Anda di halaman 1dari 12

Artikel Penelitian

ANALISIS DAMPAK PANDEMI CORONA VIRUS TERHADAP TINGKAT


KESADARAN MASYARAKAT DALAM PENERAPAN PROTOKOL
KESEHATAN
3A Farmasi 2018
Program Studi S1 Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
farmasiabth2018@gmail.com
Abstrak
Virus corona merupakan jenis virus baru yang kini tengah menggemparkan dunia karena telah
menginfeksi ribuan juta manusia di dunia dalam waktu yang singkat. Protokol kesehatan ini
sangat perlu untuk diterapkan dimasyarakat dengan harapan dan mencegah dan
meminimalisir penyebaran dan bertambahnya jumlah orang yang terinfeksi covid-19.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa pedulinya tingkat mahasiswa sederajat
berupa pengetahuan, perilaku akan protokol kesehatan COVID-19. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu studi observasional dengan metode cross sectional. Dalam proses
pengumpulan data dilakuakan menggunakan tenknik quota sampling dan disebarkan melalui
google form dan whatsaapp dengan sampel berjumlah 500 responden. Dari data yang
diperoleh, dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat telah mengetahui dan
menerapkan beberapa protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah yang meliputi
anjuran memakai masker, menerapkan social atau physical distancing, menjaga kebersihan
tangan dengan baik dan benar saat dirumah maupun diluar rumah, dan menerapkan etika
batuk dan bersin yang baik dan benar. Namun penerapan protokol kesehatan seperti menjaga
kebersihan tangan belum dilakukan dengan benar. Sebanyak 53% dan 37,6% peserta tidak
mencuci tangan sebelum makan dan tidak membawa hand sanitizer saat bepergian sebagai
bentuk self protection, dan sebanyak 4,4% responden masih jarang mengganti atau mencuci
masker mereka setelah digunakan untuk bepergian.
Kata Kunci: Pandemi, Virus Covid-19, Protokol kesehatan

