Anda di halaman 1dari 23

ISJ2N2

Pengujian dan
Implementasi Sistem
Team Teaching
S1 Sistem Informasi
2023
Minggu 7
1. Software Development Life Cycle (SDLC)
Outline • Model SDLC
2. Peran Proses Testing pada SDLC
• Apa itu verfikasi
• Apa itu validasi
• Permasalahan pada model Waterfall
3. V-Model
• Apa itu V-Model
• Fase verifikasi pada V-Model
• Fase validasi pada V-Model
• Prinsip-prinsip Penting V-Model pada Software Testing
• Kelebihan dan Kekurangan pada V-Model
4. Jenis-jenis pengujian
• Functional Testing
• Non-Functional Testing
5. Tugas 3 (Tambahan)
Software Development Life Cycle (SDLC)
Software Development Life
Cycle (SDLC)
• SDLC juga dikenal dengan Software Development
Process
• SDLC adalah sebuah kerangka kerja (framework) yang
mendefinisikan aktivitas/tugas/tahapan pada proses
pengembangan perangkat lunak.
• Secara umum, ada enam tahapan pada SDLC:
Planning, Analysis, Design, Implementation,
Testing&Integration dan Maintenance
Model pada SDLC
Beriku ini adalah beberapa beberapa model SDLC yang
banyak digunakan di dunia industry:
1. Waterfall Model
2. Iterative Model
3. Spiral Model
4. V-Model
5. Big Bang Model
6. Agile Model
7. RAD Model
8. Rapid Application Development
9. Prototyping Model
10. Incrimental Model
Peran Proses Testing pada SDLC
Peran Proses Testing pada
SDLC
• Testing merupakan bagian dari SDLC dan bukan
merupakan tahapan yang terpisah.
• Pada beberapa model SDLC, testing adalah tahapan
yang dilakukan setelah tahapan implementasi selesai
dilakukan.
• Pada tahapan testing, ada dua hal penting, yaitu:
• Verifikasi
• Validasi
Verifikasi pada Testing
Proses verifikasi pada testing memiliki tujuan untuk memastikan bahwa produk akhir, komponen atau
sistem dibangun dengan spesifikasi dan standar tertentu.

Fokus Verifikasi pada testing:

“Is the Deliverable Product built according to the specification and standards?”
Validasi pada Testing
Proses validasi pada testing memiliki tujuan untuk memastikan bahwa produk akhir, komponen atau
sistem yang dibangun sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Fokus Validasi pada testing:

“Is the deliverable product full fill its purpose and providing a solution to the
customer’s problem?”
Permasalahan pada Model Waterfall (1)
Pada model Waterfall, proses pengembangan
perangkat lunak berjalan secara sekuensial mulai dari
requirements hingga maintenance.

Setiap tahap/fase pada model Waterfall hanya akan


dimulai jika tahap/fase sebelumnya selesai
dilakukan.

