Anda di halaman 1dari 10

Analisis dan Desain Sistem Informasi

(15183207048)

PERSIAPAN ARTIKEL UNTUK JIPI (JURNAL ILMIAH


PENDIDIKAN INFORMATIKA)
Rofif Asrori
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN INFORMASI STKIP PGRI TULUNGAGUNG
e-mail: rofifasroripti@gmail.com
ABSTRAK
Dalam setiap pembuatan atau pengembangan perangkat lunak atau software selalu melibatkan model-model untuk
mempermudah dan memenejemen cara kerja kita sebagai orang IT dalam menciptakan atau mengembangkan software
untuk client atau digunakan sendiri, di era modern seperti saat ini semua hal melibatkan berbagai macam teknologi mulai
dari belajar, bermain game, mencari referensi dapat dilakukan dengan mudah menggunakan teknologi informasi, dalam
pengembangan system informasi memiliki berbagai macam model dan cara-cara yang sesuai dengan cara kerja kita.
pemilihan model pengembangan perangkat lunak atau software harus sesuai dengan cara kerja kita sesuai dengan
kebutuhan dan permintaan client. Terdapat berbagai macam model pengembangan perangkat lunak atau software mulai
dari model Waterfall model, RAD model, Agile model, Icemental model, Spiral model, dsb. Dalam jurnal ini saya
menjelaskan macam-macam model untuk pengembangan perangkat lunak atau software agar bias dipahami oleh para ahli
IT untuk pekerjaan mereka yang selalu berhubungan dengan pembuatan atau pengembangan perangkat lunak atau
software.
Kata Kunci: model-model untuk mempermudah dan memenejemen kerja, model-model pengembangan software.
ABSTRACT
In any creation or development of software or software always involves models to simplify and manage the way we work
as IT people in creating or developing software for a client or be used alone, in the modern era like today all involve a
variety of technologies ranging from learning , play games, find references can be done easily using information technology,
the development of information systems have a wide range of models and methods that correspond to the way we work.
model selection software development or software must be in accordance with the way we work in accordance with the needs
and demands of the client. There are various models of software development or software models ranging from the Waterfall
model, RAD models, Agile models, Icemental models, Spiral models, etc. In this paper I describe the various models for
software development or software in order to bias understood by IT experts for their work which is always associated with
the creation or development of software or software.
Keywords: models to simplify and manage work, software development models.

I.

PENDAHULUAN

DLC dapat disimpulkan sebagai sebuah siklus untuk membangun sistem dan memberikannya
kepada pengguna melalui tahapan perencanaan, analisa, perancangan dan implementasi dengan cara
memahami dan menyeleksi keadaan dan proses yang dilakukan pengguna untuk dapat mendukung
kebutuhan pengguna. Untuk menggunakan SDLC maka dibutuhkan sumber data awal dari
pengguna yang dijadikan acuan dalam perencanaan, analisa, perancangan dan implementasi. Penggunaan
acuan ini dimaksudkan agar sistem yang dibangun bisa menjembatani kebutuhan pengguna dari
permasalahan yang dihadapinya (Mulyono, 2014).

Analisis dan Desain Sistem Informasi


(15183207048)

II. PEMBAHASAN
A. System development life cycle (SDLC)
Pengertian SDLC (System Development Life Cycle atau Siklus Hidup Pengembangan Sistem) adalah
suatu proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk
mengembangkan sistem-sistem tersebut. Berikut ini adalah Fase-fase System Development Life Cycle
(SDLC) meliputi :

Gambar 1.SDLC

A. Perencanaan Sistem (Systems Planning)


Lebih menekankan pada aspek studi kelayakan pengembangan system.
B. Analisis Sistem (Systems Analysis)
Analisa System adalah tahap di mana dilakukan beberapa aktivitas seperti studi literature,
mengklasifikasikan masalah, analisa kebutuhan, dll
C. Perancangan Sistem (Systems Design)
Pada tahap ini, fitur dan operasi-operasi pada system dideskripsikan secara detail.
D. Implementasi Sistem (Systems Implementation)
Tahap berikutnya adalah implementasi yaitu mengimplementasikan rancangan dari tahap-tahap
sebelumnya dan melakukan uji coba.
E. Pemeliharaan Sistem (Systems Maintenance)
Dilakukan oleh admin yang ditunjuk untuk menjaga system tetap mampu beroperasi secara benar
melalui kemampuan system dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan. (Nusantara,
2016)

