Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Menulis adalah suatu kegiatan menuangkan ide atau pemikiran yang berbentuk pesan
ke dalam media tulis. Menuls praktis menurut KBBI adalaah menulis mudah atau senang
melakukannya dengan menentukan objek dan langsung menuangkan ide. Menulis juga
banyak ragamnya. Dalam hal ini penulis akan membahas mengenai karangan fiksi.
Karangan fiksi merupakan karangan yang berupa cerita rekaan atau kisah nyata yang
dibungkus dengan imajinasi pengarangnya. Jika dilihat dari bahasa yang digunakan, karangan
fiksi ini menggunakan bahasa konotatif dan bahasa yang komunikatif dan pragmatis.
Komunikatif yang dimaksud, baik dengan pembacanya maupun dengan situasi yang
diungkapkan di dalam karangan tersebut. Jika dilihat dari tujuannya, karangan fiksi ini
bersifat menghiburdan menceritakan suatu peristiwa atau kisah untuk memperluas
pengalaman pembaca baik lahir maupun batin, bahkan lebih jauh dalam karangan fiksi
biasanya terdapat tendensi nilai-nilai yang ingin diterapkan kepada pembaaca.
Cerpen menurut KBBI adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen
diceritakan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan,
atau menyenangkan dan mengandung pesan yang tak mudah dilupakan.
Kisah yang diungkapkan dalam cerpen bisa bertolak pada realita atau rekaan yang
dibungkus oleh imajinasi, atau juga kisah imajinasi yang dihubungkan dengan realita. Dengan
itu dapat dipahami oleh pembaca dan pembacapun memperoleh hiburan batin atau
pengalaman batin dalam menikmati nilai sastra yang terdapat di dalamnya. Sedangkan suatu
cerita dapat diperoleh melalui sesuatu yang dipikirkan, yang disaksikan, atau yang dialami
oleh pengarang sendiri dan kemudian direka-reka menjadi suatu karya yang bernilai.
Cerpen juga merupakan karya sastra. Dalam hal ini akan di kaji oleh penulis mengenai
menulis teknis atau praktis cerpen.
Sebagai generasi masa depan, kita sebagai generasi muda haruslah giat melakukan
kegiatan menulis. Supaya kegiatan menulis tidak hilang dimakan zaman yang semakin
modern ini yang penuh dengan ilmu-ilmu baru, yang bisa mengecoh anak-anak bangsa
terhadap masa depan bangsanya. Selain dari itu kita juga ikut mengembangkan dan
melestarikan budaya menulis agar tetap ada dan bisa menuangkan segala ide dan pemikiran
dalam sebuah media tulis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari cerita pendek ?
2. Apa saja ciri-ciri cerita pendek?
3. Tuliskan contoh cerita pendek ?
4. Bagaimana kaidah kebahasaan menurut ahli ?
5. Bagaimana struktur nya menurut ahli ?
6. Apa saja unsur intrinsik dan ekstrinsik dari cerpen ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Cerpen


