Abstract
Corona virus is a new type of virus that is now taking the world by storm because it has
infected thousands of millions of people in the world in a short time. This health protocol
really needs to be implemented in the community with the hope of preventing and minimizing
the spread and increasing number of people infected with Covid-19. This study aims to
determine how much the student / i level cares about the level of knowledge and behavior
regarding the COVID-19 health protocol. The method used in this research is an
observational study with a cross sectional method. In the process of collecting data, it was
carried out using quota sampling techniques and distributed via google form and WhatsApp
with a sample of 500 respondents. From the data obtained, it can be seen that most people
have known and implemented several health protocols established by the government which
include advice on wearing masks, applying social or physical distancing, maintaining good
and correct hand hygiene at home and outside, and applying ethics. coughs and sneezes that
are good and true. However, the implementation of health protocols such as maintaining
hand hygiene has not been carried out properly. As many as 53% and 37.6% of participants
did not wash their hands before eating and did not carry hand sanitizers when traveling as a
form of self-protection, and as many as 4.4% of respondents still rarely changed or washed
their masks after being used for traveling.
PENDAHULUAN
Di awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan mewabahnya virus baru yaitu
virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang penyakitnya disebut Corona virus
Disease (Covid-19). Semua tahu, bahwa asal mula virus ini berawal dari Wuhan,
Tiongkok. Corona virus merupakan virus jenis baru yang kini telah menggemparkan
masyarakat dunia (Yuliana, 2020) . WHO meminta negara-negara termasuk Indonesia
untuk mengambil tindakan yang mendesak dan agresif untuk mencegah dan
mengendalikan covid-19 (Daima Ulfa & Mikdar, 2020).
Menjaga kebersihan dan menjauhi kontak langsung dengan orang terinfeksi
corona merupakan salah satu protokol kesehatan. Selain itu, penggunaan masker
sebagai self protection untuk melindungi muka saat sedang tidak dirumah serta selalu
cuci tangan dan gunakan hand sanitizer. Anjuran ini diperkuat oleh WHO melalui
panduan sementara dan anjuran memakai masker pada 06 April 2020. WHO
menjelaskan bahwa dengan mencuci tangan mampu menyelamatkan nyawa dari
terinfeksi Covid-19. Namun, bukan cuci tangan sembarangan tapi cuci tangan dengan
baik yaitu dilakukan selama 20 detik atau lebih dengan sabun dan air yang mengalir.
Cara ini sangat perlu untuk diterapkan di masyarakat (Khedmat, 2020). Menurut
(Yuliana, 2020) resiko penyebaran virus dan siklus transmisinya dapat dikurangi 6-
44% melalui perilaku selalu cuci tangan dengan baik. Selain cuci tangan, hand
sanitizer juga dapat dilakukan ketika tidak ada air dan sabun. Hand sanitizer dapat
mencegah terjadinya proses infeksi virus karena pada hand sanitizer mengandung 62-
95% alkohol yang mampu mendenaturasi protein pada virus atau mikroba sehingga
dapat menonaktifkan virus tersebut (Yuliana, 2020).
Beberapa contoh protokol kesehatan tersebut tentu sangat perlu untuk
diterapkan masyarakat khususnya mahasiswa selama masa pandemi virus corona.
Bahkan protokol social distancing seperti isolasi diri telah diumumkan pemerintah
melalui surat edaran Nomor H.K.02.01/MENKES/202/2020. Selain agar terhindar
dari infeksi Covid-19, dapat dilakukan proses minimalisir penyebaran dan infeksi
Covid-19. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis tingkat kesadaran mahasiswa dalam penerapan protokol
kesehatan selama masa pandemi covid-19.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia sebagai bentuk
penanganan dalam menekan dan memutus rantai penyebaran virus corona yaitu
dengan diberlakukannya beberapa peraturan. Salah satu upaya tersebut yaitu
dilakukannya Pembatasan Sosisal Berskala Besar (PSBB) yang tercantum dalam PP
No.21 Tahun 2020 tentang PSBB yang ditetapkan tanggal 31 Maret 2020. PSBB
adalah strategi yang dibuat pemerintah untuk memutus penyebaran Covid-19. Dengan
PSBB ini, aktivitas masyarakat seperti sekolah, bekerja, ibadah,rekreasi, transportasi
menjadi terbatas (Daima Ulfa & Mikdar, 2020). Namun dengan terbatasinya aktivitas
tersebut, meminimalisir adanya kontak langsung dengan orang banyak, sehingga
penyebaran virus corona dapat ditekan.