B. Waterfall model
Waterfall model merupakan metode dalam mengerjakan pengembangan software dimana setiap fase
harus dikerjakan dulu sebelum fase berikutnya dijalankan, berikut ini adalah tahap-tahap dari metode
Waterfall model:

Analisis dan Desain Sistem Informasi


(15183207048)

Gambar 2. Waterfall model

1.

Requirement gathering and Analysis:


semua requirement yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem dimasukkan dan didokumentasikan
di sebuah dokumen requirement specification.

2. System Design:
spesifikasi yang dibutuhkan dari tahap pertama dipelajari pada tahap ini dan disiapkan untuk desain
sistem. Desain sistem membantu dalam menganalisa spesifikasi hardware dan kebutuhan sistem dan juga
membantu dalam mendefinisikan arsitektur sistem secara keseluruhan.
3. Implementation:
dengan input dari System Design, sistem pertama kali dikembangkan dalam program yang disebut
dengan Unit, yang diintegrasikan dengan tahap berikutnya. Setiap unit dikembangkan dan diuji
fungsionalitasnya dan dijadikan referensi sebagai unit testing.
4. Integration and Testing:
semua unit yang dikembangkan dalam tahap implementation diintegrasikan kedalam sebuah sistem
setelah menguji setiap unit. Pasca integrasi, seluruh sistem diuji untuk setiap kesalahan dan kegagalan.
5. Deployment of System:
Setelah pengujian fungsional dan non-fungsional dilakukan, produk dideploy di lingkungan client atau
dirilis ke pasar.
6. Maintenance:
Terdapat beberapa masalah yang muncul di lingkungan client, untuk memperbaikinya maka dirilis patchnya, juga untuk meningkatkan kualitas produk maka akan dirilis beberapa versi terbaik. Maintenance
dilakukan untuk memberikan perubahan/perbaikan ini kepada pelanggan.
Semua tahapan ini mengalir satu sama lain dimana proses terjadi seperti alir mengalir dari atas ke
bawah(seperti air terjun / waterfall). Setiap tahap dimulai setelah tahap sebelumnya didefinisikan.
(Nurdiansyah, 2016)

Kelebihan Waterfall model:


a. Proses development lebih teratur karena dikerjakan secara bertahap, sehingga mudah untuk
melihat progress setiap tahap.
b. Menguntungkan dari sisi user karena dapat merencanakan dan menyiapkan seluruh kebutuhan
data dan proses yang diperlukan.
c. Jadwal lebih pasti, sehingga dapat dilihat lebih jelas target penyelesaian dan pengembangan
program.

Analisis dan Desain Sistem Informasi


(15183207048)

Kelemahan waterfall model:


a. Prosedurnya kaku, sehingga susah untuk melakukan perubahan ditengah proses.
b. Membutuhkan daftar requirement yang lengkap di tahap awal pengembangan, tapi jarang clien
bisa memberikan daftar tersebut secara lengkap di awal. (Nurdiansyah, 2016)

C. Incremental Model
Incremental model adalah model pengembangan sistem pada software engineering berdasarkan
requirement software yang dipecah menjadi beberapa fungsi atau bagian sehingga model
pengembangannya secara bertahap. Tahapan-tahapan untuk perancangannya yaitu :
1. Requirement,
Adalah proses tahapan awal yang dilakukan pada incremental model yakni penentuan kebutuj=hand an
analisis kebutuhan.
2. Specification,
Adalah proses proses spesifikasi dimana menggunakan analisis kebtuhan sebagai acuannya.
3. Architecture design,
Adalah tahap perancangan software yang terbuka agar dapat diterapkan system pembangunan per-bagian
pada tahap selanjutnya.
4. Code,
Setelah melakukan proses design selanjutnya ada pengkodean.
5. Test,
Adalah tahap pengujian dalam model ini.