Abstract
Corona virus is a new type of virus that is now taking the world by storm because it has
infected thousands of millions of people in the world in a short time. This health protocol
really needs to be implemented in the community with the hope of preventing and minimizing
the spread and increasing number of people infected with Covid-19. This study aims to
determine how much the student / i level cares about the level of knowledge and behavior
regarding the COVID-19 health protocol. The method used in this research is an
observational study with a cross sectional method. In the process of collecting data, it was
carried out using quota sampling techniques and distributed via google form and WhatsApp
with a sample of 500 respondents. From the data obtained, it can be seen that most people
have known and implemented several health protocols established by the government which
include advice on wearing masks, applying social or physical distancing, maintaining good
and correct hand hygiene at home and outside, and applying ethics. coughs and sneezes that
are good and true. However, the implementation of health protocols such as maintaining
hand hygiene has not been carried out properly. As many as 53% and 37.6% of participants
did not wash their hands before eating and did not carry hand sanitizers when traveling as a
form of self-protection, and as many as 4.4% of respondents still rarely changed or washed
their masks after being used for traveling.
PENDAHULUAN
Di awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan mewabahnya virus baru yaitu
virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang penyakitnya disebut Corona virus
Disease (Covid-19). Semua tahu, bahwa asal mula virus ini berawal dari Wuhan,
Tiongkok. Corona virus merupakan virus jenis baru yang kini telah menggemparkan
masyarakat dunia (Yuliana, 2020) . WHO meminta negara-negara termasuk Indonesia
untuk mengambil tindakan yang mendesak dan agresif untuk mencegah dan
mengendalikan covid-19 (Daima Ulfa & Mikdar, 2020).
Menjaga kebersihan dan menjauhi kontak langsung dengan orang terinfeksi
corona merupakan salah satu protokol kesehatan. Selain itu, penggunaan masker
sebagai self protection untuk melindungi muka saat sedang tidak dirumah serta selalu
cuci tangan dan gunakan hand sanitizer. Anjuran ini diperkuat oleh WHO melalui
panduan sementara dan anjuran memakai masker pada 06 April 2020. WHO
menjelaskan bahwa dengan mencuci tangan mampu menyelamatkan nyawa dari
terinfeksi Covid-19. Namun, bukan cuci tangan sembarangan tapi cuci tangan dengan
baik yaitu dilakukan selama 20 detik atau lebih dengan sabun dan air yang mengalir.
Cara ini sangat perlu untuk diterapkan di masyarakat (Khedmat, 2020). Menurut
(Yuliana, 2020) resiko penyebaran virus dan siklus transmisinya dapat dikurangi 6-
44% melalui perilaku selalu cuci tangan dengan baik. Selain cuci tangan, hand
sanitizer juga dapat dilakukan ketika tidak ada air dan sabun. Hand sanitizer dapat
mencegah terjadinya proses infeksi virus karena pada hand sanitizer mengandung 62-
95% alkohol yang mampu mendenaturasi protein pada virus atau mikroba sehingga
dapat menonaktifkan virus tersebut (Yuliana, 2020).
Beberapa contoh protokol kesehatan tersebut tentu sangat perlu untuk
diterapkan masyarakat khususnya mahasiswa selama masa pandemi virus corona.
Bahkan protokol social distancing seperti isolasi diri telah diumumkan pemerintah
melalui surat edaran Nomor H.K.02.01/MENKES/202/2020. Selain agar terhindar
dari infeksi Covid-19, dapat dilakukan proses minimalisir penyebaran dan infeksi
Covid-19. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis tingkat kesadaran mahasiswa dalam penerapan protokol
kesehatan selama masa pandemi covid-19.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia sebagai bentuk
penanganan dalam menekan dan memutus rantai penyebaran virus corona yaitu
dengan diberlakukannya beberapa peraturan. Salah satu upaya tersebut yaitu
dilakukannya Pembatasan Sosisal Berskala Besar (PSBB) yang tercantum dalam PP
No.21 Tahun 2020 tentang PSBB yang ditetapkan tanggal 31 Maret 2020. PSBB
adalah strategi yang dibuat pemerintah untuk memutus penyebaran Covid-19. Dengan
PSBB ini, aktivitas masyarakat seperti sekolah, bekerja, ibadah,rekreasi, transportasi
menjadi terbatas (Daima Ulfa & Mikdar, 2020). Namun dengan terbatasinya aktivitas
tersebut, meminimalisir adanya kontak langsung dengan orang banyak, sehingga
penyebaran virus corona dapat ditekan.
TUJUAN
Penelitian observasional ini memiliki tujuan untuk mengetahui seberapa pedulinya
tingkat mahasiswa sederajat berupa pengetahuan, perilaku akan protokol kesehatan
COVID-19.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode yang digunakan dalam
pengambilan sampel penelitian ini yaitu metode cross-sectional yang telah dilakukan
pada tanggal 02-06 Maret 2021 dan studi observasional. Untuk teknik sampling
dalam penelitian ini menggunakan teknik Quota sampling. Jumlah sample yang
digunakan penelitian ini yaitu sebanyak 500 sampel, dengan kriteria sampel yaitu 1)
Masyarakat usia 18-35 tahun, 2) Profesi masyarakat apakah seorang pelajar, pekerja
atau belum/tidak bekerja, dan 3) Memiliki smartphone dan akses internet untuk
mengisii kuisioner. Adapun kriteria eksklusi sampel penelitian ini yaitu 1) Masyarakat
dengan usia kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun, dan 2) Tidak ingin
berpartisipasi dalam mengisi kuisioner.
Yang menjadi variabel bebas yaitu pemahaman dan sikap responden terhadap
penerapan protokol kesehatan dalam masa pandemi, dan yang menjadi variabel terikat
yaitu tingkat kesadaran dan penerapan protokol kesehatan yang baik dan benar dalam
masa pandemi.
Alat studi : Untuk mendapatkan data sampel, digunakan kuisioner yang dibagikan
secara online ke seluruh lapisan masyarakat yang disebarkan melalui sosial media
Whatsapp.
Analisis Data : Penelitian ini menggunakan metode Cross-sectional dan sebuah studi
observasional yang proses pengambilan datanya dilakukan dengan menggunakan
kuisioner melalui google form yang disebar kemudian diisi oleh responden, dimana
sasaran/ variabel responden yaitu mahasiswa sederajat. Dalam penelitian ini, privasi
peserta sangat dilindungi dengan ketat sesuai dengan etika yang berlaku. Data
disajikan dalam bentuk format skor tanggapan responden dalam tabel dan persentase
(%).
HASIL
Tabel 1. menyajikan data yang menunjukkan profil responden yang terlibat dalam
penelitian. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 99,8% respon
merupakan responden yang berusia 18-25 tahun, dan 0,2% merupakan responden
berusia 26-35 tahun. Dan dari data juga terlihat bahwa responden dalam penelitian ini
merupakan mahasiswa 100%, tidak ada responden yang merupakan pekerja dan
belum/tidak bekerja. Selain itu, sebanyak 79% responden merupakan wanita dan 21%
responden merupakan pria. Diketahui bahwa responden dalam penelitian ini
merupakan mahasiswa yang berdominasi usia 18-25 tahun dan mayoritas adalah
seorang wanita. Jumlah responden wanita lebih banyak dibanding pria.
Tabel 1. Profil responden penelitian
Usia Jumlah Jumlah Jumlah
Profesi Jenis Kelamin
Tahun (%) (%) (%)
18-25 99,8 Mahasiswa 100 Wanita 79
26-35 0,2 Pekerja 0 Pria 21
Belum/Tidak
0
bekerja