Cerita pendek merupakan satu karya sastra yang sering kita jumpai di berbagai media
massa. Namun demikian apa sebenarnya dan bagaimana ciri-ciri cerita pendek itu, banyak
yang masih memahaminya. Kita juga harus mengetahui apa itu cerpen, supaya kita bisa
memahami dan mengamalkan penulisan cerpen dalam kehidupan kita sehari-hari.
Menurut Suroto (1989:18), cerpen ialah suatu karangan prosa yang berisi cerita sebuah
peristiwa kehidupan manusia pelaku/tokoh dalam cerita tersebut. Dalam karangan tersebut
dapat pula peristiwa lain tetapi peristiwa tersebut tidak dikembangkan sehingga kehadirannya
hanya sekedar sebagai pendukung peristiwa pokok agar cerita tampak wajar. Ini berarti cerita
hanya dikonsentrasikan pada satu peristiwa yang menjadi pokok cerita.
Dari pendapat Suroto di atas, penulis dapat memberi ulasan mengenai pendapatnya
tersebut, bahwa cerpen adalah karangan prosa yang berisi sebuah cerita kehidupan manusia,
dan manusia itulah yang menjadi pelaku atau tokohnya. Dalam cerpen, terdapat satu peristiwa
saja. Namun biasanya ada peristiwa lain yang akan menjadi pendukung dari peristiwa
pokoknya, sehingga peristiwa-peristiwa lain tersebut tidak dikembangkan atau diceritakan
secara mendalam. Jadi, hanya satu peristiwa yang penjadi pokok suatu cerita.
Tidak jauh berbeda dengan pengertian tersebut, berikut ada pengertian lain menurut
ahli mengenai pengertian cerpen.
Cerita pendek apabila diuraikan menurut kata yang membentuknya berdasarkan
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut, cerita artinya tuturan yang
membentang bagaimana terjadinya suatu hal, sedangkan pendek berarti kisah pendek (kurang
dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada
satu tokoh dalam situasi atau suatu ketika ( 1988 : 165 ).
Dari pengertian cerpen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia di atas, penulis dapar
mengulas pengertian tersebut yaitu, cerpen merupakan tuturan yang memaparkan bagaimana
terjadinya suatu peristiwa, yang memiliki kurang dari sepuluh ribu kata dan memberikan
sebuah kesan tunggal di dalamnya yang memusat dalam satu orang tokoh saja.
Tidak jauh berbeda pula dengan pengertian tersebut, dapat dibandingkan menurut
pendapat ahli lain mengenai pengertian cerpen, yaitu sebagai berikut.
Menurut Nursito (2000:112), mengatakan cerpen ialah cerita yang hanya menceritakan
satu peristiwa dari seluruh kehidupan pelakunya pendek. Cerita pendek merupakan cerita
yang pendek, namun tidak setiap cerita yang pendek digolongkan ke dalam cerpen.
Dari pendapat Nursito di atas, tidak jauh berbeda dengan pendapat menurut Suroto
yang mengatakan bahwa cerpen adalah cerita yang menceritakan satu peristiwa dari
seluruh kehidupan pelakunya yang pendek. Cerita itu pula tidak menceritakan banyak
peristiwa, meskipun kehidupan pelakunya memiliki banyak peristiwa penting. Karena cerita
pendek ini hanya menceritakan satu peristiwa kehidupan sang pelaku. Namun, menurut
Nursito tidak setiap cerita yang pendek dapat digolongkan ke dalam cerpen. Hal itu
dikarenakan tidak semua cerita yang pendek menceritakan sebuah peristiwa seorang tokoh.
Melainkan dapat berupa sebuah cerita curahan, prosa, dll.
Dari pendapat Nursito di atas, berikut ada pendapat lain mengenai pengertian cerpen,
yaitu menurut Surana.
Menurut Surana (2001:68), cerita pendek menceritakan pokok persoalan yang sama
dengan roman, yaitu perikehidupan manusia. Hanya dalam cerpen tidak terdapat uraian yang
panjang lebar. Yang diceritakan adalah sejumput dari kehidupan yang menimbulkan
pertikaian yang harus diselesaikan.
Dari pendapat Surana di atas, tidak jauh berbeda pula dengan pendapat-pendapat ahli
lainnya, yaitu cerpen adalah menceritakan pokok persoalan, yang meurutnya sama dengan
roman yang sama-sama menceritakan kehidupan manusia. Hanya saja, Surana mengatakan
bahwa dalam cerpen tidak terdapat uraian-uraian yang panjang seperti halnya dalam roman
yang bercerita panjang lebar tentang tokoh dalam cerita. Cerpen ini hanya menceritakan
sejumput atau sebuah kehidupan pelaku yang menimbulkan pertikaian dan pertikaian tersebut
harus diselesaikan.
Dai pendapat di atas, dapat dibandingkan pengertian cerpen menurut ahli lain, yaitu
pengertian menurut Lailasari dan Nurlaila.
Menurut Lailasari dan Nurlaila (2006:62), cerita pendek adalah suatu karangan pendek
yang berbentuk karangan naratif atau cerita prosa yang mengisahkan kehidupan manusia yang
penuh perselisihan, mengharukan, atau menggembirakan, dan mengandung kesan yang sulit
dilupakan.