Gambar 3. Incremental model

Tahapan-tahapan tersebut dilakukan secara berurutan. Setiap bagian yang sudah selesai dilakukan
testing, dikirim ke pemakai untuk langsung dapat digunakan. Pada incremental model, tiga tahapan awal
harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum sebelum tahap membangun tiap increment

Kelebihan Incremental Model:


a. Merupakan model dengan manajemen yang sederhana
4

Analisis dan Desain Sistem Informasi


(15183207048)

b. Pengguna tidak perlu menunggu sampai seluruh sistem dikirim untuk mengambil keuntungan
dari sistem tersebut.
c. Resiko untuk kegagalan proyek secara keseluruhan lebih rendah.
d. Nilai penggunaan dapat ditentukan pada setiap increment sehingga fungsionalitas sistem
disediakan lebih awal.
e. Memiliki risiko lebih rendah terhadap keseluruhan pengembagan system.
f.

Prioritas tertinggi pada pelayanan sistem adalah yang paling diuji.

Kelemahan Incremental model:


a. kemungkinan tiap bagian tidak dapat diintegrasikan
b. Dapat menjadi build and Fix Model, karena kemampuannya untuk selalu mendapat perubahan
selama proses rekayasa berlangsung
c. Harus Open Architecture
d. Mungkin terjadi kesulitan untuk memetakan kebutuhan pengguna ke dalam rencana spesifikasi
masing-masing hasil increment. (Wanda, 2014)

D. Prototyping Model,
Sebuah prototipe adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka
eksternal yang ditampilkan. Prototyping perangkat lunak (software prototyping) atau siklus hidup
menggunakan protoyping (life cycle using prototyping) adalah salah satu metode siklus hidup sistem
yang didasarkan pada konsep model bekerja (working model). Tujuannya adalah mengembangkan model
menjadi sistem final. Ciri khas dari metodologi ini adalah pengembang sistem (system developer), klien,
dan pengguna dapat melihat dan melakukan eksperimen dengan bagian dari sistem komputer dari sejak
awal proses pengembangan. (Wanda, 2014)

Gambar 4. Prototyping Model

Tahapan prototyping model :


1. Pengumpulan kebutuhan,
Client dan developer bersama-sama mengidentifikasikam format seluruh perangkat
lunak dan garis besarsistem yang akan dibuat.
2. Membagun Prototyping,
Membuat peracanaan sementara yang berfokus pada penyajian kepada client.
3. Evaluasi Prototyping,
5

Analisis dan Desain Sistem Informasi


(15183207048)

Evaluasi ini dilakukan oleh client apakah sesuai dengan kebutuhan client, jika sudah
akan dilanjukan ke step 4, jika tidak kembali ke step 1 lagi.
4. Mengkodekan Sistem,
Dalam tahap ini prototyping yang sudah disetujui oleh client diterjemahkan ke dalam
Bahasa pemrograman.
5. Menguji Sistem,
Sebelum software digunakan harus dilakukan pengujianterlebih dahulu.
6. Evaluasi Sistem,
Software diuji oleh client apakah sudah sesuai dengan kebutuhan meraka apa belum.
7. Menggunakan Sistem,
Software yang telah lolos uji akan siap untuk digunakan.
Kelebihan Protityping Model:
a. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan
b. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan
c. Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan system
d. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan system
e. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya
f.

membuat klien mendapat gambaran awal dari prototype (Wanda, 2014)