Tabel 2. Parameter-parameter Penerapan Protokol Kesehatan


Perempuan (orang) Pria (orang)
Parameter
Ya Mungkin Tidak Ya Mungkin Tidak
1. Pentingnya Penerapan
344 106
Protokol Kesehatan
2. Pentingnya Penggunaan
395 105
Masker Saat Keluar Rumah
3. Pentingnya Cuci Tangan dan
Mengganti Masker saat 339 54 2 68 37
Keluar Rumah/Berpergian
4. Pentingnya Menjaga
395 105
Kebersihan Tangan
5. Pentingnya Penerapan
393 2 101 4
Social/physical Distancing
6. Kebijakan Tidak Berkumpul
dan Berpergian selama 389 6 93 12
Pandemi
7. Pentingnya Penerapan Etika
394 1 104 1
Batuk dan Bersin yang Benar

Berdasarkan data yang tercantum dalam tabel 2, pada parameter pertama mengenai
tanggapan mahasiswa perihal pentingnya penerapan protokol kesehatan selama masa
pandemi Covid-19. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa mayoritas mahasiswa
menganggap penerapan protokol kesehatan selama pandemi sangatlah penting yang
terlihat dengan 97,8% dari 500 responden memberi jawaban. Namun, terdapat 2,2%
dari 500 responden yang masih menganggap penerapan protokol kesehatan selama
masa pandemi tidak terlalu penting untuk diterapkan. Secara detailnya, data ini
menunjukkan dari 500 mahasiswa responden yang paling banyak menjawab ya adalah
perempuan yaitu sebanyak 390 orang dan laki-laki hanya berjumlah 99 orang. Dan
sisanya menjawab mungkin yang terdiri dari 7 lak-laki dan 4 perempuan.
Pada parameter kedua, mengenai pentingnya penggunaan masker saat keluar rumah.
Dari data tersebut diperoleh 96,6% mahasiswa menganggap penting penggunaan
masker saat keluar rumah, dan sisanya sebanyak 4,4% masih menganggap
penggunaan masker saat keluar rumah tidak terlalu penting. Untuk detailnya, dari data
ini menunjukkan mahasiswa paling banyak pada kelompok perempuan yaitu sebanyak
388 orang perempuan dari 395 mahasiswa perempuan yang sering berpergian atau
diluar rumah menggunakan masker, sedangkan pada mahasiswa laki – laki sebanyak
95 orang dari 105 mahasiswa laki laki.
Pada parameter ketiga tentang pentingnya cuci tangan dan mengganti masker saat
diluar rumah/berpergian. Dari data tersebut diperoleh 81,6% mahasiswa sudah
mengetahui dan melakukan cuci tangan dan mengganti masker secara teratur setelah
digunakan untuk bepergian selama masa pandemi ini. Namun sebanyak 18% masing
bersikap kadang-kadang dalam melakukan kebiasaan tersebut dan sebanyak 0,4%
tidak melakukan kebiasaan tersebut ketika diluar rumah/bepergian. Untuk lebih
detailnya, dari data tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa perempuan yang sering
mencuci atau mengganti itu 339 orang dan mahasiswa laki – laki 68 orang, yang
kadang – kadang melakukan mencuci atau mengganti masker setelah digunakan pada
mahasiswa perempuan ada 54 orang dan pada mahasiswa laki – laki ada 37 orang,
sedangkan mahasiswa yang tidak mencuci atau mengganti masker setelah dipakai itu
ada 2 orang mahasiswa perempuan.
Selanjutnya, data hasil yang ditunjukkan pada parameter keempat terkait pentingnya
menjaga kebersihan tangan selama masa pandemi. Dari data yang diperoleh sebagian
besar mahasiswa yaitu sebanyak 96,6% menganggap bahwa menjaga kebersihan
tangan selama pandemi ini penting untuk diterapkan. Namun sebanyak 3,4% masih
menganggap bahwa menjaga kebersihan tangan selama pandemi tidak terlalu penting
untuk diterapkan. Untuk lebih detailnya, dari data tersebut, dari 500 mahasiswa
menjawab perlunya menjaga kebersihan tangan paling banyak pada kelompok
perempuan yaitu sebanyak 385 orang perempuan, dari 395 mahasiswa perempuan
yang sering mencuci tangan selama masa pandemik, sedangkan pada mahasiswa laki
– laki sebanyak 98 orang dari 105 mahasiswa laki laki dan sisanya menjawab
mungkin.
Data mengenai pentingnya penerapan social atau physical distancing selama pandemi