TUJUAN
Penelitian observasional ini memiliki tujuan untuk mengetahui seberapa pedulinya
tingkat mahasiswa sederajat berupa pengetahuan, perilaku akan protokol kesehatan
COVID-19.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode yang digunakan dalam
pengambilan sampel penelitian ini yaitu metode cross-sectional yang telah dilakukan
pada tanggal 02-06 Maret 2021 dan studi observasional. Untuk teknik sampling
dalam penelitian ini menggunakan teknik Quota sampling. Jumlah sample yang
digunakan penelitian ini yaitu sebanyak 500 sampel, dengan kriteria sampel yaitu 1)
Masyarakat usia 18-35 tahun, 2) Profesi masyarakat apakah seorang pelajar, pekerja
atau belum/tidak bekerja, dan 3) Memiliki smartphone dan akses internet untuk
mengisii kuisioner. Adapun kriteria eksklusi sampel penelitian ini yaitu 1) Masyarakat
dengan usia kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun, dan 2) Tidak ingin
berpartisipasi dalam mengisi kuisioner.
Yang menjadi variabel bebas yaitu pemahaman dan sikap responden terhadap
penerapan protokol kesehatan dalam masa pandemi, dan yang menjadi variabel terikat
yaitu tingkat kesadaran dan penerapan protokol kesehatan yang baik dan benar dalam
masa pandemi.
Alat studi : Untuk mendapatkan data sampel, digunakan kuisioner yang dibagikan
secara online ke seluruh lapisan masyarakat yang disebarkan melalui sosial media
Whatsapp.
Analisis Data : Penelitian ini menggunakan metode Cross-sectional dan sebuah studi
observasional yang proses pengambilan datanya dilakukan dengan menggunakan
kuisioner melalui google form yang disebar kemudian diisi oleh responden, dimana
sasaran/ variabel responden yaitu mahasiswa sederajat. Dalam penelitian ini, privasi
peserta sangat dilindungi dengan ketat sesuai dengan etika yang berlaku. Data
disajikan dalam bentuk format skor tanggapan responden dalam tabel dan persentase
(%).
HASIL
Tabel 1. menyajikan data yang menunjukkan profil responden yang terlibat dalam
penelitian. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 99,8% respon
merupakan responden yang berusia 18-25 tahun, dan 0,2% merupakan responden
berusia 26-35 tahun. Dan dari data juga terlihat bahwa responden dalam penelitian ini
merupakan mahasiswa 100%, tidak ada responden yang merupakan pekerja dan
belum/tidak bekerja. Selain itu, sebanyak 79% responden merupakan wanita dan 21%
responden merupakan pria. Diketahui bahwa responden dalam penelitian ini
merupakan mahasiswa yang berdominasi usia 18-25 tahun dan mayoritas adalah
seorang wanita. Jumlah responden wanita lebih banyak dibanding pria.
Tabel 1. Profil responden penelitian
Usia Jumlah Jumlah Jumlah
Profesi Jenis Kelamin
Tahun (%) (%) (%)
18-25 99,8 Mahasiswa 100 Wanita 79
26-35 0,2 Pekerja 0 Pria 21
Belum/Tidak
0
bekerja
Berdasarkan data yang tercantum dalam tabel 2, pada parameter pertama mengenai
tanggapan mahasiswa perihal pentingnya penerapan protokol kesehatan selama masa
pandemi Covid-19. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa mayoritas mahasiswa
menganggap penerapan protokol kesehatan selama pandemi sangatlah penting yang
terlihat dengan 97,8% dari 500 responden memberi jawaban. Namun, terdapat 2,2%
dari 500 responden yang masih menganggap penerapan protokol kesehatan selama
masa pandemi tidak terlalu penting untuk diterapkan. Secara detailnya, data ini
menunjukkan dari 500 mahasiswa responden yang paling banyak menjawab ya adalah
perempuan yaitu sebanyak 390 orang dan laki-laki hanya berjumlah 99 orang. Dan
sisanya menjawab mungkin yang terdiri dari 7 lak-laki dan 4 perempuan.
Pada parameter kedua, mengenai pentingnya penggunaan masker saat keluar rumah.
Dari data tersebut diperoleh 96,6% mahasiswa menganggap penting penggunaan
masker saat keluar rumah, dan sisanya sebanyak 4,4% masih menganggap
penggunaan masker saat keluar rumah tidak terlalu penting. Untuk detailnya, dari data
ini menunjukkan mahasiswa paling banyak pada kelompok perempuan yaitu sebanyak
388 orang perempuan dari 395 mahasiswa perempuan yang sering berpergian atau
diluar rumah menggunakan masker, sedangkan pada mahasiswa laki – laki sebanyak
95 orang dari 105 mahasiswa laki laki.
Pada parameter ketiga tentang pentingnya cuci tangan dan mengganti masker saat
diluar rumah/berpergian. Dari data tersebut diperoleh 81,6% mahasiswa sudah
mengetahui dan melakukan cuci tangan dan mengganti masker secara teratur setelah
digunakan untuk bepergian selama masa pandemi ini. Namun sebanyak 18% masing
bersikap kadang-kadang dalam melakukan kebiasaan tersebut dan sebanyak 0,4%
tidak melakukan kebiasaan tersebut ketika diluar rumah/bepergian. Untuk lebih
detailnya, dari data tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa perempuan yang sering
mencuci atau mengganti itu 339 orang dan mahasiswa laki – laki 68 orang, yang
kadang – kadang melakukan mencuci atau mengganti masker setelah digunakan pada
mahasiswa perempuan ada 54 orang dan pada mahasiswa laki – laki ada 37 orang,
sedangkan mahasiswa yang tidak mencuci atau mengganti masker setelah dipakai itu
ada 2 orang mahasiswa perempuan.
