komunikasi rinci dengan pelanggan untuk memahami harapan dan
kebutuhan yang tepat. Ini merupakan kegiatan yang sangat penting dan perlu
dikelola dengan baik, karena sebagian besar pelanggan tidak yakin tentang
apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Acceptance test desain dilakukan
pada tahap ini sebagai kebutuhan bisnis dapat digunakan sebagai masukan
untuk pengujian penerimaan.
b) System Design
Setelah memiliki persyaratan produk yang jelas dan rinci, sekarang
saatnya untuk merancang sistem yang lengkap. Desain sistem akan memiliki
pemahaman dan merinci hardware lengkap dan setup komunikasi untuk
produk dalam pengembangan. Rencana pengujian sistem dikembangkan
berdasarkan desain sistem. Melakukan hal ini pada tahap awal membuat
lebih banyak waktu untuk pelaksanaan tes yang sebenarnya nanti.
c) Architectural Design
Spesifikasi arsitektur dipahami dan dirancang dalam fase ini. Biasanya
lebih dari satu pendekatan teknis diusulkan dan berdasarkan kelayakan
teknis dan finansial keputusan akhir diambil. Desain sistem dipecah lebih
jauh ke dalam modul mengambil fungsi yang berbeda. Hal ini juga disebut
sebagai "Desain Tingkat Tinggi".
d) Module Design
Pada fase ini, desain internal rinci untuk semua modul sistem yang
ditentukan, disebut "Desain Tingkat Rendah". Penting bahwa desain
tersebut kompatibel dengan modul lain dalam arsitektur sistem dan sistem
eksternal lainnya.
e) Coding Phase
Bahasa pemrograman yang paling cocok ditentukan berdasarkan sistem
dan persyaratan arsitektur. Pengkodean dilakukan berdasarkan pedoman
coding dan standar. Kode berjalan melalui berbagai ulasan kode dan
dioptimalkan untuk kinerja terbaik sebelum final membangun diperiksa ke
dalam repositori.
− Kelebihan dari V-Model SDLC
▪ Model ini adalah model yang sangat-disiplin dan tahapan selesai satu
per satu.
▪ Bekerja dengan baik untuk proyek-proyek yang lebih kecil dimana
persyaratan dipahami dengan baik.
▪ Sederhana dan mudah dimengerti dan digunakan.
▪ Mudah dikelola karena setiap fase memiliki spesifik kiriman dan proses
review.
− Kekurangan dari V-Model SDLC
▪ Berisiko tinggi dan ketidakpastian.
▪ Tidak cocok untuk proyek-proyek yang kompleks dan berorientasi
objek.
▪ Tidak cocok untuk proyek-proyek dimana persyaratan beresiko tinggi
▪ Tidak cocok untuk proyek-proyek yang lama dan berkelanjutan.
▪ Setelah aplikasi dalam tahap pengujian, sulit untuk kembali dan
mengubah fungsionalitas.
• PROGRESSIVE
• ITERATIVE
Iterative lifecycle model tidak bisa dimulai dengan kebutuhan spesifikasi
yang penuh. Namun pengembangan dimulai dengan membuat spesifikasi dan
implementasi sebagian dari software,dimana dapat direview untuk mengidentifikasi
kebutuhan lebih lanjut. Proses ini lalu diulang memproduksi versi baru dari
software untuk masing-masing siklus dari model.
1. INCREMENTAL MODEL
Model Incremental merupakan hasil kombinasi elemen-elemen dari
model waterfall yang diaplikasikan secara berulang, atau bisa disebut
gabungan dari Model linear sekuensial (waterfall) dengan Model Prototype.
Elemen-elemen tersebut dikerjakan hingga menghasilkan produk dengan
spesifikasi tertentu kemudian proses dimulai dari awal kembali hingga
muncul hasil yang spesifikasinya lebih lengkap dari sebelumnya dan
tentunya memenuhi kebutuhan pemakai.
Model ini berfokus pada penyampaian produk operasional dalam setiap
pertambahanya. Pertambahan awal ada di versi stripped down dari produk
akhir, tetapi memberikan kemampuan untuk melayani pemakai dan juga
menyediakan platform untuk evaluasi oleh pemakai. Model ini cocok
dipakai untuk proyek kecil dengan anggota tim yang sedikit dan
ketersediaan waktu yang terbatas.