yang ditunjukkan pada parameter kelima. Dari data tersebut, sebagian besar
mahasiswa yaitu 90,4% menganggap bahwa penerapan social atau physical
distancing selama pandemi pennting untuk diterapkan. Namun, sebanyak 8,4%
menganggap penerapan tersebut tidak terlalu penting untuk diterapkan dan 1,2%
menganggap penerapan social atau physical distancing selama pandemi tidak perlu
untuk diterapkan. Untuk lebih detailnya, dari 500 mahasiswa, 452 orang yang terdiri
dari 374 perempuan dan 78 laki-laki berpendapat setuju bahwa penerapan social
distancing atau physical distancing selama masa pandemi virus corona perlu untuk
dilakukan, 42 orang yang terdiri dari 19 perempuan dan 23 laki-laki berpendapat
mungkin bahwa penerapan social distancing atau physical distancing selama masa
pandemi corona virus perlu untuk dilakukan dan 6 orang yang terdiri dari 2
perempuan dan 4 laki-laki berpendapat tidak setuju bahwa penerapan social
distancing atau physical distancing selama pandemi virus corona perlu untuk
dilakukan.
Kemudian hasil yang menunjukkan pentingnya kebijakan untuk tidak berkumpul dan
berpegian selama masa pandemi. Dari data tersebut, sebagian besar mahasiswa yaitu
71,8% menganggap kebijakan untuk tidak berkumpul dan berpegian selama masa
pandemi penting untuk diterapkan. Namun, sebanyak sebanyak 25% masih
menganggap kebijakan tersebut tidak terlalu penting untuk diterapkan dan sebanyak
3,2% menganggap penerapan kebijakan tersebut tidak perlu. Untuk lebih detailnya,
dari 500 mahasiswa, 358 orang dimana 307 perempuan dan 51 laki-laki berpendapat
setuju bahwa tidak berpergian dan berkumpul dengan banyak orang selama masa
pandemi corona virus perlu untuk dilakukan, 124 orang dimana 82 perempuan dan 42
laki-laki berpendapat mungkin bahwa tidak berpergian dan berkumpul dengan banyak
orang selama pandemi virus corona perlu untuk dilakukan dan 18 orang yang terdiri
dari 6 perempuan dan 12 laki-laki berpendapat tidak setuju bahwa tidak berpergian
dan berkumpul dengan banyak orang selama pandemi virus corona perlu untuk
dilakukan.
Parameter terkahir, merupakan data hasil yang menunjukkan pentingnya penerapan
etika batuk dan bersin yang benar selama masa pandemi.dari data tersebut, sebagian
besar mahasiswa yaitu sebanyak 97,4% telah menerapkan etika batuk dan bersin yang
benar. Namun, sebanyak 2,4% masih belum menerapkannya dengan benar dan 0,2%
tidak menerapkannya dengan baik dan benar. Untuk lebih detailnya, dari 500
mahasiswa sebanyak 389 perempuan dan 98 laki-laki telah menerapkan etika batuk
dan bersin dengan baik dan benar, sebanyak 5 perempuan dan 6 laki-laki belum
menerapkannya dengan baik dan benar dan 1 perempuan dan 1 orang laki-laki tidak
menerapkannya dengan baik dan benar.
250
196
200
Kurang dari 3x dalam 1
minggu
150 124 Tidak berpergian dan
berkumpul lebih dari 1
100 79 minggu
49 Lebih dari 3x dalam 1
50 2329 minggu
0
PerempuanLaki-laki

Grafik 1. Frekuensi untuk berkumpul dan berpergian selama pandemi


Pada Grafik 1 dapat dilihat data hasil yang menunjukan frekuensi untuk berkumpul
dan berpergian selama pandemi. Dari data tersebut, sebagian besar mahasiswa
sebanyak 49% masih berkumpul dan berpergian kurang dari 3 kali dalam seminggu
selama masa pandemi. Sebanyak 21,6% tidak berkumpul dan berpergian lebih 3 kali
dalam 1 minggu dan sebanyak 29,4% tidak berkumpul dan berpergian lebih dari 1
minggu. Untuk lebih detailnya, sebanyak 196 perempuan dan 49 laki-laki berkumpul
dan berpergian kurang dari 3 kali dalam seminggu, sebanyak 79 perempuan dan 29
laki-laki berkumpul dan berpergian lebih dari 3 kali dalam seminggu, serta sebanyak
124 perempuan dan 23 laki-laki tidak berkumpul dan berpergian lebih dari seminggu.
21%
44%

