obat-obat
ini
menghambat
replikasi
DNA bakteri
dengan
cara
Karena DNA girase adalah suatu target tersendiri untuk terapi antimikroba,
maka resistensi silang dengan antibiotic lain yang sering dipakaai adalah
jarang tetapi resistensi ini mengikat pada organisme yang resisten terhadap
banyak obat.
B. Spektrum Antimikroba
Semua fluorokuinolon bersifat bakterisidal. Secara umum, efektif terhadap
organisme-organisme gram negative seperti enterobakteria, pseudomonas,
Haemophilus influenza, Moraxella catarrhalis, Legionella, Klamidia dan
mikobakterium kecali kompleks M. avium intrasel. Semua efektif dalam
pengobatan gonore tetapi tidak efektif terhadap sifilis. Walaupun aktif terhadap
beberapa oganisme gram positif, fluorokuinolon tidak boleh dipakai dalam
pengobatan
infeksi-infeksi
pneumokokus
atau
enterokokus.
Aktivitas
resisten
terhadap
methicillin
(MRSA),
enteokokus
dan
pnemumokokus. Siprofloksasin terutama berguna dalam mengobati infeksiineksi yang disebabkan oleh bermacam-macam enterobacteriaceae dan
basil gram negative lainnya. Siprofloksasin merupakan suatu alternative
terhadap obat-obat yang lebih toksik seperti aminoglikosid. Siprofloksasin
bias bekerja sinergistik bersama obat-obat -laktam.
2. Norfloksasin: Obat ini efektif terhadap organisme-organisme gram negative
(termasuk pseudomonas aeruginosa) dan gram positif pada pengobatan
infeksi saluran kemih dan prostatitis, tetapi tidak efektif pada infeksi
sistemik.
3. Ofloksasin: Seperti norfloksasin, ofloksasin terutama digunakan dalam
pengobatan prostatitis yang disebabkan oleh E.coli dan penyakit-penyakit
plasmid,
resistensi
Staphylococcus
aureus
yang
resisten
dengan
sukralfat,
antacid-antasid
yang
mengandung
dan
leukosit
polimorfonuklear,
sehingga
efektif
tehadap
jarang terjadi. Terapi lebih dari dua minggu dapat memberi efek buruk terhadap
fungsi hati.
IV. ANTISEPTIK SALURAN KEMIH
Infeksi saluran kemih (paling sering sistitis dan pielonefritis akut tanpa komplikasi)
pada perempuan usia subur, pada manula adalah salah satu masalah yang paling
sering ditemukan oleh dokter-dokter puskesmas. Escheichia coli adalah pathogen
yang paling sering menyebabkan kira-kira 80% kasus infeksi saluran kemih atas
dan bawah tanpa komplikasi. Staphylococcus saprophyticus adalah bakteri
pathogen kedua yang paling sering menyebabkan infeksi saluran kemih;
penyebab-penyebab lain yang sering meliputi infeksi Klabsiela oneumoniae dan
Proteus mirabilis. Selain itu, infeksi saluran kemih dapat diobati dengan salahs
satu dari kelompok obat yang disebut antiseptic saluran kemih, termasuk
methenamin dan nitrourantion. Obat-obat ini tidak mencapai kadar anti bakteri
dalam sirkulasi, tetapi karena pekat dalam urin, maka mikro-organisme pada
tempat itu dapat dihilangkan secara efektif.
A. Methanamin
1. Mekanisme Kerja: untuk dapat beraksi, methenamin harus terurai pada
suatu pH asam yaitu pH 5 atau kuran dalam urine, sehingga menghasilkan
formaldehida yang toksik bagi kebanyakan bakteri (Gambar 32.5). reaksi
tersebut berjalan ambat, memerlukan waktu 3 jam untuk mencapai 90%
peruraian. Methanamin tidak boleh diberikan pada penderita-penderita yang
sedang dipasang kateter (indwelling catheters). Hasistensi bakteri terhadap
formaldehida tidak terjadi [catatan: Methanamin sering diformulasikan
dengan suatu asam lemak seperti asam mandelat, yang menurunkan pH
urine sehingga membantu pnguraian obat tersebut].
2. Spektrum Antibakteri: Methanamin terutama digunakan untuk terapi supresif
kronik. Bakteri yang memecahkan area yang menyebabkan urine alkalin,
seperti proteus, biasanya resisten terhadap kerja methanamin. Ethanamin
digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih tetapi tidak efektif pada
infeksi saluran kemih atas.
3. Farmakokinetik: Methenamin diberikan per oral. Selain formaldehida, ion
ammonium juga dihasilkan dalam kandung kemih. Karen hepar dengan