− Kelebihan Model Incremental
▪ Personil bekerja optimal.
▪ Mampu mengakomodasi perubahan secara fleksibel, dengan waktu
yang relatif singkat dan tidak dibutuhkan anggota/tim kerja yang
banyak untuk menjalankannya.
▪ Pihak konsumen dapat langsung menggunakan dahulu bagian-bagian
yang telah selesai dibangun. Contohnya pemasukan data karyawan.
▪ Mengurangi trauma karena perubahan sistem. Klien dibiasakan
perlahan-lahan menggunakan produknya setiap bagian demi bagian.
▪ Memaksimalkan pengembalian modal investasi konsumen.
− Kekurangan Model Incremental
▪ Tidak cocok untuk proyek berukuran besar (lebih dari 200.000 baris
coding).
▪ Sulit untuk memetakan kebutuhan pemakai ke dalam rencana
spesifikasi tiap-tiap hasil dari increament.
2. SPIRAL MODEL
Model ini mengadaptasi dua model perangkat lunak yang ada yaitu
model prototyping dengan pengulangannya dan model waterfall dengan
pengendalian dan sistematikanya. Model ini dikenal dengan sebutan Spiral
Boehm. Pengembang dalam model ini memadupadankan beberapa model
umum tersebut untuk menghasilkan produk khusus atau untuk menjawab
persoalan-persoalan tertentu selama proses pengerjaan proyek.
Tahap-tahap model ini dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut:
➢ Tahap Liason: pada tahap ini dibangun komunikasi yang baik dengan
calon pengguna/pemakai.
➢ Tahap Planning (perencanaan): pada tahap ini ditentukan sumber-
sumber informasi, batas waktu dan informasi-informasi yang dapat
menjelaskan proyek.
➢ Tahap Analisis Resiko: mendefinisikan resiko, menentukan apa saja
yang menjadi resiko baik teknis maupun manajemen.
➢ Tahap Rekayasa (engineering): pembuatan prototipe.
➢ Tahap Konstruksi dan Pelepasan (release): pada tahap ini dilakukan
pembangunan perangkat lunak yang dimaksud, diuji, diinstal dan
diberikan sokongan-sokongan tambahan untuk keberhasilan proyek.
➢ Tahap Evaluasi: pelanggan/pemakai/pengguna biasanya memberikan
masukan berdasarkan hasil yang didapat dari tahap engineering dan
instalasi.
− Kelebihan Model Spiral
Kelebihan model ini adalah sangat mempertimbangkan resiko
kemungkinan munculnya kesalahan sehingga sangat dapat diandalkan untuk
pengembangan perangkat lunak skala besar. Pendekatan model ini
dilakukan melalui tahapan-tahapan yang sangat baik dengan
menggabungkan model waterfall ditambah dengan pengulangan-
pengulangan sehingga lebih realistis untuk mencerminkan keadaan
sebenarnya. Baik pengembang maupun pemakai dapat cepat mengetahui
letak kekurangan dan kesalahan dari sistem karena proses-prosesnya dapat
diamati dengan baik.
− Kekurangan Model Spiral
Kekurangan model ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk
mengembangkan perangkat lunak cukup panjang demikian juga biaya yang
besar. Selain itu, sangat tergantung kepada tenaga ahli yang dapat
memperkirakan resiko. Terdapat pula kesulitan untuk mengontrol proses.
Sampai saat ini, karena masih relatif baru, belum ada bukti apakah metode
ini cukup handal untuk diterapkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://iinanggraini0809gmail.wordpress.com/system-development-life-
cyclesdlcmodel/
https://www.academia.edu/6451870/SDLC_MODEL_TUGAS_2
http://qualityvista.blogspot.com/2005/11/sdlc-model-progressive-
development.html
https://www.ayoksinau.com/tahapan-sdlc/
https://sanitadazira.wordpress.com/2018/11/10/model-model-sdlc-system-
development-life-cycle/
https://quizlet.com/ca/301563959/sdlc-waterfall-model-diagram/
http://share.its.ac.id/blog/index.php?lang=id&blogpage=44
http://www.sistem-informasi.xyz/2017/04/pengertian-v-model-sdlc.html