24%

6% 0% 5%

Menggunakan masker
Menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
Menjaga kebersihan tangan menggunakan Hand sanitizer
Melakukan social distancing atau physical distancing
Menutup mulut saat batuk dan bersin
Menganggap semua opsi sebelumnya benar

Diagram 1. Pengetahuan dan pemahaman masyarakat terkait protokol kesehatan


Diagram 1. Menunjukkan bahwa dari 500 responden sebanyak 340 mahasiswa yang
telah mengetahui aturan-aturan protokol kesehatan dari pemerintah yang semestinya
diterapkan selama masa pandemi ini. Sebagian mahasiswa sebanyak 107 menganggap
bahwa protokol kesehatan yang mesti diterapkan hanyalah menggunakan masker.
Selain itu, sebanyak 33 mahasiswa hanya mengetahui protokol kesehatan hanyalah
menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir, sebanyak 28 mahasiswa melakukan social distancing atau physical
distancing dan 2 mahasiswa menjaga kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer.
Terlihat dari data bahwa mahasiswa cukup mengetahui bahwa menjaga kebersihan
tangan menggunakan handsanitizer juga penting untuk diterapkan selama pandemi.
Untuk lebih detailnya, dari data yang diperoleh diketahui bahwa mahasiswa
menganggap opsi-opsi sebelumnya benar (melakukan social distancing atau physical
distancing, menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan menggunakan sabun
dan air mengalir, menggunakan masker, dan menjaga kebersihan tangan
menggunakan hand sanitizer) yaitu sebanyak 68%. Pada penggunaan masker
mahasiswa yang patuh sebanyak 21,4%. Tingkat kepatuhan yang terendah adalah
pada kategori yaitu mahasiswa yang melakukan social distancing atau physical
distancing hanya sebanyak 28 orang, mahasiswa yang menjaga kebersihan tangan
dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir hanya sebanyak 23
orang, dan untuk mahasiswa yang menjaga kebersihan tangan menggunakan hand
sanitizer hanya terdiri dari 2 orang saja.
12%
35% 1%

27%

23%

2%

Selalu mencuci tangan sebelum makan


Menggunakan hand sanitizer ketika berada di dalam rumah
Membawa hand sanitizer ketika bepergian
Menggunakan hand sanitizer setiap menit untuk selalu menjaga kebersihan tangan
Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir setelah bepergian
Mengusap tangan dengan kain basah
Mengusap tangan dengan kain kering
Melakukan semua opsi sebelumnya