E. Agile Model,
adalah sekelompok metodologi pengembangan perangkat lunak yang didasarkan pada prinsip-prinsip
yang sama atau pengembangan sistem jangka pendek yang memerlukan adaptasi cepat dari pengembang
terhadap perubahan dalam bentuk apapun. Agile development methods merupakan salah satu dari
Metodologi pengembangan perangkat lunak yang digunakan dalam pengembangan perangkat lunak.
Agile memiliki pengertian bersifat cepat, ringan, bebas bergerak, dan waspada. (WIKIPEDIA, 2016)
model-model agile yaitu :
1) Extreme Programing(XP).
Proses agile paling popular karena proses ini mementingkan kepuasan pelanggan dan juga
menekankan kepada seluruh pihak yang berkepentingan sebagai mitra setara dan tim kolaboratif.
Extreme Pemrograman meningkatkan proyek perangkat lunak dalam lima cara penting;
Komunikasi, kesederhanaan, umpan balik, rasa hormat, dan keberanian.
Kelebihan XP :
Menjalin komunikasi yang baik dengan client.
Meningkatkan komunikasi dan sifat saling menghargai antar developer.
Kekurangan XP :
Developer harus selalu siap dengan perubahan karena perubahan akan selalu diterima.
Tidak bisa membuat kode yang detail di awal.
2) Adaptive Software Development (ASD)
Digunakan sebagai teknik membangun software yang kompleks. Ada dua system kerja yaitu
1) Collaboration : orang-orang yang bermotivasi tinggi bekerja sama untu saling
melengkapi, rela membantu, kerja keras, terampil di bidangnya dan mengkomunikasikan
masalah untuk hasilkan penyelesaian efektif
2) Learning: tim pembangun sering merasa sudah tahu semua hal tentang proyek, padahal
tidak selamanya begitu. Karena itu proses ini membuat mereka belajar lebih tentang
proyek melalui 3 cara:
a. Focus group : klien dan pengguna memberi masukan terhadap software.
6

Analisis dan Desain Sistem Informasi


(15183207048)

b. Formal Technique Reviews : Tim ASD lengkap melakukan review.


c. Postmortems : Tim ASD lakukan instrospeksi pada kinerja dan proses.
3)

Dynamic Systems Development Method (DSDM)


Pada Dynamic System Development Method menyajikan kerangka kerja (framework) untuk
membangun dan memelihara sistem dalam waktu yang terbatas melalui penggunaan prototyping
yang incremental dalam lingkungan yang terkondisikan. Metode ini akan membangun software
dengan cepat: 80% dari proyek diserahkan dalam 20% dari waktu total untuk menyerahkan
proyek secara utuh. (Sanyoto, 2015)

4) Scrum Methodology
Pada dasarnya Scrum merupakan salah satu komponen dari metodologi pengembangan Agile
mengenai pertemuan harian untuk membahas kemajuan dan XP. Scrum menguraikan proses
untuk mengidentifikasi dan katalogisasi pekerjaan yang perlu dilakukan, memprioritaskan yang
bekerja dengan berkomunikasi dengan pelanggan atau wakil pelanggan, dan pelaksanaan yang
bekerja menggunakan rilis iterative dan memiliki tujuan utama untuk mendapatkan perkiraan
berapa lama akan pembangunan. (Sanyoto, 2015)

Prinsip Scrum yaitu:

1) Ukuran tim yang kecil melancarkan komunikasi, mengurangi biaya, dan


memberdayakan satu sama lain
2) Proses dapat beradaptasi terhadap perubahan teknis dan bisnis
3) Proses menghasilkan beberapa software increment
4) Pembangunan dan orang yang membangun dibagi dalam tim yang kecil
5) Dokumentasi dan pengujian terus menerus dilakukan setelah software dibangun
6) Proses scrum mampu menyatakan bahwa produk selesai kapanpun diperlukan
5) Crystal

Development yang tidak pada jalur kritis, dapat menghabikan waktu lebih, mereka yang
memperbaiki produk atau membantu oaring yang ada di jalur proyek kritis.
Karakteristik Crystal :
1) Secara aktual sebuah model proses keluarga yang memungkinkan manuver berdasar
karakteristik permasalahan
2) Menyarankan penggunaan workshop refleksi untuk review kebiasaan kerja tim
3) Selalu murah dan cepat berkomunikasi secara langsung.
4) Proyek berkembang sesuai ukuran team menjadi lebih atau luas dan metologi akan
menjadi lebih tinggi.
6) Feature Driven Development
Feature Driven Development merupakan model proses praktis untuk keahlian proses
software engineering, Feature merupakan sebuah fungsi yang berharga dimana dapat
dilaksanakan.
Keuntungan dari metode feature :
1) User dapat menggambarkan dengan mudah bentuk system.
2) Dapat di organisasikan atau diatur ke dallamkelompok bisnis yang hirarki.
3) Desain dank ode lebih mudah diperiksa secara efektif.
4) Merancang proyek, penjadwalan dan jalur diarahkan oleh feature.
7