Dari pendapat ahli di atas, penulis dapat mengulas pendapatnya mengenai cerpen.
Cerpen dalam pendapatnya ialah karangan pendek yang berbentuk karangan naratif atau cerita
prosa yang mengisahkan kehidupan manusia yang penuh perselisihan, memberikan cerita
yang mengharukan, atau cerita yang menggembirakan, dan bagi pembaca akan menimbulkan
kesan-kesan yang sulit dilupakan. Setelah pembaca membaca cerpen, maka akan menyisakan
kesan yang akan selalu diingat, sebagai pembelajaran dan pengalaman dalam hidupnya.
Dari penjelasan pengertian cerpen di atas, dapat kita lihat pengertian menurut
pendapat ahli lain mengenai cerpen, sebagai berikut.
Menurut H.B Jassin dalam Suroto (1989:18), sebuah cerita yang memakan seratus
halaman tentu bukan sebuah cerpen. Ukuran yang digunakan dalam sebuah cerpen adalah
kesingkatan dan kepadatannya. Dengan kata lain, apa yang hendak disampaikan pengarang
lewat cerpennya benar-benar terasa.
Dari pendapat di atas, penulis dapat mengulas pendapatnya mengenai cerpen, yaitu
cerpen tidak memiliki halaman seratus atau lebih. Jika pada cerita terdapat halaman seratus
atau lebih, maka tidak termasuk cerpen. Melainkan ukuran cerpen yang digunakan ialah
kesingkatan dan kepadatannya. Sehingga tidak bertele-tele dalam penyampaian cerita, dan
kesan yang akan didapat oleh pembaca akan lebih terasa dan mudah dipahami.
Dapat kita bandingkan dengan pendapat ahli lain mengenai pengertian cerpen, yaitu
sebagai berikut.
Cerpen menurut http://bayu-xp.blogspot.com/2012/03/pengertian-dan-ciri-ciri-
cerpen.html Kepanjangan cerpen adalah cerita pendek. Cerpen adalah suatu cerita naratif
fiktif yang dikarang oleh sseorang. Cerpen bisa terinspirasi dari kisah nyata, atau bahkan
hanya bayangan pengarang atau fiksi. Atau mungkin hanya alur imajinasi dari pengarangnya.
Dari pengertian cerpen di atas, penulis dapat mengulas pendapat tersebut bahwa
cerpen adalah cerita naratif yang dikarang oleh seseorang yang terinspirasi dari kisah nyata
atau khayalan dari pengarangnya.
Tidak jauh berbeda pula dari pendapat ahli di atas dengan pendapat ahli berikut ini:
Menurut Kosasi, dkk (2004:431), cerpen adalah karangan yang berbentuk prosa.
Dalam cerpen diceritakan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang
mengharukan, atau menyenangkan dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan.
Dari pendapat ahli di atas, hampir sama dengan pendapat menurut Lailasari dan
Nurlaila. Yang menurutnya cerpen merupakan karangan yang berbentuk prosa, yang
menceritakan sepenggal atau sekelumit kehidupan tokoh yang mengandung pertikaian,
peristiwa yang mengharukan, peristiwa yang menyenangkan dan kesan-kesan yang
terkandung tidak mudah dilupakan oleh pembaca.
Dari pendapat Kosasi di atas, tidak jauh berbeda dengan pengertian cerpen menurut
ahli di bawah ini.
Menurut Susanto dalam Tarigan (1984 : 176), cerita pendek adalah cerita yang
panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat
dan lengkap pada dirinya sendiri.
Dari pendapat di atas, penulis dapat menjelaskan bahwa cerpen adalah sebuah cerita
yang panjangnya memiliki lima ribu kata dan kira-kira 17 halaman dalam menceritakan kisah
tersebut, dengan menggunakan kertas kuarto berspasi rangkap.
Dapat kita lihat pengertian cerpen di bawah ini sebagai pengetahuan mengenai cerpen.
Sementara itu, Sumardjo dan Saini (1997 : 37) mengatakan bahwa cerita pendek
adalah cerita atau parasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi
tetapi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, serta relatif pendek).
Dari pendapat ahli di atas, penulis dapat mengulas pendapat Sumardjo dan Saini
mengenai pengertian cerpen, yaitu cerpen merupakan cerita atau parasi, yang bukan
merupakan analisis argumentatif. Tetapi cerpen merupakan cerita fiktif yang tidak benar-
benar ada dan terjadi, namun bisa terjadi di mana saja dan cerita itu sangat pendek.
Setelah kita mengetahui pengertian cerpen menurut ahli di atas, tidak ada salah jika
kita membuat kesimpulan dari pengertian-pengertian tersebut guna untuk menambah
pengetahuan kita.
Jadi, dari beberapa pendapat ahli di atas penulis dapat menyimpulkan pengertian dari
cerpen. Para ahli telah mengemukakan pendapatnya masing-masing mengenai pengertian
cerpen. Dengan hal itu pula, penulis memiliki kesimpulan tersendiri dari pengertian cerpen
tersebut, yaitu cerpen merupakan suatu karangan pendek, yang pada dasarnya hanya memiliki
satu peristiwa, pertikaian serta penyelesaiannya. Dalam cerpen juga hanya menceritakan satu
orang tokoh saja, yaitu yang dinamaakan dengan tokoh utama.