Diagram 2. Pengetahuan dan pemahaman terkait cara menjaga kebersihan tangan


Diagram 2. merupakan data hasil yang menunjukkan pengetahuan dan pemahaman
terkait cara menjaga kebersihan tangan. Berdasarkan data yang diperoleh, sebagian
besar mahasiswa sebanyak 34,8% telah mengetahui dan paham cara menjaga
kebersihan tangan dengan benar selama pandemi. Namun, terdapat sebagian kecil
mahasiswa yang belum mengetahui dan paham pada cara-cara menjaga kebersihan
tangan yang baik, mereka hanya melakukan salah satu dari beberapa cara yang
dianjurkan. Hal tersebut ditunjukkan dengan, sebanyak 27% mahasiswa membawa
hand sanitizer ketika berpergian, sebanyak 23,2% mahasiswa menganggap cuci
tangan dengan sabun dan air yang mengalir setelah bepergian, sebanyak 12,2%
mencuci tangan sebelum makan, sebanyak 0,6% menggunakan hand sanitizer ketika
berada didalam rumah dan sebanyak 0% tidak ada yang menganggap menjaga
kebersihan tangan dengan mengusap tangan dengan kain basah dan kering.
Untuk lebih detailnya, dari data yang didapat dari 500 mahasiswa yang membawa
hand sanitizer ketika berpergian 110 perempuan dan 35 laki-laki, sedang yang
mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir setelah berpergian 95
perempuan dan 21 laki-laki, selalu mencuci tangan sebelum makan ada 42 perempuan
dan 19 laki laki.menggunakan hand sanitizer setiap menit untuk menjaga kebersihan
tangan hanya 8 orang perempuan dan 3 orang laki-laki. Dan sisnya nya melakukan
opsi opsi sebelumnya.
PEMBAHASAN
Protokol kesehatan merupakan serangkaian cara yang perlu untuk diterapkan dengan
tujuan mencegah terjadinya penyebaran kasus Covid-19. Penerapan protokol
kesehatan ini sangat perlu untuk dilakukan sebelum ditemukaannya antiviral yang
spesifik untuk dapat digunakan sebagai vaksin (Di Gennaro et al., 2020). Dengan
demikian, semua lapisan masyarakat dan mahasiswa harus mengetahui, memahami
dan menerapkan serangkaian protokol kesehatan yang harus diterapkan selama masa
pandemi.
Dari hasil penyebaran kuisioner melalui sosial media whatsapp, diperoleh 500
responden yang telah melakukan pengisian kuisioner mengenai dampak penerapan
protokol kesehatan dalam masa pandemi yang disajikan dalam media google form.
Dari hasil data yang diperoleh dari 500 responden, diperoleh data karakteristik terkait
responden yang meliputi usia, jenis kelamin dan profesi responden. Dari data dapat
diketahui bahwa seluruh responden yang diperoleh merupakan mahasiswa dari
berbagai universitas dan sekolah tinggi di seluruh Indonesia. Mayoritas responden
merupakan mahasiswa berumur 18-25 tahun dan mayoritas adalah perempuan.
Berdasarkan hasil kuesioner dengan jumlah 500 responden, sebanyak 97,8%
responden beranggapan bahwa protokol kesehatan perlu diterapkan selama masa
pandemi virus corona. Mayoritas yang beranggapan bahwa protokol kesehatan
penting diterpakan selama pandemi adalah perempuan, laki-laki cenderung tidak
menganggap penting terkait penerapan protokol kesehatan. Selain itu, dalam
pengetahuan dan penerapan aturan protokol kesehatan dari pemerintah, ada 68% yang
telah mengetahui beberapa jenis protokol kesehatan yang perlu dilakukan dan telah
diterapkan oleh pemerintah. Berdasarkan hasil kuesioner sebagian besar responden
21.4% telah menerapkan protokol penggunaan masker dengan baik dan benar. Hal
tersebut sangat perlu dilakukan karena dengan menggunakan masker penyebaran
kasus infeksi virus corona dapat dikendalikan (Cheng et al., 2020). Protokol
kesehatan lainnya yaitu mengenai kegiatan mencuci atau mengganti masker setelah
digunakan untuk bepergian. Sebagian besar responden telah menerapkan protokol ini,
namun sebanyak 4,4% responden masih jarang mengganti atau mencuci masker
mereka setelah digunakan untuk bepergian. Perempuan lebih peduli dan menerapkan
protokol ini, dibanding pria yang cenderung mengabaikannya. Kegiatan tersebut
penting dilakukan karena penggunaan masker dalam waktu lama tidak dianjurkan
dan dapat mengakibatkan munculnya penyakit lain (Szarpak et al., 2020).
Bentuk lain dari protokol kesehatan adalah menjaga tangan selalu bersih dengan benar
dan baik. Berdasarkan hasil kuesioner sebanyak 96,6% peserta menganggap bahwa
menjaga kebersihan tangan selama masa pandemi corona virus perlu dilakukan.
Sebagian besar peserta (34,8%) telah menjaga tangan selalu bersih mereka dengan
cuci dengan sabun dan air yang mengalir. Namun tidak sedikit peserta yang belum
menjaga kebersihan tangan mereka dengan baik dan benar. Padahal menjaga tangan
selalu bersih selama masa pandemi dapat mengurangi proses penyebaran (Chen et al.,
