Anda di halaman 1dari 18

INVAGINASI

Pembimbing : Dr. dr. Iqbal Pahlevi, Sp. BA(K)


Madihah Yasmine Rangkuti (190131089)
Otniel Paskah Rumatha Tambunan (190131133)
Rahmadani Siregar (190131144)
Vonny (190131185)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


DEPARTEMEN BEDAH UMUM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
DEFINISI

When a proximal part of the bowel invaginates into


a distal part, leading to a mechanical obstruction
and bowel ischemia
EPIDEMIOLOGI

• Sex : boy > girl (3:2)


• Age :
• Peak incidence : 3-12 months old infants
• Otherwise commonly occurs in children 3 months- 5 years
of age
• Uncommon in adults
ETIOLOGI
 Mostly idiopathic – 75% of cases have no identifiable lead point
 Pathological lead point
 Defined as intraperitoneal anomalies or abnormalities that obstruct or
tether the bowel and act as lead points in the process of intssuception
(meckel diverticulum, intestinal polyps or other benign tumors, enlarged
payer patches, bowel wall thickening in IgA vasculitis, cystic fibrosis,
hematoma, hemangioma, lymphomas, adhesions)
 More likely the underlying cause in patients with recurrent episodes of
intussuception (more common in children < 3 months or > 5 years of
age)
PATOFISIOLOGI

 Gangguan motilitas usus  usus yang


bergerak bebas dan satu bagian usus
lainya yang terfiksir  arah peristaltik
adalah dari oral keanal

 Disritmik peristaltik usus  retrograd


intususepsi pada pasien pasca
gastrojejunostomi
PATOFISIOLOGI

 Adanya segmen usus yang masuk kesegmen


usus lainnya  dinding usus terjepit 
aliran darah menurun  nekrosis dinding
usus
 Perubahan terutama mengenai intususeptum
 oleh karena kontraksi dari intususepien
dan terganggunya aliran darah  Edema 
menimbulkan perembesan (ozing) lendir dan
darah ke dalam lumen  perlekatan yang
tidak dapat kembali normal sehingga terjadi
invaginasi.
KLASIFIKASI

1. Enterik : usus halus ke usus halus(6.7%)


2. Ileosekal : valvula ileosekalis mengalami
invaginasi prolaps ke sekum dan menarik
ileum di belakangnya. Valvula tersebut
merupakan apex dari intususepsi.(39 %)
3. Kolokolika : kolon ke kolon.(4.7%)
4. Ileokoloika : ileum prolaps melalui valvula
ileosekalis ke kolon.(31.5%)
DIAGNOSA
TRIAS

• Umumnya terjadi pada anak


Colicky Abdominal Pain 
usia 2 bulan-2 tahun
onset mendadak, • Tanda –tanda obstruksi 
menghentakkan kaki, terjadi nyeri, muntah (milk then
berulang bile), distensi abdomen

Sausage sign  teraba massa seperti sosis BAB berkurang-tidak ada
• Peristaltik menurun-absent
• DRE  portio/pseudoportio
lika appereance dan darah
Redcurrant jelly appereance
 BAB darah+mukus
PEMERIKSAAN PENUNJANG

FOTO POLOS ABDOMEN CONTRAST ENEMA

FPA  air fluid level


(tanda obstruksi)
Tampak soft tissue
mass diantara air
filled-bowel loop
Kontras enema 
coiled-spring sign
ULTRASOUND

• Transverse plane
 target
appereance
• Longitudinal plane
 sandwich
appereance
• Crescent doughnut
sign
• Pseudokidney sign
CT SCAN

• Target sign
• Bull’s eye sign
• Sausage-
shaped mass
DIAGNOSA BANDING

Apendistis akut
Gastroenteritis

Meckel’s
DIverticulum Abdominal
Hernia
PENATALAKSANAAN

 Resusitasi cairan & elektrolit


 Pemasangan NGT
 Pemberian Antibiotik
 Reposisi
- Reposisi hidrostatik (Barium enema)
- Reposisi udara (Pneumostatik)
 Operatif
PENATALAKSANAAN
 Reposisi Hidtrostatik

Syarat :
- Keadaan umum baik (Tidak demam & tidak dehidrasi)
- Tidak ada gejala atau tanda rangsangan peritoneum (rigiditas, defans muskular, dan nyeri
lepas)
- Tidak terdapat perforasi
- Tidak ditemukan obstruksi usus halus
Tanda keberhasilan :
- Barium kelihatan masuk ileum
- Kembung hilang
- Pasien dapat BAB
- Tidak ada rasa sakit
PENATALAKSANAAN

 Reposisi udara
Pemberian udara dimonitor dengan manometer dan tidak melebihi 120mmHg.
Tanda keberhasilan :
- Adanya refluks udara ke ileum
- Nyeri berkurang
Jika gagal :
- Reposisi Manual (Milky)
- Operasi
- Reseksi
PENATALAKSANAAN

 Reposisi manual dapat dilakukan dengan cara milking yaitu gerakan


seperti memerah susu dengan tujuan untuk mengeluarkan invaginat.

 Reseksi usus  dilakukan bila telah terjadi perforasi atau ganggren pada
invaginat, kemudian dilakukan anastomosis bila memungkinkan, bila
tidak mungkin dilakukan “eksteriorisasi” atau ileostomi
KOMPLIKASI

Komplikasi terkait intususepsi meliputi :


 perforasi selama reduksi non operatif
 infeksi luka
 hernia internal
 perlengketan menyebabkan obstruksi usus, perdarahan usus, nekrosis dan
perforasi usus serta kekambuhan.
PROGNOSIS

 Invaginasi yang tidak diobati pada bayi biasanya akan berujung fatal. Pemulihan
dari invaginasi bergantung pada durasi invaginasi sebelumnya sebelum reduksi.
 Beberapa bayi akan sembuh sempurna pada 24 jam pertama. Tingkat
kekambuhan setelah reduksi sekitar 2 – 5%. Kebanyakan kekambuhan terjadi
dalam 72 jam setelah reduksi.
 Kortikosteroid dapat mengurangi frekeunsi invaginasi berulang. Dengan
manajemen bedah yang memadai, maka reduksi laparoskopi dapat menurunkan
angka kematian.

Anda mungkin juga menyukai