Analisis dan Desain Sistem Informasi


(15183207048)

7) Agile modelling
Agile Modeling adalah suatu metodologi yang praktis untuk dokumentasi dan pemodelan system
software. Agile Modeling adalah kumpulan nilai-nilai, prinsip dan praktek-praktek untuk
memodelkan software agar dapat diaplikasian pada software development proyek secara efektif.

Prinsip dalam Agile Modeling :


1) Membuat model dengan tujuan: tentukan tujuan sebelum membuat model
2) Mengunakan multiple models: tiap model mewakili aspek yang berbeda dari
model lain.
3) Travel light: simpan model-model yang bersifat jangka panjang saja
4) Isi lebih penting dari pada penampilan: modeling menyajikan informasi kepada
audiens yang tepat.
5) Memahami model dan alat yang yang digunakan untuk membuat software
6) Adaptasi secara local (Sanyoto, 2015)

Rational Unified Process


Rational Unified Process, adalah suatu kerangka kerja proses pengembangan perangkat lunak
iteratif yang dibuat oleh Rational Software, suatu divisi dari IBM sejak 2003. Model ini membagi
suatu sistem aplikasi menjadi beberapa komponen sistem dan memungkinkan para developer
aplikasi untuk menerapkan metode iterative (analisis, disain, implementasi dan pengujian) pada
tiap komponen Dengan menggunakan model ini, RUP membagi tahapan pengembangan
perangkat lunaknya ke dalam 4 fase sebagai berikut :
1) Inception, merupakan tahap untuk mengidentifikasi sistem yang akan dikembangkan.
2) Elaboration, merupakan tahap untuk melakukan disain secara lengkap berdasarkan hasil analisis di tahap
inception.
3) Construction, merupakan tahap untuk mengimplementasikan hasil disain dan melakukan pengujian hasil
implementasi.
4) Transition, merupakan tahap untuk menyerahkan sistem aplikasi ke konsumen (roll-out), yang umumnya
mencakup pelaksanaan pelatihan kepada pengguna dan testing beta aplikasi terhadap ekspetasi pengguna.
8)

(Sanyoto, 2015)

F. Spiral Model
Spiral model adalah salah satu bentuk evolusi yang menggunakan metode iterasi natural yang dimiliki
oleh model prototyping dan digabungkan dengan aspek sistimatis yang dikembangkan dengan model
waterfall. Tahap desain umumnya digunakan pada model Waterfall, sedangkan tahap prototyping adalah
suatu model dimana software dibuat prototype (incomplete model), blue-print-nya, atau contohnya dan
ditunjukkan ke client untuk mendapatkan timbal balik. Jika prototype-nya sudah sesuai dengan keinginan
client, maka proses SE dilanjutkan dengan membuat produk sesungguhnya dengan menambah dan
memperbaiki kekurangan dari prototype tadi.
Model ini juga mengkombinasikan top-down design dengan bottom-up design, dimana top-down design
menetapkan sistem global terlebih dahulu, baru diteruskan dengan detail sistemnya, sedangkan bottomup design berlaku sebaliknya. Top-down design biasanya diaplikasikan pada model waterfall dengan
sequential-nya, sedangkan bottom-up design biasanya diaplikasikan pada model prototyping dengan
feedback yang diperoleh. (Hansiaditya, 2007)

Analisis dan Desain Sistem Informasi


(15183207048)