Selanjutnya, data hasil yang ditunjukkan pada parameter keempat terkait pentingnya
menjaga kebersihan tangan selama masa pandemi. Dari data yang diperoleh sebagian
besar mahasiswa yaitu sebanyak 96,6% menganggap bahwa menjaga kebersihan
tangan selama pandemi ini penting untuk diterapkan. Namun sebanyak 3,4% masih
menganggap bahwa menjaga kebersihan tangan selama pandemi tidak terlalu penting
untuk diterapkan. Untuk lebih detailnya, dari data tersebut, dari 500 mahasiswa
menjawab perlunya menjaga kebersihan tangan paling banyak pada kelompok
perempuan yaitu sebanyak 385 orang perempuan, dari 395 mahasiswa perempuan
yang sering mencuci tangan selama masa pandemik, sedangkan pada mahasiswa laki
– laki sebanyak 98 orang dari 105 mahasiswa laki laki dan sisanya menjawab
mungkin.
Data mengenai pentingnya penerapan social atau physical distancing selama pandemi
yang ditunjukkan pada parameter kelima. Dari data tersebut, sebagian besar
mahasiswa yaitu 90,4% menganggap bahwa penerapan social atau physical
distancing selama pandemi pennting untuk diterapkan. Namun, sebanyak 8,4%
menganggap penerapan tersebut tidak terlalu penting untuk diterapkan dan 1,2%
menganggap penerapan social atau physical distancing selama pandemi tidak perlu
untuk diterapkan. Untuk lebih detailnya, dari 500 mahasiswa, 452 orang yang terdiri
dari 374 perempuan dan 78 laki-laki berpendapat setuju bahwa penerapan social
distancing atau physical distancing selama masa pandemi virus corona perlu untuk
dilakukan, 42 orang yang terdiri dari 19 perempuan dan 23 laki-laki berpendapat
mungkin bahwa penerapan social distancing atau physical distancing selama masa
pandemi corona virus perlu untuk dilakukan dan 6 orang yang terdiri dari 2
perempuan dan 4 laki-laki berpendapat tidak setuju bahwa penerapan social
distancing atau physical distancing selama pandemi virus corona perlu untuk
dilakukan.
Kemudian hasil yang menunjukkan pentingnya kebijakan untuk tidak berkumpul dan
berpegian selama masa pandemi. Dari data tersebut, sebagian besar mahasiswa yaitu
71,8% menganggap kebijakan untuk tidak berkumpul dan berpegian selama masa
pandemi penting untuk diterapkan. Namun, sebanyak sebanyak 25% masih
menganggap kebijakan tersebut tidak terlalu penting untuk diterapkan dan sebanyak
3,2% menganggap penerapan kebijakan tersebut tidak perlu. Untuk lebih detailnya,
dari 500 mahasiswa, 358 orang dimana 307 perempuan dan 51 laki-laki berpendapat
setuju bahwa tidak berpergian dan berkumpul dengan banyak orang selama masa
pandemi corona virus perlu untuk dilakukan, 124 orang dimana 82 perempuan dan 42
laki-laki berpendapat mungkin bahwa tidak berpergian dan berkumpul dengan banyak
orang selama pandemi virus corona perlu untuk dilakukan dan 18 orang yang terdiri
dari 6 perempuan dan 12 laki-laki berpendapat tidak setuju bahwa tidak berpergian
dan berkumpul dengan banyak orang selama pandemi virus corona perlu untuk
dilakukan.
Parameter terkahir, merupakan data hasil yang menunjukkan pentingnya penerapan
etika batuk dan bersin yang benar selama masa pandemi.dari data tersebut, sebagian
besar mahasiswa yaitu sebanyak 97,4% telah menerapkan etika batuk dan bersin yang
benar. Namun, sebanyak 2,4% masih belum menerapkannya dengan benar dan 0,2%
tidak menerapkannya dengan baik dan benar. Untuk lebih detailnya, dari 500
mahasiswa sebanyak 389 perempuan dan 98 laki-laki telah menerapkan etika batuk
dan bersin dengan baik dan benar, sebanyak 5 perempuan dan 6 laki-laki belum
menerapkannya dengan baik dan benar dan 1 perempuan dan 1 orang laki-laki tidak
menerapkannya dengan baik dan benar.
250
196
200
Kurang dari 3x dalam 1
minggu
150 124 Tidak berpergian dan
berkumpul lebih dari 1
100 79 minggu
49 Lebih dari 3x dalam 1
50 2329 minggu
0
PerempuanLaki-laki
24%
6% 0% 5%
Menggunakan masker
Menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
Menjaga kebersihan tangan menggunakan Hand sanitizer
Melakukan social distancing atau physical distancing
Menutup mulut saat batuk dan bersin
Menganggap semua opsi sebelumnya benar
27%
23%
2%