2020). Kurangnya kesadaran dalam menjaga tangan selalu bersih ditunjukkan dengan
sebanyak 53% responden tidak mencuci tangan sebelum makan. Padahal mencuci
tangan dapat mengurangi resiko penyebaran virus sebanyak 55% (Chen et al., 2020).
Selain itu, mencuci tangan adalah kegiatan yang mudah dilakukan dan efektif dalam
mengurangi resiko infeksi (Jamie, 2020). Kemudian sebanyak 37,6% responden
ketika sedang tidak dirumah tidak melindungi diri sendiri (self protection) dengan
selalu membawa hand sanitizer kemanapun. Dalam hand sanitizer terkandung etanol
akan miliki aktivitas virucidal (Kampf, 2018). Sehingga digunakannya hand sanitizer,
dapat mencegah terjadinya proses infeksi mikroba (virus) (Dewi et al., 2016). Yang
dapat menjadi penyebab responden tidak atau jarang membawa hand sanitizer ketika
berada diluar rumah bisa dari beberapa faktor, diantaranya karena lupa dan bisa juga
karena memang merasa ribet untuk membawa hand sanitizer dalam berpergian.
Selanjutnya adalah penerapan protokol kesehatan untuk social distancing atau
physical distancing. Pada protokol kesehatan tersebut, sebagian besar peserta (90,4%)
menganggap hal itu penting untuk dilaksanakan. Sebanyak 90,4% responden telah
membuktikan perlunya social distancing atau physical distancing dengan menjaga
jarak minimal sejauh 1 meter. Disamping itu, sejumlah 71,8% responden juga tidak
bepergian dan berkumpul dengan orang lain selama masa pendemi virus corona.
Selain itu, sebagian besar responden juga (49%) memiliki frekuensi berkumpul dan
berpergian saat pandemi kurang dari 3 kali dalam seminggu. Yang artinya mereka
telah menerapkan kebijakan untuk social atau physical distancing. Kegiatan tersebut
tentu sangat perlu dilakukan karena melalui social distancing proses interaksi antar
masyarkat dapat di minialisir, sehingga penyebaran virus corona dari orang satu ke
orang yang lain dapat dihindari (Suppawittaya et al., 2020).
Protokol kesehatan lain yang perlu diterapkan adalah menjaga etika saat batuk dan
bersin. Berdasarkan hasil kuesioner, hampir seluruh peserta (97,4%) beranggapan
bahwa menutup mulut saat batuk dan besin penting untuk dilakukan. Hal tersebut
dikarenakan penyebaran virus corona dapat melalui inhasi kontak langsung dan
melalui tetesan droplet (Singhal, 2020). Selain itu, saat ini telah muncul beberapa
kasus pasien terinfeksi virus corona tanpa menunjukkan gejala (Gao et al., 2020).
Sehingga penerapan etika batuk dan bersin dapat melindungi masyarakat dari pasien
terinfeksi tanpa gejala yang mungkin tidak melakuan isolasi (Nishiura et al., 2020).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
penerapan protokol kesehatan dalam masa pandemi Covid-19 yang masih
berlangsung ini sudah diterapkan dengan cukup baik. Namun penerapan salah satu
protokol kesehatan seperti menjaga kebersihan tangan belum dilakukan dengan benar.
Sebanyak 53% dan 37,6% peserta sebelum makan tidak cuci tangan dan tidak sedia
hand sanitizer saat bepergian sebagai bentuk self protection, dan sebanyak 4,4%
responden masih jarang mengganti atau mencuci masker mereka setelah digunakan
untuk bepergian. Dari hasil yang diperoleh, diharapkan kedepan dapat ditemukan dan
dilakukan suatu program dengan pendekatan intra-personal agar setiap individu
menjadi sadar dan tanggap terhadap COVID-19 sehingga menciptakan desa adat
tangguh COVID-19 yang makin baik.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terimakasih ditujukan kepada semua pihak yang telibat dalam terselesaikannya
penelitian ini. Seluruh responden yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat mulai
dari pelajar, mahasiswa hingga pekerja, atas ketersediaan waktu untuk menyempatkan
mengisi kuisioner terkait penelitian ini. Menjadikan penelitian ini sebagai
rekomendasi penulis lain untuk membuat penelitian lanjutan merupakan harapan
terbesar kami.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anggoro Saputro, A., Dwi Saputra, Y., & Budi Prasetyo, G. (2020).
Analisis Dampak Covid-19 Terhadap Kesadaran Masyarakat Dalam
Penerapan Protokol Kesehatan. Jurnal Porkes, 3(2), 81–92.
https://doi.org/10.29408/porkes.v3i2.2865
2. Chen, X., Ran, L., Liu, Q., Hu, Q., Du, X., & Tan, X. (2020). Hand
hygiene, mask-wearing behaviors and its associated factors during the
COVID-19 epidemic: A cross-sectional study among primary school
students in Wuhan, China. International Journal of Environmental
Research and Public Health, 17(8).
https://doi.org/10.3390/ijerph17082893
3. Cheng, V. C. C., Wong, S. C., Chuang, V. W. M., So, S. Y. C., Chen, J. H.
K., Sridhar, S., To, K. K. W., Chan, J. F. W., Hung, I. F. N., Ho, P. L., &