2.2 Ciri-ciri Cerpen


1. Pada umumnya cerpen bersifat fiktif atau berupa karangan dari penulis.
2. Cerpen memiliki susunan kata yang tidak lebih dari 10.000 (sepuluh ribu) kata.
3. Saat membaca cerpen biasanya selesai dengan sekali duduk.
4. Cerpen memiliki bentuk cerita yang sangat singkat.
5. Cerpen memiliki diksi atau pilihan kata yang tidak rumit sehingga mudah dipahami oleh
pembaca.
6. Cerpen hanya memiliki alur cerita tunggal atau satu jalan cerita saja.
7. Kisah cerita pada cerpen biasanya berasal dari peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
8. Karakter tokoh pada cerpen sangat sederhana.
9. Di akhir bagian biasanya terdapat pesan moral yang sangat mendalam sehingga membuat
pembaca ikut merasakan kisah pada cerpen tersebut.
2.3 Contoh Cerpen
Persahabatan Sejati
Saat ini, saya berada di kelas 3 SMP, dan setiap harinya dihabiskan bersama dengan tiga
sahabat akrab saya: Aris, Andri, dan Ana. Kami telah bersahabat sejak masa kecil kami.
Pada suatu waktu, kami membuat sebuah perjanjian persahabatan dengan menuliskannya di
selembar kertas yang kami masukkan ke dalam sebuah botol, lalu mengubur botol itu di
bawah pohon. Kesepakatan ini kami rencanakan untuk dibuka kembali saat kami menerima
hasil ujian kelulusan.
Hari yang kami nantikan akhirnya tiba, ketika kami menerima hasil ujian, dan semua dari
kami berempat berhasil lulus.
Tanpa ragu, kami berempat segera pergi ke bawah pohon tempat kami mengubur botol itu dan
menggali untuk menemukan botol tersebut. Ketika kami membuka botol tersebut, isinya
adalah pesan yang kami tulis dulu: “Kami berjanji untuk selalu bersama selamanya.”

Keesokan harinya, Aris merencanakan sebuah perayaan kelulusan yang spesial. Malamnya,
kami berempat pergi ke suatu tempat, dan di sana, aku mengalami momen yang tak
terlupakan karena Aris akhirnya mengungkapkan perasaannya kepadaku, dan kami berdua
menjadi pasangan.
Hal yang sama terjadi dengan Andri dan Ana. Malam itu menjadi saat yang istimewa bagi
kami berempat, dan kami bersiap untuk pulang.
Tetapi, dalam perjalanan pulang, aku merasa gelisah. Aku mencoba membagi perasaanku
dengan yang lain, mengatakan bahwa aku merasa tidak enak.
Andri mencoba meyakinkanku, “Tenang saja, Ndi, tidak ada yang akan terjadi. Kita akan
baik-baik saja.”
Namun, ketika kami melihat sebuah truk mendekati kami di jalan, Nindi melihat bahaya. Dia
berteriak, “Aris, hati-hati! Di depan ada truk!”
Ketika itu, terjadilah kecelakaan. Mobil kami masuk ke dalam jurang. Aku tidak bisa
menghentikan air mata yang terus mengalir, dan akhirnya aku kehilangan kesadaran.
Lalu, aku membuka mataku perlahan dan melihat ibuku berada di sampingku.
“Kamu sudah sadar, Nak?” tanya ibu dengan suara sedih.
Aku bertanya, “Di mana aku, Ibu? Di mana Ana, Andri, dan Aris?”
Ibu menjawab dengan suara terisak, “Kamu di rumah sakit, Nak. Sayangnya, Andri dan Aris
tidak bisa diselamatkan di lokasi kecelakaan.”
Aku terdiam mendengar kabar itu, dan air mata tak henti-hentinya mengalir. Hatiku hancur
saat aku berpikir tentang Aris.
“Aris, mengapa kamu meninggalkanku begitu cepat? Aku sangat mencintaimu, dan kamu
pergi meninggalkanku,” pikirku dengan penuh kepedihan.
Dua hari kemudian, aku pergi ke makam mereka, berharap bahwa kita bisa bersama sampai
tua. Tapi kini semua itu hanya menjadi kenangan. Aku berjanji untuk selalu mengenang
mereka.
2.4 Kaidah Kebahasaan
Kaidah kebahasaan teks cerpen menjadi karakteristik dari karya sastra ini. Karena
biasanya dilihat dari bahasa yang digunakan. Berikut ini kaidah kebahasaan teks cerpen
yang perlu dipahami, antara lain sebagai berikut:
 Berisi kata sifat yang mendeskripsikan tokoh seperti penampilan fisik dan
kepribadian yang diceritakan dalam cerpen
 Berisi kata pendeskripsian latar waktu, tempat dan suasana
 Menggunakan kalimat langsung dan tidak langsung untuk menulis percakapan yang
di dalam cerpen Bisa menggunakan gaya bahasa konotasi Menggunakan bahasa yang
tidak baku dan tidak formal
 Bisa menggunakan gaya bahasa perbandingan, pertentangan, pertautan dan juga
perulangan