Dan tahap/fase testing dilakukan setelah tahap/fase


development selesai dilakukan.
Permasalahan pada Model Waterfall (2)
Konsekuensi dari tahap/fase testing
yang dilakukan setelah tahap/fase
development selesai dilakukan
berkaitan langsung dengan
besarnya biaya yang diperlukan
untuk memperbaiki perangkat
lunak setelah tahap/fase produksi.
V-Model pada SDLC
Apa itu V-Model pada
SDLC?
• Dikenal juga dengan nama verification and
validation model
• Model pada SDLC yang memberikan panduan
dimana pengujian (testing) dilakukan sejak awal
pada SDLC Life Cycle.
• Pada V-Model, setiap tahapan SDLC akan diiringi
dengan bentuk pengujian yang relevan.
Fase Verfikasi pada V-
Model
• Fase dimana seluruh dokumen kebutuhan
(requirement document) akan dipastikan bahwa
dokumen tsb telah mencatat, mencantumkan dan
mendokumentasikan seluruh kebutuhan pengguna
dan kebutuhan pengembangan perangkat lunak
• Beberapa dokumen yang dicek:
Fase Validasi pada V-Model
• Fase dimana pengujian fungsional (functional testing)
dan pengujian non fungsional (non-functional
testing) dilakukan.
• Memastikan produk akhir bekerja sesuai fungsinya
• Memastikan produk akhir bekerja sesuai harapan
pengguna dari sisi non fungsional seperti performa,
keamanan, dsb.
• Memastikan produk akhir memberikan solusi
terhadap permasalahan yang dihadapi oleh
pengguna (sesuai kebutuhan pengguna)
Dokumen pada fase verifikasi seperti
business req. specification, system req.
specification, high level design dan low
level design akan dipastikan:
1. Sudah mendokumentasikan seluruh
kebutuhan pengguna dan
kebutuhan pengembangan.
2. Bekerja sesuai dengan fungsinya
yang diuji pada fase validasi
Prinsip-prinsip Penting V-Model pada Software Testing
Berikut ini adalah prinsip-prinsip penting V-Model pada Software Testing:
1. Pengujian harus dilakukan secara berurutan (sequential). Dimulai dari High Level Design hingga
Low Level Design (detail).
2. Menekankan pada integritas proses dan data.
3. Scalability. V-Model harus dapat dilakukan pada proyek IT dengan ukuran, kompleksitas dan
durasi yang bervariasi.
4. Cross Reference. Memastikan relevansi aktivitas pengujian yang dilakukan dengan melihat
konteks dan kebutuhan. (Misalnya: Requirement Document diuji dengan acceptance test)
5. Clear Documentation. Kejelasan dokumentasi pada setiap fase adalah hal yang mutlak.
Kelebihan V-Model
Berikut ini adalah kelebihan dari V-Model :
1. Bekerja dengan baik dan mudah dilakukan pada proyek perangkat lunak berskala kecil dan
menengah
2. Karena pengujian dilakukan sejak awal, maka ambiguitas dokumentasi, cacat produk dapat
diidentifikasi sedini mungkin sehingga perbaikan dapat dilakukan dengan segera dan dengan
biaya yang relative murah.
3. Setiap fase/tahap menghasilkan deliverables dan proses review yang spesifik sehingga mudah
dimengerti, digunakan dan dikelola.
4. Model yang memerlukan disiplin tinggi
Kekurangan V-Model
Berikut ini adalah kekurangan dari V-Model :
1. Saat ini proyek perangkat lunak semakin dinamis, perubahan dapat terjadi kapanpun sehingga
penggunaan V-Model yang kaku tidak cocok digunakan pada proyek perangkat lunak yang
dinamis.
2. V-Model tidak cocok digunakan pada proyek perangkat lunak yang sangat besar dan kompleks
dimana kebutuhan pengguna sangat tidak menentu dan memiliki resiko yang tinggi.
Jenis-jenis Pengujian
Functional Testing

Functional Testing adalah jenis pengujian yang mencakup semua teknik dan metode pengujian yang
digunakan untuk menguji perilaku input/output objek pengujian yang dapat diamati.
Functional Test Case dibuat menggunakan teknik blackbox.
Non-Functional Testing
Pengujian Non-Functional adalah pengujian yang
Load Performance Data Volume
menguji kebutuhan non-fungsional. Kebutuhan
non-functional menggambarkan atribut dari
Stability /
perilaku fungsional sistem yaitu, seberapa baik Stree Data Security
Realiability
sistem atau komponen harus memenuhi
fungsinya. Different
Robustness Compatibiliy
Configurations

Usability Compliance Maintainability


Referensi
• Firesmith, D. (2013, November 11). Using V Models for Testing. Retrieved
March 30, 2023, from http://insights.sei.cmu.edu/blog/using-v-models-for-
testing/.
• Swain, D. (2023) V model in software testing: What, why, advantages and
disadvantages, Testsigma Blog. Available at: https://testsigma.com/blog/v-
model-in-software-development-life-cycle/#What_is_Verification
(Accessed: April 3, 2023).
• Jorgensen, P. C., & DeVries, B. (2021). Software Testing A Craftman's
Approach (5th ed.). London: CRC Press.
• Kurbel, K. (2010). The making of information systems: Software engineering
and management in a Globalized World. Berlin: Springer.
• Spillner, A., Linz, T., & Spillner, A. (2021). Software testing foundations.
Santa Barbara: Rocky Nook.

Anda mungkin juga menyukai