Yuen, K. Y. (2020). The role of community-wide wearing of face mask for
control of coronavirus disease 2019 (COVID-19) epidemic due to SARS-
CoV-2. Journal of Infection, 81(1), 107–114.
https://doi.org/10.1016/j.jinf.2020.04.024
4. Daima Ulfa, Z., & Mikdar, Z. (2020). JOSSAE (Journal of Sport Science
and Education) Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Perilaku Belajar,
Interaksi Sosial dan Kesehatan bagi Mahasiswa FKIP Universitas
Palangka Raya. Journal of Sport Science and Education) |, 5(2), 124–138.
http://journal.unesa.ac.id/index.php/jossae/indexhttp://dx.doi.org/10.26740
/jossae.v5n2.p124-138
5. Dewi, D. W., Khotimah, S., & Liana, D. F. (2016). Pemanfaatan Infusa
Lidah Buaya ( Aloe vera L ) sebagai Antiseptik Pembersih Tangan
terhadap Jumlah Koloni Kuman. Jurnal Cerebellum, 2(3), 577–589.
6. Di Gennaro, F., Pizzol, D., Marotta, C., Antunes, M., Racalbuto, V.,
Veronese, N., & Smith, L. (2020). Coronavirus diseases (COVID-19)
current status and future perspectives: A narrative review. International
Journal of Environmental Research and Public Health, 17(8).
https://doi.org/10.3390/ijerph17082690
7. Firman, F., & Rahayu, S. (2020). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi
Covid-19. Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 2(2), 81–89.
https://doi.org/10.31605/ijes.v2i2.659
8. Octa, A. (2019). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Perilaku
Cuci Tangan Pada Masyarakat Kelurahan Pegirian. Jurnal PROMKES,
7(1), 1. https://doi.org/10.20473/jpk.v7.i1.2019.1-11
9. Peng, Y., Pei, C., Zheng, Y., Wang, J., Zhang, K., Zheng, Z., & Zhu, P.
(2020). A cross-sectional survey of knowledge, attitude and practice
associated with COVID-19 among undergraduate students in China. BMC
Public Health, 20(1), 1–24. https://doi.org/10.1186/s12889-020-09392-z
10. Putra, A. I. Y. D., Pratiwi, Made Sindy AstriYani, M. V. W., Danang, G.
R., Gunawan, Ganesha, Ghaniy Muhammad Aminawati, Agnes Maria
Aprilia EvelynWibhawa, I. P. G. D., Aryana, & Suryawati, I. G. A. A.
(2020). Gambaran Karakteristik Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Risiko
Covid-19 Dalam Kerangka Desa Adat di Desa Gulingan, Mengwi, Bali.
Jurnal Kesehatan Andalas, 9(3), 313–319.
11. Saputra, A. W., & Simbolon, I. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan
tentang COVID-19 terhadap Kepatuhan Program Lockdown untuk
Mengurangi Penyebaran COVID-19 di Kalangan Mahasiswa Berasrama
Universitas Advent Indonesia. Nutrix Jurnal, 4(No. 2), 1–7.
12. Singhal, T. (2020). Review on COVID19 disease so far. The Indian
Journal of Pediatrics, 87(April), 281–286.
13. Suppawittaya, P., Yiemphat, P., & Yasri, P. (2020). Effects of Social
Distancing , Self-Quarantine and Self-Isolation during the COVID-19
Pandemic on People ’ s Well -Being , and How to Cope with It.
International Journal of Science and Healthcare Research, 5(June), 12–
20.
14. Syafrida, S., & Hartati, R. (2020). Bersama Melawan Virus Covid 19 di
Indonesia. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 7(6), 495–508.
https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i6.15325
15. Usman, S., Budi, S., & Nur Adkhana Sari, D. (2020). Pengetahuan Dan
Sikap Mahasiswa Kesehatan Tentang Pencegahan Covid-19 Di Indonesia.
/ Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 11(2), 410–414. Pengetahuan
Dan Sikap Mahasiswa Kesehatan Tentang Pencegahan Covid-19 Di
Indonesia
16. World Health Organization(WHO). (n.d.). on Hand Hygiene in Health
Care First Global Patient Safety Challenge Clean Care is Safer Care. WHO
Guidelines.
17. World Health Organization(WHO). (2014). Infection prevention and
control of epidemic- and pandemic-prone acute respiratory infections in
health care. WHO Guidelines, 1–156.
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/112656/1/9789241507134_eng.pd
f?ua=1
18. Yanti, B., Wahyudi, E., Wahiduddin, W., Novika, R. G. H., Arina, Y. M.
D., Martani, N. S., & Nawan, N. (2020). Community Knowledge,
Attitudes, and Behavior Towards Social Distancing Policy As Prevention
Transmission of Covid-19 in Indonesia. Jurnal Administrasi Kesehatan
Indonesia, 8(2), 4. https://doi.org/10.20473/jaki.v8i2.2020.4-14
19. Yanti, N. P. E. D., Nugraha, I. M. A. D. P., Wisnawa, G. A., Agustina, N.
P. D., & Diantari, N. P. A. (2020). Public Knowledge about Covid-19 and
Public Behavior During the Covid-19 Pandemic. Jurnal Keperawatan
Jiwa, 8(4), 491. https://doi.org/10.26714/jkj.8.4.2020.491-504
20. Yuliana. (2020). Wellness and Healthy Magazine. Parque de Los Afectos.
Jóvenes Que Cuentan, 2(February), 124–137

Anda mungkin juga menyukai