2.5 Struktur Cerpen


Pada cerpen biasanya terdiri beberapa struktur yang diperlukan seperti elemen dasar
dan tambahan abstrak. Struktur tersebut sangat diperlukan ketika menyusun sebuah cerpen.
Berikut inilah beberapa elemen dasar untuk membangun sebuah cerpen:

1. Abstrak
Abstrak merupakan pemaparan gambaran awal dari cerita yang dikisahkan. Pada cerpen
abstrak biasanya digunakan sebagai pelengkap cerita. Maka dari itu abstrak bersifat opsional
atau bisa jadi tidak ada pada cerpen tersebut.

2. Orientasi
Pada orientasi cerpen biasanya menjelaskan tentang latar cerita seperti waktu, suasana,
tempat/lokasi yang digunakan dalam penggambaran cerita cerpen.

3. Komplikasi
Komplikasi menjelaskan tentang struktur yang berkaitan dengan pemaparan awal suatu
masalah yang dihadapi oleh tokoh. Watak dari tokoh juga dijelaskan pada bagian ini. Selain
itu pada komplikasi juga menjelaskan urutan kejadian yang berhubungan dengan sebab
akibat.

4. Evaluasi
Pada bagian evaluasi ini terjadi konflik masalah yang semakin memuncak. Konflik mulai
menuju bagian klimaks dan mendapatkan penyelesaian atas masalah yang terjadi.

5. Resolusi
Resolusi merupakan bagian akhir permasalahan yang terjadi pada cerpen. Pada bagian ini
terdapat penjelasan dari pengarang mengenai solusi permasalahan yang dialami tokoh.

6. Koda
Koda merupakan nilai atau pesan moral yang terdapat pada sebuah cerpen yang disampaikan
oleh penulis kepada para pembaca. Pesan moral yang disampaikan sesuai dengan jenis cerpen