Gambar 5. Spiral model

Satu lingkaran dari bentuk spiral pada spiral model dibagi menjadi beberapa daerah yang disebut dengan
region. Region tersebut dibagi sesuai dengan jumlah aktivitas yang dilakukan dalam spiral model .
Spiral model dibagi menjadi beberapa framework aktivitas, yang disebut dengan task regions.
Kebanyakan aktivitas2 tersebut dibagi antara 3 sampai 6 aktivitas. Berikut adalah aktivitas-aktivitas yang
dilakukan dalam spiral model:
1) Customer communication. Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang
efektif antara developer dengan client terutama mengenai kebutuhan dari client.
2) Planning. Aktivitas perencanaan ini dibutuhkan untuk menentukan sumberdaya, perkiraan waktu
pengerjaan, dan informasi lainnya yang dibutuhkan untuk pengembangan software.3) Analysis risk. Aktivitas analisis resiko ini dijalankan untuk menganalisis baik resiko secara
teknikal maupun secara manajerial. Tahap inilah yang mungkin tidak ada pada model proses
yang juga menggunakan metode iterasi, tetapi hanya dilakukan pada spiral model.
4) Engineering. Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun 1 atau lebih representasi dari
aplikasi secara teknikal.
5) Construction & Release. Aktivitas yang dibutuhkan untuk develop software, testing, instalasi
dan penyediaan client support seperti training penggunaan software serta dokumentasi seperti
buku manual penggunaan software.
6) Customer evaluation. Aktivitas yang dibutuhkan untuk mendapatkan feedback dari client
berdasarkan evaluasi mereka selama representasi software pada tahap engineering maupun pada
implementasi selama instalasi software pada tahap construction and release. (Hansiaditya, 2007)

III. KESIMPULAN
Bagian kesimpulan tidak harus ada. Meskipun kesimpulan mungkin merangkum poin utama di dalam artikel,
jangan menyalin abstrak sebagai kesimpulan. Sebuah kesimpulan mungkin saja menegaskan dalam pentingnya
9

Analisis dan Desain Sistem Informasi


(15183207048)

hasil pekerjaan ataupun saran untuk pengembangan lebih lanjut.


LAMPIRAN
Lampiran, jika diperlukan dapat ditampilkan sebelum Ucapan terima kasih.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih juga merupakan bagian yang tidak wajib ada. Jika ada pihak luar yang terlibat di dalam
pembuatan artikel ini, maka dapat dituliskan pada bagian ini.
REFERENSI DAN CATATAN KAKI
A. Referensi
Sumber referensi yang dituliskan pada daftar pustaka harus pernah disitir di dalam konten. Untuk penulisan
sitiran, sebutkan urutan referensi di dalam tanda kurung siku, seperti: [1]. Untuk sitiran lebih dari satu
referensi, gunakan tanda kurung siku yang terpisah, seperti: [1][3][5]. Jika referensi yang disebutkan terurut,
dapat menggunakan tanda hubung, seperti: [1][3-6].
A. Catatan Kaki
Beri catatan kaki dengan nomer terpisah (Insert | Footnote). 1Letakkan catatan kaki pada bagian bawah kolom di
mana catatan kaki tersebut di sitir.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Mulyono, G. (2014, September 25). Apa itu SDLC Dan Contoh-Contohnya. Retrieved from Got It!!! Blog Galuh:
http://glhmlyn.blogspot.co.id/2014/09/apa-itu-sdlc_25.html
Nurdiansyah, D. (2016, Maret). Dhany Nurdiansyah Blog Belajar. Retrieved from SDLC : Pengertian Waterfall Model |
Keuntungan - Kelemahan: http://dhanynurdiansyah.blogspot.co.id/2016/03/sdlc-pengertian-waterfall-model.html
Nusantara, B. (2016, july 14). Tahapan-Tahapan dalam SDLC (Sistem Development Life Cycle). Retrieved from Binus
University: http://scdc.binus.ac.id/himsisfo/2016/07/tahapan-tahapan-dalam-sdlcsistem-development-life-cycle/
Wanda, R. L. (2014, November 25). TUGAS MATA KULIAH REKAYASA SISTEM (EDMODO). Retrieved from Rizal Loa
Wanda: http://rizalloa.ilearning.me/?p=135
WIKIPEDIA. (2016, Oktober 9). Agile Development Methods. Retrieved from WIKIPEDIA:
https://id.wikipedia.org/wiki/Agile_Development_Methods

1
10

Anda mungkin juga menyukai