2.6 Unsur-unsur Teks Cerpen


Unsur-unsur cerpen terdiri dari dua bagian yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik
yang akan dijelaskan sebagai berikut di bawah ini:
 Unsur intrinsik
dalam cerpen merupakan unsur yang ada di dalam untuk membangun cerpen itu sendiri.
Unsur intrinsik cerpen antara lain seperti berikut:
1. Tokoh dan karakter tokoh Tokoh dalam cerpen merujuk pada pelaku cerita, sedangkan
karakter tokoh atau watak (perwatakan) merujuk pada sifat dan sikap para tokoh yang
menggambarkan pribadi tokoh tersebut. Tokoh sebagai pembawa pesan, penyampai
pesan dan amanat kepada pembaca.
2. Latar dalam cerpen merujuk pada tempat, waktu dan lingkungan sosial dari tempat
peristiwa-peristiwa di dalam cerita terjadi. Latar memberikan kerealistisan kepada
pembaca dengan menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh terjadi..
3. Alur merupakan urutan peristiwa yang berdasar pada hukum sebab akibat. Alur
mengemukakan yang terjadi dan mengapa suatu hal bisa terjadi. Fungsi alur adalah
untuk membuat cerita berkesinambungan. Biasanya alur disebut juga sebagai susunan
cerita atau jalan cerita.
4. Sudut pandang merupakan pandangan pengarang atau penulis dalam peristiwa yang
ada di dalam cerita. Sudut pandang terdiri dari sudut pandang orang pertama, sudut
pandang peninjau (orang ketiga) dan sudut pandang campuran.
5. Gaya bahasa dalam cerpen merupakan cara penyampaian tulisan dan lisan seperti
penggunaan kalimat, pemilihan diksi (pilihan kata), penggunaan majas dan penghematan
kata.
6. Tema merupakan pokok yang ada di dalam cerita atau disebut juga sebagai ide cerita.
Tema sendiri dapat berupa pengamatan pengarang terhadap berbagai peristiwa.
7. Amanat biasanya merupakan sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang
atau penulis, baik itu yang bersifat positif maupun negatif. Amanat berupa pemecahan
masalah atau solusi terhadap masalah yang ada dalam cerita.
 Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang terdapat di luar karya sastra yang secara tidak
langsung memengaruhi jalannya cerita. Unsur ekstrinsik antara lain sebagai berikut:
1. Subjektivitas pengarang seperti sikap, keyakinan dan pandangan hidup.
2. Psikologis pengarang seperti psikologi pembaca dan panorama prinsip-prinsip
psikologi. Keadaan lingkungan pengarang seperti ekonomi, politik dan sastra
sosial.
3. Pandangan hidup suatu bangsa dan berbagai karya seni lainnya.

Jenis-Jenis Cerpen
1. Berdasarkan Jumlah Kata Cerpen mini, jumlah antara 750-1.000 kata Cerpen ideal,
jumlah antara 3.000-4000 kata Cerpen panjang, jumlah mencapai 10.000 kata
2. Berdasarkan Teknik Mengarangnya Cerpen sempurna, memfokuskan satu tema
dengan plot yang sangat jelas dan ending yang mudah dipahami. Cerpen tak utuh, tidak
memfokuskan pada satu tema (temanya terpencar-pencar), alurnya tidak terstruktur dan
terkadang dibuat menggantung oleh pengarang atau penulisnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Cerpen atau Cerita Pendek sering sekali kita temukan diberbagai media massa bahkan
dipelajaran sekolah, bener nggak sobat terpopuler? Walaupun sudah sering sekali mendengar
kata Cerpen atau Cerita Pendek namun ternyata masih banyak juga yang belum terlalu
memahami apa itu Pengertian Cerpen dan apa saja ciri-ciri cerpen. Oleh karena itu, kali ini
ayo kita sama-sama membahas tentang Pengertian Cerpen dan ciri-ciri cerpen serta tidak lupa
Unsur Intrinsik Cerpen dan Unsur Ekstrinsik Cerpen.
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai adalah salah satu
bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya
dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novel. Karena singkatnya, cerita-
cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik
sastra, seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insightsecara lebih luas dibandingkan dengan
fiksi yang lebih panjang. Sedangkan Menurut Sumardjo dan Saini Cerpen atau cerita pendek
adalah cerita atau parasi fiktif yang dibuat relatif singkat atau pendek.
3.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, ada beberapa saran antara lain:
1. Penulis berharap para pembaca tidak hanya membaca makalah ini dengan iseng-iseng,
tetapi pembaca mau mempelajari isi dari makalan ini untuk pengetahuan atau penngamalan di
dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam pendidikan.
2. Pembaca diharapkan untuk dapat mengambil kebaikan-kebaikan yang terdapat dalam
makalah ini, serta bisa mengamalkannya dalam kehidupan.
3. Pembaca juga diharapkan untuk dapat memberikan pengarahan apabila dalam makalah
ini masih terdapat kekurangn atau kesalahan, guna untuk memberikan motifasi kepada penulis
untuk lebih baik lagi dalam menyusun malakah.
DAFTAR PUSTAKA
Djuri, O. Setawan. 2005. Panduan Membuat Karya Tulis. Bandung: Yrama Widya.
Adul, J. S. 1985. Bahasa Indonesia Baku. Jakarta: PT Gramedia.
Nafiah, A. Hadi. 1981. Anda Ingin Jadi Pengarang. Surabaya: Usaha Nasional.
Tarigan, Djago. 1981. Membina Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: Angasa.
http://abdurrosyid.wordpress.com/2009/07/29/unsur-unsur-intrinsik-dalam-prosa/

Anda mungkin juga menyukai